Screenshot di Metro TV (dok. pribadi) |
Media online maupun televisi antusias memberitakan segala hal tentang konser Metallica di Indonesia. Terlebih lagi Jokowi, Sang Gubernur Ibukota yang sangat populer dan sangat dicintai media berencana ikut nonton konser Metallica.
Panitia menyediakan sebanyak 60ribu tiket dengan banderol harga dari yang terendah seharga 440ribu sampai dengan yang paling mahal seharga Rp1.650.000,-
Luar biasa pesona dari sebuah grup musik luar negeri yang sudah melegenda selama puluhan tahun itu. Di televisi tadi terlihat seorang ibu beranak empat dari Semarang, yang rela jauh-jauh datang ke Jakarta hanya untuk menonton konser Metallica, konser yang 20 tahun lalu pernah ia saksikan di Stadion Lebakbulus Jakarta. Adapula seorang pemuda dari Jogja yang rela datang ke Jakarta dengan menguras tabungannya demi melihat konser Metallica. Masih banyak lagi, fans yang sudah beberapa hari terakhir di Jakarta datang dari berbagai daerah untuk melihat konser grup musik kesayangannya. WOW Luar biasa fanatisme penggemar musik cadas ini.
Jika anggap saja tiketnya seharga 500rb, dan semua tikewt sold out, maka Panitia akan mengeruk laba pendapatan kotor Rp30 Milyar. Luar Biasa!!! Katakanlah untuk bayar ongkos Manggung dan akomodasi Metallica 15 milyar, Ongkos Sewa GBK, Sound Sistem, dan Pengamanan sekitar 5 milyar, jadilah Panitia dalam hal ini Black Rock Entertainment mengantongi sekitar Rp10 milyar. Nilai yang fantastis untuk konser yang hanya berlangsung dalam beberapa jam saja.
Hal tersebut tentunya sebanding dengan panjang dan berbelitnya usaha untuk memboyong Group Musik Internasional agar mau manggung di Indonesia. Negosiasi, promosi, lobi-lobi perizinan tentunya menguras kocek yang tidak sedikit.
Simbol metal dengan Ibu jari, jari tengah, dan jari kelingking dengan menekuk jari tengah dan jari manis ke arah telapak tangan merupakan simbol yang sangat populer, yang sama dengan simbol dari PDIP pimpinan Megawati yang mengacungkan susunan jari serupa.
Segala sepak terjang Jokowi memang selalu mempunyai nilai jual di mata media. Sampai dengan hobinya akan musik cadas, termasuk rencananya nonton konser Metallica malam ini juga ramai diberitakan. Kontroversi akan kedatangannya dalam konser Metallica ini banyak mengundang cibiran dari beberapa orang, namun banyak pula yang mendukungnya. Diantara komentar nyinyir itu ada yang bilang Jokowi lebih pro terhadap musik metal daripada takbir keliling dan zikir lah, Jokowi lebih melegalkan pesta pora tahun baru daripada kegiatan keagamaan lah, dan aneka komentar negatif lainnya. Sedangkan yang pro Jokowi mendukungnya jika pemimpin sekelas jokowi sah-sah saja punya hobi dengan musik cadas, bukan berarti orang metal sikapnya urakan, buktinya Jokowi cukup sukses membawa Jakarta menuju perubahan yang positif. Adapula yang bilang Jokowi adalah orang yang tidal munafik, dan apa adanya.
Terlepas dari semua pro dan kontra yang ada akan musik metal. Setidaknya adanya konser musik ini tidak merugikan siapa pun, bahkan malah mempunyai efek domino yang luar biasa. Pajak hiburan yang dibayarkan panitia jelas tidak sedikit, banyak penjual kaos dan aksesoris grup musik metallica yang mendapat berkah dari adanya konser ini, pemerintah dapat bagi hasil uang sewa GBK, banyak orang dilibatkan untuk terselenggaranya konser ini dan mereka tentunya mendapat penghasilan yang lumayan, citra akan kondusifnya keamanan Indonesia juga akan semakin baik di mata internasional karena sukses menyelenggarakan konser berkelas dunia.
Antusiasme akan konser Metallica baik oleh fansnya maupun media massa membuktikan bahwa masyarakat Indonesia haus akan hiburan. Kebosanan akan berita di televisi tentang korupsi ataupun tipu daya perpolitikan di Indonesia, seolah membuat jengah masyarakat dan perlu mendapat hiburan yang berkualitas.
Aku bukan penikmat musik metal, namun setidaknya ku tak perlu menjustifikasi bahwa pecinta metal itu orang yang cenderung liar, buktinya Gubernur Jakarta saat ini yang seorang penikmat musik cadas sejati.