Maning lagi, maning lagi......! Ketika awal tahun 2009 aku mulai bekerja di Jakarta, si Maning teman kosku di Jogja dulu juga mulai bekerja di Jakarta. Kayaknya dia ditakdirkan selalu membuntutiku.
Lagi-lagi si maning kumintai bantuan buat install ulang windows di laptopku, karena modem smart yang kala itu baru kubeli tidak bisa diinstall. Dia juga memperbaiki beberapa laptop temanku yang terkena virus. Maning memang ahlinya kalau masalah komputer bobrok kena virus!
Selain dia unik dan menyenangkan, namun kadangkala dia sangat menjengkelkan. Sekitar 2 bulan yang lalu aku minta si maning buat nginstall windows 7 dan aku minta dianterin ke mangga dua buat beli hardisk eksternal. Nah ketika aku sudah ke kosnya di kawasan sumur batu, Cempaka Putih ternyata dia masih tidur. Kucoba membangunkannya tapi tidak berhasil juga. Lantas aku main aja internet di komputernya yang kebetulan nyala. Berkali-kali kucoba membangunkannya, tapi dia tetap aja ogah-ogahan untuk beranjak dari peraduannya. Tak terasa sekitar 1,5 jam aku menunggunya, dia tak kunjung mau bangun tidur. Langsung saja kurekam video pakai ipod nano-ku ngrekam tingkahnya yang baru tidur sambil ku bernarasi dan kutinggalkan video rekamanku itu di desktopnya buat pesan kalau aku pamit pergi dari kosnya.
Aku tak habis pikir dengan kecuekannya. Sudah jauh2 aku datang kekosnya yang jaraknya kira2 10 km dari kosku. Akhirnya aku pergi ke mangga dua mall sendirian. Dari kejadian itu kutarik kesimpulan, kalau janjian ama si maning jangan sekali-kali janjian di kosnya. Biarkan saja dia yang datang ke kosku lain kali. Dasar maning.........!
Pages
▼
Sunday, January 31, 2010
Saturday, January 30, 2010
Petualanganku di Aceh (episode 1)
Hari itu di penghujung bulan agustus 2005 aku bersama Mr. A dan Mr. C pergi ke Bandara Adi Sutjipto untuk melakukan perjalanan ke Aceh. Sekitar jam 5 pagi aku dianter tema kosku si Y ke bandara dengan bawaan yang begitu banyak termasuk bor panjang, kardus berisi peralatan penelitian dan rangsel tentunya.
Hari itulah pertama kalinya aku check in di Bandara. Dengan tiket Lion Air yang Ekonomis kami pun ke Aceh dengan transit di Jakarta dan Medan. Sewaktu transit di Cengkareng kami sempatkan bersantai di Lounge Mewah yang menempati salah satu sudut Bandara terbesar di Indonesia.
Sebelumnya di Yogya sebelum berangkat, kami juga mampir ke salah satu Lounge di pojok ruang tunggu keberangkatan untuk sarapan pagi. Relatif cukup lama kami bersantai disitu sampai aku bolak balik ke toilet yang aku rasa cukup unik karena dindingnya yang dari kaca bening menghadap ke taman bandara sehingga sambil 'menikmati hasrat alam' bisa melihat pemandangan di luar yang menyejukkan mata.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada pengumuman melalui speakerphone yang terpasang disetiap sudut bandara termasuk Lounge tempat kami bersantai bahwa pesawat kami akan segera berangkat menuju Banda Aceh. Kami pun bergegas untuk boarding.
2 jam perjalanan menuju Medan, tak terasa kami sudah sampai di Polonia Medan. Namun, di Medan Kami tetap berada di dalam pesawat. Kira-kira setengah jam transit di Medan, pesawat pun take off kembali menuju Banda Aceh. Setelah hampir satu jam di udara, pilot mengumumkan kalau pesawat akan segera landing di Bandara Iskandar Muda yang dahulu bernama Bandara Blang Bintang.
Menjelang landing kulihat potret Banda Aceh pasca tsunami dari udara dikelilingi oleh Pegunungan Seulawah yang berkabut. Tak lama kemudian pesawat yang kami tumpangi berhasil landing dengan lancar. Kami pun sudah dijemput Pak Syaminuddin dari Dephut Aceh yang dulu pernah kuliah di UGM menjadi mahasiswanya Mr. A pada tahun 80-an. Kami pun segera meninggalkan bandara menuju pusat kota Banda Aceh!
Hari itulah pertama kalinya aku check in di Bandara. Dengan tiket Lion Air yang Ekonomis kami pun ke Aceh dengan transit di Jakarta dan Medan. Sewaktu transit di Cengkareng kami sempatkan bersantai di Lounge Mewah yang menempati salah satu sudut Bandara terbesar di Indonesia.
Sebelumnya di Yogya sebelum berangkat, kami juga mampir ke salah satu Lounge di pojok ruang tunggu keberangkatan untuk sarapan pagi. Relatif cukup lama kami bersantai disitu sampai aku bolak balik ke toilet yang aku rasa cukup unik karena dindingnya yang dari kaca bening menghadap ke taman bandara sehingga sambil 'menikmati hasrat alam' bisa melihat pemandangan di luar yang menyejukkan mata.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada pengumuman melalui speakerphone yang terpasang disetiap sudut bandara termasuk Lounge tempat kami bersantai bahwa pesawat kami akan segera berangkat menuju Banda Aceh. Kami pun bergegas untuk boarding.
2 jam perjalanan menuju Medan, tak terasa kami sudah sampai di Polonia Medan. Namun, di Medan Kami tetap berada di dalam pesawat. Kira-kira setengah jam transit di Medan, pesawat pun take off kembali menuju Banda Aceh. Setelah hampir satu jam di udara, pilot mengumumkan kalau pesawat akan segera landing di Bandara Iskandar Muda yang dahulu bernama Bandara Blang Bintang.
Menjelang landing kulihat potret Banda Aceh pasca tsunami dari udara dikelilingi oleh Pegunungan Seulawah yang berkabut. Tak lama kemudian pesawat yang kami tumpangi berhasil landing dengan lancar. Kami pun sudah dijemput Pak Syaminuddin dari Dephut Aceh yang dulu pernah kuliah di UGM menjadi mahasiswanya Mr. A pada tahun 80-an. Kami pun segera meninggalkan bandara menuju pusat kota Banda Aceh!