Hidup ku di Balikpapan ini terlihat lebih teratur ritmenya daripada sebelum-sebelumnya, bahkan cenderung monoton, he he......
Di sini (Balikpapan) aku tidak membawa kendaraan bermotor, praktis jadinya ruang gerakku terbatas antara kos dan kantor yang hanya berjarak kurang lebih 50 m, kecuali jika aku maen atau nonton film dengan teman-teman kantor.
Setiap pagi aku bangun sekitar pukul 5 pagi. Jam 6 pagi aku bergegas mandi dan langsung berangkat ke kantor. Usai jam kantor pukul 5 sore, aku bergegas pulang. Begitu ritme yang terulang hampir sama setiap hari kerja. Sabtu minggu sering kugunakan untuk maen ke mal untuk sekedar ke toko buku atau nonton bioskop bersama teman yang tentunya punya motor (biar bisa nebeng), he he....
Hari ini sudah menginjak hari kesebelas bulan ramadhan. Monotonnya hidupku lebih terasa di bulan ramadhan ini. Bagaimana tidak, setiap pukul 03.23 WITA alarm ketiga HP-ku berbunyi hampir bersamaan yang memaksaku untuk membelalakan mata yang masih ingin terpejam. Usai sholat Tahajud dan Witir, kubangunkan dua teman kosku yang juga teman se kantorku untuk makan sahur ke 'Buldoser'.
Lho kok ke Buldoser, emangnya sahur-sahur mau naik buldoser keliling nyari makan sahur? Buldoser adalah nama julukan warung yang berada di samping barat kosku yang ada sebuah buldoser di sampingnya (beberapa minggu kemarin buldosernya sudah diangkut da tidak berada di samping warung lagi. Sudah sebelas hari ini aku sahur dan berbuka puasa di Buldoser. Aku suka ke Buldoser karena warungnya bersih, dan Ibu penjualnya ramah serta tak segan-segan memasakkan makanan yang khusus kupesan spesial 'fresh from the oven' seperti nasi goreng misalnya, nggak sekedar masakan yang sudah di display di etalase warungnya.
Hujan yang sering turun pada saat sahur dan hawa dingin yang sering menyergap Balikpapan saat ramadhan ini, tak menyurutkanku untuk menyambangi Buldoser setiap sahur. Aku merasa bertanggung jawab makan sahur di buldoser karena sebenarnya Buldoser tidak buka di waktu sahur, karena aku secara pribadi meminta Bu Muti (si penjual) untuk tetap buka pada waktu sahur, dan beliau berbaik hati menyanggupi permintaanku, jadilah aku selalu setia dengan Buldoser. Begitu pun saat berbuka, setelah berbuka dengan kurma dan sholat maghrib, aku pun langsung bergegas ke buldoser dan tak lupa memesan es degan tentunya.
Mencari makan sahur di Balikpapan, terutama di pinggiran kota tidak semudah seperti mencari makan sahur sewaktu aku kuliah di Jogja dulu ataupun saat masih di Jakarta.
Begitulah hidupku selama ramadhan ini hidupku diantara Kantor dan Buldoser, dimana memang letak kosku berada diantaranya.
No comments:
Post a Comment