Kebetulan aku check in via web check in Lion, sehingga tak perlu lagi check in di counter Lion di Bandara Sepinggan. Saat aku masuk di ruang tunggu Terminal B, suasana sudah sangat padat, dan aku pun tak mendapat tempat duduk, dan akhirnya aku hanya berdiri di dekat petugas boarding di samping pintu boarding. Sekitar pukul 17.45 ternyata petugas memanggil bahwa Lion Jurusan Surabaya Boarding. Aku yang sudah di dekat pintu boarding pun langsung bergegas.
Di boarding pass nomor tempat dudukku adalah 8A, aku memilih nomor ini disamping bagus, masih di barisan depan, sehingga tidak terlalu antre kalau keluar, dan yang penting dekat dengan jendela yang mana nanti di bagian kiri pesawat bisa melihat pemandangan kota Surabaya pada malam hari plus jembatan Suramadu dengan warna-warni lampunya.
Setelah masuk pesawat kududuk di seat 8A, kutaruh botol air mineral di kantung kursi depanku, dan aku pun asik membaca Lion Magazine sambil menunggu selesainya proses boarding. Saat sedang membaca majalah, tiba-tiba saja pramugari ngecek tiketku dan penumpang di sebelahku, aku pun bertanya "Ada apa Mbak?"
"O tidak apa-apa Pak, terima kasih", sahutnya.
Kulanjutkan kembali membaca majalah, dan ada beberapa penumpang yang ternyata nomor kursinya double. Aku pun cuek yang penting tidak sama nomor bangkunya denganku. Setelah penumpang hampir semua sudah masuk, tiba-tiba ada seorang laki-laki petugas darat Lion Air yang tiba-tiba menghampiriku.
"Maaf Pak, penerbangan Bapak bukan 265 tapi 365!, serunya yang sungguh mengejutkanku.
Tanpa pikir panjang aku pun bergegas keluar pesawat, sambil membawa kembali tas ranselku yang sudah kutaruh di bagasi kabin. Aku pun kembali ke ruang tunggu dengan raut wajah setengah malu dan jengkel tentunya. Ditambah lagi ternyata aku kelupaan membawa kembali botol air mineralku karena buru-buru keluar.
Ternyata penerbanganku delay hampir 1 jam, "huh menyebalkan!"
Yang membuatku tidak habis pikir, kok petugas boardingnya tidak mengecek nomor penerbanganku di boarding pass sih. Pengecekan boarding Lion Air selama ini masih manual, dengan menyobek bagian boarding pass untuk pihak maskapai. Padahal di boarding passnya sudah ada barcode yang mana harusnya tinggal scan saja, dan yang tidak sesuai nomor penerbangannya tentu tidak dapat masuk.
Aku juga saat itu tidak berpikir kalau itu benar-benar penerbangan JT-365, karena waktu boarding saat itu sebenarnya jatah waktu boarding pesawat yang kutumpangi. Mungkin saja karena kemiripan nomor penerbanagn 265 dan 365 membuat petugas boarding yang terburu-buru tidak teliti dengan pemeriksaannya.
Seumur-umur baru kali itu aku salah naik pesawat. Tapi positifnya aku jadi lebih teliti dan bisa menjadi bahan cerita menarik saat ngobrol, ha ha....
Pengalaman kurang mengenakkan lagi adalah saat aku naik Lion tanggal 15 Oktober, saat Idul Adha dari Juanda ke Sepinggan, dengan Lion JT-364 pukul 19.55 WIB. Pesawatnya akhirnya ternyata delay 1 jam dikarenakan terlambat boarding lebih dari 1 jam dari jadwal seharusnya ditambah dengan lamanya waktu di dalam kabin menjelang take off dikarenakan ada penumpang yang membatalkan penerbangannya mendadak sedangkan dia sudah menaruh barangnya di bagasi pesawat yang mana mau tak mau pihak Lion harus mengeluarkan kembali barang si penumpang diantara puluhan bagasi penumpang lainnya. Suasana kabin yang panas dan pengap membuatku kegerahan dan sangat tidak nyaman. Aku merasa kasihan dengan bayi-bayi yang ada di pesawat yang tentunya mereka merasa tidak nyaman dan mulai menangis karena kegerahan.
Jadilah aku sampai di Balikpapan sekitar jam setengah dua belas malam, padahal keesokan harinya aku harus mengajar pagi dan belum menyiapkan materinya. Ternyata sehari sesudahnya aku berkali-kali melihat berita di internet dan tv jika banyak penumpang Lion di Cengkareng maupun bandara lainnya yang ngamuk karena pesawatnya delay hingga lebih dari 5 jam tanpa kejelasan pemberangkatan. Usut punya usut ternyata, keterlambatan itu disebabkan pasokan ban cadangan pesawat yang terlambat datang. Dan ternyata kita baru tahu kalau Lion menggunakan ban vulkanisir bekas yang didatangkan dari luar negeri.
Lion yang selama setahun terakhir ini menurutku sudah banyak perbaikan dan mulai on time, ternyata 2 penerbangan terakhirku menggunakan Lion membuatku stigmaku tentang Lion kembali ke dua tahun kebelakang.