Hari selasa 10 Juni 2008 lalu kusempatkan untuk maen ke Dufan selepas dari Bapepam. Maklum wong ndeso yang belum pernah maen ke Dufan pasti penasaran. Kulangkahkan kakiku ke arah Timur menyusuri Jl. Wahidin Raya dengan perasaan plong banget karena udah abis 'disidang' tiga orang di Bapepam. Aku bermaksud mencari halte Busway di Jl Gunung Sahari arah Ancol.
Mumpung di Jakarta dan kereta api senja utama masih lama banget berangkat, kuputuskan main ke Dufan. Jam di HP-ku menunjukkan pukul 09.30, masih banyak waktu luang. Setelah lumayan berjalan sekitar 700 meter menyusuri trotoar bertepi saluran air berbau busuk, sampai juga aku di Halte Busway Budi Utomo. Kebetulan aku dapat busway gandeng yang baru beroperasi beberapa hari yang lalu. Perjalanan sekitar 15 menit akhirnya sampai di Ancol. Sewaktu aku sampai di gerbang Dufan, sudah banyak orang yang antre nunggu loket dibuka. Menunggu sekitar 15 menit akhirnya loketnya dibuka. Harga tiket hari itu 75ribu, untunglah duit di kantong masih cukup meski mepet.
Di dufan selain main beberapa wahana, aku juga sempat mengamati beberapa tipe pengunjung Dunia Fantasi Ancol.
1. Tipe Pertama
Kelompok rombongan pelajar. Kelompok ini umumnya adalah kelompok rombongan pelajar dari luar kota yang sedang liburan. Tipe pengunjung seperti inilah yang paling banyak hari itu. Kehebohan dan kekompakan mereka menjadikan Dufan semakin semarak. Mereka biasanya main di wahana-wahana yang menantang seperti Tornado yang bikin mereka menjerit-jerit tak ada habisnya, ataupun main kora-kora dan roller coster (halilintar) yang tak kalah menegangkan.
2. Tipe Kedua
Tipe pengunjung yang kedua adalah kelompok pengunjung keluarga. Tipe ini biasanya terdiri dari anak kecil beserta orang tua mereka ataupun bersama baby sitternya. Mereka jelas tidak naik wahana yang sangat menantang. Wahana yang cocok untuk tipe pengunjung seperti ini adalah bianglala, bom-bom car, komedi putar ataupun istana boneka.
3. Tipe Ketiga
Tipe yang ketiga ini adalah anak muda yang sedang kasmaran alias pacaran. Tentu tipe pengunjung seperti ini selain mencoba berbagai wahana juga ingin hubungan mereka tambah lengket. Banyak dari pengunjung tipe ini terlihat sangat mesra tanpa canggung diantara ribuan orang. Asyiknya bagi tipe ini adalah saat antre. Antre yang sangat panjang pasti menyebalkan, namun bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, antre yang panjang tidak terasa lama, bahkan semakin lama semakin asik kalee... buat mereka......
4. Tipe Keempat
tipe ini adalah tipe pengunjung yang memang haus akan hiburan. Ya mereka yang datang sendirianlah yang termasuk dalam tipe ini. Kayaknya cuma aku saja waktu itu yang datang sendirian kayak orang hilang. Tidak ada teman jika ingin berteriak sungguh tidak seru. Tipe ini sangat menderita jika antre sangat panjang, karena tidak ada teman yang diajak ngobrol jadi terasa sangat lama. Hal ini seperti yang kualami saat antre wahana extreme log. Antreannya lumayan panjang. Di belakangku ada sekelompok orang yang terdiri dari 3 cewek dan 1 cowok. Mereka terlihat sangat asik bercanda saat antre. Dari logat dan bahasanya mereka dapat dipastikan dari suku Jawa, sama halnya denganku. Dan nampaknya keempat orang remaja itu memang benar-benar 'wong ndeso', he he....termasuk aku.....! Namun tipe jenis ini ada kelebihannya yaitu tidak ada yang mengekangnya jika ingin bermain wahana apapun dan tentunya bebas kapan pun mau bermain atau pulang.
Itulah 4 tipe pengunjung Dufan yang sempat kuamati. Di dufan sendiri aku hanya mencoba Halilintar yang hampir membuat jantungku copot, ontang-anting yang bikin merinding, extreme log yang menawarkan kursi goyang seru, arung jeram yang bikin celanaku basah, dan bianglala yang menyuguhkan panorama indah ancol dari atas. Selain lima wahana itu aku juga menonton Police academy stuntman show di Pantai Carnaval yang sungguh memukau dengan atraksi bule-bule Italia dalam beratraksi mobil dan motor, dan tentunya dengan suguhan dancing bule-bule cewek yang aduhai......hi hi hi.....
No comments:
Post a Comment