Pages

Monday, May 20, 2013

Hobi Membaca atau Sekedar Koleksi ? (part 2)

Hobiku mengkoleksi buku dan majalah semakin menjadi-jadi saat aku di Jakarta. Tanpa lagi tergantung uang saku dari Ibu, aku semakin leluasa membelanjakan hasil keringatku sendiri. Tidak hanya buat gadget-gadget mahal semacam iPhone, membeli buku sudah semacam menjadi candu.

Koleksi Buku dan Majalahku (dok. pribadi)
Kekalapanku membeli buku semakin menjadi-jadi jika ada diskon terlebih Gramedia Grand Indonesia dan Central Park yang pernah memberikan diskon 30% all item tanpa syarat harus dari penerbit mana, atau minimal transaksi berapa, atau pakai kartu kredit apa. Buku-buku yang kuincar sudah lama ataupun yang kelihatannya menarik langsung saja kusambar saat diskon besar-besaran itu. Tinggal aku gesek kartu debit (saat itu aku belum punya credit card) nongolah angka yang menurutku berlebihan hampir 1 juta rupiah untuk hanya membeli buku yang belum tentu kubaca semua. Terbukti sampai saat ini masih banyak koleksi bukuku yang tersegel dan belum kubaca sedikit pun. Ha ha....

Aku pernah melihat segerombolan anak muda di Gramedia yang sepertinya merupakan komunitas pecinta buku yang sedang berperan sebagai pelayan toko sementara di Gramedia. Mereka memakai baju hitam-hitam bertuliskan "90% buku yang dibeli tidak habis dibaca". Ungkapan itu seolah menohokku, karena itu "Aku Banget!". Sampai saat ini masih banyak koleksi bukuku yang teronggok rapi di rak buku tanpa aku pernah sedikitpun membuka segelnya. Entah apa aku tidak punya waktu membacanya atau memang benar aku bukan seorang yang hobi membaca, melainkan hanya sekedar hobi mengkoleksi buku? Apalagi saat ini buku-bukuku itu merana di rumahku di Jakarta yang pasti setiap kali aku menengok rumah itu kutemukan buku-buku baru yang berdebu yang mungkin kalau buku-buku itu bisa ngomong mereka mengatakan "Hai Son, menyesal kami ikut denganmu. Kembalikan kami ke toko buku agar kami mendapat majikan baru yang lebih menghargai kami sebagai sumber pengetahuan!". Untungnya buku-buku itu hanya menjadi saksi bisu keangkuhanku untuk memborongnya tanpa membacanya sedikitpun.

Di Jakarta aku juga berlangganan Majalah National Geographic Indonesia (NGI). Hobiku membaca dan mengkoleksi Majalah National Geographic bermula saat aku masih kuliah di Jogja. Di Jogja aku sering main ke kantor kompas di Jogja sekedar mencari majalah-majalah NGI lawas yang masih baru dalam artian stok lama yang belum terjual. Aku membelinya dengan harga diskon yang lumayan. Begitu pula saat ada pameran buku di Jogja Expo Center, stan Kompas-Gramedia lah yang pertama kali kutuju untuk sekedar mencari majalah NGI lawas yang didiskon lumayan banyak. Puas rasanya kalau berhasil mendapatkan majalah NGI lawas dengan kondisi masih baru. Saat di Jakarta pun kulanjutkan berlangganan NGI. Disamping mendapat bonus kaos, sabuk, maupun tas, sebagai pelanggan NGI aku mendapatkan Kartu Member NGI yang bisa digunakan untuk mendapatkan diskon 10% untuk pembelian buku-buku terbitan Kompas-Gramedia di jaringan Toko Buku Gramedia.

Entah sampai kapan hobi mengkoleksi buku ini melekat padaku. Mungkin sampai akhir hayatku. Yang pasti buku-buku itu tak akan kubawa ke liang lahatku. Kuingin koleksiku itu tetap terawat dan bermanfaat bagi yang membacanya.

No comments:

Post a Comment