Pages

Wednesday, August 17, 2011

17 Agustus 2011

17 Agustus 2011, 66 tahun sudah Indonesia merdeka, satu dasawarsa sudah ku tak ikut upacara hari kemerdekaan.

Hari ini kuawali makan sahur pukul 3 pagi di sebuah hotel di Kemang. Pukul 9 pagi ku pulang ke kosku di kawasan Kebon Jeruk. Sesampainya di kos, kuhidupkan TV tepat dikumandangkan peringatan detik-detik proklamasi dari upacara di Istana Merdeka. Gema sirine dan meriam bersahut-sahutan. Kumerenung sejenak mendengarkannya, memanjatkan doa untuk para Pahlawan yang telah rela berkorban tanpa pamrih demi Kemerdekaan bangsa ini.

Ku tak lupa menelpon Ibuku, menanyakan kabar kesehatan dan aktivitas Beliau. Ibu sangat bersemangat sekali bercerita hari ini, dari mulai rencana pernikahanku sampai soal belanjaan sayur, ikan2 mentah, bahkan sampai material untuk membangun rumah sisi barat oleh bapakku.
Puas kutelpon Ibu, kulanjutkan tuk menelpon si Cempluk, calon istriku. Dia bercerita tentang cuti alasan pentingnya yang tetap tidak disetujui oleh Dinas Kesehatan di kotanya karena dengan alasan dia belum dapat SK pengangkatan sebagai PNS alias masih CPNS. Usai telpon Cempluk, aku pun langsung tidur.

Pukul 15.45 ku terbangun dari tidurku. Aku bergegas tuk mandi, sholat, dan berangkat ke tempat berbuka bersama dengan teman-teman kantor se-angkatan.

Di perjalanan menuju tempat bukber di kawasan Santa, Kebayoran Baru, aku dua kali berpapasan dengan iring-iringan muda-mudi anak-anak SMA yang sebagian masih menggunakan baju seragam yang berkonvoi dengan mobil dan motor. Parahnya anak-anak ceweknya duduk di jendela mobil yang dibuka lebar, sungguh hal yang kurang etis untuk dilakukan selain juga mengundang bahaya.
Melihat konvoi seperti itu, aku jadi teringat dengan berita beberapa hari terakhir ini yang sering muncul di detikcom, bahwa ada dua siswi SMA yang tewas akibat kecelakaan mobil tunggal di dalam mobil yang dikendarai temannya seusai acara Sahur on The Road, yang sedang ngetren di kalangan anak muda akhir-akhir ini. Semoga tidak terjadi lagi kejadian tragis seperti itu di kemudian hari.

Sesampainya di Rumah Makan di kawasan Santa, sudah menunggu beberapa teman seangkatanku. Menjelang berbuka, lebih banyak teman yang datang. Sore itu, kami saling bercengkerama, maklum di hari-hari biasa kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada beberapa teman yang membawa istri atau suaminya, bahkan ada juga yang membawa calon suaminya. Bukber kami tutup dengan sesi foto bersama yang pastinya akan di upload ke FB.

Begitulah hari ini kuhabiskan. Saat kutulis ini, di depanku sudah kuseduh secangkir teh hijau untuk membuatku rileks, sambil menunggu telpon dari si Cempluk.

Dirgahayu Indonesia. MERDEKA!







No comments:

Post a Comment