Saturday, October 25, 2008

24 Oktober 2008

Hari ini Jum'at tanggal 24 Oktober 2008 aku mencatat beberapa kejadian:

1. Aku tiba di stasiun Tugu dari Jakarta pukul 05.45 dalam kondisi hujan gerimis setelah sehari sebelumnya tes MT di Danareksa

2. Jam 8 aku wawancara PPS di Kanwil BRI Jl. Cik Di Tiro

3. Jam 10.30 kutemui temanku si D di Hotel Novotel Jogja

4. Jam 4 sore IHSG ditutup melemah lebih dari 90 poin ke level 1200-an atau melemah lebih dari 6% dan rekor terendah sejak Juni 2006

5. Rupiah ditutup melemah menembus level psikologis menjadi Rp.10.005 per dollar AS

6. Saat lihat Kick Andy di Metro aku di telpon temanku si D kalau temannya di Bahana sedang butuh Research Assistant dan aku ditawarinya posisi itu.

7. Kutulis Blog ini dan ingin ku-publish sebelum jam 24.00





Wednesday, October 8, 2008

Underweight = Gizi Kurang ?

7 Oktober 2008 menyimpan suatu cerita unik yang perlu kudokumentasikan. Baru kali ini aku terkejut dengan hasil tes fisikku di sebuah klinik ternama di Yogyakarta. Bagaimana tidak, di klinik langgananku itu aku dinyatakan underweight bahkan gizi kurang, oh...... (tega banget sih!). Aku baru melihat hasil tes-ku dikos, so aku nggak sempet protes!

Underweight, okelah itu memang bisa kuterima coz' berat badanku saat ditimbang tadi memang cuma 52,8 Kg. Berat segitu kalau dihitung dengan rumus berat badan ideal = (tinggi badan - 110)kg, memang aku tergolong underweight mengingat tinggi badanku 173 cm. Seharusnya menurut rumus itu berat idealku harusnya 63 kg. Tapi apa sih parameter underweigth, ideal ataupun overweight itu sendiri, apa hanya sebatas proposional tidaknya tubuh seseorang dan enak tidaknya seseorang dipandang penampilan fisiknya oleh orang lain? Tapi pandangan orang kan sangat subyektif.

Aku seringkali bertanya, apakah orang yang dianggap punya berat badan ideal itu juga sehat secara fisik? Kan selama ini orang dengan berat badan ideal menurut suatu rumus dianggap mewakili kondisi sehat pada fisik manusia. Kalau begitu adanya, apakah jika orang yang punya berat ideal itu, 'keidealannya' itu didapat dari banyaknya lemak ditubuhnya yang notabene memang lebih berat dari massa otot itu sendiri. Bisa-bisa justifikasi ideal ditubuhnya itu malah menjadi boomerang karena orang itu merasa berat badannya sudah ideal sehingga dia malah mengabaikan olahraga ataupun diet makanan sehat.

Hal itu yang ingin kuprotes terhadap hasil pemeriksaan fisikku di klinik itu. Apakah seorang petinju kelas terbang yang punya berat badan 45 kg juga dianggap underweigth. Kayaknya tidak pantas kan, kita sendiri tau bagaimana para petinju itu berlatih, dan otot-otot di badannya nyaris tanpa lemak sehingga badannya yang keras itu memang akan terukur lebih ringan di timbangan. Soalnya pernyataan underweight itu sendiri sudah berkonotasi bahwa orang tersebut kurang sehat, walaupun hal itu banyak disangsikan.

Kembali lagi ke berat badanku yang di-judge underweight. Soal berat badan memang aku bermasalah dengan hal yang satu ini sejak kecil. Sejak SD sampai sekarang aku sangat bermasalah dalam meningkatkan berat badan, mungkin karena karena sewaktu SD aku pernah terkena flek atau paru-paru basah. Kata orang-orang sih, anak yang pernah terkena flek memang kecenderungannya sulit gemuk. Saat duduk di SMU kelas 3 aku berusaha meningkatkan berat badanku dengan berolahraga rutin, jogging tiap pagi, stretching, dan bersepeda dan makan-makanan yang gizinya sangat tinggi seperti telur ayam kampung plus madu tiap malam dan tak lupa aku menambah porsi makanku. Hasilnya aku dapat meningkatkan berat badanku sampai 59 Kg dan hampir mencapai berat ideal. Namun sekarang berat badanku tinggal sekitar 53kg, padahal aku sudah makan teratur dan bergizi, serta berolahraga. Aku pun merasa hampir tak ada lemak di tubuhku dan badanku serasa berisi, kencang berotot, namun kok jika ditimbang berat badanku sulit beranjak dari kisaran 53 kg. Kemarin saja saat dipijat oleh dukun pijat di rumahku, sang dukun pijat berkata kalau badanku ini walaupun kecil tapi keras dan kenyal nggak lembek. Eh kok malah klinik tadi mengeluarkan pernyataan kalau aku gizi kurang, padahal aku makan semua yang bergizi dan bukan junk food. Apa kalau berat badanku ideal atau overweight tapi dari junk food, maka aku tidak akan divonis gizi kurang? Itulah yang kusesalkan. Kalau aku termasuk gizi kurang harusnya tes fisikku yang lain semacam tekanan darah, detak jantung, respirasi ataupun pemeriksaan fisik lainnya harusnya menunjukkan gejala abnormal, namun toh hal tersebut tidak terjadi. Semua hasil pemeriksaan fisikku meninjukkan normal semua. Aku juga selama ini tidak pernah mondok di rumah sakit, bakan sakit pun jarang sekali, kalaupun ada paling hanya flu.

Aku pernah mendengar info bahwa seseorang yang mempunyai massa otot lebih banyak daripada lemaknya akan mempunyai metabolisme lebih baik sehingga dengan mudah membakar kalori yang dimakannya dan jelas tidak mudah untuk gemuk. Apakah itu pula yang terjadi padaku? Aku juga pernah membaca sebuah artikel jika ada seseorang yang dilahirkan dengan gen pencegah kegemukan yang dominan. Apakah ditubuhku terdapat dominasi gen itu? Entahlah, aku sudah sangat bersyukur dengan kondisi kesehatan tubuhku saat ini.

Underweight = gizi kurang? Benarkah pernyataan itu? Aku bukan seorang dokter yang yang pantas membuat kesimpulan.

Aku kurang gizi....? Ha ha ha.....ini baru cerita seru.....!