Pages

Tuesday, February 28, 2012

Pengajuan KPR BTN Untuk Sebuah Rumah Mungil

Senin, 27 Februari 2012, pagi itu aku berangkat lebih awal dari hari-hari biasanya. Aku sangat bersemangat sekali menyambut hari Senin, tidak seperti biasanya. Pukul 5.50 WIB aku berangkat dari kosku di kawasan Kebon Jeruk. Kulajukan motorku ke arah Bintaro menuju kantorku. Sesampainya di kantor pukul 6.30 aku langsung fingerprint dan langsung menuju Ciputat.

Tujuanku ke daerah Ciputat tak lain tak bukan adalah ke Bank Tabungan Negara Cabang Ciputat. Dua hari sebelumnya, hari sabtu aku sempatkan survei dulu lokasi BTN Ciputat biar aku tak susah-susah mencarinya lagi pas hari senin. Mengapa aku harus jauh-jauh ke BTN Ciputat, mengapa nggak di BTN Bintaro saja? Alasannya karena aku mengajukan KPR di BTN Ciputat.

Berurusan dengan KPR tidak pernah sedikit pun terlintas di pikiranku saat aku kuliah atau masa-masa awal aku bekerja. Dulu dalam angan-anganku kalau pengen punya rumah ya beli tanah yang luas dan dibangun sendiri dengan model sesuka hati. Namun, angan-angan itu seakan pupus dengan sendirinya saat aku menginginkan sebuah rumah di Ibukota walaupun tepatnya di pinggiran Jakarta, dimana saat ini kubelum mampu membeli tanah yang relatif luas. Solusinya ya apalagi kalau bukan berhutang ke Bank dengan skema KPR.

Tahun 2011 aku ada rencana untuk membeli rumah, namun kendalanya karena gajiku yang belum memenuhi persyaratan KPR untuk membeli rumah incaranku (walaupun belum kategori idaman). Dengan harga rumah yang hampir 400juta, sudah pasti gajiku yang pas-pasan belum masuk kriteria untuk diberi plafon sekitar 80 % dari harga rumah walaupun dengan tenor 15 tahun. Aku pun memutuskan menunda pengajuan KPR-ku menunggu aku menjadi suami orang dan mempunyai 'modal' kartu nikah. Pernikahanku di Bulan Syawal tahun lalu secara tak langsung memuluskanku untuk mengajukan KPR. Mengapa bisa demikian? Karena aku mengajukan KPR dengan menggunakan skema join income dengan istri agar plafon 30% dari penghasilan untuk angsuran per tahun selama 15 tahun terpenuhi. Tertariklah kami mengajukan KPR ke Bank Mandiri, BRI, dan BTN untuk rumah yang kami inden di GS 2, Tangsel.

Sekitar sebulan setelah pengajuan kami menunggu kabar dari tiap Bank mengenai progress pengajuan KPR kami. KPR kami di BTN tidak ada kabar sama sekali, untuk KPR di BRI kami diberitahu tidak bisa dilanjutkan karena pihak BRI kesulitan untuk memverifikasi penghasilan istriku karena istriku bekerja dan berdomisili di Jawa Timur, hanya Mandiri yang memberiku kepastian KPR-ku di-approve dan keluarlah Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) dengan limit kredit 286 juta yang disetujui dari 315 juta yang kuajukan. Jadilah aku kelabakan menambah uang muka menjadi sekitar 95 juta belum termasuk BPHTB 16,5jt dan estimasi biaya KPR sekitar 11jt-an.

Setelah keluar SPPK mandiri itu, aku mulai mengangsur cicilan kedua (cicilan pertama adalah booking fee 5 jt). Dalam proses pengangsuran selama 5 bulan ini, aku merasa kurang sreg untuk nantinya melakukan akad kredit dengan Mandiri. Mengapa demikian? Karena beberapa temanku merekomendasikan BTN untuk mengambil KPR-nya karena pengalamannya yang telah puluhan tahun mengelola KPR di Indonesia, dan juga jatuh-jatuhnya cicilannya lebih ringan daripada bank lain walaupun bunga di tahun pertamanya tidak semenarik tawaran bunga bank lain.

Kebetulan awal Februari aku melihat iklan di Kompas ada Pameran Trend Property 2012 di JCC yang disponsori oleh BTN dan BNI. Iseng-isenglah aku tgl 9 Februari maen ke pameran itu dan bertanya tentang KPR di BTN. Ternyata ada promo bunga fixed 9,75 % untuk tahun pertama, bebas biaya administrasi, diskon sampai dengan 62% dari tarif normal untuk asuransi Kebakaran dan Jiwa. Aku pun langsung apply form pengajuan KPR dan langsung diberi surat persetujuan prinsip oleh petugas stand BTN di lokasi pameran. Aku pun disarankan untuk menghubungi BTN cabang Serpong untuk melengkapi berkas-berkas persyaratan KPR.

Minggu, 12 Februari 2012 aku kembali ke pameran yang masih berlangsung di JCC. Aku pikir hari minggu akan ramai luar biasa, ternyata pamerannya tetap sepi. Pikirku saat itu, "Mungkin harga perumahan di Jabodetabek sudah naik signifikan yang hampir-hampir tak terjangkau bagi sebagian besar penduduknya, jadi mereka yang tidak merasa mempunyai modal untuk membeli rumah baik secara tunai ataupun KPR pastinya tidak akan mendatangi pameran itu yang didominasi pengembang-pengembang besar." Aku tidak langsung menuju stand BTN melainkan mencoba menyambangi stand BNI, bertanya soal KPR-nya. Ternyata kuhitung-hitung dengan logika jatuhnya lebih mahal daripada BTN.

Saat aku ke stand BTN langsung saja kusodorkan berkas-berkas persyaratan KPR untuk titip diserahkan ke BTN Serpong. Nah, saat itu pula aku nego agar berkas KPR-ku kalau bisa dilimpahkan ke BTN Bintaro saja, karena Serpong terlalu jauh dari kantorku. Namun akhirnya berkasku di serahkan ke perwakilan BTN Ciputat, mungkin karena lokasi perumahan yang ku-inden masuk dalam area kerja BTN Ciputat.

Beberapa hari setelah apply aku ditelpon dari BTN Ciputat mengkonfirmasi tentang gajiku, mereka agak bingung dengan nominal gaji dan total penghasilanku (plus honor-honor dan tunjangan). Setelah itu aku tidak ditelpon lagi. Istriku juga tidak ditelpon. Atasan maupun kantorku juga tidak di telpon. Sangat berbeda sekali saat proses verifikasi oleh Bank Mandiri kala aku mengajukan KPR pertama kalinya. Hari kesepuluh kutelpon lagi Mbak I**a di bagian KPR BTN Ciputat menanyakan progress pengajuan KPR kami, ternyata KPR kami baru dirapatkan oleh tim dari BTN Ciputat saat itu dan dijanjikan sekitar jumat tanggal 24 sudah ada hasil akhirnya. Akhirnya tanggal 23 Februari sore, aku ditelpon oleh Mbak I**a dan dikabarkan kalau Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) telah dikeluarkan oleh BTN Ciputat dengan limit kredit 285 juta, 1 juta lebih rendah daripada yang di-approve Mandiri.

Aku minta tolong untuk diemailkan SP3K itu, namun kutunggu sampai hari Minggu belum kunjung juga diemail. Aku pun hari Senin berinisiatif untuk mendatangi langsung BTN Ciputat untuk mengambil SP3K yang akan kuserahkan ke developer agar skema KPR-ku yang awalnya akan diproses melalui Bank Mandiri, aku minta kepada Developer untuk merubahnya menggunakan KPR dari BTN.

Sesampainya di BTN Ciputat pukul 7 pagi, aku langsung ngetem di parkiran menunggu pelayanan Bank dibuka. pukul 7.30 Bank dibuka dan aku pun langsung menuju bagian KPR dan mengambil SP3K. Karena KPR BTN mewajibkan untuk mempunyai Tabungan BTN Batara, aku pun membuka account BTN Batara disana.

Usai dari BTN Ciputat aku langsung menuju ke Jalan Ciater ke kantor marketing GS 2. Kuserahkan fotokopian SP3K, dan kuminta marketingya untuk mengabari kapan akad kreditnya dengan mengajukan beberapa opsi hari/tanggal akad kredit.

Semoga akad kredit yang kuharapkan bisa berlangsung awal Maret 2012 nanti dapat berlangsung sukses dan lancar, serta BTN menjadi Bank pemberi KPR yang terbaik bagiku. Amin.

Baca juga:

Mudahnya Proses KPR di BTN