Pages

Sunday, June 2, 2013

Mencoba Batik Air

Cover Majalah Batik Air Edisi Pertama (dok. pribadi)
Batik Air, maskapai terbaru di Indonesia yang mengusung konsep full service yang akan head to head dengan layanan serupa yang selama ini 'dimonopoli' Garuda Indonesia.



Batik Air mengandalkan Boeing 737-900ER sebagai armada utamanya. Di bawah manajemen Lion Group milik Rusdi Kirana, Batik Air menggunakan Terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta. Dengan motif batik pada bagian ekor pesawatnya, Batik Air mencoba menonjolkan kesan kuat budaya Indonesia.
Counter Check in di Terminal 3 (dok. pribadi)
Pagi tadi, aku berkesempatan untuk mencoba Batik Air untuk pertama kalinya. Tiket Jakarta - Balikpapan kubeli seharga 653ribu. Aku berangkat dari rumah di kawasan perbatasan Ciputat - BSD Tangerang Selatan pukul 7.20 WIB dan sampai di Terminal 3 Soeta pukul 08.15 WIB, padahal jadwal take off pukul 10.55 WIB. ''Ah nggak papa lah kepagian, malah masih sepi counter check in-nya", pikirku saat itu untuk menghibur diri. Ternyata dugaanku salah besar, di counter check in nomor 18, 19, dan 20 khusus Batik Air, terihat antrean panjang dengan bawaan rata-rata pengantre yang sangat banyak dan besar-besar.

Sebenarnya sekarang ini aku sudah jarang check in di Bandara karena sudah cukup nyaman check in melalui internet (web check in). Baik itu menggunakan Garuda, Lion, Citilink, ataupun Air Asia. Namun, untuk penerbangan Batik Air kali ini aku tidak bisa memperoleh kepraktisan melalui web check in. Menu web check in di website batik Air tidak bisa diakses bahkan di klik sekalipun. Semula aku menduga mungkin browser safari di iPhone-ku tidak support, namun setelah ku mencoba dengan browser google chrome di laptop juga terjadi hal yang sama. Entah karena batik Air belum siap dengan sistem web check in, atau website Batik Air sedang eror, yang pasti hal ini sangat mengganggu kenyamanan calon penumpang. hal ini patut disayangkan, di tengah maskapai lain berlomba-lomba memberikan kemudahan dalam check in, batik Air yang mengaku sebagai maskapai full service malah mengabaikan hal ini, padahal segmen pasar yang disasar Batik Air adalah kalangan menengah ke atas yang mayoritasmelek teknologi dan tidak ingin direpotkan dengan sistem check in manual di bandara yang membuang banyak waktu.
Daripada aku ikut antrean panjang, mending aku duduk-duduk dulu saja di dekat counter check in sambil menunggu berkurangnya antrean, toh jadwalku masih lama. 45 menit kumenunggu tapi tidak ada tanda-tanda antrean berkurang. Kuputuskan untuk ikut antrean, kebetulan aku antre di counter nomor 19. Nah, saat antre itulah aku baru tahu penyebab panjangnya antrean ada 2 faktor:
  1. Tiga counter check in yang dikhususkan untuk Batik Air masing-masing tidak spesifik ditujukan untuk penerbangan ke rute mana, melainkan tiga-tiganya melayani untuk semua rute penerbangan. Hal ini menurutku kesalahan fatal, karena jadwal masing-masing rute kan berbeda-beda, nah jika ada penumpang dari rute yang akan boarding duluan akan tertahan di dalam antrean. Dalam kasus antrean tadi, penerbangan ke Manado sudah siap boarding, namun masih ada penumpang jurusan Manado yang antre di belakang, jadinya di petugas counter check in sampai teriak, "Manado, Manado......! yang Manado bisa langsung ke depan!". jadilah kami yang sudah antre di depan jadi jengkel karena semakin menambah lama antrean gara-gara si penumpang Manado yang mepet bahkan terlambat check in. Coba jika counternya dibuka per rute penerbangan, kan nggak perlu antre lama bagi yang terburu-buru check ini.
  2. Bawaan bagasi penumpang yang berlebihan. Ternyata para penumpang jurusan Manado juga banyak membawa barang bawaan sampai berdus-dus dan berkoper-koper besar yang jelas akan memperlama waktu check in. Seharusnya Batik Air mencontoh apa yang dilakukan Garuda Indonesia dengan menyediakan counter check in bagi penumpang tanpa bagasi, sehingga prosesnya lebih cepat dan counter itu bisa diberlakukan untuk semua rute penerbangan.

Ruang Kaki yang lebih lega (dok. pribadi)
Akhirnya setelah antre sekitar 30 menit aku mendapatkan boarding pass yang disitu tertera waktu boarding pukul 10.25 WIB. Langsung saja aku menuju ruang tunggu lantai 2. Tak lama kumenunggu, akhirnya terdengar pengumuman kalau penumpang Batik Air tujuan Balikpapan dengan nomor penerbangan ID 6252 dipersilahkan untuk boarding. langsung saja kutengok jam tanganku, ternyata disitu baru menunjukkan pukul 10.09 WIB. Di satu sisi aku senang karena lebih cepat dari jadwal, di sisi lain jadinya aku malah menunggu lama di pesawat karena masih menanti para penumpang yang boarding belakangan.

Masuk di kabin pesawat, interiornya secara awam tidak jauh berbeda dengan pesawat sejenis yang digunakan Lion Air, yang membedakan hanya  Jumlah kursi yang lebih sedikit, ruang kaki yang lebih lebar, dan fasilitas Audio VIdeo on  Demand yang ada di masing-masing kursi.
Entertaiment Video Audio Batik Air (Dok. Pribadi)
Fasilitas in flight entertainment menyediakan tayangan film-film hollywood, Bollywood, Asia,dan lokal. Adapula tayangan serial tv luar negeri, lagu-lagu, dan games untuk anak-anak.Namun diluar dugaanku, headset untuk mendengarkan audio tenyata diharuskan untuk membeli seharga 25ribu jika ingin menggunakan di pesawat, dan tidak diperkenankan menggunakan headset pribaadi. Penumpang di sebelahku yang kebetulan membelinya harus terpaksa gigit jari karena headset-nya tidak mau berfungsi, dan setelah komplain ke pramugari baru bisa keluar suaranya kira-kira 15 menit menjelang landing. Oiya,  layar sentuhnya juga dilengkapi colokan USB yang bisa kita pakai untuk nge-charge HP atau alat elektronik lainnya yang bisa di-charge melalui USB port.

Pelengkap Makanan Utama (dok. pribadi)
Dari semua fasilitas yang diberikan oleh batik Air, makananlah yang paling cocok untukku. Saat itu ditawarkan dua pilihan menu, nasi daging atau nasi ayam. Aku memilih nasi daging, yang didalamnya ternyata ada nasi dengan empal 2 lapis yang menurutku cukup enak rasanya beserta sayuran rebus berupa irisan wortel dan sejenis sawi. Disamping menu utama adapula dessert berupa irisan roti gulung dan es krim walls. Minuman yang disajikan ada cola, air mineral, jus rasa jeruk dan apel, teh dan kopi. Saat itu aku tanya ada jus jambu atau tidak, ternyata tidak ada dan aku pun memesan jus apel saja, namun yang disajikan jus jeruk, mungkin pramugarinya kelupaan karena masih belum terbiasa melayani pesanan penumpang yang macam-macam. Dalam paket menunya juga tersedia gula pasir, krimer, garam dan merica bubuk dalam kemasan sachet. Jika di garuda menggunakan stainless steel untuk peralatan makannya, Batik Air menggunakan sendok, garpu, dan pisau berbahan plastik. Overall sudah bagus lah untuk kualitas makananya.
Di Kantong kursi pesawat selain ada buku panduan prosedur keselamatan, dan buku doa, juga tersedia majalah BATIK. Majalahnya terkesan eksklusif dengan kertasnya yang lux, tanpa meninggalkan konten yang   lumayan bagus.
Pramugari Batik Air  tampil cantik dan menawan dengan paduan kebaya putih dan bawahan batik sehingga tampil sangat Indonesia dengan tetap elegan. Tapi yang membuatku kurang sreg adalah potongan rambut pramugarinya yang kurang matching dengan kebaya yang dipakai. Akan lebih elegan jika rambutnya disanggul modern alih-alih hanya dibiarkan tergerai dengan panjang sebahu. Dalam melayani penumpang pramugari masih terkesan kaku dan kikuk terutama dalam menghidangkan makanan. Namun, hal tersebut hanya soal kebiasaan yang pasti bisa lebih bagus seiring berjalannya waktu.
Koreksiku terhadap pelayanan Batik Air lebih ke teknis pre-departure:
  1. Web Check in yang belum berfungsi, juga beberapa navigasi di website Batik AIr yang belum bisa diakses
  2. Penataan ulang  sistem check in di Bandara perlu pembagian jelas untuk rute penerbangan dan perlunya pelayanan counter check in tanpa bagasi.


Selamat mencoba terbang bersama Batik Air.

9 comments:

  1. Terima kasih ulasannya membantu saya yang mengalami kebingungan yang sama saat hendak web check in. Ternyata memang masih belum bisa.

    ReplyDelete
  2. batik air seenaknya sendiri bro, gw antrinya panjaaaaang dan lamaaaa banget di loket check in,,,bener2 gak siap jadi maskapai penrbangan. gw naik tujuan jakarta-balikpapan check in 40 menit sebelum jam keberangkatan kemarin ditolak, apes banget dah..langsung hangussss, gak ada kompensasi padahal dibelakang gw masih antri jg 10 orang dgn tujuan penerbangan yg sama. langsung berantem aja tuh di cs nya sambil gebrak2 meja.web chekin gak bisa antrinya panjang, orang ngantri lama gak dihargai.Gak percaya lagi gw sama ini maskapai, pesawat sempit harga g ada murahnya, saran gw pake maskapai lain aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, sangat disayangkan sekali ya.....

      Terima Kasih kunjungannya.

      Delete
  3. saya kira batik air juga bagus kok,
    namun mungkin memang agak kurang ya promonya,
    sebenarnya nyaman juga disana

    ReplyDelete
  4. Setuju dg komen-komen di atas, masalah utama maskapai ini memang di check in entah via web atau counter. Katanya web check in bisa 24 jam sebelum keberangkatan, tetapi web nya sering error (dalam 3 bulan 2x menggunakan web check in). Di samping masalah klasik satunya DELAY... hehehe..

    ReplyDelete
  5. Ada postingan bulan Agustus 2015 mengatakan kalau Web chek in bisa,bahkan bisa milih kursi di emg exit, tapi hari ini 2 januari web chek in tidak bisa di akses, bahkan saya pakai aplikasi batik air juga tidak bisa chek in, mungkin webnya Batik yang lagi gangguan, mudah-mudahan bisa jadi perhatian pihak batik

    ReplyDelete
  6. Malam ini saya mau web check in dengan Batik Air, tapi tidak bisa. Saya akan ke Jakarta besok dari bandara Kuala Namu. Sebelumnya saya belum pernah naik Batik Air. Biasanya saya web check in dengan maskapai lain. Apakah dengan Batik Air belum bisa untuk fasilitas web check in? Sangat disayangkan apabila Batik Air belum memfasilitasi web check in. Terima kasih.

    ReplyDelete