Joki 3 in 1 yang satu ini memang patut untuk kujadikan bahan tulisan. Bagaimana tidak, si joki satu ini sebut saja namanya 'Parjo' pernah kutabrak dengan motor buntutku, namun anehnya si Parjo yang bertubuh tinggi ceking itu tidak Mati. Kalau dia mati pastilah aku tidak pernah menulis tulisan ini.
Pagi itu aku mau berangkat ke kantorku di kawasan Kebayoran Baru. Nah, pas aku sampai di Jl Pakubuwono lalu-lintas mobil disitu padat so aku pengen nyalip antrean mobil itu dari kanan. Tiba-tiba dari sela2 mobil yang antre itu, ada orang nyebrang pas di depan motorku. Tabrakan pun tak bisa kuhindarkan walau aku udah nginjak rem keras2. Aku pun jatuh bersamaan dengan jatuhnya motorku. Dadaku saat itu berdebar-debar, takut kalau orang yang kutabrak itu luka berat. Aku pun spontan bergegas bangun langsung kutuntun orang itu ke pinggir jalan, dan motorku dipinggirkan orang di sekitar tempat itu. Untungnya orang itu tidak apa-apa dan memang orang itu kayaknya orang baik. Saat mau kukasih uang dia tidak mau, tapi langsung saja kumasukkan 20 ribu perak ke saku celananya.
Nah mengapa aku bisa tau kalau dia itu Joki 3 in 1. Jawabannya, ketika aku sering melewati jalan itu pada hari2 berikutnya, kulihat si Parjo itu selalu mangkal di pinggir jalan tepat di pinggir 'TKP' tabarkanku dan mengacung-ngacungkan jari kepada setiap mobil yang lewat menuju ke arah Jalan Sudirman.
Sekarang aku lebih sering membonceng teman kosku saat pergi ke kantor. Kami pun tertawa jika setiap pagi melihat si Parjo dengan tampang lugu dan tubuh cekingnya itu setia menunggu mobil yang mau menghampirinya. Sayang di Blog ini nggak bisa kutampilkan fotonya, maklum belum 'resmi' berkenalan! Mungkin suatu saat nanti aku mau berkenalan dengannya, tapi bukan untuk menabraknya, he he.....
No comments:
Post a Comment