Pages

Sunday, March 9, 2014

Bandara Cengkareng Out of Date?

Indonesia sedang marak dengan 'persaingan' antar bandara di sejumlah kota besar. Mulai dari Bandara Ngurah Rai yang baru di Bali, Kuala Namu di Sumatra Utara, dan terakhir Sepinggan di Balikpapan yang akan diresmikan akhir Maret nanti sebagai Bandara terbesar di Indonesia Timur atau lebih tepatnya di Kalimantan dengan dilengkapi Mal di dalam terminalnya serta gedung parkir 5 lantai yang mampu memuat ribuan mobil.

Ramai dibicarakan di forum-forum kalau Bandara satu paling hebat dan megah dibandingkan dengan bandara lainnya. Mereka saling beradu argumentasi jika bandara di daerahnya yang paling moderen dan megah. Bagaimana dengan Bandara Cengkareng? Mayoritas forumer sepakat nggak memasukkan Cengkareng di bursa perasaingan bandara di Indonesia? Why?? Karena mereka menganggap Cengkareng sudah out of date!

Ada yang menganggap Bandara Kuala Namu yang menggantikan Bandara Polonia sebagai bandara yang paling megah, canggih, dan terintegrasi dengan moda kereta api sampai ke kota Medan serta runway-nya bisa didarati pesawat jumbo jet. Adapula yang menyebut Bandara Ngurah Rai sebagai bandara yang paling canggih dan nyaman saat ini mengalahkan bandara-bandara lainnya di Indonesia. Tak mau kalah forumer dari Balikpapan yang mengganggap Terminal baru bandara Sepinggan adalah yang paling bagus desainnya, megah, dan satu-satunya yang punya mal di dalamnya.

Upgrade bandara lama ataupun pembangunan bandara-bandara baru di Indonesia yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I dan II mulai marak dilakukan mulai tahun 2000-an seiring dengan mulai maraknya bisnis penerbangan murah yang dimotori maskapai Lion Air dan Adam Air. Sebelumnya praktis hanya Bandara Cengkareng yang layak disebut bandara internasional.

Apa benar Bandara Cengkareng sudah out of date? Memang ada benarnya juga karena Cengkareng sekarang sudah sangat padat sekali, apalagi pada musim liburan yangh suasananya sudah seperti di Terminal Bus antar kota. Akses ke Bandara yang susah diprediksi karena kemacetan di Tol ataupun banjir yang tidak terduga yang tidak diimbangi dengan alternatif moda transportasi kereta, selalu membuat dag dig dug jika terburu-buru ke Bandara. Antrean panjang saat check in menjadi hal lumrah. Laporan bagasi-bagasi yang dibobol seolah tidak ada habisnya. Tindak penipuan juga marak terutama terhadap TKW yang baru datang dari luar negeri.

Itu mengenai pelayanannya. Tapi mengenai desain bangunan dan landscape bandaranya menurutku tidak out of date melainkan cukup unik, tidak membosankan dan Indonesia banget. Terbukti pada dekade 90-an Bandara Cengkareng beserta landscape-nya mendapat Penghargaan Aga Khan Award for Architecture, penghargaan berkelas international untuk arsitektur.

Tidak seperti bandara-bandara baru yang dikembangkan saat ini yang konsepnya terlihat kurang jelas walaupun mengusung konsep bangunan moderen futuristik dengan bangunan yang didominasi baja dan kaca, Bandara Cengkareng mempunyai konsep Garden Airport dengan Arsitektur Jawa yang terlihat dominan dengan gaya Joglo atau Pendopo untuk ruang tunggunya di kelilingi dengan Taman di Kanan Kiri lorong menuju ruang tunggu yang hanya dibatasi dengan dinding kaca bening, sehingga pandangan kita bisa sejuk melihat taman yang hijau dan terawat rapi. Setelah kita di ruang tunggu pun, desainnya yang bergaya jawa terlihat sangat anggun, mungkin bangku-bangku-nya yang perlu diganti agar lebih manis dan nyaman. Untuk setiap Gate ruang tunggu dilengkapi dengan mushola dan toilet di lantai bawahnya. Bahkan di toilet pun kita masih bisa memandang taman di luar dari balik dinding kaca yang membatasi toilet dengan taman.

Toilet Cengkareng yang dulu terkenal jorok, sekarang terlihat bersih dan rapi. Bunga-bunga anggrek dan lainnya juga tersebar di penjuru bandara. Menjadikan bandara ini lebih bersih dan indah.

Konsep Terminal 1 dan 2 yang menurutku paling OK diantara bandara-bandara di Indonesia, tidak diterapkan pihak angkasa pura dalam pembangunan Terminal 3. Terminal 3 dengan gaya modern futuristiknya seperti kapsul luar angkasa di film-film fiksi ilmiah yang diklaim menerapkan konsep green building yang hemat energi. Penggunaan lampu yang diminimalisir dengan dominasi penggunaan kaca pada terminal ini ditambah dengak desain interior ruang tunggu yang cozy dan nyaman tidak seperti terminal 1 dan 2 yang konvensional membuat terminal 3 ini banyak mendapatkan acungan jempol. Dan sekarang Terminal 3 sedang dikembangkan jauh lebih besar untuk menambah kapasitas penumpang yang semakin membludak dari tahun ke tahun. Tapi, terus terang saya kurang sreg dengan desainnya, dan terkesan biasa dibandingkan bandara-bandara di luar negeri. Apalagi tidak dilengkapi dengan taman-taman yang bisa meneduhkan pandangan mata. Berbeda dengan terminal 1 dan 2 yang desainnya mencerminkan budaya Indonesia dengan beragam motif ukiran dari berbagai daerah di Indonesia yang terpampang apik di pilar-pilar maupun plafon terminal plus keberadaan taman bisa dinikmati penumpang yang akan berangkat ataupun yang baru datang.

Pihak Angkasa Pura II selaku operator Bandara Cengkareng dan pihaK PT KAI saat ini sedang membangun jaringan kereta Bandara yang akan menghubungkan dengan pusat kota Jakarta, walaupun dirasakan terlambat hal itu masih jauh lebih baik daripada tidak ada alternatif moda transportasi lain ke Bandara selain Mobil ataupun Bus.

Dari segi desain bangunan, Terminal 1 dan 2 harus tetap dipertahankan, namun dari segi interior-nya yang sebaiknya di desain ulang agar sejajar dengan bandara internasional di negara-negara lain bahkan lebih baik. Penambahan fasilitas ruang tunggu yang memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang mutlak dilakukan dan yang pasti kapasitas bandara terbesar di Indonesia ini harus tetap ditingkatkan seiring pertumbuhan penumpang.

Jadi tidak tepat jika forumer menganggap Cengkareng out of date dari segi desain dan konsep terminalnya, justru Cengkareng yang berkode CGK dan bernama resmi Soekarno Hatta International Airport itu mempunyai desain dan konsep yang luar biasa yang sudah diakui dunia internasional. Hanya saja perlu upgrade dalam sisi pelayanan dan fasilitasnya. Kita tunggu saja awal tahun 2015 nanti dengan wajah Soekarno Hatta yang baru, apakah layak menjadi tolok ukur bandara-bandara lain di Indonesia? Dengan catatan proyeknya tidak molor, ha ha...

No comments:

Post a Comment