Hari itu di penghujung bulan agustus 2005 aku bersama Mr. A dan Mr. C pergi ke Bandara Adi Sutjipto untuk melakukan perjalanan ke Aceh. Sekitar jam 5 pagi aku dianter tema kosku si Y ke bandara dengan bawaan yang begitu banyak termasuk bor panjang, kardus berisi peralatan penelitian dan rangsel tentunya.
Hari itulah pertama kalinya aku check in di Bandara. Dengan tiket Lion Air yang Ekonomis kami pun ke Aceh dengan transit di Jakarta dan Medan. Sewaktu transit di Cengkareng kami sempatkan bersantai di Lounge Mewah yang menempati salah satu sudut Bandara terbesar di Indonesia.
Sebelumnya di Yogya sebelum berangkat, kami juga mampir ke salah satu Lounge di pojok ruang tunggu keberangkatan untuk sarapan pagi. Relatif cukup lama kami bersantai disitu sampai aku bolak balik ke toilet yang aku rasa cukup unik karena dindingnya yang dari kaca bening menghadap ke taman bandara sehingga sambil 'menikmati hasrat alam' bisa melihat pemandangan di luar yang menyejukkan mata.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada pengumuman melalui speakerphone yang terpasang disetiap sudut bandara termasuk Lounge tempat kami bersantai bahwa pesawat kami akan segera berangkat menuju Banda Aceh. Kami pun bergegas untuk boarding.
2 jam perjalanan menuju Medan, tak terasa kami sudah sampai di Polonia Medan. Namun, di Medan Kami tetap berada di dalam pesawat. Kira-kira setengah jam transit di Medan, pesawat pun take off kembali menuju Banda Aceh. Setelah hampir satu jam di udara, pilot mengumumkan kalau pesawat akan segera landing di Bandara Iskandar Muda yang dahulu bernama Bandara Blang Bintang.
Menjelang landing kulihat potret Banda Aceh pasca tsunami dari udara dikelilingi oleh Pegunungan Seulawah yang berkabut. Tak lama kemudian pesawat yang kami tumpangi berhasil landing dengan lancar. Kami pun sudah dijemput Pak Syaminuddin dari Dephut Aceh yang dulu pernah kuliah di UGM menjadi mahasiswanya Mr. A pada tahun 80-an. Kami pun segera meninggalkan bandara menuju pusat kota Banda Aceh!
No comments:
Post a Comment