Malam ini, 21 September 2011 adalah malam pertamaku sebagai seorang suami. Malam ini cempluk resmi kupersunting dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang Rp2.292.011 dibayar tunai.
Rasa deg-degan dan gemetar saat mengucap akad sirna sudah saat ini. Buku nikah sudah di tangan, cincin emas putih bertahtakan berlian sudah tersemat di jari manis tanganku maupun cempluk.
Malam ini ku masih tidur sendiri di kamar rumahnya Cempluk sendirian, karena dia mau melewatkan malam ini dengan tidur bersama adik-adiknya toh dia tadi pagi baru 'kedatangan tamu'.
Status yang ku-upload di FB membuat banyak temanku terkejut seolah tak percaya aku berani nikah.
Alhamdulillah tadi akadnya lancar tanpa sepatah kata pun keseleo dari lidahku.
Semoga lancarnya akad tadi, menjadi pertanda yang baik bagi mahligai rumah tangga kami ke depan. Amin!
Wednesday, September 21, 2011
Sunday, September 4, 2011
Tokopedia
Toko online ini kutemukan tidak sengaja saat surfing di dunia maya. Toko online ini merupakan 'rumah' dari berbagai macam penjual. Tokopedia disini bertindak sebagai perantara antara penjual yang sesungguhnya dengan pembeli. Jadi penjual dan pembeli dijembatani dengan website Tokopedia. Tokopedia hanya menyediakan sistem transaksi, administrasinya, dan sebagai etalase produk dari berbagai penjual. Menurut pengamatanku, sistem transaksi yang disediakan oleh Tokopedia sangat bagus, aman, dan memudahkan interaksi antara penjual dan pembeli.
Untuk bisa membeli barang di Tokopedia kita harus mendaftar sebagai anggota. Kita akan diminta mengisikan biodata, alamat rumah, nomor rekening bank (kusarankan lebih baik kita mencantumkan rekening Bank Mandiri atau BCA untuk memudahkan transaksi).
Tipsnya, Jika kita mencari suatu produk yang branded pastikan jangan hanya melihat di satu toko saja, tapi lebih jelilah melihat di etalase toko-toko lainnya yang ada di Tokopedia karena seringkali harganya selisih jauh meski barang yang dijual sama persis.
Ada beberapa pengalamanku yang menurutku perlu ku-share. Saat aku memesan sebuah micro sim cutter, sudah kutransfer sejumlah 130-an ribu rupiah, ternyata penjualnya sudah tidak eksis lagi. Nah, diemailku langsung mendapat konfirmasi kalau uangku sudah dipindahkan di deposit account-ku di Tokopedia. Kemudian, dari depositku di Tokopedia aku melakukan withdrawal untuk mentransfer uangku kembali ke rekening mandiri. Jadi, dengan kejadian ini aku semakin yakin kalau sistem transaksi di Tokopedia menjamin pembelinya untuk tidak tertipu dengan penjual abal-abal dan tetap aman uang yang telah ditransfer, karena uang yang ditransfer tidak langsung masuk ke rekening penjual melainkan ke rekening Tokopedia terlebih dahulu.
Dalam bertransaksi di Tokopedia, aku menggunakan internet banking Mandiri, jadi transaksi yang kulakukan bisa lebih cepat di-approve pihak Tokopedia.
Nah soal cerita pembelian micro sim cutter-ku yang gagal ternyata ada hikmahnya. Setelah aku cari2 lagi penjual di Tokopedia ternyata ada penjual yang lebih murah menawarkan micro sim cutter dan dengan merek yang sama pula seharga 69 ribu dan jadi 75 ribu termasuk ongkos kirim. Wah untung yang pertama itu gagal, jadi dapet yang lebih murah, dan lebih bagusnya, penjualnya mengirimkan barangnya sangat cepat hanya satu hari sejak transaksi sudah sampai di rumah. Penjualnya juga memberikan informasi lewat sms mengenai pengiriman barang pesanananku jadinya tidak khawatir akan kepastian pengirimannya.
Oiya kita bisa memilih kurir pengirimannya, memakai JNE atau TiKi. Saat transaksi itu pula kita diminta memasukkan alamat pengiriman, bisa tidak sama dengan alamat rumah, nanti secara otomatis akan dikalkulasi oleh sistem berapa ongkos kirim yang harus kita tambahkan dalam transfer.
Aku sangat merekomendasikan Tokopedia untuk berbelanja online, tapi kita perlu jeli memilih penjual yang benar-benar menjual barang berkualitas dengan harga terbaik.
Cerita di Balik Arus Balik 2011
Daripada bengong ngeliat macet dan bete nggak nyampai2 mending aku nulis aja di blog cengeng ini.
Nusantara dengan kode NS 04, kelas Super Eksekutif Jurusan Kudus-Lebakbulus membawaku dari Pool Kudus pukul 5 sore lebih dikit kemarin. Pagi ini sampai pukul 7 lebih, bus ini belum sampai juga Tol Cikampek, apalagi Jakarta, masih Jauh..........!
Kayaknya Pamanukan sebentar lagi di depan mata. Oh arus balik hari ini sangat padat sekali. Sejak dari alas roban di Batang sampai di Subang ini, Bus-bus, Mobil2 pribadi, bahkan sepeda motor, beradu menjadi yang paling cepat. Bus yang kutumpangi ini pun tak jarang mengambil jalur di kanan separator arah yang berlawanan karena tak tahan dengan macet yang menggila.
Sepanjang jalan pun kulihat antrean sepeda motor yang mengular di SPBU-SPBU. Masjid-masjid di pinggir jalan yang menjadi pasar dadakan menyambut para pemudik yang mampir tuk mengingat Yang Kuasa. Penjual-penjual dadakan pun banyak dijumpai di sepanjang Pantura ini dengan jualan 'khas'nya yaitu mie instan siap saji.
Tak lupa di sepanjang perjalanan yang membosankan dan membuat pantatku panas dan pegal, kuamati gerak-gerik penumpang di sekitarku.
1. Di bus ini tempat duduknya 2 - 1 dengan bangku yang relatif lebar dan jarak yang lebar pula. Biasanya aku dipesankan ibuku, yang bangku satu tidak ada jejerannya, namun karena habis jadilah aku di bangku nomor 6B , satu-satunya bangku tersisa yang berjejeran dengan bangku 6C yang ditempati seorang wanita. Ku hanya berbicara sekali dengan wanita itu saat aku mau duduk masuk ke dalam Bus, "Permisi Mbak!", sapaku. Kulihat dia lagi asik mendengarkan musik dengan headsetnya. Hal itu yang membuatku sungkan untuk bertanya maupun mengobrol dengannya. Di sepanjang perjalanan pun dia tak mencoba mengobrol denganku, sangat dingin, aku pun cuek padanya.
2. Perempuan gendut yang sudah bisa kupastikan BMI-nya > 30 itu pagi ini gelisah sekali. Dari tadi malam saat naik di Agen Semarang, aku udah bisa menebak karakternya, pasti gendut aktif atau hiperaktif? He he..... Sesaat setelah duduk di bus-pun dia sudah usreg, kayak nggak tenang. Kulihat di sering asik dengan facebook di iPhonenya ataupun telpon dengan keluarganya. Tengah malam di saat yang lain tidur, sempat-sempatnya dia ke toilet, aku pun segera berburuk sangka "APA MUAT YA TOILET SEKECIL ITU BAGINYA, JANGAN-JANGAN NANTI DIA NGGAK BISA KELUAR DAN TERJEBAK DI DALAMNYA". Kelmbali ke gelisahnya dia pagi ini, pukul 4 lebih ketika aku bangun dari tidurku, dia gelisah dan sempat ngomong ke Kru Bus, "Waduh Pak, ketinggalan pesawat nih!". Pikirku ngapain dia naik bus ke Jakarta terus ganti naik pesawat, kan tau sendiri situasi mudik kayak gini nggak bisa ditebak situasi jalanan, dan pastinya lebih sering macetnya. Kalau mau agak aman ya milih kereta, atau Garuda aja yang lebih praktis dan on time. Memang untuk mudik lebaran perlu perencanaan yang matang soal pilihan sarana transportasi.
Si gendut berusaha menghubungi call service Lion Air, pesawat yang seharusnya ditumpanginya pagi ini, namun lagi-lagi malah pulsanya abis. Kudengar dia menghubungi seseorang tuk mengisikan pulsanya. Ternyata call service Lion Air yang kudengar darinya bukanya pukul 8 pagi. Orang gendut memang biasanya lucu tingkahnya.....
3. Seorang pemuda berperawakan tidak lebih tinggi dariku yang duduk di depan si Gendut punya cerita lain. Kuamati semalaman ini sampai pagi ini mungkin udah 5 kali dia ke toilet, padahal aku hanya sekali dan itu pun sangat tersiksa karena pipisku jadi tersendat-sendat kena goncangan bus yang kadang cepat kadang berhenti mendadak dan aku pun butuh waktu paling tidak 5 menit lebih untuk menyelesaikan hajat kecilku itu seusai subuh. Anehnya dia kok kayaknya menikmati sering ke toilet. Bagusnya dia memang sering minum dan tidak takut kebelet seperti diriku.
Dia juga sering banget bertelepon ria sepanjang malam dan pagi ini. Bahkan, tadi malam saat turun untuk makan malam, telepon genggam tak sedetik pun lepas dari kupingnya. Malam saat yang lain sudah terbuai mimpi, dia masih asik bertelepon ria, kudengarkan sepintas bukan bertelpon sama pacar atau istrinya melainkan koleganya menurutku. Padahal aku yang bertelpon dengan calon istriku saja nggak kuat lama-lama, soalnya panas di kuping.
4. Pasangan Muda mudi yang duduk di depanku terlihat sangat tenang. Saat mereka naik di Agen Semarang Barat, aku tertarik derngan bantal leher yang dikalungkan di leher si perempuan. Semacam bantal melengkung berisikan udara sepertinya yang bisa untuk sandaran tidur yang lebih nyaman daripada bantal yang tersedia di masing-masing kursi. Si Pemuda tak kalah necis, walaupun berkulit hitam dan bongsor, dia cukup necis dengan rambutnya yang penuh jel dengan gaya mohawk berjaket merah dengan tulisan tim sepakbola Inggris favoritnya mungkin 'ARSENAL'. Pasangan ini tak banyak tingkah seperti halnya sebelahku yang saat kutulis blog ini pun dia sedang tidur.
Oiya saat berhenti di Agen Nusantara Semarang yang pertama, aku membeli 2 buah lumpia, padahal sebelumnya aku menolaknya. Karena penumpang di belakangku membeli empat buah seharga 12 ribu dan sudah dari dulu aku penasaran dengan rasa lumpia yang ditawarkan setiap kali bus berhenti di agen itu. Kubeli 2 buah seharga 6000 rupiah. Aku semula berniat menawari sebelahku tapi karena aku sungkan dan sudah kutebak pasti jika dalam perjalanan ini seringkali penumpang sebelah kita menolak makanan yang kita tawarkan untuk mewaspadai pembiusan, karena modus semacam itu sering terjadi. Apa aku ada modal tampang pembius ya, he he......
Berita kecelakaan pedangdut Saiful Jamil sabtu kemarin di tol padalarang yang menewaskan istri kesayangannya juga mewarnai arus balik tahun ini. Arus balik tahun ini kayaknya memang terkonsentrasi di hari sabtu dan minggu ini. Semua berita di portal online menyiarkan kemacetan di mana-mana, nggak hanya di Pantura, di Jalur Selatan pun terjadi kemacetan parah terutama di Nagrek.
Waduh jam 8.19 kok belum sampai tol cikampek juga ya, padahal udah lebih dari setengah jam kutulis blog ini. Jam berapa ini ntar nyampai kos........??????
(update) aku mendengar telepon si gendut sebelum koposting tulisan ini, kalau pesawatnya pukul 12.30 dan mungkin nggak kekejar, dan dia minta diundurin flight-nya dengan konsekuensi nambah 800 ribu katanya. Aku memang pandai mencuri dengar, hix....
Nusantara dengan kode NS 04, kelas Super Eksekutif Jurusan Kudus-Lebakbulus membawaku dari Pool Kudus pukul 5 sore lebih dikit kemarin. Pagi ini sampai pukul 7 lebih, bus ini belum sampai juga Tol Cikampek, apalagi Jakarta, masih Jauh..........!
Kayaknya Pamanukan sebentar lagi di depan mata. Oh arus balik hari ini sangat padat sekali. Sejak dari alas roban di Batang sampai di Subang ini, Bus-bus, Mobil2 pribadi, bahkan sepeda motor, beradu menjadi yang paling cepat. Bus yang kutumpangi ini pun tak jarang mengambil jalur di kanan separator arah yang berlawanan karena tak tahan dengan macet yang menggila.
Sepanjang jalan pun kulihat antrean sepeda motor yang mengular di SPBU-SPBU. Masjid-masjid di pinggir jalan yang menjadi pasar dadakan menyambut para pemudik yang mampir tuk mengingat Yang Kuasa. Penjual-penjual dadakan pun banyak dijumpai di sepanjang Pantura ini dengan jualan 'khas'nya yaitu mie instan siap saji.
Tak lupa di sepanjang perjalanan yang membosankan dan membuat pantatku panas dan pegal, kuamati gerak-gerik penumpang di sekitarku.
1. Di bus ini tempat duduknya 2 - 1 dengan bangku yang relatif lebar dan jarak yang lebar pula. Biasanya aku dipesankan ibuku, yang bangku satu tidak ada jejerannya, namun karena habis jadilah aku di bangku nomor 6B , satu-satunya bangku tersisa yang berjejeran dengan bangku 6C yang ditempati seorang wanita. Ku hanya berbicara sekali dengan wanita itu saat aku mau duduk masuk ke dalam Bus, "Permisi Mbak!", sapaku. Kulihat dia lagi asik mendengarkan musik dengan headsetnya. Hal itu yang membuatku sungkan untuk bertanya maupun mengobrol dengannya. Di sepanjang perjalanan pun dia tak mencoba mengobrol denganku, sangat dingin, aku pun cuek padanya.
2. Perempuan gendut yang sudah bisa kupastikan BMI-nya > 30 itu pagi ini gelisah sekali. Dari tadi malam saat naik di Agen Semarang, aku udah bisa menebak karakternya, pasti gendut aktif atau hiperaktif? He he..... Sesaat setelah duduk di bus-pun dia sudah usreg, kayak nggak tenang. Kulihat di sering asik dengan facebook di iPhonenya ataupun telpon dengan keluarganya. Tengah malam di saat yang lain tidur, sempat-sempatnya dia ke toilet, aku pun segera berburuk sangka "APA MUAT YA TOILET SEKECIL ITU BAGINYA, JANGAN-JANGAN NANTI DIA NGGAK BISA KELUAR DAN TERJEBAK DI DALAMNYA". Kelmbali ke gelisahnya dia pagi ini, pukul 4 lebih ketika aku bangun dari tidurku, dia gelisah dan sempat ngomong ke Kru Bus, "Waduh Pak, ketinggalan pesawat nih!". Pikirku ngapain dia naik bus ke Jakarta terus ganti naik pesawat, kan tau sendiri situasi mudik kayak gini nggak bisa ditebak situasi jalanan, dan pastinya lebih sering macetnya. Kalau mau agak aman ya milih kereta, atau Garuda aja yang lebih praktis dan on time. Memang untuk mudik lebaran perlu perencanaan yang matang soal pilihan sarana transportasi.
Si gendut berusaha menghubungi call service Lion Air, pesawat yang seharusnya ditumpanginya pagi ini, namun lagi-lagi malah pulsanya abis. Kudengar dia menghubungi seseorang tuk mengisikan pulsanya. Ternyata call service Lion Air yang kudengar darinya bukanya pukul 8 pagi. Orang gendut memang biasanya lucu tingkahnya.....
3. Seorang pemuda berperawakan tidak lebih tinggi dariku yang duduk di depan si Gendut punya cerita lain. Kuamati semalaman ini sampai pagi ini mungkin udah 5 kali dia ke toilet, padahal aku hanya sekali dan itu pun sangat tersiksa karena pipisku jadi tersendat-sendat kena goncangan bus yang kadang cepat kadang berhenti mendadak dan aku pun butuh waktu paling tidak 5 menit lebih untuk menyelesaikan hajat kecilku itu seusai subuh. Anehnya dia kok kayaknya menikmati sering ke toilet. Bagusnya dia memang sering minum dan tidak takut kebelet seperti diriku.
Dia juga sering banget bertelepon ria sepanjang malam dan pagi ini. Bahkan, tadi malam saat turun untuk makan malam, telepon genggam tak sedetik pun lepas dari kupingnya. Malam saat yang lain sudah terbuai mimpi, dia masih asik bertelepon ria, kudengarkan sepintas bukan bertelpon sama pacar atau istrinya melainkan koleganya menurutku. Padahal aku yang bertelpon dengan calon istriku saja nggak kuat lama-lama, soalnya panas di kuping.
4. Pasangan Muda mudi yang duduk di depanku terlihat sangat tenang. Saat mereka naik di Agen Semarang Barat, aku tertarik derngan bantal leher yang dikalungkan di leher si perempuan. Semacam bantal melengkung berisikan udara sepertinya yang bisa untuk sandaran tidur yang lebih nyaman daripada bantal yang tersedia di masing-masing kursi. Si Pemuda tak kalah necis, walaupun berkulit hitam dan bongsor, dia cukup necis dengan rambutnya yang penuh jel dengan gaya mohawk berjaket merah dengan tulisan tim sepakbola Inggris favoritnya mungkin 'ARSENAL'. Pasangan ini tak banyak tingkah seperti halnya sebelahku yang saat kutulis blog ini pun dia sedang tidur.
Oiya saat berhenti di Agen Nusantara Semarang yang pertama, aku membeli 2 buah lumpia, padahal sebelumnya aku menolaknya. Karena penumpang di belakangku membeli empat buah seharga 12 ribu dan sudah dari dulu aku penasaran dengan rasa lumpia yang ditawarkan setiap kali bus berhenti di agen itu. Kubeli 2 buah seharga 6000 rupiah. Aku semula berniat menawari sebelahku tapi karena aku sungkan dan sudah kutebak pasti jika dalam perjalanan ini seringkali penumpang sebelah kita menolak makanan yang kita tawarkan untuk mewaspadai pembiusan, karena modus semacam itu sering terjadi. Apa aku ada modal tampang pembius ya, he he......
Berita kecelakaan pedangdut Saiful Jamil sabtu kemarin di tol padalarang yang menewaskan istri kesayangannya juga mewarnai arus balik tahun ini. Arus balik tahun ini kayaknya memang terkonsentrasi di hari sabtu dan minggu ini. Semua berita di portal online menyiarkan kemacetan di mana-mana, nggak hanya di Pantura, di Jalur Selatan pun terjadi kemacetan parah terutama di Nagrek.
Waduh jam 8.19 kok belum sampai tol cikampek juga ya, padahal udah lebih dari setengah jam kutulis blog ini. Jam berapa ini ntar nyampai kos........??????
(update) aku mendengar telepon si gendut sebelum koposting tulisan ini, kalau pesawatnya pukul 12.30 dan mungkin nggak kekejar, dan dia minta diundurin flight-nya dengan konsekuensi nambah 800 ribu katanya. Aku memang pandai mencuri dengar, hix....
Subscribe to:
Posts (Atom)