|
Lobi Museum Bank Mandiri (dok. pribadi) |
Mulailah di siang yang terik menjelang Sholat Jum'at aku dan temanku menuju ke kawasan Kota Tua yang mana disitu terdapat banyak Museum diantaranya Museum Fatahillah, Museum Keramik, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri dan banyak lagi Bangunan Cagar Budaya yang menarik untuk dikunjungi.
Nah, pilihan kunjungan kami saat itu adalah ke Museum Bank Mandiri. Bangunan Cagar Budaya yang dulu juga merupakan Bank di Zaman Belanda, kemudian menjadi Bank Exim di Era Kemerdekaan sampai reformasi. sekarang bangunan kuno yang masih kokoh berdiri tegak itu menjadi Museum Bank Mandiri.
Masuk ke Museum ini gratis untuk pelajar dan nasabah Bank Mandiri, kebetulan aku Nasabah Bank Mandiri jadi gratislah masuknya. Masuk ke Lobi utama kami disambut Ruang yang luas dengan atap yang tinggi, dan tepat setelah masuk pintu utama disambut patung Naga Merah.
Di lantai pertama ini dipamerkan alat-alat perbankan zaman jadul sampai dengan mesim ATM generasi awal. Desain interior gedung ini tidak banyak berubah dari zaman Belanda sampai sekarang, hal ini bisa dilihat dari foto-foto dokumentasi yang ada. mungkin pengelola ingin benar-benar menghadirkan nuansa perbankan zaman kolonial bagi para pengunjung.
|
Salah satu Ruang di Museum Bank Mandiri (dok. pribadi) |
Ini adalah foto ruang teller (luas banget ya....pasti nasabahnya dulu jarang antre panjang). Meja tellernya terbuat dari batu granit (kalau gk salah lho....).
|
Meja Teller di Museum Bank Mandiri (dok. pribadi) |
Sesampainya di pojok ruangan, ternyata ada tangga turun ke bawah. Ternyata ada ruangan semi Bawah Tanah. Ruangan tersebut dulunya untuk menyimpan brankas, deposit box, dan emas. Yang menakjubkan adalah pintu bajanya yang tebalnya sekitar 70 cm. Gila....... gimana dulu memasangnya ya.....
|
Ruang penyimpanan berpintu baja (dok. pribadi) |
|
Pintu Baja Museum Bank Mandiri (dok. Pribadi) |
Puas mengitari Basement, Kami pun naik lagi ke lantai pertama, dan naik lagi ke lantai 2. Lantai 2 ini ternyata dulu untuk melayani nasabah-nasabah kelas atas yang tidak usah antre ( sekarang mungkin semacam Nasabah Prioritas, yang simpananya biasanya diatas 1 milyar). Lantai 2 ini juga terdapat ruang rapat direksi yang relatif luas. Lobi lantai dua lebih berkelas dibandingkan lantai pertama, dengan lampu gantung mewah dan atap yang lebih tinggi menghadap dinding dengan kaca patri warna-warni.
|
Tangga Menuju Lantai 2 Museum Bank Mandiri (dok. Pribadi) |
|
Ruang Rapat Museum Bank Mandiri (dok. pribadi) |
|
Lampu Gantung Kuno Museum Bank Mandiri (dok. pribadi) |
Museum ini berbentuk persegi empat dengan taman terbuka di tengahnya yang terlihat cukup asri dan teduh, sehingga pengunjung bisa melepas lelah setelah puas berkeliling museum. Ternyata masih ada 'oase' di tengah panasnya terik matahari di kawasan Kota Tua.
|
Taman di Halaman Tengah Museum Bank Mandiri (dok. pribadi) |
Dari Lantai 2 kami memutuskan untuk segera keluar dari Museum mencari Masjid untuk Jumatan. Kami pun sampai di Masjid belakang Museum yang ternyata bekas pergudangan. Walau cukup luas dan sudah dilengkapi kipas angin , namun panasnya udara siang itu cukup membuat kami terus berkeringat.
Kawasan Kota Tua menyimpan berbagai macam keunikan, budaya dan nilai sejarah yang sangat tinggi. Andai saja Kawasan ini diatur ulang dan didesain menjadi kawasan wisata secara profesional maka bukan tidak mungkin, Kawasan Kota Tua ini bisa menjadi Destinasi Wisata Utama DKI Jakarta yang sangat menarik disamping tetap terjaga dan terpelihara dengan baik Bangunan Cagar Budaya didalamnya.