Pages

Sunday, September 7, 2014

Balikpapan Kota Ternyaman di Indonesia?

Plaza Balikpapan (Dok. pribadi)
Tahun ini Balikpapan dinobatkan oleh Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia menjadi kota ternyaman di Indonesia menggeser Yogyakarta yang telah menjadi kota ternyaman selama beberapa tahun ini.

Balikpapan, kota minyak ini memang mempunyai berbagai fasilitas yang tidak kalah dengan kota-kota besar di Pulau Jawa. Bandara Sepinggan adalah Bandara terbesar di Indonesia bagian Timur. Mal-mal baru terus bermunculan di kota ini. Bioskop XXI saja punya dua jaringan di sini, ditambah lagi pesaingnya Blitz Megaplex yang semakin memanjakan penikmat film di kota yang dihuni tidak sampai 1 juta jiwa ini.

Restoran-restoran mahal pun bertebaran di kota ini. Tenant-tenant jaringan nasional maupun multinasional semakin menggurita di kota yang 'dikuasai' oleh para pendatang ini. Tengok saja KPC, Mc Donald, A&W,JCo, Starbucks, Levi's, Polo Ralph Lauren, dan masih banyak lagi semakin menggoda masyarakat untuk mengeluarkan uang lebih banyak dan yang paling penting tidak perlu jauh-jauh pergi ke Jawa untuk menikmatinya.

Fasilitas kesehatan juga lengkap sekali di kota ini, dari RSUD, Rumah Sakit Pertamina, sampai dengan RS Siloam yang memproklamirkan sebagai rumah sakit berstandar internasional ada di kota ini.

Hutan Kota sebagai paru-paru kota, Pantai berpasir coklat dengan tegakan cemara yang menghadap teluk Makassar, ataupun Hutan Mangrove yang memenuhi Teluk Balikpapan menjadikan kota ini semakin nyaman untuk dihuni.

Namun apakah semua yang di Balikpapan memang benar-benar membuat nyaman penghuninya? Tentunya tidak semuanya nyaman, coba kita daftar satu per satu:

1. Listrik
Balikpapan sampai saat ini terkenal dengan mati listrik meskipun frekuensinya tidak sesering beberapa tahun yang lalu. Mati Listrik di kota ini bisa sampai 24 jam, namun umumnya akhir-akhir ini hanya setengah hari. Bayangkan kalau di Jakarta mati setengah hari saja bisa nge-hang server detikcom dipenuhi umpatan masyarakat ibukota, hiks..

Seringnya mati listrik di kota ini membuat warganya mengantisipasi dengan membeli genset. Di Kantorku saja jika mati lampu 10 jam saja bisa menghabiskan hampir 100 liter solar, padahal untuk mendapatkan solar di kota minyak ini butuh perjuangan.

Ironis memang, di kota minyak terjadi krisis energi...

2. Air
Balikpapan didominasi daerah bekas rawa dan perbukitan. Di daerah bekas rawa airnya keruh sekali sedangkan di perbukitan air jernih susah didapat meskipun sudah di bor puluhan meter. Nah, karena sulitnya air bersih sebagioan besar warga Balikpapan menggantungkan kebutuhan airnya kepada PDAM. Klo lancar aliranya sih nggak masalah, masalahnya airnya sering mati bahkan saat aku menulis artikel ini, airnya belum kunjung mengalir sejak sekitar pukul 6 pagi tadi berarti sudah hampir 20 jam! Busett dah....

Kosku sendiri tidak ada tandon airnya, dan terjadilah seharian ini kami 'krisis' air. Biasanya kami 'mengungsi' ke kantor jika air mati, namun karena air PDAM di kantor juga mati ditambah sumur bor sebagai cadangannya sedang masalah, jadilah krisis air terjadi pula di kantor. Aku seharian ini sudah capek mengumpat karena air yang tak kunjung mengalir, tapi untungnya selepas maghrib air di kantor bisa menyala, lumayan bisa menghela keringat yang semakin lengket di badan. Alhamdulillah, sekali lagi kantor menjadi 'penyelamat' di saat Balikpapan krisis air bersih.

Hari-hari biasa Mobil-mobil tanki penjual air di Balikpapan laris manis karena jaringan pipa PDAM yang belum merata. Bahkan, temanku kantor di rumahnya tidak ada sumur, namun dia punya tandon untuk menampung air dari sumur yang disediakan oleh developer, dan hari-harinya selalu direpotkan untuk mengisi tandon airnya karena rebutan dengan tetangganya. Aku pernah bertanya kepadanya, "kok kamu nggak bikin sumur bor aja?",
"Nggak dulu Mas, soalnya bikin sumur di sini mahal sekali bisa lebih dari 10 jt, dan belum dijamin dapat air bersih!", serunya.

Tadi sore aku sempat ke warung makan, dan aku pesan ayam goreng krispi plus sambal dan lalapannya. Nah, disediakan pula kobokan untuk cuci tangan, dan ternyata air kobokan itu adalah air galon sama halnya yang dipakai untuk minum karena air PDAM mati! Kasihan hari ini warung-warung mengeluh susah nyuci piring karena air mati.

3. BBM
Balikpapan yang terkenal sebagai kota minyak ternyata lebih susah mendapatkan BBM di kota ini. SPBU di kota ini relatif sedikit untuk ukuran kota besar. Setiap hari antrean motor dan mobil di SPBU cukup panjang, apalagi antrean truk-truk yang mengantre solar. Di sini motor-motor lebih suka membeli premium dari penjual eceran yang banyak sekali di sepanjang jalan kota ini, daripada mereka harus mengantre di SPBU.

4. Makanan
Standar harga makanan di Balikpapan memang menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Aqua Galon yang di Jawa hanya sekitar 13rb, di Balikpapan menjadi sekitar 32rb.

5. Panas
Hawa panas di sini bikin kulit item! Hawa panas di Balikpapan tidak disebabkan oleh polusi kendaraan bermotor seperti di Jakarta melainkan lebih disebabkan oleh teriknya sinar matahari karena kedekatannya dengan equator.

6. Harga Rumah
Harga rumah 3 tahun terakhir di Balikpapan melonjak tak terkendali, sudah hampir menyamai harga rumah di Jabodetabek. Banyak orang luar kota menjadikan rumah di Balikpapan sebagai investasi yang akibatnya semakin mendongkrak harganya dan menjadikan semakin tidak terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kota ini.

Sewaktu kecil aku kagum dengan kota Balikpapan ketika ditayangkan di TVRI karena jalananpun disedot debunya dengan mesin penyedot debu raksasa, keren banget pikirku saat itu, bahkan di Jawa pun tidak ada yang melakukannya. "Betapa kaya dan perhatiannya pemerintah kota Balikpapan terhadap fasilitas publik"' pikirku. Namun, saat ini ketika aku merasakan sendiri tinggal di Balikpapan, aku belum pernah melihat mobil penyedot debu beroperasi di jalanan.

Balikpapan dengan dinamikanya yang semakin kencang, berubah dari kota sedang menjadi kota metropolitan semakin butuh perhatian untuk penataan kota maupun masyarakatnya agar semua yang tinggal di Balikpapan baik itu penduduk asli, pendatang, maupun ekspatriat yang banyak melakukan bisnis di Balikpapan semakin nyaman dengan kota ini.

Sudah nyamankah kamu tinggal di Balikpapan?

1 comment:

  1. nyaman2 saja... 22 tahun hidup disini biasa2 aja... udah terbiasa dengan hal yang gak biasa... karna sya (dan mungkin warga lain yg udah lahir disini) percaya pasti akan ada perbaikan2 kedepannya.... klo sekarang2 masih mending bro utk urusan air, listrik, pdam, bbm, dll.. karena sebelumnya lebih parah lagi...

    ReplyDelete