Pilpres kemarin memang benar-benar rame seperti yang sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana tidak masing-masing kubu menyatakan kemenangan berdasarkan quick count lembaga-lembaga survei yang mereka acu.
Jokowi-JK yang pertama kali deklarasi kemenangan berdasarkan hitung cepat versi LSI, Litbang Kompas, RRI, SMRC, Populi Center, Indikator, dan CSIS-Cyrus Network dengan selisih pada kisaran 5%. Tak mau kalah dengan kubu Jokowi, Kubu Prabowo juga mendeklarasikan kemenangan berdasarkan survei dari JSI, LSN, Puskaptis, dan IRC. Kubu Prabowo ikut-ikutan mendeklarasikan kemenangan dengan dalih agar opini publik tidak digiring bahwa Prabowo-Hatta sudah kalah, padahal real count KPU sebagai hasil resmi Pilpres belum dipublikasikan.
Kalau Jokowi menemui pendukungnya yang sudah tidak sabar merayakan kemenangan di Tugu Proklamasi, lain halnya dengan Prabowo yang menemui pendukungnya yang juga merayakan kemenangan di Bidakara.
Sungguh luar biasa pilpres kali ini. Bangsa ini seolah-olah terpecah menjadi dua kekuatan yang hampir sama besar dan kuat. Suami beda pilihan dengan istri, ataupun orang tua beda pilihan dengan anaknya, itu pula yang terjadi antara aku dan istriku ataupun dengan orang tuaku. Begitu pula mertuaku dan iparku punya pilihan capres yang berbeda-beda. Namun demikian kami tetap menghargai perbedaan pilihan kami, kan kami dari keluarga modern yang demokratis, ha ha.....
Hari ini tanggal 10 Juli, karena pasar lebih percaya bahwa capres yang menang adalah Jokowi, dan memang dari survei-survei sebelumnya menyatakan bahwa kalau Jokowi menang maka IHSG akan rebound dan Rupiah menguat terhadap Dollar AS, para pelaku pasar ternyata benar-benar terkena Jokowi effect jilid II, dimana IHSG hari ini sempat rebound melampaui 5100 bahkan sempat menyentuh 5134 dan akhirnya sore ini ditutup di indeks 5.098,01 atau naik 73,30 poin (1,46%).
Demikian juga dengan Rupiah yang menunjukkan keperkasaannya terhadap Dollar hari ini dengan nilai tukar Rp11.574 per US Dollar. Semoga saja Rupiah terus menguat supaya anggaran subsidi BBM negeri ini tidak jebol, dan tentunya harga Pertamax bisa ikutan turun, soalnya mobil istri minumnya Pertamax, xi xi xi....
Menanggapi Ketegangan dua kubu capres ini, terpaksa Presiden SBY turun tangan memberikan pernyataan agar kedua belah pihak menahan diri dan menunggu serta menghargai hasil resmi Pilpres yang akan ditetapkan oleh KPU tanggal 22 Juli nanti.
Siapapun Presidennya nanti aku berharap Bangsa Indonesia bisa lebih maju, makmur, aman, tentram, bermartabat dan berwibawa di mata dunia. Dan yang pasti aku ingin Presiden yang bisa membuat kebijakan agar lebih pro ke rakyat.
Hari ini aku dipusingkan Bunga KPR-ku yang per Agustus nanti naik menjadi 14% dan cicilanku naik 1 juta lebih, luar biasa..... Pantesan bank-bank itu labanya bisa triliunan dan berkali-kali lipat naiknya tiap tahun. Aku berharap pemerintah ke depan tidak menutup mata akan fenomena bunga tinggi (mengambang) yang seenak udele ditetapkan sepihak oleh Bank, agar kami rakyat ini bisa tenang membayar cicilan yang tidak mencekik tanpa dihantui bunga selangit yang semena-mena ditetapkan oleh Bank.
No comments:
Post a Comment