Pages

Thursday, December 5, 2013

Antrean Keparat Demi Sekeranjang Sayap Ayam

Promo KFC (dok. pribadi)
Akhir-akhir ini brand ayam goreng terpopuler di dunia yang pasti juga tercetar di Indonesia tak lain tak bukan adalah KFC sering mengadakan promo setiap hari rabu. Terakhir adalah beli paket Wings Bucket yang berisikan 7 potong sayap ayam goreng crispy.

Hari selasa, aku dikasih tahu teman kantor kalau ada promo wings bucket KFC diskon 50% rabu keesokan harinya. Tapi untuk mendapatkannya harus membukan fan page KFC Indonesia di Facebook dan mengklik 'get offer' pada iklan promonya, otomatis kita akan mendapatkan email dari KFC berisikan pesan untuk menunjukkan isi email tersebut saat membeli wings bucket di KFC.

Tertarik sekali sampai terngiler-ngiler mbayangin sayap KFC yang crispy abis, aku pun langsung buka fanpage KFC. Kudapat email berisikan jika promo hanya berlaku untuk hari rabu tgl 4 Desember saja antara pukul 10.00 - 21.00 hanya 1 berlaku 1 kali transaksi.
PRomo Wings bucket KFC (dok. pribadi)
Tibalah hari rabu yang ditunggu-tunggu itu. Karena dari pagi agak sibuk dengan kerjaan kantor, kami pun baru berangkat hampir jam 12 siang. Jadilah kami sampai di KFC Balikpapan Baru ternyata antreannya sudah panjang, padahal dibuka 3 lajur antrean. Aku sebenarnya sudah tidak yakin bisa betah antre sepanjang itu, tapi karena kedua temanku pengen antre, aku pun mengalah untuk tetap ikut antre demi sekeranjang kecil sayap ayam.

Sudah kuduga, antrean yang sekitar 10 orang saja ternyata memakan waktu kurang lebih 1 jam. Untung kami bertiga sama-sama mengantre dalam satu lajur, jadilah bisa ngobrol ngalor- ngidul. Yang bikin sangat jengkel, lajur antrean kami ternyata yang paling lama antrenya. Setelah kuamati seksama ternyata kasirnya yang agak lelet nyiapin pesanan pelanggan terutama saat buat minuman yang 'aneh-aneh' khas restoran fast food. Jadilah orang yang datang setelah kami dan mengantre di lajur yang beda mendapat pelayanan terlebih dahulu. Dasar kasir Biang Kerok! 
Antrean Panjang di kasir (dok. pribadi)
Tinggalah satu orang pengantre di depan kami, seorang Ibu dengan anaknya yang kira-kira berumur 7 tahun memesan wings bucket, ternyata dijawab si kasir" Maaf Bu, wings bucketnya sudah habis untuk sesi ini, dibuka lagi sore nanti!". Bagai disambar geledek siang bolong. Setelah kami jenuh, lelah, pegal mengantre ternyata target kami lenyap begitu saja. Mimpi makan banyak sayap dengan harga diskon pun sirna, ha ha.... Masih mending kalau baru antre, ini sudah sejam loh antrenya, dan hasilnya NIHIL. Sudah menahan malu lagi antre pakai seragam kantor, dengan saingan anak-anak SMU yang abis pulang sekolah, lengkaplah ibarat sudah jatuh ketimpa gentong!

Aku putuskan daripada malu dan kelaperan tanpa hasil, kami pun membeli paket besar yang isinya 1 bungkus nasi, 1 dada ayam, dan 1 pepsi cola ukuran besar. Dengan rasa jengkel yang masih mendidih kami pun melahap ayam sialan itu tanpa ampun dengan tiada lagi merasakan nikmat makan ayam karena terhapus rasa kapok antre.

Buat pelajaran, lain kali aku tidak mau nurutin hawa nafsu sesat terjebak bahasa marketing yang seolah menghipnotis untuk menurutinya. Memang sih ada kata-kata 'Persediaan Terbatas' di iklannya, tapi waktu berlaku promo antara pukul 10.00-21.00 seolah-olah paket tersedia sepanjang rentang waktu itu. Kalaupun memang persediaannya terbatas, harusnya diberitahukan dong sisa berapa paketnya agar pelanggan yang terlanjur antre bisa segera tahu dan bisa memperkirakan nanti akan dapat atau tidak jika tetap pada antrean!

Antre dengan gembira (dok. pribadi)
Huh.. Nggak lagi-lagi ikut-ikutan antre yang jelas-jelas rugi waktu, rugi tenaga, rugi emosi. Mending aku bayar mahal daripada ikut antrean keparat itu. Sebenarnya aku gk maniak ayam goreng KFC, tapi mungkin karena bius promonya yang menakjubkan sehingga mampu ngibulin akal sehatku ini, jadilah kecele, ha ha..... Padahal aku sebenarnya tahu kalau ayam-ayam KFC itu kan jenis ayam broiler yang penuh dengan obat-obatan dan hormon artifial untuk menggemukkan ayam potong dengan sangat cepat. Jelas jika dikonsumsi berlebihan dengan frekuensi yang tinggi akan membahayakan tubuh. Konon tingginya kandungan hormon estrogen pada pakan ayam yang membantu pertumbuhan daging ayam dengan sangat cepat berkontribusi terhadap perawakan bocah-bocah kota metropolitan semacam Jakarta yang bongsor-bongsor namun tidak gesit atau selincah anak kampung yang jarang terpapar memakan ayam potong.

Aku mengonsumsi fast food seperti di KFC belum tentu sebulan sekali, tapi itu memang lebih baik daripada nanti badanku bongsor dan gampang sakit kayak ayam potong, hiii....amit-amit. Tapi terkadang citarasa dari KFC itu ngangenin.... Tapi klo kebanyakan atau terus-terusan juga nggak nikmat lagi tapi eneg jadinya.

 
Antre sambil berpose (dok. pribadi)


Beruntung KFC dan semacamnya masih menjadi menu kalangan menengah di Indonesia, jadinya tidak dimakan setiap hari oleh sebagian masyarakat kita yang lebih banyak kalangan bawah. Padahal di negara maju makanan fast food semacam KFC adalah junk food (makanan sampah) yang sering dikonsumsi kalangan menengah ke bawah, oleh karena itu di amrik sana banyak problem obesitas di kalangan anak-anak gara-gara kebiasaaan makan junk food.

Boleh makan junk food, tapi jangan sering-sering ya.....

Sunday, December 1, 2013

Hari Pita Merah

1 Desember, setiap tahunnya diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Di TV-TV terlihat berita orang-orang yang membagi-bagikan bunga kepada pengguna jalan dengan memakai pita merah di bajunya. Pita merah disini sebagai simbol akan kepedulian terhadap HIV/AIDS.

HIV merupakan virus yang menginfeksi tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh yang pada akhirnya bisa menjadikan seseorang yang terinfeksi menjadi AIDS dimana kekebalan tubuhnya sudah sangat rapuh, sehingga dengan cepat berbagai virus dan bakteri menyerang tubuh dengan sangat ganas tanpa adanya perlawanan dari sistem kekebalan tubuh dan selalu berakhir dengan kematian.

Sejak lebih dari tiga dekade yang lalu, saat pertama kali AIDS ditemukan belum ada obat yang bisa menyembuhkannya. Obat-obatan yang ada saat ini hanya mampu sedikit memperpanjang usia penderita AIDS.

Berita tentang AIDS akhir-akhir ini kalah gaungnya dengan pemberitaan tentang korupsi ataupun gosip selebritis. Padahal penyebaran AIDS di Indonesia sudah pada taraf yang mengkhawatirkan terutama di kalangan pelaku seks bebas ataupun pengguna narkoba. Sosialisasi tentang bahaya dan penularan AIDS selama ini dirasakan kurang. Banyak masyarakat yang salah kaprah bahwa jika berjabat tangan ataupun bersentuhan dengan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) maka akan langsung tertular. Padahal virus HIV hanya bisa menular melalui transfusi darah yang mengandung virus HIV, ataupun hubungan seksual yang melibatkan pertukaran cairan sekresi dari vagina, penis, rektum (anal), ataupun mulut/ludah (oral) dari pasangan yang terjangkit HIV.

Menurut beberapa penelitian, lama waktu infeksi seseorang terjangkit HIV sampai dengan menjadi AIDS rata-rata 9 s.d. 10 tahun. Setelah menjadi AIDS yang merupakan tingkat keparahan tertinggi seseorang akibat dari infeksi HIV, orang itu rata-rata bisa bertahan hidup sampai 9,2 bulan (Wikipedia, 2013). Jadi seringkali orang yang terjangkit HIV tidak menyadari dirinya terkena HIV yang berpotensi AIDS dan tidak sadar menularkannya kepada istri atau suaminya.

Marilah kita senantiasa menjaga diri dan keluarga kita dari HIV/AIDS melalui pemahaman yang benar akan HIV/AIDS serta menghindari perbuatan-perbuatan berisiko tinggi akan penularan HIV.

Friday, November 29, 2013

Pengalaman Memancing Yang Pertama

Memancing saat hujan (dok. pribadi)
Sabtu, 23 November kemarin teman-teman kantor mengajakku memancing. Aku memang kurang begitu antusias hari itu, cuma karena aku pengen tahu gimana sih rasanya mancing itu, kuturuti saja ajakan teman-teman untuk memancing di kawasan KM 5,5 Balikpapan, tepatnya di tambak-tambak yang sekaligus dibuat arena pemancingan dekat Perumahan Graha Indah.

Jujur, aku agak jijik dengan ikan, padahal kalau sudah jadi ikan bakar aku pun tak sungkan melahapnya dengan penuh nafsu. Khas bau ikan yang amis, membuatku gk pernah tertarik dengan hal-hal yang berbau ikan hidup apalagi aktivitas memancing.

Pengalaman pertamaku dimulai dari rumah Pak Parjo di Kompleks Graha Indah. Kami berdelapan saat itu, membawa 6 buah pancing dan umpan berupa pelet ikan yang sudah diuleni dengan campuran roti tawar menjadi seperti adonan roti. Kami pun berjalan kira-kira 300 meter menuju lokasi pemancingan di tepi hutan bakau yang nampak masih terjaga keasriannya. Kami melewati beberapa kolam pemancingan, namun pemancingan yang kami tuju adalah tambak bandeng karena memancing bandeng lebih ada sensasi tarikannya. Kegesitan si bandeng mengoyak umpan perlu skill 'khusus' untuk mampu memancingnya meski di tambak sekalipun.

Ini kali pertama aku memancing. Kegiatan yang belum pernah kulakukan sampai usiaku yang hampir kepala 3 ini. Aku diajari oleh teman seniorku bagaimana cara menggunakan pancing, bagaimana cara mengendorkan atau mengunci katrol pancing, melempar kail, sampai dengan menggulung tali pancing. Langsung kucoba untuk memancing, hasilnya satu jam pertama hasilnya nihil. Aku pun beristirahat sambil melihat teman-temanku yang nampaknya sudah mahir mendapatkan ikan satu per satu.

Satu per satu temanku mulai mendapatkan ikan, aku sendiri yang dari tadi hanya memberi support mereka belum dapat seekor pun. Aku pun mulai mencoba lagi karena terpacu oleh teman-temanku yang terlebih dahulu berhasil. Akhirnya sampai sekitar pukul 1 siang aku berhasil mendapatkan 4 ekor bandeng (harusnya bisa dapat 6 bahkan lebih jika ikannya tidak lepas saat ditarik).

Puas rasanya, di saat pertama kali mencoba memancing langsung dapat ikan. Aku mulai merasa enjoy dan lebih percaya diri akan mendapat lebih, saat berhasil untuk pertama kalinya menjerat mulut bandeng di mata kailku.

Pukul 13.30 WITA kami sudahi berburu bandeng. Kami total berdelapan mendapatkan 6 kg bandeng dan 7 ons nila dan ditebus sebesar 200ribu rupiah. Ikan-ikan 'malang' itu pun kami bawa pulang untuk dibakar rame-rame.

Akhirnya sekitar pukul 4 sore semua ikan selesai dibakar. Kami pun pesta ikan bakar yang terasa segar dan nikmat karena hasil tangkapan sendiri plus dimasak sendiri. Namun efeknya badan ini bau asap dan aroma amis di tangan serasa belum hilang sampai 2 hari berikutnya.

Ternyata mancing gk serumit yang kukira. Hanya perlu mengasah feeling saat umpan mulai dimakan dan ditarik oleh ikan. Asik juga ya mancing....... (asal gk mancing kerusuhan saja)
Asyiknya mancing rame-rame(dok. pribadi)

Saturday, October 26, 2013

Pengalaman Delay Bersama Lion Air

20 September 2013 sudah jauh-jauh hari kurencanakan hari itu untuk mudik ke Tulungagung. Pesawat Lion jadi pilihanku, setelah Citilink menghapus rute Balikpapan-Surabaya. Rencananya hari itu aku terbang dengan pesawat nomor penerbangan JT-365 pukul 17.55 WITa, dan di boarding pass tertera waktu boarding pukul 17.25 WITa.

Kebetulan aku check in via web check in Lion, sehingga tak perlu lagi check in di counter Lion di Bandara Sepinggan. Saat aku masuk di ruang tunggu Terminal B, suasana sudah sangat padat, dan aku pun tak mendapat tempat duduk, dan akhirnya aku hanya berdiri di dekat petugas boarding di samping pintu boarding. Sekitar pukul 17.45 ternyata petugas memanggil bahwa Lion Jurusan Surabaya Boarding. Aku yang sudah di dekat pintu boarding pun langsung bergegas.

Di boarding pass nomor tempat dudukku adalah 8A, aku memilih nomor ini disamping bagus, masih di barisan depan, sehingga tidak terlalu antre kalau keluar, dan yang penting dekat dengan jendela yang mana nanti di bagian kiri pesawat bisa melihat pemandangan kota Surabaya pada malam hari plus jembatan Suramadu dengan warna-warni lampunya.

Setelah masuk pesawat kududuk di seat 8A, kutaruh botol air mineral di kantung kursi depanku, dan aku pun asik membaca Lion Magazine sambil menunggu selesainya proses boarding. Saat sedang membaca majalah, tiba-tiba saja pramugari ngecek tiketku dan penumpang di sebelahku, aku pun bertanya "Ada apa Mbak?"
"O tidak apa-apa Pak, terima kasih", sahutnya.

Kulanjutkan kembali membaca majalah, dan ada beberapa penumpang yang ternyata nomor kursinya double. Aku pun cuek yang penting tidak sama nomor bangkunya denganku. Setelah penumpang hampir semua sudah masuk, tiba-tiba ada seorang laki-laki petugas darat Lion Air yang tiba-tiba menghampiriku.
"Maaf Pak, penerbangan Bapak bukan 265 tapi 365!, serunya yang sungguh mengejutkanku.

Tanpa pikir panjang aku pun bergegas keluar pesawat, sambil membawa kembali tas ranselku yang sudah kutaruh di bagasi kabin. Aku pun kembali ke ruang tunggu dengan raut wajah setengah malu dan jengkel tentunya. Ditambah lagi ternyata aku kelupaan membawa kembali botol air mineralku karena buru-buru keluar.

Ternyata penerbanganku delay hampir 1 jam, "huh menyebalkan!"

Yang membuatku tidak habis pikir, kok petugas boardingnya tidak mengecek nomor penerbanganku di boarding pass sih. Pengecekan boarding Lion Air selama ini masih manual, dengan menyobek bagian boarding pass untuk pihak maskapai. Padahal di boarding passnya sudah ada barcode yang mana harusnya tinggal scan saja, dan yang tidak sesuai nomor penerbangannya tentu tidak dapat masuk.

Aku juga saat itu tidak berpikir kalau itu benar-benar penerbangan JT-365, karena waktu boarding saat itu sebenarnya jatah waktu boarding pesawat yang kutumpangi. Mungkin saja karena kemiripan nomor penerbanagn 265 dan 365 membuat petugas boarding yang terburu-buru tidak teliti dengan pemeriksaannya.

Seumur-umur baru kali itu aku salah naik pesawat. Tapi positifnya aku jadi lebih teliti dan bisa menjadi bahan cerita menarik saat ngobrol, ha ha....

Pengalaman kurang mengenakkan lagi adalah saat aku naik Lion tanggal 15 Oktober, saat Idul Adha dari Juanda ke Sepinggan, dengan Lion JT-364 pukul 19.55 WIB. Pesawatnya akhirnya ternyata delay 1 jam dikarenakan terlambat boarding lebih dari 1 jam dari jadwal seharusnya ditambah dengan lamanya waktu di dalam kabin menjelang take off dikarenakan ada penumpang yang membatalkan penerbangannya mendadak sedangkan dia sudah menaruh barangnya di bagasi pesawat yang mana mau tak mau pihak Lion harus mengeluarkan kembali barang si penumpang diantara puluhan bagasi penumpang lainnya. Suasana kabin yang panas dan pengap membuatku kegerahan dan sangat tidak nyaman. Aku merasa kasihan dengan bayi-bayi yang ada di pesawat yang tentunya mereka merasa tidak nyaman dan mulai menangis karena kegerahan.

Jadilah aku sampai di Balikpapan sekitar jam setengah dua belas malam, padahal keesokan harinya aku harus mengajar pagi dan belum menyiapkan materinya. Ternyata sehari sesudahnya aku berkali-kali melihat berita di internet dan tv jika banyak penumpang Lion di Cengkareng maupun bandara lainnya yang ngamuk karena pesawatnya delay hingga lebih dari 5 jam tanpa kejelasan pemberangkatan. Usut punya usut ternyata, keterlambatan itu disebabkan pasokan ban cadangan pesawat yang terlambat datang. Dan ternyata kita baru tahu kalau Lion menggunakan ban vulkanisir bekas yang didatangkan dari luar negeri.

Lion yang selama setahun terakhir ini menurutku sudah banyak perbaikan dan mulai on time, ternyata 2 penerbangan terakhirku menggunakan Lion membuatku stigmaku tentang Lion kembali ke dua tahun kebelakang.

Saturday, October 5, 2013

Tes Kompetensi Dasar (TKD) dengan Computer Assisted Test (CAT) Unt ukSeleksi CPNS

Logo CAT BKN (dok. pribadi)
Penerimaan CPNS tahun ini ternyata berbeda dengan penerimaan-penerimaan CPNS tahun-tahun sebelumnya. Sekarang sistem rekrutmennya menggunakan TKD alias Tes Kompetensi Dasar. TKD ini diwajibkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negar dan Reformasi Birokrasi untuk semua rekrutmen CPNS baik pusat maupun daerah.

halaman Awal Tes TKD sistem CAT (dok. pribadi)

Soal TKD ini dibuat oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan 3 jenis bidang pengujian yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Inteligensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Jumlah soal seluruhnya adalah 100 soal dengan rincian 30 soal TWK, 35 soal TIU, dan 35 soal TKP. Masing-masing soal nilainya 0 jika salah dan 5 jika benar, kecuali untuk TKP nilainya antara skala 1 s.d. 5, tidak ada nilai 0. Jadi jika seluruh soal dijawab dengan tepat maka nilai maksimumnya adalah 500, dan nilai minimumnya adalah 35. Tidak ada sistem pengurangan nilai dalam ujian ini.

Untuk ujian TKD berbasis komputer atau yang lebih sering disebut Computer Assisted Test (CAT) waktunya adalah 90 menit. Dengan sistem komputer, peserta langsung mengerjakan soal ujiannya di layar monitor komputer. Pengoperasiannya cukup mudah dan waktu yang tersisa dalam pengerjaan sudah terpampang jelas di monitor. Soal dengan bentuk pilihan ganda membuat kita cukup menggunakan mouse untuk mengklik pilihan yang benar.

Pada setiap soal ada tombol 'simpan dan lanjutkan' dan 'lewati soal ini'. Jika anda merasa yakin maka klik 'simpan dan lanjutkan', sebaliknya jika masih ragu-ragu atau belum tahu jawabannya bisa mengklik 'lewati soal ini'. Jika terpaksa melewati soal maka nanti bisa kembali lagi ke soal itu dan di monitor juga terpampang jelas soal mana saja yang belum dikerjakan sehingga sangat membantu kita untuk kembali ke soal yang belum dikerjakan. Yang menarik lainnya, walaupun sudah mengklik 'simpan dan lanjutkan' namun kita ingin mengubah jawaban kita maka kita bisa kembali ke soal tersebut dan merubahnya senyampang kita belum mengklik tombol 'selesai ujian'.

Jika semua soal sudah selesai kita kerjakan maka kita bisa mengklik tombol 'selesai ujian' dan akan muncul pilihan Ya atau Tidak. Kalau kita sudah yakin dengan jawaban-jawaban kita maka kita bisa memilih YA, dan akan langsung keluar nilai akhirnya. Namun, jika kita pilih TIDAK maka kita akan kembali ke soal dan bisa merubah jawaban yang ada.

TKD dengan sistem CAT memang banyak kelebihan dan bisa meminimalisir adanya kecurangan karena:
1. nilainya bisa langsung diketahui, sehingga lebih objektif
2. Prosesnya cepat, praktis dan mengehemat biaya kertas

Namun ada beberapa kekurangannya yaitu:
1. Perlu fasilitas komputer dan jaringannya yang memadai
2. Perlu sumber listrik yang bebas pemadaman atau diback up dengan UPS
3. Perlu tenaga ahli komputer dan jaringan yang menguasai sistem CAT
4. Tidak bisa dilakukan massal dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang serentak karena keterbatasan IT.

Berdasar pengalaman saya mengawasi TKD berbasis CAT ini, peserta tidak mengalami kendala yang berarti karena navigasi sistem CAT di layar monitor sangat user friendly. Pernah suatu ketika peserta tidak bisa memulai ujian karena ada keterangan eror, maka sebaiknya browsernya ditutup dulu baru dibuka kembali.

Para Peserta Tes TKD sistem CAT (dok. pribadi)

Yang perlu kita ketahui juga bahwa soal-soal TKD ini mempunyai banyak versi, sehingga soal yang dikerjakan peserta yang satu tidak sama dengan peserta lainnya meskipun dalam ruangan yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Jadi sia-sia kalau pun mau mencontek.

Khusus untuk Kementerian Keuangan yang sebelumnya untuk tes pertama menggunakan jenis Tes Potensi Akademik, untuk tahun ini Kementerian Keuangan ikut kebijakan Kemenpan dan RB. Selanjutnya untuk yang lolos TKD akan masih menghadapi 3 tes lanjutan dengan sistem gugur, yaitu tes kedua adalah Psikotes, tes ketiga adalah Tes Kesehatan dan Kebugaran, serta terakhir adalah Wawancara.

Untuk mahasiswa ikatan dinas semisal STAN yang tahun-tahun sebelumnya setelah lulus kuliah langsung diangkat menjadi CPNS, mulai tahun ini diharuskan pula lulus TKD sebagai syarat untuk pengangkatan sebagai CPNS.

Selamat mengikuti TKD.

Friday, September 13, 2013

Pengalaman Berbelanja di Lazada (part 3)

Screenshot homepage Lazada mobile (Sumber : Lazada.co.id)
Kali ini saya akan mengulas tentang keunggulan fitur Notify Me yang ada di website Lazada.co.id
Apa sih sebenarnya kegunaan fitur ini? Fitur Notify Me atau dalam bahasa Indonesia berarti "Kabari Saya!" sebenarnya sangat penting untuk sebuah toko online, namun keberadaannya selama ini sering diabaikan oleh pengelola toko online ataupun oleh costumer sekalipun.

Fitur ini seringkali muncul di toko online jika ada produk yang mau launching namun belum tersedia stoknya, ataupun untuk produk yang stoknya lagi kosong. Dalam Fitur Notify Me, biasanya toko online mencatumkan kolom kosong yang bisa kita isi dengan alamat email kita, dan jika barang yang kita inginkan stoknya sudah ada maka kita akan mendapat email pemberitahuan jika barang yang kita inginkan sudah ada stoknya. Fitur ini saya akui sangat berguna manakala, stok barang yang kita tunggu atau kita inginkan sering habis stoknya. Fitur Notify di Lazada sangat membantuku untuk mendapatkan barang yang kuinginkan.

Beberapa hari terakhir ini HP milik Ibu sering bermasalah dan sering mati dengan sendirinya, maklum sudah sekitar 6 tahun usia pakainya. Nah, kebetulan Ibu menginginkan ganti HP merek Nokia Lumia 520 dengan harga normal Rp1.850.000,-. HP Nokia ini termasuk Smartphone tipe low end tapi cukup mempunyai fitur yang mumpuni dengan desain yang cukup menarik. Aku pun mencoba membelinya secara online agar barangnya bisa langsung dikirim ke alamat Ibu di Jawa. Beberapa toko online terkenal kusambangi untuk mencari harga yang terbaik syukur-syukur gratis biaya pengiriman.

Lazada.co.id

Aku mengunjungi beberapa toko online terpercaya, ternyata harganya hampir sama semua yaitu Rp1.850.000,- dan belum termasuk ongkos kirim. Hanya Lazada dan Blibli yang menawarkan ongkos kirim gratis ke seluruh Indonesia, beberapa toko online diantaranya hanya menawarkan gratis ongkir ke beberapa kota saja. Sayangnya saat kubuka website Lazada, stok nokia Lumia 520 lagi kosong padahal dari semua toko online terpercaya yang kusambangi, Lazada memberikan tawaran harga paling rendah yaitu Rp1.729.000,- belum termasuk diskon voucher. Akhirnya aku memutuskan membeli di toko online E**f***. Toko ini juga menawarkan diskon yang lumayan tinggi yaitu sebesar 85ribu rupiah dengan menukarkan 10 poin telkomsel dengan voucher diskon. Namun beberapa kali kucoba menggunakan voucher diskon itu, gagal terus. Aku pun memutuskan untuk tidak menggunakan voucher diskon dari poin telkomsel, namun tetap saja transaksiku gagal. Kuulangi hal yang sama selama 2 hari namun tetap gagal terus.

Selain mencoba di situs E**f*** aku juga mencoba di situs B***n**, ternyata juga sering mengalami kegagalan, padahal biasanya saat transaksi di B***n** aku merasa nyaman dan transaksinya di sistemnya berjalan lancar.

Aku pun mencoba membuka lagi website Lazada ternyata hari kamis siang kemarin, persediaan lumia 520 masih kosong juga. Nah, disitulah aku melihat fitur Notify Me yang sebelumnya sering kuabaikan jika stok yang tersedia kosong. Ternyata, malah harinya saat aku membuka email, ada email dari lazada yang memberitahuku jika Nokia Lumia 520 warna hitam yang aku cari sudah ada stoknya di Lazada. Buru-buru kubuka laptop khawatir jika stok lumianya keburu dibeli orang lain.

Untungnya harganya masih Rp1.729.000, dan kebetulan aku masih punya voucher diskon Lazada senilai 50rb yang kuperoleh melalui langganan newsletter-nya. Jadilah harga lumia yang aku pilih hanya Rp1.679.000,- sudah gratis ongkos kirim.

Untuk pembayarannya aku memilih menggunakan kartu kredit CIMB Niaga dengan cicilan 3x dengan bunga 0% . Sayangnya belum tersedia fasilitas cicilan untuk tenor yang lebih panjang, he he.......

Faktor simplisitas dalam penggunaannya (hanya menginput alamat email) dan respon yang cepat saat stok sudah ada, merupakan salah satu keunggulan Lazada yang tidak dimiliki toko online lainnya, disamping gratis ongkos kirimnya dan harga yang bersaing dengan voucher diskon yang sering diberikan cuma-cuma.

Sunday, August 25, 2013

Konser Metallica di Jakarta

Screenshot di Metro TV (dok. pribadi)

Metallica, grup musik cadas asal negeri Paman Sam itu datang lagi ke Indonesia untuk konser malam ini di Gelora Bung Karno setelah 20 tahun yang lalu. Penggemarnya dari berbagai daerah di Indonesia menyerbu GBK sore ini.

Media online maupun televisi antusias memberitakan segala hal tentang konser Metallica di Indonesia. Terlebih lagi Jokowi, Sang Gubernur Ibukota yang sangat populer dan sangat dicintai media berencana ikut nonton konser Metallica.

Panitia menyediakan sebanyak 60ribu tiket dengan banderol harga dari yang terendah seharga 440ribu sampai dengan yang paling mahal seharga Rp1.650.000,-

Luar biasa pesona dari sebuah grup musik luar negeri yang sudah melegenda selama puluhan tahun itu. Di televisi tadi terlihat seorang ibu beranak empat dari Semarang, yang rela jauh-jauh datang ke Jakarta hanya untuk menonton konser Metallica, konser yang 20 tahun lalu pernah ia saksikan di Stadion Lebakbulus Jakarta. Adapula seorang pemuda dari Jogja yang rela datang ke Jakarta dengan menguras tabungannya demi melihat konser Metallica. Masih banyak lagi, fans yang sudah beberapa hari terakhir di Jakarta datang dari berbagai daerah untuk melihat konser grup musik kesayangannya. WOW Luar biasa fanatisme penggemar musik cadas ini.

Jika anggap saja tiketnya seharga 500rb, dan semua tikewt sold out, maka Panitia akan mengeruk laba pendapatan kotor Rp30 Milyar. Luar Biasa!!! Katakanlah untuk bayar ongkos Manggung dan akomodasi Metallica 15 milyar, Ongkos Sewa GBK, Sound Sistem, dan Pengamanan sekitar 5 milyar, jadilah Panitia dalam hal ini Black Rock Entertainment mengantongi sekitar Rp10 milyar. Nilai yang fantastis untuk konser yang hanya berlangsung dalam beberapa jam saja.

Hal tersebut tentunya sebanding dengan panjang dan berbelitnya usaha untuk memboyong Group Musik Internasional agar mau manggung di Indonesia. Negosiasi, promosi, lobi-lobi perizinan tentunya menguras kocek yang tidak sedikit.

Simbol metal dengan Ibu jari, jari tengah, dan jari kelingking dengan menekuk jari tengah dan jari manis ke arah telapak tangan merupakan simbol yang sangat populer, yang sama dengan simbol dari PDIP pimpinan Megawati yang mengacungkan susunan jari serupa.

Segala sepak terjang Jokowi memang selalu mempunyai nilai jual di mata media. Sampai dengan hobinya akan musik cadas, termasuk rencananya nonton konser Metallica malam ini juga ramai diberitakan. Kontroversi akan kedatangannya dalam konser Metallica ini banyak mengundang cibiran dari beberapa orang, namun banyak pula yang mendukungnya. Diantara komentar nyinyir itu ada yang bilang Jokowi lebih pro terhadap musik metal daripada takbir keliling dan zikir lah, Jokowi lebih melegalkan pesta pora tahun baru daripada kegiatan keagamaan lah, dan aneka komentar negatif lainnya. Sedangkan yang pro Jokowi mendukungnya jika pemimpin sekelas jokowi sah-sah saja punya hobi dengan musik cadas, bukan berarti orang metal sikapnya urakan, buktinya Jokowi cukup sukses membawa Jakarta menuju perubahan yang positif. Adapula yang bilang Jokowi adalah orang yang tidal munafik, dan apa adanya.

Terlepas dari semua pro dan kontra yang ada akan musik metal. Setidaknya adanya konser musik ini tidak merugikan siapa pun, bahkan malah mempunyai efek domino yang luar biasa. Pajak hiburan yang dibayarkan panitia jelas tidak sedikit, banyak penjual kaos dan aksesoris grup musik metallica yang mendapat berkah dari adanya konser ini, pemerintah dapat bagi hasil uang sewa GBK, banyak orang dilibatkan untuk terselenggaranya konser ini dan mereka tentunya mendapat penghasilan yang lumayan, citra akan kondusifnya keamanan Indonesia juga akan semakin baik di mata internasional karena sukses menyelenggarakan konser berkelas dunia.

Antusiasme akan konser Metallica baik oleh fansnya maupun media massa membuktikan bahwa masyarakat Indonesia haus akan hiburan. Kebosanan akan berita di televisi tentang korupsi ataupun tipu daya perpolitikan di Indonesia, seolah membuat jengah masyarakat dan perlu mendapat hiburan yang berkualitas.

Aku bukan penikmat musik metal, namun setidaknya ku tak perlu menjustifikasi bahwa pecinta metal itu orang yang cenderung liar, buktinya Gubernur Jakarta saat ini yang seorang penikmat musik cadas sejati.

Hobi Berkebun

Kebun Mini usia 1 bulan (dok. pribadi)

Bermula dari keinginan untuk ada aktivitas di waktu-waktu luangku yang sangat banyak di Balikpapan, aku mencoba mengeksplor hobi yang kira-kira bisa kubangkitkan segera di Pulau seberang ini.

Di Balikpapan aku kos di dekat kantor. Seringkali akhir pekan aku hanya menghabiskan waktuku untuk bersih-bersih kamar, mencuci, menyetrika, dan tentunya nonton TV seharian. Mau jalan-jalan atau nonton TV hanya jika ada teman yang ngajak pakai motornya.

Hobi Ngeblog termasuk artikel ini, semakin intensif kulakukan karena banyak waktu luang. Aku punya hobi lain, yaitu berkebun. Aku paling suka dengan tanaman. Sejak kecil aku juga sudah diajari Ibu untuk bercocok tanam sayur-sayuran yang mudah ditanam seperti bayam dan tomat, dan sampai sekarang pun hobi tanam-menanam sudah mendarah daging di jiwaku.

Bibit Sawi usia 3 hari (dok. pribadi)
Kebetulan kosku masih banyak ruang kosong dan sangat terasa panas dan gersang jika terik matahari Balikpapan bersinar seharian. Namun, kendalanya ruang kosong itu disemen dan di keramik jadi tidak bisa ditanami. Kondisi tersebut bukan masalah bagiku. Ruang kosong itu bisa kumanfaatkan untuk menanam sayur-sayuran walaupun tidak bisa kutanami pohon, yang penting masih tercurah sinar matahari yang sangat diperlukan tanaman untuk berfoto sintesis.

Akhirnya aku berencana untuk berkebun dengan menggunakan polybag. Mencari info dimana dijual polybag di Balikpapan ternyata tidaklah gampang, untungnya ada account twitter pehobi berkebun di balikpapan dengan akun @Bpnberkebun. jadilah aku minta tolong temanku untuk bertanya kepada @Bpnberkebun dimana tempat jual benih tanaman, polybag dan tetek bengek keperluan berkebun di Balikpapan. Akhirnya kami pun dikasih tahu ada toko pertanian di dekat perempatan Rapak, di ruko-ruko seberang Polsek, sekitar 50 meter dari perempatan.

Kubeli polybag, benih kangkung dan sawi, serta pupuk cair. Sedangkan untuk media tanamnya aku membeli media organik siap tanam di deretan penjual tanaman hias di Jl. Ruhui Rahayu (Ring Road).

Kucoba menanam kangkung cabut dan sawi dalam polybag-polybag ukuran sedang. Seumur-umur aku baru tahu kalau biji kangkung dan sawi ternyata bentuknya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Biji kangkung kira-kira dua puluh kali lebih besar dari biji sawi. Biji sawi sangatlah kecil, berbentuk bulat dan berwarna kelabu kecoklatan. Sedangkan biji kangkung kira besarnya seperlima dari biji kedelai.

Sehari biji-biji yang kusemai kusiram dua kali, pagi dan sore hari. Biji sawi lebih cepat berkecambah, dalam waktu satu hari sudah mulai berkecambah. Sedangkan biji kangkung pada hari ketiga baru muai berkecambah. Sebenarnya untuk mempercepat perkecambahan, biji kangkung harusnya kurendam semalaman, tapi biasalah karena alasan praktisnya (padahal malas), bijinya langsung kutebar di media tanam.

Bibit Sawi Usia 10 hari (dok. pribadi)
Senang rasanya punya 'sedikit' kesibukan untuk merawat tanaman. Rasanya segar sekali pandangan mata ini setiap kali melihat hijaunya daun kangkung ataupun sawi yang tumbuh subur. Melihat pertumbuhannya dari hari ke hari, satu satu lembar daun kecil, membesar dan bertambah tinggi batangnya terus semakin rimbun daunnya menjadikan kita lebih bersyukur akan karunia-Nya dan lebih menghargai cucuran keringat para petani yang bekerja keras memproduksi bahan pangan bagi kita.

Bibit Kangkung Usia 10 Hari (dok. pribadi)

Hari Jumat kemarin aku pun mencoba menanam kangkung di sepetak tanah di pojok kantor, mungkin satu bulan kemudian baru bisa kulihat hasilnya.

Sawi Usia 1 Bulan (dok. pribadi)
Tadi pagi saat aku merebus mie instan, kutambahkan sawi usia 1 bulan hasil dari kebun miniku. Saat kucabut sawinya, tidak tega rasanya. Akhirnya kucabut satu batang sawi dan kucampurkan ke dalam mie rebusku. Rasanya sih sebnarnya biasa saja, tapi karena hasil menanam sendiri menjadi lebih lahap dan nikmat saat menyantapnya. hmmm..... sedap....

Kangkung Usia 1 Bulan (dok. pribadi)
Aku selalu berkeinginan di sekitar rumahku dikelilingi pohon-pohon dan tanaman sayuran yang menyejukkan mata dan menyediakan udara segar bagi keluargaku. Kuingin suatu saat berkebun sayu-sayuran di lahan yang lebih luas, atau aku harus menunggu sampai masa pensiunku tiba? Jawabannya tentu TIDAK

Ayo berkebun!






Saturday, August 24, 2013

Review (Sisi Lain) Elysium

Beberapa hari yang lalu kulihat sebuah review film baru yang dibintangi oleh Matt Damon. Elysium, itulah judulnya yang menurut Wikipedia adalah konsep surga dalam mitos Yunani Kuno. Namun Elysium dalam film ini berupa modul ruang angkasa raksasa yang berisikan alam artifisial yang mirip kehidupan di bumi yang berisikan manusia yang tinggal dengan sangat nyaman, dengan keindahan alam dan udara yang bersih dan fasilitas kesehatan yang menakjubkan dan bisa mengobati segala penyakit bahkan mampu merekonstruksi bagian tubuh yang rusak terkena bom ataupun semacamnya.

Berseting di Tahun 2154 dimana bumi dipenuhi dengan penyakit dan kekacauan. Orang-orang kelas atas tidak terpengaruh oleh kondisi tersebut karena mereka tinggal di Elysium yang berada puluhan ribu kilometer mengangkasa dari Bumi. Mereka yang tinggal di Elysium bagai tinggal di surga. Fasilitas kesehatan sangat menakjubkan, kematian yang disebabkan oleh penyakit pun bisa dinihilkan, bahkan manusia bisa senantiasa awet muda.

Bermula dari seorang penduduk Bumi bernama Max yang terkena radiasi di pabrik tempat dia bekerja ingin pergi ke Elysium untuk menghindarkan dirinya dari kematian. Penduduk Bumi tidak bisa mengakses ke Elysium kecuali dengan penerbangan illegal dengan taruhan nyawa tentunya.

Untuk bisa masuk ke Elysium Max berusaha untuk meretas data yang ada di otak salah satu warga Elysium yang kebetulan berbisnis di bumi. Dia pun berhasil dan ternyata data yang di dapatnya berupa data terpenting tentang pemograman sistem inti dari Elysium.

Akhirnya dia bisa memprogram ulang sistem Elysium sehingga penduduk bumi pun bisa mengakses manfaat dari teknologi Elysiun terutama teknologi kesehatannya.

Yang menari dari film ini adalah, secara tidak langsung film ini menyindir kondisi sosial masyarakat kita dewasa ini. Akses kesehatan masyarakat dunia saat ini sangatlah mahal dan sebagian besar masyarakat hanya mampu mengakses kesehatan dasar yang elatif masih terjangkau. Kondisi itu mirip dengan gambaran di film Elysium, dimana penyakit seganas apapun dapat disembukan di Elysium yang hanya dapat diakses oleh warganya yang super kaya.

Yang unik lagi dalam film ini bahwa perpindahan data, tidak hanya dilakukan antar media penyimpan data misalnya dari komputer ke flash disk, melainkan bisa dari otak manusia yang satu ke otak manusia yang lain, ataupun dari otak manusia ke komputer dan sebaliknya. Mungkin konsep itu bisa saja menjadi suatu kenyataan pada masa mendatang.

Elysium merupakan film bergenre Sci-Fi yang menyentil kondisi sosial masyarakat sekarang ini. Meskipun rating IMDB-nya hanya 7,1 namun sebagai penonton aku puas terutama dengan ide ceritanya yang menurutku orisinil.

Review (Sisi Lain) The Conjuring

Malam Jumat biasanya terkenal dengan serem-seremnya. Nah, kebetulan aku dan teman2 kantor ingin nonton malam jumat itu, dan agar lebih afdol maka kami nonton film horor. Pilihan film yang kami tonton jatuh pada The Conjuring, sebuah film horor Hollywood yang telah dirilis sekitar 3 minggu lalu.

Sebelum nonton sebuah film, aku punya kebiasaan untuk melihat ratingnya di IMDB sebuah portal yang menjadi acuan untuk melihat review dan rating sebuah film, dan aku kira cukup valid. Setelah kucek rating film ini 7,8 yang merupakan angka yang cukup tinggi dan hampir dapat dipastikan dari segi kualitas film ini cukup bagus. Semakin mantaplah kami nonton film horor ini.

Film ini diangkat dari sebuah kisah nyata sepasang suami istri pengusir hantu yang menolong satu keluarga yang baru pindah rumah. Seting film ini ada di rumah tua di pinggiran kota dan tidak mempunyai tetangga satu pun. Seting waktunya terjadi pada awal dekade 70-an.

Film ini ceritanya cukup sederhana dan klasik, sebuah rumah tua berhantu bekas lokasi pembunuhan. Dan penghuni baru diganggu oleh hantu-hantu yang bergentayangan.

Kisahnya yang biasa namun dengan pengemasan dan alur cerita yang pas ditambah dengan efek suara yang sering membuat kaget penonton, menjadikan film ini layak tonton untuk pecinta fim horor.

Kali ini saya tidak akan mereview tentang jalannya cerita atau kualitas dari fim ini melainkan sisi lain dari film ini yang secara tidak langsung dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Mari kita lihat satu per satu:

1. Dikisahkan satu keluarga dengan 5 anak yang semuanya perempuan dengan anak tertuanya yang kira-kira sudah seusia anak SMA, dan anak terkecil yang kira-kira baru berumur 4 tahun. Mereka baru pindah rumah (memiliki rumah sendiri) setelah anak-anak mereka beranjak dewasa. Ternyata kesulitan mempunyai sebuah rumah yang representatif tidak hanya dialami keluarga di Indonesia. Warga Amerika yang notabene lebih makmur juga tidak sedikit yang mempunyai kendala dalam memiliki rumah. Di Indonesia banyak keluarga yang sampai usia pensiun pun tetap tidak memiliki rumah sendiri, hanya mampu mengontrak rumah karena penghasilan yang habis untuk keperluan sehari-hari.

2. Rumah tua berhantu yang menjadi seting film itu, dikisahkan dibeli dengan harga yang relatif miring saat lelang oleh bank. Pada masyarakat kita banyak yang tidak mampu membeli rumah baru, kalau pun mampu mungkin hanya cukup untuk membeli rumah baru bertipe kecil dengan lokasi yang tidak strategis. Rumah second biasanya bisa jauh lebih murah dan kalau beruntung kita malah dapat rumah second yang masih bagus dan cukup luas dengan harga yang miring. Rumah second masih menjadi pilihan hingga saat ini, dimana harga rumah-rumah baru meningkat tajam tak terkendali.

Keberadaan rumah second dengan harga yang sangat miring apalagi di lokasi strategis tentunya mengundang tanda tanya. Biasanya di masyarakat kita senang mengkaitkannya dengan hal-hal berbau mistis. Misalnya rumah itu bekas lokasi pembunuhan atau banyak hantunya.

Berarti pesan tersirat dalam film ini, kita perlu berhati-hati dalam membeli rumah second terutama yang sangat miring harganya. Jangan sampai karena tergoda harga miring, namun setelah dihuni banyak hantuinya, hiii....

3. Keluarga yang dikisahkan dalam rumah ini mempunyai 5 orang anak perempuan (belum kenal KB kali ya, haha....). Banyaknya anggota keluarga tentunya menjadi beban keluarga itu semakin besar sehingga penghasilan terkuras untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak mampu membeli rumah ketika masih awal-awal berumah tangga sekali pun mencicilnya. Terlebih lagi jika yang bekerja hanya sang suami seperti halnya dalam film itu, sang suami yang hanya bekerja sebagai sopir antar kota, pastinya akan semakin berat untuk mempunyai rumah sendiri. Berarti salah satu pesan dalam film ini, sebuah rumah tangga perlu KB? Ha ha.... Kalau keluarga kaya raya mungkin tidak masalah dengan anak banyak, namun jika sebaliknya, perlu juga mempertimbangkan untuk mengikuti program KB.

4. Dalam The Conjuring, anjing si pemilik rumah tidak mau masuk ke dalam rumah dan terus menggonggong sejak keluarga itu pindah ke rumah tua itu dikarenakan si anjing tahu kalau di rumah itu ada hantunya. Memang hewan seringkali bisa merasakan hal-hal yang tidak nampak atau tidak dapat dirasakan oleh manusia, seperti halnya tanda-tanda gunung akan meletus ataupun keberadaan hantu atau sejenisnya.... (berarti kalau anjing menggonggong tanpa sebab itu pertanda ada hantu dong???)

5. Melihat rumah tua di The Conjuring, membuat kita terpukau dengan ruang-ruang bawah tanahnya yang seperti labirin. Berbeda dengan rumah-rumah di Indonesia yang jarang sekali terdapat ruang bawah tanah. Di Amerika banyak terdapat rumah yang mempunyai ruang bawah tanah yang seringkali berfungsi sebagai gudang atau bungker.

6. Diceritakan pula si Ibu yang kesurupan dan berniat membunuh anaknya sendiri. Di kehidupan nyata sekitar kita, adakalanya digegerkan dengan berita seorang ibu kandung yang tega membunuh buah hatinya. Seringkali karena alasan ekonomi, marah dengan suami, stress/gila, ataupun alasan lain yang masih misterius.

Itulah sekelumit tentang sisi lain yang aku cermati dalam film The Conjuring.

Tuesday, August 20, 2013

Pengalaman Pertama Membayar PBB

Sudah setahun lebih aku memiliki sebuah rumah mungil di kawasan Tangsel. November 2011 aku mulai mencicil DP yang sekitar 30% dari harga rumah. Meskipun demikian, aku baru melakukan akad KPR dengan BTN awal Juni 2012, jadi terhitung resmi terjadi transaksi jual beli rumah sejak saat itu.

Nah, berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk tahun 2012 masih merupakan kewajiban dari developer karena transaksi jual beli resmi baru terjadi saat akad KPR yaitu awal Juni, sehingga per 1 Januari 2012 objek rumah dan tanah yang kubeli masih merupakan milik developer beserta kewajiban-kewajiban pajak yang melekat.

Tahun 2012 sudah berlalu, dan sekarang kewajiban membayar PBB tahun 2013 sudah tiba. Sebelumnya aku nggak ngeh bahkan cenderung lupa dengan kewajiban membayar PBB. Pada umumnya membayar PBB paling lambat tanggal 31 Agustus, namun biasanya ada toleransi waktu pembayaran tergantung kebijakan Pemda setempat.

Nah, saat aku asik sedang surfing di internet, tak sengaja aku meng-klik artikel yang membahas tentang PBB. Seketika itu pula aku teringat akan kewajibanku untuk membayar PBB. Namun, saat itu aku bingung mau bayar kemana, soalnya aku belum mendapat SPPT PBB dari kelurahan bahkan aku belum tahun Nomor Objek Pajakku itu berapa.

Tak mau menunda-nunda langsung aku telpon bagian marketing developer menanyakan SPPT PBB tahun 2013. Ternyata pihak developer yang biasanya mengurusi SPPT PBB sedang cuti sampai tanggal 19 Agustus. Padahal aku sebenarnya cuma pengen tahu NOP-ku saja, toh besaran tagihannya nanti sudah tercantum jika melakukan pembayaran di ATM atau internet banking.

Tak kehabisan akal aku bertanya ke teman-temanku di DJP bahkan sampai dengan temanku di kantor pusat DJP Gatsu untuk mengusahakan mencari NOP-ku, syukur-syukur bisa dibukakan database-nya (bukan untuk melihat besaran pajaknya melainkan cuma nomor objek pajaknya), he he....

Ternyata, mulai tahun 2013 pengelolaan PBB sudah diserahkan ke masing-masing Pemda, tidak lagi oleh Kantor Pelayanan Pajak. Menurut teman-temanku, mereka sudah tidak bisa membuka data tentang PBB bahkan cuma NOP sekalipun.

Jadilah kutunggu sampai tanggal 19 Agustus. Tibalah hari itu, langsung kutelpon pihak developer menanyakan SPPT PBB-ku. Ternyata jawabannya kalau untuk rumah yang sudah diserahterimakan, SPPT PBB-nya biasanya langsung diserahkan Kelurahan ke RT, dan aku pun diminta menanyakannya ke pihak RT. Tapi aku bergeming, karena aku cuma pengen tahu NOP-ku saja, toh arsip SPPT PBB tahun 2012 yang digunakan developer untuk mengurus balik nama sertifikat pasti masih ada.

Akhirnya aku mendapatkan nomor NOP PBB-ku. Langsung saja kubayar melalui internet banking, dan di situ tertera besaran PBB yang harus kubayar plus tambahan biaya administrasi yang ditarik oleh Bank Mandiri sebesar Rp2500,-. Kubayar total termasuk biaya administrasi sebesar Rp240ribuan, padahal untuk rumah orang tuaku di desa yang magrong-magrong dengan luas tanah hampir 1000 m2 dan bangunan lebih dari 300 m2 cuma membayar PBB sebesar Rp50ribuan. Memang bukan besar kecilnya bangunan atau tanah yang signifikan mempengaruhi besaran PBB, melainkan NJOP daerah setempat, semakin ke kota dan strategis tempatnya semakin tinggi pula NJOP-nya. Pantas saja ada kasus orang di daerah elit Menteng Jakpus yang harus membayar PBB jutaan rupiah padahal dia sudah tidak punya penghasilan tetap, akhirnya menjual rumahnya yang berharga puluhan milyar.

Membayar PBB kadang sering terlupakan oleh kita yang disibukkan oleh berbagai aktivitas. Oleh karena itu, pihak kelurahan sudah seharusnya pro aktif menyampaikan SPPT PBB ke masyarakat. Gimana mau bayar PBB tepat waktu, lha wong dikasih SPPT PBB aja mepet dengan jatuh tempo bahkan terlambat.

NB: Iseng-iseng kucoba membayar PBB melalui internet banking BCA ternyata cuma kena biaya administrasi Rp2000,- lebih murah lima ratus rupiah daripada IB Mandiri.

Sunday, August 18, 2013

LDR : Long Distance Relationship

Baru seminggu yang lalu aku meninggalkan keluarga kecilku di Tulungagung, namun rasa kangen akan tingkah polah lucu Manggala kian membuncah.

Akhir pekan ini Istri dan anakku bersama mertua dan saudara2 iparku satu keluarga pergi ke Jogja. Kemarin Manggala terlihat sangat senang sekali bermain di berbagai wahana Taman Pintar, sebuah wahana edukasi baru di Jogja yang berdiri di eks Shopping Center Jogja bersebelahan dengan kompleks Benteng Vredeburg, Taman Budaya, dan Pasar Beringharjo. Bahagia sekali melihat Manggala begitu ceria bermain. Namun ada rasa sedih yang kurasa karena tidak bisa menemaninya langsung, dan hanya kulihat tingkah polah menggemaskannya dari video yang dikirim istriku lewat whatsapp.

LDR memang menanggung banyak konsekuensi. Dari rasa sepi akan kasih sayang dari keluarga tercinta, sampai dengan rasa saling percaya dan setia dengan pasangan yang harus senantiasa dijaga dan dibina. Godaan yang tinggi dari lingkungan sekitar harus mampu kita saring demi mempertahankan LDR.

Banyak kasus, LDR menimbulkan banyak masalah. Jarak yang jauh seringkali membuat rasa curiga dan miskomunikasi berpotensi untuk sering terjadi. Pada akhirnya tidak jarang kita jumpai karena ego masing-masing terjadilah perceraian. Hanya karena ego, anak-anak lah yang menjadi korban. Bagaimana denganku? Semoga hal itu tidak terjadi padaku.

Lebaran kemarin aku pulang lagi ke Tulungagung setelah 1,5 bulan sebelumnya. Begitu Manggala melihatku di sampingnya saat terbabangun pada pagi hari, pandangannya mengisyaratkan ada orang asing di sampingnya, walaupun dia tidak mengatakan demikian. Saat kuingin menggendongnya dia tidak mau, dan ingin selalu menempel dengan ibunya, seolah aku ini orang asing yang tiba-tiba datang dari entah berantah. Sedih rasanya saat itu, aku merasa sangat bersalah tidak memberikan kasih sayang kepada Manggala setiap hari.

Sembilan hari aku bersama Manggala. Dalam seminggu itu dia mulai akrab denganku, sudah mau bermain denganku, dan mau pula kugendong. Manggala memang anak yang mudah bergaul dan tidak takut berinteraksi denan orang yang baru dia kenal meski dia baru berumur 13 bulan.

Miskomunikasi sering kualami saat berkomunikasi dengan istriku. Kami hanya bercakap-cakap melalui telepon ataupun chating dengan whatsapp. Komunikasi dengan telepon membuat potensi terjadinya miskomunikasi semakin besar. Percakapan melalui telepon sulit melihat emosi yang terjadi pada lawan bicara kita karena tidak bisa melihat mimik wajahnya ataupun kondisi lingkungan sekitarnya saat itu. Kadang dalam pembicaraan kami terjadi nada bicara yang agak tinggi, kalau terjadi demikian salah satu diantara kami harus mengalah. Mungkin istriku capek dan perlu istirahat, aku juga memaklumi dengan kesibukannya ditambah lagi mengurus Manggala yang aktifnya bukan main. Mungkin juga aku terlalu cerewet menanyakan kondisi Manggala yang mungkin dia berpikir aku tidak percaya padanya atau cenderung menyalahkannya. Aku pun maklum, karena seseorang dalam kondisi capek dan lelah, mudah tersulut emosinya meski sang lawan bicara tak bermaksud menyinggung perasaannya.

Tantangan utama LDR adalah komunikasi. Oleh karena itu aku selalu ingin menjaga komunikasi dengan istriku. Aku tidak ingin ada miskomunikasi yang terjadi berkepanjangan, kalau pun ada debat dalam percakapan kami harus segera diakhiri agar tidak berlarut-larut. Semaksimal mungkin jangan sampai miskomunikasi karena bisa fatal akibatnya jika dibiarkan berlarut-larut dengan frekuensi yang tinggi. Kedewasaan dan kematangan dalam berumah tangga diuji dalam LDR ini. Sikap mengalah dan mengerti karakter masing-masing tanpa saling menonjolkan ego merupakan syarat mutlak untuk menjaga LDR.

Di samping mempunyai berbagai tantangan, LDR juga mempunyai berbagai sisi positif, diantaranya adalah:
1. Jika komunikasi kita bagus, adanya LDR malah semakin membuat kita lebih sayang dan cinta dengan pasangan ataupun anak kita. Karena kita akan memanfaatkan waktu yang sedikit dalam pertemuan untuk membina hubungan yang berkualitas dan tidak menyia-nyiakan dengan pertengkaran yang sia-sia. Rasa rindu yang semakin menggelora tentu tidak kita rasakan jika kita bertemu pasangan kita setiap hari.

2. Kita akan belajar untuk menjadi pasangan yang saling percaya satu sama lain. Ujian dan godaan selama LDR akan semakin mematangkan jalinan rumah tangga kita.

3. Kita akan lebih mahir dalam mengelola finansial kita karena terbiasa untuk mengelola seefisien dan seefektif mungkin finansial kita demi pertemuan yang jarang terjadi, seperti halnya kita terbiasa untuk berhemat demi bisa membeli tiket untuk pulang.

4. Kita akan semakin menghargai akan waktu kebersamaan dengan keluarga tercinta dan kita pun berusaha untuk tidak menyai-nyiakan waktu yang mahal harganya itu.

Kalau bisa memilih, aku lebih memilih untuk hidup serumah dengan anak dan istriku. Namun karena tugas, aku harus terpisah dengan keluargaku. Mungkin saat ini Manggala belum mempermasalahkan keberadaanku yang jauh darinya. Namun setahun, dua, atau tiga tahun lagi seiring bertambah usianya pasti dia akan selalu menanyakan Bapak kapan pulang....?

Aku tidak bisa merasakan perasaan anak kecil yang jauh dari Bapak atau Ibunya, karena semasa aku kecil, Bapak Ibuku selalu hidup serumah, paling-paling kami ditinggal bertugas Bapak atau Ibu ke luar kota dalam tempo yang tidak terlalu lama. Aku pun merasakan kalau ada Bapak Ibu di rumah rasanya damai dan bahagia.

Aku pun sebenarnya menginginkan bersama Istri dan anakku setiap hari, tidak terpisah dalam rumah yang berbeda. Aku ingin melihat tumbuh kembang Manggala dan anak-anakku nantinya. Mendampingi saat anak-anakku belajar dan menjadi teman diskusi bagi mereka.

Semoga aku kan secepatnya mengakhiri LDR ini. Amin!

Wednesday, August 14, 2013

Cerita Mudik Lebaran 2013 (part 2)

Kamis, 8 Agustus 2013
Gema takbir berkumandang sepanjang malam. Kami pun bersiap menuju masjid pada pukul 6 pagi. Manggala didandani dengan baju koko yang seragam denganku. Ibu-Ibu merasa gemas dengan tingkah polah lucu manggala saat mereka Sholat Id.

Tidak banyak kerabat yang berkunjung ke rumah pada hari pertama lebaran, karena tradisi di desaku, Lebaran yang 'sesungguhnya' itu adalah hari lebaran ke-2 nasional. Para tetangga dan kerabat pun banyak yang datang pada hari kedua lebaran.

Manggala tak lupa beraksi di hadapan kerabat-kerabat yang datang. Dia salami satu per satu, dia kasih snack ke tamu yang datang, kadang dia juga berjoget membuat para kerabat terheran-heran gemas kegirangan oleh tingkahnya.

Malam harinya usai maghrib kami jalan-jalan ke Pati dengan maksud mengajak Manggala ke Alun-alun kota melihat permainan-permainan. Sebelumnya kami pun mampir ke Nasi Gandul 'Romantis" pak Sardi di Desa Gadjahmati Pati yang sangat terkenal enaknya. Aku sendiri kalau tidak makan nasi gandul di situ rasanya kurang mantap, soalnya kurasain nasi gandul di tempat lain apalagi di kota lain rasanya kadang nggak karuan. Untungnya kami langsung dilayani, padahal biasanya saat lebaran pengunjungnya membludak, pas saat kami datang sudah lengang, namun saat kami makan langsung berbondong-bondong pengunjung datang. kami pun tak berlama-lama makan di situ, kasrena kasihan sudah banyak yang antre, meskipun begitu aku sudah sempat menghabiskan 2 porsi nasi gandul, puas dah.....

Di alun-alun Manggala terlihat senang sekali melihat berbagai macam permainan dengan lampu warna-warninya, kembang api yang dimainkan anak-anak, sampai dengan petasan besar yang dinyalakan. Bahkan dia malah tertarik dengan suara petasan yang menggelegar, dan bermaksud mendekati petasan yang sedang dinyalakan. Sekarang jika ada suara petasan, Manggala sering menirukannya dengan mengucap "Dug". Tak lupa kubelikan sebuah mainan yang ada lampunya warna-warni semacam bola bergerigi yang bisa bergetar menggelinding dengan lampu warna-warni plus ada suara musiknya. Dia terlihat senang banget bermain dengan mainan barunya. Sebelum pulang kami membeli martabak telur di sekitar alun-alun dekat Gedung DPRD pati.

Jumat, 9 Agustus 2013
Sekitar pukul 10 pagi, kami berempat berangkat kembali ke Tulungagung. Sambil jalan, aku mampir ketemuan dengan temanku di dekat terminal Sleko Pati. Temanku itu sekarang bertugas di Jakarta, dan karena dia masih lajang ada niatan untuk kekunalkan dengan adik iparku yang masih lajang juga, he he.....

Kami balik ke Tulungagung melalui jalur yang sama melewati Rembang - Blora - Cepu - Ngawi - Nganjuk - Kediri - Tulungagung. Bawaan pulang kami sangat banyak, ada sepasang burung parkit beserta sangkarnya, sepasang kelinci, Sekarung kecil Buah Matoa, kelapa muda, dan oleh-oleh lain semacam kacang dua kelinci dan Jenang kudus.

Arus balik terlihat lebih ramai. Kemacetan terjadi di beberapa titik sepanjang Ngawi - Nganjuk. kami pun beristirahat untuk makan siang di Rest Area dadakan yang diadakan oleh Mie Sedap. Kami pun pesan mie sedap sambil membuka bekal yang kami bawa dari rumah. Harga mie dan minuman yang disajikan sangat murah, kami hanya habis sekitar 13ribu rupiah saja.

Pukul 7 malam kami sampai Tulungaagung. Tidak langsung ke rumah melainkan mencari sate kambing, dan ternyata banyak warung sate yang tutup, kalaupun ada yang buka, pengunjungnya bejubel. Kami pun berhenti di warung sate yang aku sendiri sudah tahu bahwa kualitas dan rasanya kurang enak. Dagingnya keras dan membakarnya terlalu gosong, dan lebih mahal dari sate kambing langgananku di 'Moro Lego'. Tapi karena adik iparku sangat pengen sekali sate kambing, jadilah kami kesitu.

Sesampainya di rumah, manggala sudah disambut tante-tantenya yang berebutan menggendong Manggala. Tragisnya, salah satu kelinci yang kami bawa ternyata terbujur kaku meregang nyawa, padahal setiap kami berhenti selalu jendela mobilnya kami buka sebagian.

Sabtu, 10 Agustus 2013
Pukul 10 pagi kami menghadiri acara reuni keluarga dari Eyang kakungnya Manggala (bapak mertuaku) di Restoran Batavia dekat dengan rumah mertuaku. Manggala pada acara itu memakai beskap jawa dengan blangkon khas pantura yang ada 'kliwirnya'. Dalam acara itu manggala tidak begitu ceria karena dia terlihat ngantuk. Para kerabat yang datang pun bergantian menggendong dan berfoto bersama Manggala.

Sesampainya di rumah usai reuni, Manggala malah kembali lincah dan asik bermain kesana kemari sambil sesekali berjoget ala reog ponorogo. Kontan saja aksinya mengundang gelak tawa para kerabat yang mampir ke rumah.

Sore harinya, kami makan mie godog dan nasi goreng Pak Latip yang terkenal antre lama. Namun untungnya pas kami kesana masih sepi karena usai Maghrib kami langsung berangkat. Di situ manggala naik kereta putar dengan lampu warna warni yang kebetulan ngetem di seberang warung pak Latip.

Minggu, 11 Agustus 2013
Pukul 6 pagi aku berangkat menuju terminal. Untungnya manggala sudah bangun jadi bisa kupamiti. Naik Bus patas harapan Jaya menuju Surabaya. Aku berangkat pagi dengan asumsi jika terjadi kemacetan di daerah Jombang, kira-kira masih bisa nggak telat untuk penerbangan Garuda pukul 14.15 WIB.

Sampai di Bandara sekitar pukul 12 siang. Sholat ke Mushola langsung cek in, naik ke lantai dua, membeli majalah Natinal Geographic, dan kulanjutkan beristirahat sambil makan siang di Blue Sky Lounge (mumpung gratis, hix).

Sekitar pukul 17.00 WITA aku mendarat di Sepinggan. Naik ojek ke kosku di Jl. MT Haryono Dalam cuma Rp20ribu, namun kukasih Rp25ribu, itung-itung buat ongkos parkir si ojek di bandara yang kulihat si tukang ojek abis 4000 perak buat parkir saja.

Demikian cerita mudikku di tahun 2013 ini.




Tuesday, August 13, 2013

Cerita Mudik Lebaran 2013

Lebaran tahun ini aku tidak ambil cuti tahunan, karena cuti bersama selama 3 hari plus libur lebaran 2 hari sudah menggenapkan menjadi 9 hari libur yang kuanggap cukup untuk mudik lebaran tahun ini.

Jumat, 2 Agustus 2013
Pukul 16.30 WITA aku langsung fingerprint absensi, dan diantar ke bandara oleh teman kantor. Aku menggunakan Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat Bombardier CRJ1000 dengan jadwal take off pukul 17.25 WITA. Hanya 10 menit dari  kantorku di kawasan MT Haryono Dalam Balikpapan menuju Bandara Sepinggan. Sebelum boarding kusempatkan beli 2 bungkus Roti O untuk tambahan berbuka di pesawat meskipun nantinya di dalam pesawat juga dapat snack.

Sekira pukul 18.00 WIB pesawat landing di bandara Juanda Surabaya. Langsung kulanjutkan dengan naik Bus DAMRI menuju Terminal Purabaya di Bungurasih Surabaya. Sialnya aku tidak kebagian tempat duduk jadinya berdiri sampai terminal, untungnya hanya sekitar 30 menitan saja.

Sesampainya di Terminal aku langsung mencari Bus Patas Harapan Jaya jurusan Surabaya-Tulungagung, untungnya masih ada tempat duduk tersisa. Lega rasanya tidak berebutan naik bus seperti Idul Adha tahun lalu.

Sekitar pukul 23.00 WIB aku sudah sampai di Tulungagung dan disambut istriku tercinta. Sedangkan anakku tentunya jam segitu sudah tidur pulas. Indomie rebus plus sayuran buatan istri cukup mengenyangkan perut yang sepanjang perjalanan hanya dipenuhi roti dan minuman.

Sabtu, 3 Agustus 2013
Pagi-pagi kuantar istri ke tempat kerjanya di Puskesmas Sembung, Tulungagung. Setelah usai memeriksa pasien-pasiennya, kami pun berkeliling kota untuk membeli baju-baju dan sandal cit- cit buat Manggala. Sore harinya kami ke Sate Kambing "Moro Lego" langganan kami untuk berbuka puasa.

Minggu, 4 Agustus 2013
Puas bermain-main dengan Manggala seharian, malam harinya kami sekeluarga besar menjenguk kerabat yang melahirkan di RSUD Tulungagung, dan diakhiri makan mie godog di pinggir jalan.

Senin, 5 Agustus
Kami bertiga plus adik iparku berangkat naik mobil untuk mudik ke Pati, tempat tinggal orang tuaku. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 6,5 jam. Seperti tidak terasa saat  mudik, karena jalanan lengang dan lancar. Kami melalui rute Tulungagung - Kediri - Nganjuk - Caruban - Ngawi - Cepu - Blora - Rembang - Pati. Sepanjang jalan Ngawi - Cepu banyak jalan yang dilebarkan dan dibeton, namun belum selesai 100%. Jalanan rusak semakin sedikit, hanya beberapa ruas antara Cepu-Blora dan Blora - Rembang. Memasuki Pantura Rembang-Pati yang tahun-tahun kemarin terkenal macet parah karena proses pembetonan danpelebaran jalan, sekarang kondisinya mulus, lebar dan lancar.

Sepanjang perjalanan Manggala tidur nyenyak beberapa kali dalam tempo yang relatif lama. Dia memang senang jika naik mobil, semakin keras goncangannya semakin nyenyak tidurnya. Sesekali dia rewel  ingin duduk di kursi kemudi. Sesampainya di Pati Kakek Nenek-nya pun menyambutnya dengan suka cita.

Selasa, 6 Agustus 2013
Kami berwisata menuju kawasan Colo, di Lereng Gunung Muria. Perjalanan kami putuskan melalui kota Kudus karena akses jalannya yang lebih bagus dan tidak terlalu curam. Saat menuju kota Kudus, kami sempatkan mampir ke Kios oleh-oleh Kacang Dua Kelinci di Jalan Raya Pati - Kudus. Ternyata tidak hanya sekedar kios oleh-oleh, Kacang Dua Kelinci membuka rest area bagi para pemudik di lingkungan pabriknya yang asri dan tertata rapi dengan berbagai fasilitas. Ada pijat gratis, ada potong rambut gratis, bahkan yang berani dipotong gundul akan mendapat bingkisan produk Dua Kelinci senilai 120 ribu rupiah. Ada permainan bola sepak. Mushola dan toiletnya pun sangat bersih. Parkir  yang luas dan rindang menambah kenyamanan pengunjung.

Manggala sempat duduk di kursi pijat, dan dia merasa nyaman dan betah di situ. Tak lupa kami berfoto-foto dengan patung kelinci yang ada di taman-taman sekitar pabrik. Istri dan Ibuku juga menyempatkan diri untuk potong rambut mumpung gratis. Aku sempat mencoba kursi pijatnya, ternyata enak juga, ha ha.....

Usai berbelanja produk-produk dua kelinci, kami pun melanjutkan perjalanan ke Gunung Muria. Gunung Muria terkenal dengan wisata religi, yaitu adanya Makam Sunan Muria, salah satu anggota Wali Songo yang terkenal sebagai penyebar Islam di Pulau Jawa. Selain wisat religi, Gunung Muria juga menyimpan banyak potensi wisata alam, diantaranya Air Terjun Monthel, Air Tiga Rasa, Area Perkebunan Kopi, dan Hutan Alam yang masih asri.

Sesampainya di kawasan Wisata Gunung Muria, terlihat sangat sepi sekali. Warung-warung penjual makanan dan cenderamata semuanya tutup. Di kawasan ini biasanya banyak bertebaran penjual uwi, gembili dan umbia-umbian lainnya, namun saat itu tidak terlihat satu pun penjual, mungkin karena masih bulan puasa. Tujuan kami ke Muria bukan untuk berziarah ke Makam SUnan Muria melainkan hanya untuk melihat air terjun Monthel. Para pengemudi ojek pun segera mendekati kami menawarkan jasa ojeknya. Kami menyewa 3 ojek untuk menuju air terjun dengan tarif Rp8000,- per orang. Ibu tidak ikut dan hanya memilih beristirahat di gedung pelatihan tempat dimana mobil kami parkir karena beliau tidak kuat jika harus jalan menuruni tebing menuju air terjun mengingat kondisi kaki beliau setelah kecelakaan 2 tahun silam.

Ojek tidak bisa turun sampai di tepi air terjun. Kami masih harus menuruni anak tangga sekitar 150 meter. Udara sejuk langsung menyergap dan sayu-sayu terdengar gemericik air terjun. Sekitar 10 menit berjalan kaki menuruni anak tangga yang sudah dilapisi batu-batu kerikil yang tertata rapi.

Sesampainya di air terjun, kami langsung melepaskan alas kaki dan duduk-duduk di batu kali yang diatas sungai jernih yang dialiri air dari air terjun Monthel. AIr yang begitu dingin dan sejuk membuat manggala sangat senang. Dia bermain air sambil sesekali memasukkan air ke mulutnya untuk diminum.

Puas bermain air dan berfoto di air terjun, kami pun kembali ke parkiran mobil dengan ojek juga. Namun ojek yang datang menjemput kami kali ini cuma dua saja, satu motor bebek dan satu motor 'lanang'. istriku dengan manggala digendongnya naik motor bebek, sedangkan aku dan adik iparku berboncengan tiga naik motor 'lanang'. Agak serem juga naik ojek di sini karena jalanannya yang curam, tapi aku percaya mereka sudah handal mengemudikannya.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju masjid menara kudus yang di dalam kompleksnya juga terdapat Makam Sunan Kudus. Letaknya memang tidak berada di barat Alun-alun melainkan di jalan sempit daerah Kauman. Kami sempat berputar-putar mencarinya dan bertanya kepada beberapa orang. Sayangnya saat kami kesana, Menara Kudus baru direnovasi sehingga kurang terlihat anggun untuk dinikmati dan menjadi objek foto.

Kami akhiri perjalanan wisata hari itu dengan membeli salah satu masakan khas kudus yaitu pindang kerbau di pujasera dekat alun-alun kudus untuk menu berbuka puasa sore harinya.

Rabu, 7 Agustus 2013
Siang harinya kami diajak Bapak untuk ke pasar burung membeli pakan burung. manggala sudah pasti kami ajak. Ternyata  Manggala suka dengan burung parkit yang berwarna-warni, sehingga kami pun membeli sepasang parkit warna biru beserta sangkarnya seharga Rp160 ribu. Kami kemudian melanjutkan untuk berwisata ke Waduk Gunung Rowo di Lereng Muria Bagian Timur. Udara sejuk dan pemandangan air waduk yang melimpah dengan pepohonan ridang di tepiannya menjadikan kami betah berlama-lama menikmati pemandangan waduk dengan menghirup udara segar plus semilir angin berhembus. Di tepi waduk berjejer warung-warung makan yang sedang membakar ikan, yang tentunya menggoda nafsu kami yang kebetulan saat itu masih berpuasa. Tak disangka Bapak membeli setandan Kelapa Muda berisikan 20-an buah kelapa seharga Rp150rb. Kelapa muda yang dibeli ternyata kualitasnya bagus dengan airnya yang manis dan daging kelapanya yang pas (klamut-klamut).

Sore Harinya, kami menuju Pujasera pati untuk berbuka puasa. Kami memesan Lontong Tahu Telur, Bakso Tangkar, Nasi Gandul, Soda Gembira. Tak disangka anakku si Manggala suka sekali minum Soda Gembira, padahal usianya baru 13 bulan. (bersambung.....)



Monday, August 12, 2013

Pengalaman Tambah Daya Listrik PLN Gratis

Senin, 29 Juli kubaca berita di detik.com jika PLN mengadakan promo gratis biaya tambah daya sampai dengan 31 Agustus 2013. Tertarik dengan promonya, tanpa basa-basi langsung kutelpon contact center PLN di 123. Aku ingin menambah daya listrik di rumah yang semula 1300VA menjadi 2200VA.

Oleh petugas contact center, aku ditanya lokasi rumah, besaran penambahan daya yang diharapkan. Rumahku yang sudah memakai listrik pintar pra bayar, untuk penambahan daya ini tidak dikenakan biaya, kecuali diwajibkan untuk membeli token perdana minimal seharga Rp5000,-. Kuputuskan untuk memilih token seharga Rp50.000,-. Setelah data-dataku dikonfirmasi kembali, si petugas memberiku nomor registrasi yang mana aku diharuskan membayar biaya token sebesar 50rb melalui ATM Mandiri, BCA, atau BRI dengan masuk ke menu non tagihan listrik (non taglis).

Aku berpesan kepada si petugas jika di rumah pada jam kerja (hari senin s.d. jumat) tidak berada di rumah, jadi aku pesan agar petugas PLN-nya datang hari sabtu atau minggu saja. Nomor HP-ku kemudian dicatat, dan sang petugas contact center mencatat special request-ku dalam order penambahan daya. AKu juga diminta untuk menyerahkan fotokopi KTP pada petugas yang datang nantinya. Sang petugas juga tak lupa untuk mengingatkanku agar tidak memberikan tips kepada petugas yang akan menambah daya demi terciptanya PLN yang bersih.

Usai semua proses pemesanan tambah daya, aku langsung meluncur ke ATM Mandiri untuk mentransfer token sebesar 50rb melalui menu non taglis. Namun setelah kucoba berkali-kali, ternyata transaksinya tetap dinyatakan gagal. Aku langsung beralih ke ATM BCA, dan akhirnya berhasil juga.

Hari Rabu Sore 31 Juli, sepulang dari kantor tiba-tiba aku mendapat telepon dari orang tak dikenal. Ternyata aku ditelpon oleh petugas dari PLN yang akan menambah daya listrik. Si petugas bilang jika dia sudah berada di depan rumah di Tangerang Selatan, padahal hari senin sudah kuwanti-wanti kepada petugas call center untuk memberitahukan agar pelaksanaan penambahan dayanya dilakukan di hari Sabtu atau minggu saja. Kemudian kuberi penjelasan kepada si petugas yang sudah terlanjur datang ke rumah agar datang kembali pada hari sabtu, dan dia pun menyetujuinya.

"Ternyata cepat juga pelayanan PLN, cuma lewat telepon sudah ditanggapi dengan sangat cepat!", pikirku saat itu. Hari Sabtu, 3 Agustus 2013 si petugas datang lagi dan mengubah daya listrik di rumah menjadi 2200VA dengan mengganti MCB pada KWH Meter.

Aku memutuskan untuk mengubah daya listrikku yang lebih tinggi agar besok-besok tidak perlu repot-repot lagi mengurus tambah daya, disamping faktor gratisnya itu, he he.... padahal utnuk saat ini daya 1300VA sudah sangat mencukupi, tapi siapa tahu beberapa tahun mendatang kebutuhan listrik rumah tanggaku semakin tinggi. Selisih Tarif antara 1300 VA dengan 2200VA juga tidak begitu signifikan hanya Rp25,- per Kwh setelah kenaikan tarif dasar listrik tahap IV bulan Oktober 2013 nanti.

Kesimpulannya: Cukup mudah dan praktis untuk tambah daya. Hanya 5 hari bahkan sebenarnya bisa cuma 2 hari sudah tertangani. Dan yang paling penting, GRATISSSSSSSS!

Friday, August 2, 2013

Pengalaman Naik Pesawat Garuda Bombardier CRJ 1000

Hujan deras yang mengguyur Balikpapan sejak dini hari waktu sahur tadi belum berhenti menjelang waktu sholat Jumat. Kebetulan aku belum check in untuk penerbanganku dengan Garuda sore ini ke Surabaya. Web check in Garuda yang selalu eror, phone check in yang juga tidak bisa karena kata si operator sistem check in garuda via web masih dalam masa maintenance, jadilah si operator menyarankanku untuk check in langsung ke bandara.

Hujan yang lebat menyurutkan niatku ke bandara pagi tadi. Untungnya ada temanku yang naik mobil ke bandara untuk check in, sekalian aja aku nitip untuk di check in-kan.

Temanku yang pergi ke bandara itu kebetulan satu pesawat denganku sore ini. Sebelum berangkat aku berpesan kalau bisa tempat duduk yang dekat jendela, atau kalau tinggal yang belakang boleh juga ambil yang posisi lorong, namun kalau abis semua tidak masalah jika harus posisi di tengah-tengah.

Temanku pun menelponku kalau dia sudah berhasil check in, namun tempat duduknya tidak sesuai yang diharapkan yaitu nomor 17B untuknya dan 17E untukku. Huruf B dan E pada penerbangan yang sering kupakai memang identik dengan bangku di tengah yang jarang orang memilihnya kalau tidak terpaksa kehabisan yang jendela ataupun lorong. Berbeda jauh dengan ekspektasinya membuat temanku agak jengkel dengan mbak-mbak petugas check in di counter garuda Bandara Sepinggan.

Tibalah waktu kami untuk boarding. Tepat pukul 17.05 WITA (sesuai jadwal semula) semua penumpang penerbangan Garuda dengan nomor GA 355 Jurusan Surabaya dipersilakan untuk naik ke pesawat. Aku pun bergegas masuk ke pesawat sambil menenteng tas rangsel berisi oleh-oleh dan pakaian yang lumayan berat dan tas kecil berisi HP serta dompet.

Ternyata pesawat yang kutumpangi adalah jenis Bombardier CRJ 1000 next generation. Pesawat berbadan ramping panjang dengan kapasitas 96 tempat duduk, dengan rincian 12 kursi kelas eksekutif dan 84 kursi kelas ekonomi. Sudah tentu aku duduk di kelas ekonomi.

Dalam masalah tempat duduk yang tadinya kuanggap huruf B dan E itu di tengah, ternyata dalam pesawat jenis ini berada di lorong. Lebih asiknya lagi nomor 17 ternyata tepat di pintu darurat, sehingga ruang kaki jauh lebih luas dan tidak membuatku pegal.

Bombardier CRJ 1000 termasuk pesawat untuk rute jarak pendek. Penerbangan Balikpapan-Surabaya yang standarnya ditempuh selama 1 jam 10 menit memang cocok menggunakan pesawat ini, katanya sih lebih efisien. Setahuku pesawat ini juga digunakan Garuda untuk rute Jogja-Balikpapan.

Kapasitas Bagasi Kabin pesawat jenis ini per kabinnya hanya mampu memuat maksimal 31,8 kg. Dengan relatif kecilnya kapasitas bagasi kabin membuat bawaan penumpang berupa koper yang sedianya dimasukkan ke dalam kabin, sebelum mereka menaiki tangga pesawat, petugas sigap meminta para penumpang tersebut untuk memasukkan bawaan mereka ke bagasi di bawah pesawat yang nanti saat mendarat bisa langsung diambil di samping tangga pesawat. "Wow praktis juga ya, nggak usah ribet menunggu lama di bagian pengambilan bagasi di terminal kedatangan bandara", pikirku saat itu.

Meskipun pesawat ini termasuk kecil, namun proses take off dan landing-nya tergolong mulus dan halus, mungkin terkait keahlian pilotnya juga kali ya, he he.... (update: saat landing di Balikpapan tgl 11-8-2013 pesawat terasa agak limbung dengan goncangan yang relatif keras)

Oiya dalam penerbangan tadi, para penumpang hanya disuguhi snack dan tidak ada makan besar. Apa karena ini masih bulan ramadhan atau karena BPN-SBY termasuk penerbangan jarak pendek yang hanya mendapatkan snack bukan makan besar? (update: saat penerbangan SBY-BPN tgl 11-8-2013 tetap hanya mendapatkan snack, bukan makan besar meskipun bulan ramadhan sudah usai).

Uniknya tadi menjelang berbuka puasa, para penumpang ribut kapan pastinya waktu berbuka puasa. Kalau aku sih cuek aja, aku ikut waktu berbuka puasa Balikpapan tempat dimana aku sahur. Coba kalau kita bepatokan berbuka sama waktunya seperti tempat yang kita tuju, iya kalau penerbangan jarak dekat tidak begitu masalah, kalau kita terbang jarak jauh ke arah barat misalnya ke eropa non stop, bisa-bisa sampai 24 jam berpuasa, waktu berbuka belum tiba juga. Entahlah mana yang benar....

Baca juga : Pengalaman Naik ATR 72 - 600 Garuda Indonesia

Monday, July 29, 2013

Mudahnya Proses KPR di BTN

Habitat Terrace Residence (Dok. Pribadi)
Hari ini kakakku melakukan akad KPR di BTN Cabang Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ini adalah transaksi terbesar yang ia lakukan selama ini. Bagaimana tidak, plafon kredit sebesar 400jt harus ditanggungnya selama 20 tahun. Namun yang membuatku terperangah selain besarnya plafon kredit yang disetujui, juga cepatnya proses pengajuan KPR sampai dengan akad kredit hari ini.

Banyak orang termasuk diriku dulu sewaktumengajukan KPR memerlukan waktu yang relatif lama, mengalami beberapa kali penolakan dari beberapa bank, serta persetujuan plafon kredit yang lebih rendah daripada yang diajukan, sehingga semakin memperbesar DP yang harus dibayar. Namun semua itu tidak terjadi pada kasus kakakku ini.

Sekelumit proses yang akan kuceritakan dari bagaimana dia mengajukan kredit sampai dengan disetujuinya plafon KPR yang diajukan.

  1. Tanggal 30 Juni 2013, dia membayar booking fee sebuah rumah di salah satu perumahan di kawasan kelurahan Ciater, Serpong, Tangsel
  2. Tanggal 6 Juli 2013 dia menyerahkan berkas-berkas kelengkapan KPR melalui marketing perumahan yang terdiri dari Slip Gaji 3 bulan terakhir, Surat Keterangan Kerja, Fotokopi KTP, KK, NPWP, rekening tabungan 3 bulan terakhir dan Izin Profesinya, Foto, serta formulir pengajuan KPR BTN yang sudah ditandatangani di atas materai 6 ribu rupiah. Statusnya yang masih single jadinya tidak perlu melampirkan fotokopi akta nikah.
  3. Tanggal 15 Juli 2013 dia wawancara di BTN Kebon Jeruk
  4. Tanggal 22 Juli 2013 dia mendapat email SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit) sebesar 400juta dari BTN tertanggal 18 Juli 2013
  5. Setelah melunasi uang muka ke developer dan mendeposit uang sejumlah biaya KPR di rekening BTN, akhirnya tuntaslah semua proses KPR tepat pada hari Senin, 29 Juli 2013.


Total waktu yang dibutuhkan dari pengajuan aplikasi KPR sampai dengan turunnya SP3K tidak sampai 2 minggu. Ini termasuk cepat sekali. Kucermati mengapa bisa secepat itu, aku berkesimpulan sebagai berikut:

  1. Berkas-berkas yang dikumpulkan cukup lengkap dan meyakinkan. Gaji sebesar 10juta tentunya cukup memadai untuk plafon sebesar 400jt selama 20 tahun yang mana untuk 2 tahun pertama bunganya fix 7,49% dengan angsuran perbulannya sekitar Rp3,2jt. Jadi masih wajar angsuran per bulannya berkisar 30% dari gaji.
  2. Statusnya yang masih single dan tidak ada tanggungan menjadikan biaya hidup relatif lebih sedikit daripada yang sudah menikah, sehingga tidak perlu join income dengan istri saat mengajukan KPR berbeda dengan diriku dulu.
  3. Ketiadaan kredit macet dengan status kredit yang lancar tercermin dengan tidak pernah telat membayar kartu kredit membuat kakakku dengan mudah melalui fase BI Checking. Saat mengajukan aplikasi KPR, kakakku hanya punya tagihan cicilan sebesar 300 ribuan yang masih berlangsung selama 11 bulan. Namun hal ini tidak begitu signifikan, berbeda halnya jika kita masih punya tagihan kredit lain yang nilainya mencapai jutaan tiap bulannya, tentunya Bank perlu berpikir panjang untuk memberikan kredit kepada Anda karena dikhawatirkan potensi default (gagal bayar) yang tinggi dari Anda.
  4. Pengembang yang bonafit dan sudah mempunyai kerja sama dengan BTN Kebon Jeruk menjadi faktor pendukung yang memperlancar disetujuinya KPR.
  5. Izin Profesinya dari Bapepam yaitu WMI, WPEE, dan WPPE yang tidak sembarang profesional memilikinya, membuat pihak Bank semakin yakin akan kemampuan finansial kakakku, meskipun dia bekerja di sektor swasta.


Awalnya selama seminggu setelah wawancara di BTN, kakakku sedikit resah, kok tidak ada konfirmasi ke teman atau atasannya di kantor mengenai profil kakakku. Kemudian aku yakinkan dia, mungkin BTN mempunyai cara yang berbeda untuk konfirmasi, tidak melulu melalui telpon atau datang langsung ke kantor. Ternyata kekhawatiran kakakku tidak beralasan, dan sukses KPR-nya.

Melihat lancar dan mudahnya kakakku dalam mengajukan KPR sampai akad KPR hari ini, mengisyaratkan kalau rumah yang dibelinya itu mungkin benar-benar 'berjodoh' dengannya. Memang benar ungkapan "Beli rumah itu seperti nyari pasangan hidup, alias jodoh-jodohan".

Isu naiknya suku bunga KPR BTN bulan Agustus nanti semakin memacu kakakku untuk mempercepat proses akad kreditnya agar tidak dikenakan bunga baru. Sekarang dia bisa tersenyum lega, setelah hampir setahun ini berburu rumah di Jabodetabek, dan pilihan terakhirnya jatuh di Habitat Terrace Residence yang terletak kurang lebih satu kilometer dari rumahku di Grand Serpong 2 Residence.

Baca juga:

Cicilan KPR yang Mencekik

Pengalaman Berbelanja di Saqina (.com)

"Son kalau sempat Ibu nitip beliin gamis batik ya!", pinta Ibuku sekitar 2 bulan yang lalu. Wah, bingung juga mau nyari dimana, belum lagi nanti kalau modelnya gk cocok dengan keinginan Ibu. Akhirnya selama 2 bulan niat untuk membelikan Ibu sebuah gamis batik masih hanya di pikiran saja.

Kamis, 25 Juli kemarin saat asik browsing di internet, aku liat iklan telkomsel. Di iklannya disebutkan untuk pelanggan telkomsel bisa menukarkan sebanyak 17 poin telkomselnya dengan voucher diskon di 7 online shop. Langsung saja ku klik iklan itu. Ada 7 online shop yang berpartisipasi dalam program ini. Ada pinkemma, lazada, zalora, bilna, maskoolin, saqina, dan hargahot. Dari ketujuh online shop itu, hanya lazada dan zalora yang sudah sering kukunjungi. Diantara ketujuh online shop itu, aku tertarik mengunjungi saqina.com. Dari namanya saja sudah terlintas di pikiranku, jika saqina memang berjualan khusus busana muslim. Kebetulan aku sedang mencari gamis buat ibu.

Setelah kuintip-intip busana apa saja yang dijual di saqina.com, aku tertarik dengan gamis warna hitam dengan separuh corak bunga di bagian bawah yang sepertinya cocok jika dipakai Ibu. Tak mau berspekulasi, aku menghubungi Ibu untuk melihat-lihat sendiri koleksi di saqina.com. Ternyata dia suka dan cocok gamis yang kupilihkan meskipun bukan gamis batik.

Langsung saja kutukarkan 17 poin telkomselku dengan voucher diskon 20% dari saqina. Gamis seharga 400 ribuan hanya jadi sekitar 300 ribuan plus ongkos kirim Rp20ribu ke Pati, Jawa Tengah melaui kurir JNE. Aku pesan hari kamis, hari sabtu tanggal 27 Juli 2013 sekitar pukul 9 malam sudah sampai di tangan Ibuku. Termasuk cepat pengirimannya padahal lokasi rumah ortuku tidak di Kota Pati, melainkan di sebuah desa sekitar 7 km utara kota Pati. Menurut Ibu, gamis yang kubelikan kainnya bagus, tebal, halus dan ukurannya pas. Beliau terlihat sangat puas, kedengaran dari nada bicaranya di telepon yang bersemangat menceritakan gamis barunya.

Menurutku pelayanan dari Saqina.com sudah cukup bagus. Setiap pemesanan lewat web langsung mendapat email konfirmasi nomor order dari saqina. Namun masih perlu waktu beberapa jam untuk menerima email/sms notifikasi tentang berapa jumlah uang yang harus ditransfer + ongkos kirimnya. Kekurangan lainnya adalah, ketika barang sudah dikirim, costumer tidak mendapatkan sms pemberitahuan nomor resi kurir ekspedisi pengirim barang.

Untuk metode pembayaran masih tergolong manual melalui transfer via Bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI dan harus melakukan konfirmasi secara manual melalui SMS. Memang Saqina tidak perlu diragukan lagi merupakan online shop terpercaya, namun masih perlu ada perbaikan fasilitas pelayanan agar lebih memudahkan costumer dalam berbelanja, antara lain dengan:

  1. memfasilitasi pembayaran menggunakan kartu kredit, debit, ataupun jenis pembayaran lainnya agar lebih fleksibel
  2. mengirimkan nomor resi pengiriman barang agar bisa dilacak secara mandiri oleh costumer
  3. dalam kolom alamat, hanya memungkinkan untuk menulis alamat sepanjang 40 karakter. Hal ini cukup menyusahkan jika alamat costumer panjang, dan bisa membuat ragu costumer apakah barang yang dipesan bisa sampai tujuan atau tidak. Sebaiknya ditambah lagi batasan karakternya, minimal sebanyak 160 karakter seperti SMS atau 140 karakter seperti twitter kali ya, he he.....


Overall aku cukup puas berbelanja online di Saqina.com

Saturday, July 20, 2013

Hobi Menanam

Menanam menurutku hobi yang mengasyikkan. Sejak kecil aku belajar menanam. Mulai dari menanam sayuran semacam bayam dan tomat, sampai dengan menanam pohon buah-buahan semacam nangka, jambu bol, nangka, sirsak, matoa, dan buah-buahan lainnya yang kutanam di sekitar pekarangan rumah.

Kecintaanku akan tanaman terutama pepohonan berkayu keras, membawaku untuk menuntut ilmu di Fakultas Kehutanan UGM. Saat aku ke hutan pun atau di lapangan seringkali aku mengumpulkan biji-bijian yang kemudian kusemaikan dan kutanam. Sebagai 'korbanya' adalah pekarangan kosku di daerah Pringgolayan Jogja, di rumah Bapak Tresno Utomo tepatnya kutanami berbagai jenis tanaman dari tanaman hias, buah-buahan sampai tanaman keras yang parahnya semua itu semula kutanam di polybag dan tidak kutanam di dalam tanah melainkan hanya kuletakkan di atas pekarangan yang semuanya di paving. Jadilah akar-akar tanaman yang semula di polybag menerobos sela-sela paving untuk menembus tanah. Akhirnya tanaman-tanaman di polybag semakin besar dan rimbun, bahkan tanaman pepaya emas-ku sampai berbuah lebat.

Pekarangan rumah eyangku di Bantul pun tak bisa terhindar dari jamahan tanganku. Tangan ini serasa gatal jika melihat ada sisa tanah di pekarangan yang kosong tak tertutup vegetasi. Matoa salah satu tanaman yang kutanam di pekarangan eyangku kini sudah berbuah.

Hobi menanamku berlanjut saat aku pindah ke Jakarta. Kantorku di Bintaro kutanami berbagai buah-buahan dari kelengkeng, kurma, matoa (ketiganya sudah RIP), jambu jamaika, jambu air, sawo, kepel, rambutan bijai, rambutan rapiah, dan rambutan parakan.

Rumahku di kawasan Tangsel juga kutanami berbagai jenis tanaman mulai dari kelengkeng, durian petruk dan montong (ketiganya sudah RIP), belimbing wuluh, jambu air kecil, jeruk bali, jambu air besar, mangga, kurma, rambutan rapiah, jeruk nipis, sirsak, jambu biji, sampai pisang cavendish dan bambu Jepang serta empon-empon memenuhi setiap sudut halaman rumahku yang sempit itu.

Mutasi ke Balikpapan pun tak menyurutkan hobiku untuk menanam pohon. Pagi tadi aku hunting bibit tanaman bersama temanku ke wilayah Jalan Senayan, Karangrejo Balikpapan untuk mencari bibit buah-buahan. Sampailah kami ke kebun persemaian kepunyaan Pak Achmad yang memajang berbagai jenis tanaman buah-buahan.

Kami sempat diajak Pak Achmad melihat koleksi tanamannya di rumahnya yang hanya berjarak kurang lebih 100 meter dari kebunnya. Banyak tanaman langka dan aneh-aneh yang baru kulihat saat itu. Ada serikaya gundul berwarna merah, apel india, anggur brazil, dan sejumlah tanaman buah langka lainnya.

Semula aku ingin mencari bibit duku, namun karena stoknya kosong aku akhirnya membeli bibit kelengkeng (aku lupa jenisnya) seringgi 1,5 m seharga 100rb dengan bonus bibit matoa (jenis kelapa) yang biasanya dibanderol 15rb rupiah. Beliau awalnya menawarkanku bibit matoa, namun karena aku sudah terbiasa membudidayakan matoa di kampungku, aku tidak begitu tertarik, namun kalau dikasih sebagai bonus aku tidak menolaknya, he he....

Sore ini akhirnya kutanam Matoa di tepi lapangan di depan kantor karena matoa memang butuh intensitas cahaya yang relatif tinggi. Sedangkan si kelengkeng kutanam di samping kantor, yang lokasinya tidak banyak dilalui orang dengan harapan pertumbuhannya tidak terganggu dengan tangan-tangan jahil.

Tadi juga kusempatkan untuk membeli benih kangkung dan sawi beserta pupuk organik yang rencananya kutanam besok minggu di polybag yang sudah kubeli di toko yang sama dua bulan yang lalu.

Harapanku di sini adalah kuingin menumbuhkan rasa cinta akan tanaman dan menjadikan hobi menanam sebagai gaya hidup setidaknya bagi teman-teman kantorku. Aku juga ingin kantorku dipenuhi dengan tanaman buah-buahan yang selain rindang juga memberikan hasil berupa buah yang bisa dinikmati semua pegawai.

Tantangan hobi menanam di Balikpapan adalah jenis tanahnya yang miskin hara yaitu tanah podzol (kuning) yang miskin hara. Perlu ekstra perhatian untuk memelihara tanaman di sini, berbeda dengan di Jawa yang tidak dipupuk pun sudah tumbuh subur. Yang menguntungkan di sini adalah melimpahnya sinar matahari dan hujan yang turun sepanjang tahun, sehingga tidak terlalu khawatir kekeringan dan tidak direpotkan dengan ritual penyiraman, karena sudah disirami oleh alam, kecuali tidak turun hujan selama 3 hari lebih, tetap harus disiram.

Ayo galakkan hobi menanam sejak dini!