Pages

Friday, May 31, 2013

29



Ingkung ayam kampung buatan Ibu (dok. pribadi)
Saat ini ku sedang berada di Tangerang Selatan, tepatnya di Kelurahan Sarua, Kecamatan Ciputat, Perumahan Grand Serpong 2. Malam sebelumnya Ibu membuatkanku Ingkung Ayam Kampung untuk merayakan ulang tahunku. Ingkung buatan Ibu memang tiada dua rasanya, Maknyuss tenan......! Namun ada yang kurang dalam ulang tahunku kali ini, aku tidak bisa berkumpul bersama dengan anak dan istriku. Setidaknya bersama Ibu dan kakakku sedikit mengobati kesepianku.

Sudah 29 tahun umurku sekarang. Posisiku saat ini jelas sudah jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tepat 2 Tahun yang lalu, statusku masih seorang bujangan. Tepat setahun yang lalu statusku sudah menjadi suami dan calon bapak. Namun, sekarang aku adalah seorang Bapak dari seorang putra tampan yang sangat lincah dan pintar.

29 tahun seharusnya merupakan usia yang matang bagi seorang pria untuk memahami bagaimana menjadi pria sejati. Bagaimana denganku? Ah, bingung aku menjawabnya. Kadang aku masih merasa kekanak-kanakan, kadang aku merasa diriku sudah semakin dewasa dan bijak dalam bertindak. Kesimpulannya, karena masih ada keraguan pada diriku, aku belum sepenuhnya menjadi pria sejati, namun paling tidak aku ada upaya untuk menuju ke arah itu.

Hari pertama-ku di usia 29 ini kuawali dengan bangun pagi dan jalan-jalan keliling kompleks perumahanku, menghirup sejuknya udara pagi pinggiran Jakarta yang sudah tidak kunikmati hampir 2 bulan lamanya. Tak lupa kubawa iPhone buat jepret sana-sini kondisi terbaru lingkungan perumahan yang rencananya mau ku-unggah ke laman Blog Grand Serpong 2. 

Pukul 9, aku pijat di Pijat Refleksi Ken Hermawan di kawasan Bintaro Sektor 5. Puas pijat hampir 1,5 jam, kulanjutkan langkahku ke Bintaro Plaza dengan niat awal mencari jas murah untuk properti foto di kantor. Namun bukannya jas murah yang kubawa pulang, melainkan sepotong celana panjang merek Lawell, Sepatu dan Sandal merek Yongki Komaladi yang didiskon sampai hampir 80%.

Niat untuk mampir ke Trubus beli bibit tanaman kuurungkan karena aku mengejar waktu sholat Jumat yang segrera dimulai. Sesampainya di rumah, langsung saja aku mandi dan pamit kepada Ibuku yang kebetulan sedang maen di Jakarta untuk Jumatan di masjid belakang kompleks. 

Usai Jumatan kuajak ibu makan siang Soto Betawi dan Es Degan di warung depan kompleks. 

Setengah tujuh malam kujemput kakakku di Stasiun Sudimara. Sesampainya di rumah, kami diskusi tentang rencana kami besok pagi untuk melihat rumah di Perumnas Bumi Parungpanjang. Kakakku berniat membeli rumah disitu karena masih murah dan dekat dengan stasiun kereta.

Kebetulan di Kaskus aku nemu thread tentang rumah murah di perumnas parungpanjang, langsung aja ku-sms dan ku-email si pembuat thread nanyain price list. Namun sampai saat ini belum dibalas.

(update: ternyata akses menuju parung panjang sangat jauh, jalan rusak, berdebu, plus macet parah karena ratusan truk besar  pengangkut material tambang galian C yang lalu lalang, sungguh kawasan yang tidak sehat dan rawan kecelakaan, serta tidak bagus untuk perkembangan anak).

29 = harus lebih baik

No comments:

Post a Comment