Ada tips bagi elo-elo cowok yang lagi patah hati:
1. Pergi nonton film komedi
Ajak sohib lo ato klo gk ada yang mau pergi aja sendiri, siapa tau ada cewek jomblo mampir and bisa puas lihat abg-abg kinclong di bioskop
2. Makan es krim and coklat
rasanya aneh bagi cowok 'macho' makan es krim ato coklat. Tapi kalian tau gk makan es krim n coklat bagus lho untuk kesehatan asal gk keseringan dan bisa bikin tenang hati elo yang lg hancur, plus bisa ngingetin elo ama masa kecil yang bahagia. Daripada elo mabuk bukannya bikin lega malah tambah ngancurin fisik elo!
3. Keluyuran ke obyek wisata alam
Daripada elo merenung di kamar n ngebanting perabotan, mending pergi aja ke objek wisata alam ato tracking di alam bebas. Udara segar alam bebas terutama di pegunungan bisa mengendorkan syaraf-syaraf elo yang tegang dan ngilangin stress.
4. Olahraga
Udah gk zamannya patah hati bikin stress. Mending elo olahraga so jadi fit n atletis tu badan. Siapa tahu karena badan elo yang atletis, ada cewek yang lebih cantik dari mantan elo klepek2 liat body elo.
5. Tidur
jika elo termasuk tipe pemalas, mungkin tips terakhir ini paling cocok buat elo. Sebelum tidur bayangin aja artis idola elo, klo perlu liat-liat fotonya, atau dvdnya sampai puas. Siapa tahu kamu mimpiin doi n basah, ha ha..........
Aku nulis ini cuma iseng aja kok, tapi tak ada salahnya dipraktekin, hix
Pages
▼
Monday, June 16, 2008
Saturday, June 14, 2008
4 Tipe Pengunjung Dufan
Hari selasa 10 Juni 2008 lalu kusempatkan untuk maen ke Dufan selepas dari Bapepam. Maklum wong ndeso yang belum pernah maen ke Dufan pasti penasaran. Kulangkahkan kakiku ke arah Timur menyusuri Jl. Wahidin Raya dengan perasaan plong banget karena udah abis 'disidang' tiga orang di Bapepam. Aku bermaksud mencari halte Busway di Jl Gunung Sahari arah Ancol.
Mumpung di Jakarta dan kereta api senja utama masih lama banget berangkat, kuputuskan main ke Dufan. Jam di HP-ku menunjukkan pukul 09.30, masih banyak waktu luang. Setelah lumayan berjalan sekitar 700 meter menyusuri trotoar bertepi saluran air berbau busuk, sampai juga aku di Halte Busway Budi Utomo. Kebetulan aku dapat busway gandeng yang baru beroperasi beberapa hari yang lalu. Perjalanan sekitar 15 menit akhirnya sampai di Ancol. Sewaktu aku sampai di gerbang Dufan, sudah banyak orang yang antre nunggu loket dibuka. Menunggu sekitar 15 menit akhirnya loketnya dibuka. Harga tiket hari itu 75ribu, untunglah duit di kantong masih cukup meski mepet.
Di dufan selain main beberapa wahana, aku juga sempat mengamati beberapa tipe pengunjung Dunia Fantasi Ancol.
1. Tipe Pertama
Kelompok rombongan pelajar. Kelompok ini umumnya adalah kelompok rombongan pelajar dari luar kota yang sedang liburan. Tipe pengunjung seperti inilah yang paling banyak hari itu. Kehebohan dan kekompakan mereka menjadikan Dufan semakin semarak. Mereka biasanya main di wahana-wahana yang menantang seperti Tornado yang bikin mereka menjerit-jerit tak ada habisnya, ataupun main kora-kora dan roller coster (halilintar) yang tak kalah menegangkan.
2. Tipe Kedua
Tipe pengunjung yang kedua adalah kelompok pengunjung keluarga. Tipe ini biasanya terdiri dari anak kecil beserta orang tua mereka ataupun bersama baby sitternya. Mereka jelas tidak naik wahana yang sangat menantang. Wahana yang cocok untuk tipe pengunjung seperti ini adalah bianglala, bom-bom car, komedi putar ataupun istana boneka.
3. Tipe Ketiga
Tipe yang ketiga ini adalah anak muda yang sedang kasmaran alias pacaran. Tentu tipe pengunjung seperti ini selain mencoba berbagai wahana juga ingin hubungan mereka tambah lengket. Banyak dari pengunjung tipe ini terlihat sangat mesra tanpa canggung diantara ribuan orang. Asyiknya bagi tipe ini adalah saat antre. Antre yang sangat panjang pasti menyebalkan, namun bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, antre yang panjang tidak terasa lama, bahkan semakin lama semakin asik kalee... buat mereka......
4. Tipe Keempat
tipe ini adalah tipe pengunjung yang memang haus akan hiburan. Ya mereka yang datang sendirianlah yang termasuk dalam tipe ini. Kayaknya cuma aku saja waktu itu yang datang sendirian kayak orang hilang. Tidak ada teman jika ingin berteriak sungguh tidak seru. Tipe ini sangat menderita jika antre sangat panjang, karena tidak ada teman yang diajak ngobrol jadi terasa sangat lama. Hal ini seperti yang kualami saat antre wahana extreme log. Antreannya lumayan panjang. Di belakangku ada sekelompok orang yang terdiri dari 3 cewek dan 1 cowok. Mereka terlihat sangat asik bercanda saat antre. Dari logat dan bahasanya mereka dapat dipastikan dari suku Jawa, sama halnya denganku. Dan nampaknya keempat orang remaja itu memang benar-benar 'wong ndeso', he he....termasuk aku.....! Namun tipe jenis ini ada kelebihannya yaitu tidak ada yang mengekangnya jika ingin bermain wahana apapun dan tentunya bebas kapan pun mau bermain atau pulang.
Itulah 4 tipe pengunjung Dufan yang sempat kuamati. Di dufan sendiri aku hanya mencoba Halilintar yang hampir membuat jantungku copot, ontang-anting yang bikin merinding, extreme log yang menawarkan kursi goyang seru, arung jeram yang bikin celanaku basah, dan bianglala yang menyuguhkan panorama indah ancol dari atas. Selain lima wahana itu aku juga menonton Police academy stuntman show di Pantai Carnaval yang sungguh memukau dengan atraksi bule-bule Italia dalam beratraksi mobil dan motor, dan tentunya dengan suguhan dancing bule-bule cewek yang aduhai......hi hi hi.....
Mumpung di Jakarta dan kereta api senja utama masih lama banget berangkat, kuputuskan main ke Dufan. Jam di HP-ku menunjukkan pukul 09.30, masih banyak waktu luang. Setelah lumayan berjalan sekitar 700 meter menyusuri trotoar bertepi saluran air berbau busuk, sampai juga aku di Halte Busway Budi Utomo. Kebetulan aku dapat busway gandeng yang baru beroperasi beberapa hari yang lalu. Perjalanan sekitar 15 menit akhirnya sampai di Ancol. Sewaktu aku sampai di gerbang Dufan, sudah banyak orang yang antre nunggu loket dibuka. Menunggu sekitar 15 menit akhirnya loketnya dibuka. Harga tiket hari itu 75ribu, untunglah duit di kantong masih cukup meski mepet.
Di dufan selain main beberapa wahana, aku juga sempat mengamati beberapa tipe pengunjung Dunia Fantasi Ancol.
1. Tipe Pertama
Kelompok rombongan pelajar. Kelompok ini umumnya adalah kelompok rombongan pelajar dari luar kota yang sedang liburan. Tipe pengunjung seperti inilah yang paling banyak hari itu. Kehebohan dan kekompakan mereka menjadikan Dufan semakin semarak. Mereka biasanya main di wahana-wahana yang menantang seperti Tornado yang bikin mereka menjerit-jerit tak ada habisnya, ataupun main kora-kora dan roller coster (halilintar) yang tak kalah menegangkan.
2. Tipe Kedua
Tipe pengunjung yang kedua adalah kelompok pengunjung keluarga. Tipe ini biasanya terdiri dari anak kecil beserta orang tua mereka ataupun bersama baby sitternya. Mereka jelas tidak naik wahana yang sangat menantang. Wahana yang cocok untuk tipe pengunjung seperti ini adalah bianglala, bom-bom car, komedi putar ataupun istana boneka.
3. Tipe Ketiga
Tipe yang ketiga ini adalah anak muda yang sedang kasmaran alias pacaran. Tentu tipe pengunjung seperti ini selain mencoba berbagai wahana juga ingin hubungan mereka tambah lengket. Banyak dari pengunjung tipe ini terlihat sangat mesra tanpa canggung diantara ribuan orang. Asyiknya bagi tipe ini adalah saat antre. Antre yang sangat panjang pasti menyebalkan, namun bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, antre yang panjang tidak terasa lama, bahkan semakin lama semakin asik kalee... buat mereka......
4. Tipe Keempat
tipe ini adalah tipe pengunjung yang memang haus akan hiburan. Ya mereka yang datang sendirianlah yang termasuk dalam tipe ini. Kayaknya cuma aku saja waktu itu yang datang sendirian kayak orang hilang. Tidak ada teman jika ingin berteriak sungguh tidak seru. Tipe ini sangat menderita jika antre sangat panjang, karena tidak ada teman yang diajak ngobrol jadi terasa sangat lama. Hal ini seperti yang kualami saat antre wahana extreme log. Antreannya lumayan panjang. Di belakangku ada sekelompok orang yang terdiri dari 3 cewek dan 1 cowok. Mereka terlihat sangat asik bercanda saat antre. Dari logat dan bahasanya mereka dapat dipastikan dari suku Jawa, sama halnya denganku. Dan nampaknya keempat orang remaja itu memang benar-benar 'wong ndeso', he he....termasuk aku.....! Namun tipe jenis ini ada kelebihannya yaitu tidak ada yang mengekangnya jika ingin bermain wahana apapun dan tentunya bebas kapan pun mau bermain atau pulang.
Itulah 4 tipe pengunjung Dufan yang sempat kuamati. Di dufan sendiri aku hanya mencoba Halilintar yang hampir membuat jantungku copot, ontang-anting yang bikin merinding, extreme log yang menawarkan kursi goyang seru, arung jeram yang bikin celanaku basah, dan bianglala yang menyuguhkan panorama indah ancol dari atas. Selain lima wahana itu aku juga menonton Police academy stuntman show di Pantai Carnaval yang sungguh memukau dengan atraksi bule-bule Italia dalam beratraksi mobil dan motor, dan tentunya dengan suguhan dancing bule-bule cewek yang aduhai......hi hi hi.....
Thursday, June 12, 2008
Profesi di Lorong Gerbong Kereta
Selama perjalanan dari Jogja ke Jakarta dengan KA Fajar Utama aku mengamati ada 6 pekerjaan informal yang berlangsung dalam lorong sempit gerbong kereta.
1. Pedagang Asongan
Profesi inilah yang paling banyak berkeliaran di lorong kereta api bisnis ataupun ekonomi. Mulai penjual minuman, rokok, makanan, mainan, buku, alat masak sampai dengan penjaja voucher isi ulang seluler. Tak jemu-jemunya mereka menawarkan berbagai dagangan dengan sabar. Namun tak urung ada sebagian yang sedikit memaksa ataupun mengganggu penumpang yang sedang tidur. Walaupun dianggap sebagian orang menganggu, namun para penjaja ilegal itu juga memberikan solusi alternatif yang bervariasi bagi para penumpang yang merasa lapar, atau sedang butuh barang-barang yang mereka jajakan.
2. Pengamen
Pengamen di kereta api tidak sebanyak jumlahnya dengan profesi sejenis di bus. Jumlah mereka juga kalah signifikan dengan pedagang asongan di kereta. Namun ada satu pengamen yang unik karena serpertinya aku sudah pernah melihatnya di bus jurusan kebumen-jogja 2 tahun silam sewaktu aku KKN di Kebumen. Pengamen itu adalah pengamen waria yang senang menyanyika lagu wer ewer ewer ......yang terdengar lucu di telinga. Pengamen itu juga kulihat mengamen jam 4 pagi saat perjalananku naik Kereta Senja Utama Jogja dari Stasiun Pasar Senen sampai di kawasan wates Jogjakarta.
3. Pengemis
Pengemis yang kujumpai dalam kereta api juga relatif sedikit. Mungkin mereka kalah saingan dengan penjual asongan.
4. Tukang pembersih lantai
biasanya profesi ini digeluti oleh anak-anak yang membawa sapu untuk menyapu sampah bagian bawah bangku dan meminta imbalan sukarela dari penumpang.
5. Tukang semprot pewangi
mereka biasanya beraksi dengan menyemprotkan spray pewangi ruangan di kolong bangku penumpang dan mereka meminta imbalan sukarela dari penumpang. Namun serigkali bukan bau wangi yang ditimbulkannya melainkan bau menyengat yang bikin perut mual dan kepala pening.
6. Peminta Sumbangan
kebetulan yang kujumpai saat itu adalah orang yang meminta sumbangan untuk pembangunan pondok pesantren.
Profesi lainnya yang kujumpai sepanjang perjalanan adalah pengemis kecil. Mereka itu adalah anak-anak kecil yang meminta-minta uang dari balik jendela kereta saat kereta berhenti di stasiun. Mereka terlihat di Kawasan Stasiun kecil di Ketanggungan.
1. Pedagang Asongan
Profesi inilah yang paling banyak berkeliaran di lorong kereta api bisnis ataupun ekonomi. Mulai penjual minuman, rokok, makanan, mainan, buku, alat masak sampai dengan penjaja voucher isi ulang seluler. Tak jemu-jemunya mereka menawarkan berbagai dagangan dengan sabar. Namun tak urung ada sebagian yang sedikit memaksa ataupun mengganggu penumpang yang sedang tidur. Walaupun dianggap sebagian orang menganggu, namun para penjaja ilegal itu juga memberikan solusi alternatif yang bervariasi bagi para penumpang yang merasa lapar, atau sedang butuh barang-barang yang mereka jajakan.
2. Pengamen
Pengamen di kereta api tidak sebanyak jumlahnya dengan profesi sejenis di bus. Jumlah mereka juga kalah signifikan dengan pedagang asongan di kereta. Namun ada satu pengamen yang unik karena serpertinya aku sudah pernah melihatnya di bus jurusan kebumen-jogja 2 tahun silam sewaktu aku KKN di Kebumen. Pengamen itu adalah pengamen waria yang senang menyanyika lagu wer ewer ewer ......yang terdengar lucu di telinga. Pengamen itu juga kulihat mengamen jam 4 pagi saat perjalananku naik Kereta Senja Utama Jogja dari Stasiun Pasar Senen sampai di kawasan wates Jogjakarta.
3. Pengemis
Pengemis yang kujumpai dalam kereta api juga relatif sedikit. Mungkin mereka kalah saingan dengan penjual asongan.
4. Tukang pembersih lantai
biasanya profesi ini digeluti oleh anak-anak yang membawa sapu untuk menyapu sampah bagian bawah bangku dan meminta imbalan sukarela dari penumpang.
5. Tukang semprot pewangi
mereka biasanya beraksi dengan menyemprotkan spray pewangi ruangan di kolong bangku penumpang dan mereka meminta imbalan sukarela dari penumpang. Namun serigkali bukan bau wangi yang ditimbulkannya melainkan bau menyengat yang bikin perut mual dan kepala pening.
6. Peminta Sumbangan
kebetulan yang kujumpai saat itu adalah orang yang meminta sumbangan untuk pembangunan pondok pesantren.
Profesi lainnya yang kujumpai sepanjang perjalanan adalah pengemis kecil. Mereka itu adalah anak-anak kecil yang meminta-minta uang dari balik jendela kereta saat kereta berhenti di stasiun. Mereka terlihat di Kawasan Stasiun kecil di Ketanggungan.
Wisata Kuliner di Kereta Api
Ada fenomena unik yang kuamati sepanjang perjalananku naik kereta api Fajar Utama dari Jogja ke Jakarta. Membayangkan saja perjalanan kereta api bisnis itu yang bisa mencapai 8 jam lebih membuatku nggak nyaman dengan perjalanan itu. Belum lagi penjual asongan yang memenuhi lorong kereta silih berganti. Namun ada yang unik dari perjalananan hari Senin, 9 Juni 2008 itu.
Kereta api berangkat pukul 8.00 tepat, semua penumpang sudah duduk dibangku masing-masing. Kebetulan dalam gerbong yang kunaiki terdapat sekelompok remaja yang duduk di depan bangkuku. Jumlahnya sekitar 5 orang lebih. Tampaknya mereka usai berlibur di Jogja, terlihat dari bawaan mereka yang dipenuhi souvenir-souvenir. Menariknya yang kulihat dari kelompok ini adalah mereka merasa sangat enjoy naik KA bisnis itu. Di sepanjang perjalanan, tak habis-habisnya mereka makan, dari bekal mereka sampai yang dibeli dari penjaja makanan di kereta. Sampai tak terhitung barang apa saja yang mereka beli dalam kereta itu.
Pecel pincukan yang dijajakan penjual wanita separuh baya berkacamata dengan gincu merah merona di bibirnya mereka lahap habis. Si penjual pun tak kalah berpromosi sambil menyajikan lontong pecel racikannya di lorong sempit kereta. "pecelnya ini bersih terjamin kok Mas, pasti enak banget, pakai bakwan cuma 4000",katanya. Sempat juga lidah ini tergiur karena melihat remaja-remaja itu dengan lahap menyantapnya. Lalu lalang penjual asongan lainnya di lorong kereta itu, tak menyurutkan si penjual untuk melayani "kliennya". Dalam sekejap pun onggokan sampah daun pembungkus lontong teronggok di bawah bangku kereta, padahal awalnya si penjual menyelipkan sampah pembungkus itu di bakulnya dan membuatku terkesan, tapi eh ternyata.....!
Tak puas dengan pecel kelompok remaja itu juga memborong barang dagangan penjual asongan lainnya, mulai dari jeruk, rujak sampai batik pekalongan.....!" Wah ini mudik atau wisata belanja kereta" pikirku. Aku tak habis pikir kelompok remaja yang semua laki-laki itu bisa sedemikian menikmatinya perjalanan di kereta yang sangat membosankan itu, aku sempat iri melihatnya. Badan mereka yang bongsor-bongsor cenderung obesitas, nunjukkin kalau mereka memang doyan makan banget.....! Andai saja semua penumpang kereta kayak mereka, pastilah semua penjual asongan bakal ketiban rejeki nomplok!
Kereta api berangkat pukul 8.00 tepat, semua penumpang sudah duduk dibangku masing-masing. Kebetulan dalam gerbong yang kunaiki terdapat sekelompok remaja yang duduk di depan bangkuku. Jumlahnya sekitar 5 orang lebih. Tampaknya mereka usai berlibur di Jogja, terlihat dari bawaan mereka yang dipenuhi souvenir-souvenir. Menariknya yang kulihat dari kelompok ini adalah mereka merasa sangat enjoy naik KA bisnis itu. Di sepanjang perjalanan, tak habis-habisnya mereka makan, dari bekal mereka sampai yang dibeli dari penjaja makanan di kereta. Sampai tak terhitung barang apa saja yang mereka beli dalam kereta itu.
Pecel pincukan yang dijajakan penjual wanita separuh baya berkacamata dengan gincu merah merona di bibirnya mereka lahap habis. Si penjual pun tak kalah berpromosi sambil menyajikan lontong pecel racikannya di lorong sempit kereta. "pecelnya ini bersih terjamin kok Mas, pasti enak banget, pakai bakwan cuma 4000",katanya. Sempat juga lidah ini tergiur karena melihat remaja-remaja itu dengan lahap menyantapnya. Lalu lalang penjual asongan lainnya di lorong kereta itu, tak menyurutkan si penjual untuk melayani "kliennya". Dalam sekejap pun onggokan sampah daun pembungkus lontong teronggok di bawah bangku kereta, padahal awalnya si penjual menyelipkan sampah pembungkus itu di bakulnya dan membuatku terkesan, tapi eh ternyata.....!
Tak puas dengan pecel kelompok remaja itu juga memborong barang dagangan penjual asongan lainnya, mulai dari jeruk, rujak sampai batik pekalongan.....!" Wah ini mudik atau wisata belanja kereta" pikirku. Aku tak habis pikir kelompok remaja yang semua laki-laki itu bisa sedemikian menikmatinya perjalanan di kereta yang sangat membosankan itu, aku sempat iri melihatnya. Badan mereka yang bongsor-bongsor cenderung obesitas, nunjukkin kalau mereka memang doyan makan banget.....! Andai saja semua penumpang kereta kayak mereka, pastilah semua penjual asongan bakal ketiban rejeki nomplok!