Pages

Sunday, December 23, 2012

Mutasi oh Mutasi (Part 2)

25 Juli 2012, kuterima kabar mengejutkan yang bernama MUTASI. Kala itu aku sedang berada di Hotel Sofyan Betawi di Kawasan sekitar Masjid Cut Meutia Jakpus, mendampingi peserta diklatpim khusus pajak. Suasana hatiku yang sedang jenuh saat itu, tiba-tiba dikagetkan dengan kabar dari temanku si Gendut. "Kring, kamu dah denger blom kabar mutasi angkatan kita, kamu termasuk di dalamnya lho, kabarnya udah santer banget nih!", ujar gendut melalui whatsapp-nya. "Ah, paling cuma kabar burung seperti yang sudah-sudah!", tanggapanku dengan sedikit cuek. "Tapi ini bener, kamu dimutasi ke Balikpapan, anak-anak sudah ribut nih di group", ujarnya lagi dengan penuh meyakinkan. Aku tidak begitu saja percaya dengan kabar dari si Gendut. Aku kemudian mengkonfirmasi temanku yang lain dan ternyata kabar 'burung' itu benar adanya.

Aku sedikit shock dengan kabar itu. Biasanya yang sudah-sudah jika seorang pelaksana di unitku akan dimutasi pasti akan dipanggil menghadap Kepala untuk dikasih tahu secara pribadi atau ditawarkan mau mutasi ke daerah mana dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tapi untuk pola mutasi yang sekarang ini, tidak ada angin tidak ada hujan langsung keluar SK-nya.

Langsung setelah fix informasi mengenai mutasiku, kuberitahu istri dan Ibuku. Mereka tetap memberi dukungan dan semangat kepadaku. Tentunya dengan mutasi aku harus memulai untuk beradaptasi lagi dan yang pasti rencana finansialku banyak berubah tidak sesuai rencanaku sebelumnya. Aku juga memikirkan bagaimana dengan rumahku yang baru kutempati sekitar sebulan, padahal aku sedang senang-senangnya mempercantik rumah baruku itu. Aku juga harus ngekos lagi di tempat baru, padahal setiap bulan gajiku sudah terpotong untuk membayar cicilan rumah. Belum besarnya tiket pesawat yang harus kutanggung jika aku menengok istri anakku di Jawa Timur. Namun, Teman-teman dan atasanku terus memberiku semangat. Salah satu Widyaiswaraku juga berujar "Lebih baik kamu dimutasi sekarang, mumpung masih muda, daripada kalau sudah tua dimutasi ke daerah kan repot jadinya".

Akhirnya aku berangkat ke Balikpapan hari Sabtu, tanggal 29 September 2012. Aku pun masuk kerja di kantor yang baru tepat hari Senin, tanggal 1 Oktober 2012 bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila.

Beberapa hari terakhir ini, teman-temanku di Balikpapan juga mendapat giliran mutasi. Tak satu pun dari mereka yang tahu akan dimutasi. Mereka pun sangat shock, karena keluarga mereka sudah betah di Balikpapan, sudah beli rumah, mobil, bahkan ada satu temanku baru saja menyelesaikan akad KPR dengan Bank untuk membeli rumah di Balikpapan.

Mutasi memang diperlukan dalam organisasi, dan perlu suatu pola yang jelas dan adil dalam memberlakukannya. Manakala suatu pola mutasi tidak dilakukan secara transparan dan konsisten, maka akan munculah bibit-bibit rasa iri, rasa terzalimi, rasa kecewa dalam anggota organisasi sehingga bom waktu pun siap meledak dalam organisasi tersebut.

Balikpapan, 23-12-'12

No comments:

Post a Comment