Mengisi rumah baru dengan berbagai perabot rumah tangga memang suatu hal yang mengasyikkan dan selalu tidak sabar untuk mulai menghuninya. Namun kegiatan 'mengasyikan' itu memang benar bisa terjadi jika keberadaan alat pembayar perabot alias Uang tidak menjadi persoalan utama. Yang sering terjadi adalah sebaliknya. Uang tabungan sudah habis untuk DP, Biaya KPR, dan tetek bengeknya, jadilah bingung pakai apa beli perabotnya?
Bagiku Kartu Dewa solusinya alias Kartu kredit yang bisa dipakai untuk mencicil di toko-toko yang menerima pembayaran secara cicilan. Mungkin banyak orang yang tak sependapat denganku, tapi Nope lah.
Nah perabot utama pengisi rumah salah satunya adalah Kasur. Waktu kecil dulu dalam ingatanku yang namanya kasur ya yang terbuat dari kapuk. Dulu masih jarang orang yang menggunakan kasur busa ataupun springbed. Kesanku dulu yang namanya kasur busa itu panas dan pasti nggak nyaman dipakai.
Ternyata dugaanku tidak sepenuhnya benar. Memang jika kasur busa itu merupakan kasur yang murni terdiri dari busa, tanpa per (spring) ataupun pembungkus latex sangat tidak nyaman, alias panas dan strukturnya cepat berubah dengan kata lain kasurnya melengkung/cekung di bagian tengahnya, tidak rata. Hal tersebut tentunya mengurangi kualitas tidur kita, dan tak jarang jika kasurnya tidak rata/cekung di satu bagian jadinya pas bangun tidur bukannya jadi fresh malah pegal-pegal.
Sekarang stigma masyarakat mengenai kasur sudah berubah. Sekarang sudah jarang di toko-toko menjual kasur dari kapuk. Mayoritas toko kasur memajang kasur mulai dari berbahan busa biasa yang murahan, kombinasi antar spring dan latex, ataupun kasur full latex yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Springbed mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan kasur kapuk:
1. Kasur kapuk rentan dijadikan sarang oleh semacam tungau / kutu busuk. Sedangkan springbed lebih tahan lembab dan debu sehingga kurang disukai tungau.
2. Springbed, bisa awet belasan tahun, bahkan springbed merek theraspine yang kubeli berani memberikan garansi 20 tahun.
3. Punya berbagai jenis, ada yang soft, medium, ataupun hard. Ada yang bisa untuk terapi tulang belakang ataupun sakit punggung.
4. Penampilan springbed lebih bagus dibandingkan kasur kapuk yang bentuknya mudah berubah seiring berjalannya waktu.
Aku sebenarnya punya pengalaman buruk tidur di springbed yang ada di kosku dulu. Memang springbed-nya terkesan murahan, sudah bisa kutebak paing-paling harganya tidak sampai satu juta. Nah, aku meniduri springbed yang ada di kosnya bekas penghuni sebelumnya. Dilihat secara kasat mata saja, springbed-nya bentuknya sudah melengkung, dan ketika kutiduri sangat terasa tonjolan per-nya dan yang sangat menyakitkan adalah setiap bangun pagi bukan badan segar yang kudapat melainkan pinggang dan punggung yang sakit, leher yang tegang, dan sering terbangun kala malam hari. Aku merasa sangat tersiksa, mending pakai kasur kapuk saja kalau begitu.
Tak mau terulang pengalaman burukku dengan springbed, maka ketika aku memilih kasur harus yang berkualitas. Pilihanku ternyata jatuh dengan merek Theraspine. Kebetulan setahun yang lalu ada promo Home Solution di Kompas yang menawarkan Theraspine Tipe Junio Spine 2 in 1 dengan 2 matras masing-masing berukuran 120x200 seharga 4,5jt. Kasurnya empuknya pas dan masih bagus sampai sekarang.
Tanggal 1 Juni kemarin aku berencana membeli lagi satu kasur yang lebih besar untuk Kamar Utama di Home Solution Teraskota BSD. Pilihanku Jatuh pada Lady Americana yang di koran terpampang harga 7,99jt untuk matras ukuran 160x200. Disana ternyata harganya sudah turun menjadi 7,2jt. Aku sudah tertarik dengan promonya, walaupun masih sedikit mengganjal headboardnya yang coraknya agak jadul dan berwarna hitam kecoklatan tidak seperti warna yang ada di brosunya
dengan headboard yang terkesan elegan. Setelah bertanya-tanya dengan salesnya, ternyata dugaanku salah sama sekali bahwa harga 7,2jt itu hanya matrassnya saja belum termasuk divan dan headboard. Namun, salesnya berjanji memberi potongan lagi 20% sehingga menjadi sekitar 5,4jt. Sedangkan jika sekalian dengan headboard dan divannya tidak kurang dari 10 juta. Melihat harganya yang semakin tinggi, tak jadi kuambil merek Lady Americana. Sang sales pun masih pantang menyerah, dia meyakinkan bahwa cuma hari ini saja promo matras Lady Americana yang tipe Palm Spring dan dipastikan keesokan harinya naik ke harga 7 jutaan. Aku tetap pada budgetku, jika si sales bisa memberikan harga masksimal 8 juta untuk komplet set, akan kuambil. Tapi si sales tidak berani memberikannya.
Nggak jadi beli Lady Americana, kumampir di stan Simmons. Ada Springbed 2 in 1 yang saat itu sedang promo jadi 3 jutaan. Dari awal aku kurang sreg, dan setelah kucoba ternyata per-nya sedikit terasa di badan. Kutepuk-tepuk kasurnya bunyi per menggema samar-samar. Penampakan luarnya juga tidak sekokoh Junio Spine. Tentu saja aku tidak membelinya walaupun salesnya bilang garansi 15 tahun.
Hampir saja kurungkan niat membeli springbed hari itu. Namun sebelum pulang aku nengok stan Theraspine, yang pada hari itu juga sedang promo pameran di lobby utama Mal Teraskota. Sebenarnya untuk merek Theraspine aku hanya mengincar tipe Junio Spine 2 in 1, namun karena harganya sudah naik 2 jutaan dari setahun yang lalu, kuurungkanlah niatku membelinya. Junio Spine sebenarnya dikhususkan untuk anak-anak, namun aku memilihnya karena ukurannya yang pas dengan kamarku yang sempit, serta dapat 2 matras yang bisa digunakan jika banyak keluarga dari luar kota yang mampir menginap. Matras yang digunakan tipe Junio Spine kekuatannya hampir sama yang digunakan pada matras Theraspine tipe lainnya. Jadi menurutku nggak masalah buat orang dewasa. Biasanya springbed 2 in 1 matras yang atas menempel permanen pada divan-nya, namun Junio Spine tetap terpisah jadinya lebih awet dan terlihat kokoh.
Sales Theraspine bernama Imam yang kebetulan jaga saat itu menawariku produk baru dari Theraspine yaitu tipe Virginia. Dia bilang aku hanya perlu beli matrasnya, sedangkan divan dan headboardnya gratis.
"Bonusnya apa?", tanyaku.
"Bapak nanti aku beri 2 bantal dan 2 guling!", serunya dengan penuh semangat.
"Tambah diskonnya dong!", pintaku kembali.
"Ok pak, aku kasih tambahan diskon deh", jawabnya.
"Yang ukuran 140x200 berapa?"
"Kok nanggung sih Pak ukurannya?"
"Soalnya kamarku sempit dan di dalamnya ada lemari besar. Kalau ukuran 160x200 kayak yang di display ini kebesaran!"
"Harganya 7,5 jt Pak, tambah aku kasih diskon jadi 7,125jt", jawabnya sambil itung-itung di kalkulator.
"Ok, nggak bisa turun lagi nih?"
"Waduh Pak, saya nggak punya uang untuk nombokinnya."
Setelah aku menanyakan bonus apalagi yang kudapat. Si Sales memberiku tambahan yaitu matras protector dan sofabed day yang lucu dan imut.
Akhirnya aku luluh juga dengan promo Theraspine yang menarik. Ternyata memang jodoh kasurku dengan merek Theraspine, padahal sudah mau beralih ke merek lain.
Baca juga:
Memilih Springbed Berkualitas : Theraspine
Lucunya dari semua itu, springbed empuk, kamar yang dingin, lingkungan yang nyaman dan sejuk belum bisa kunikmati saat ini, karena aku masih bertugas di Balikpapan. Saat ini aku tinggal di kosan dengan kasur busa murahan yang membuat tubuhku pegal-pegal saat bangun dan kipas angin yang kuhidupkan sepanjang siang dan malam jika aku berada di kos, serangan tikus yang siap mengobrak-abrik lemari pakaianku jika lupa kukunci. Namun aku sekarang sudah mulai terbiasa dengan kondisi itu. Dengan begitu aku sedikit bisa merasakan dinamika hidup, dimana kita yang semula sudah berada di zona nyaman, harus berubah dengan segala perbedaan lingkungan yang ada. Hal itu membuat rasa syukur kita senantiasa terjaga.