Kami sebagai pelaksana sangat merindukan sosok pemimpin seperti Beliau. Dalam pengarahannya kami dibuatnya terpukau, baik itu oleh gaya bicaranya yang berapi-api dan mampu memotivasi dan menginspirasi, kedalaman materi yang Beliau ungkapkan.
Beliau tadi mengulas tentang IPM (Indeks Pembangunan Manusia), beliau menyoroti penyebab dari rendahnya IPM Indonesia (peringkat 111 tahun 2009) dikarenakan oleh;
- Kekurang pedulian terhadap kualitas pendidikan
- Pembangunan di Indonesia yang lebih fokus terhadap pertumbuhan ekonomi, bukan fokus terhadap pembangunan kualitas manusia Indonesia seperti yang diamanatkan dalam GBHN (pembangunan manusia Indonesia seutuhnya) atau dalam Renstra yang seperti sekarang ini.
- Permasalahan anggaran. Dulu anggaran merupakan permasalahan (anggaran kurang). Tapi sekarang merupakan pertanyaan??? (setelah anggaran mencukupi tapi kualitas pendidikan tetap buruk).
Beliau juga menyoroti tentang kepemimpinan. Menurut beliau peran seorang pemimpin sangatlah vital dalam menentukan suasana kerja yang bisa merubah perilaku (behaviour) anak buahnya. Suasana kerja yang mendukung dan sarana prasarana yang memadai sangat diperlukan untuk mewujudkan karya yang optimal dari seluruh pegawai. Bagaimana mungkin pegawai yang mempunyai kompetensi yang cukup bagus, namun tidak didukung fasilitas yang memadai untuk mencapai hasil optimal, pasti unit organisasi tidak bisa mewujudkan hasil yang maksimal pula. Pemimpin juga diharapkan tidak sekedar bisa menginspirasi pegawainya tapi harus mampu memotivasi sehingga tidak hanya mampu merubah cara berpikir (way of Thinking) melainkan juga dalam tindakannya. Pemimpin juga harus mampu memandang konflik dengan sudut positif term yang mana konflik itu bukan dianggap sebagai suatu hal yang mengancam melainkan sebagai ide-ide baru, menemukan solusi yang lebih baik dan efisien sehingga organisasi bisa lebih produktif. Pemimpin juga harus mampu memberikan ruang yang luas dan menciptakan suasana yang nyaman bagi anak buahnya untuk menyatakan pendapat dan tidak takut walaupun bertentangan dengan pendapat umum.
Bapak Permana Agung juga menyoroti tentang PNS di Indonesia dengan mengutip pernyataan Menpan Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009) yaitu Taufiq Effendi yang mengungkapkan jika Birokrasi Indonesia itu Gemuk, Rakus dan Malas. Pernyataan ini menginspirasi Beliau untuk memotivasi kami agar menjadi PNS yang berdedikasi tinggi terhadap Negara. Beliau juga mengutip beberapa ayat dari Al-Quran mengenai Tuhan Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Mengetahui. Jadi bisa dikaitkan bahwa seseorang harus 'mengetahui' dalam hal ini mempunyai kompetensi, kemudian setelah memiliki kompetensi dia harus bijaksana dalam menyalurkan kompetensinya itu, dan jika dia mampu bijaksana maka kekuasaan akan didapatkannya, sehingga dia akan menjadi Pemimpin yang bijaksana dengan mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan sebagai seorang pemimpin.
Beliau juga mengulas bahwa believe (keyakinan) adalah sesuatu yang paling sulit diubah dari seseorang. Namun sebagai seorang pemimpin setidaknya bisa merubah behaviour (perilaku) dari anak buahnya dari yang negatif menjadi positif, karena jika sarana prasana sudah memadai dan sistem telah terstruktur baik namun masih belum tercapai keadaan yang diinginkan, maka behaviour manusia yang ada didalamnya lah yang perlu diubah dengan menciptakan suasana kerja yang kondusif.
2 jam kurang lebihnya Beliau bersama kami pagi tadi. Sepanjang 2 jam itu aku tidak sempat merekamnya bahkan mencatatnya sekalipun. Jadi tulisan ini sekedar hal-hal yang kuingat dalam pertemuan tadi pagi yang tidak luput dari kealphaan. Pertemuan pagi tadi adalah kali kedua aku melihat secara langsung Beliau, sebelumnya aku pernah diwawancara langsung oleh Beliau di Banteng. Sosoknya memang tegas dan berwibawa. Maju terus Pak Permana Agung!