Aku tergelitik dengan ungkapan yang dilontarkan oleh salah seorang anak didikku mengenai kriteria istri idaman. Seperti biasanya sebelum aku mulai mengajar para peserta diklat, selalu ada sesi perkenalan. Kebetulan para peserta diklat yang kuampu sebulan yang lalu itu rata-rata berumur 20 s.d. 23 tahun yang semuanya belum menikah. Dari 26 peserta, hampir semuanya laki-laki kecuali satu orang peserta perempuan.
Saat sesi perkenalan, biasanya aku meminta masing-masing peserta memperkenalkan nama lengkap, asal daerah, hobi, makanan favorit, dan tambahan tentang kriteria pasangan yang diidamkan (karena semua masih single). Khusus mengenai kriteria pasangan, ada peserta yang ingin punya istri yang sabar, keibuan, solehah, pintar memasak. Ada pula yang ingin istrinya mau diajak kemana saja karena kemungkinan mutasi pindah tugas ke daerah lain yang frekuensinya relatif tinggi. Ada juga ingin seorang istri yang mau diajak naik gunung, karena dia seorang pecinta alam yang gemar mendaki gunung. Nah, namun dari semuanya aku terkesan dengan kriteria yang diungkapkan oleh salah seorang peserta laki-laki, yaitu dia ingin punya istri yang pandai bersyukur. "Oh..... dalam sekali maknanya", pikirku saat itu. Hal itu juga aku anggap sebagai kriteria dari seorang pria yang sudah mengerti betul tentang arti sebuah pernikahan atau minimal telah berpengalaman menjalin hubungan dengan berbagai jenis tipe wanita. Alangkah terkejutnya aku, ternyata hal itu diungkapkan oleh seseorang yang menurut pengakuannya sendiri belum pernah berpacaran sama sekali. Entah apa karena susah sekali mencari wanita yang pandai bersyukur atau memang dia tipe pemalu yang mungkin merasa kesulitan untuk mendekati seorang wanita.
Ngomong-ngomong tentang seorang istri yang pandai bersyukur menurutku itu adalah hal yang sangat luar biasa jika kita sebagai suami memilikinya. Seorang istri yang pandai bersyukur tentunya dia selalu bisa menerima nikmat yang diberikan oleh-Nya walaupun tidak berlebihan. Istri tipe ini akan selalu menjaga suaminya dari hal-hal tercela, semisal jika suaminya merupakan pejabat atau orang yang mempunyai kekuasaan dalam menentukan kebijakan, pasti istri yang demikian akan selalu mengingatkan suaminya agar tidak korupsi ataupun kongkalikong dengan rekanan/pemenang tender, karena istri yang pandai bersyukur tidak silau dengan harta yang berlebihan apalagi hasil korupsi. Beda halnya jika punya istri yang selalu ingin tampil wah, dengan pergaulan teman-teman arisannya yang hedonis, maka si istri pun akan senantiasa merongrong suaminya untuk memberikan jatah finansial berlebih kepadanya untuk sekedar menjaga gengsinya, padahal suaminya gajinya hanya pas-pasan, sehingga secara tidak langsung memicu suaminya untuk korupsi.
Mempunyai istri yang pandai bersyukur, tentunya akan membuat hidup kita lebih bahagia. Kita sebagai seorang suami tentunya tidak akan terteror atau merasa dikejar target untuk memperoleh harta duniawi sebanyak-banyaknya, karena kita mempunyai istri yang senantiasa mengingatkan kita untuk mencari harta yang halal dan berkah untuk keluarga.
No comments:
Post a Comment