Akhir-akhir ini para penggemar berat iPhone dikejutkan dengan berita miring kalau iPhone 6 jika terlalu lama ditaruh di celana jadi bengkok. Benar atau tidaknya isu itu, aku punya pendapat sendiri tentang kualitas iPhone.
Orang yang belum pernah memiliki iPhone mungkin selama ini lebih tergiur dengan smartphone dengan spesifikasi hardware seperti kecepatan prosesornya, resolusi kameranya, memorinya, ataupun lebar layarnya. Nah, berbeda dengan smartphone kebanyakan. Apple adalah satu-satunya perusahaan teknologi yang berhasil memadukan hardware dan software-nya sendiri. Berbeda dengan pabrikan lain yang lebih mengandalkan software dari Google (saat ini). Dengan demikian, Apple tahu spesifikasi hardware yang bagaimana yang sesuai dengan software-nya ataupun sebaliknya. Jadi jangan heran dengan prosesor yang secara tertulis tertera kecepatannya lebih lambat daripada prosesor kompetitornya, namun di iPhone jarang terjadi nge-lag alias aplikasi berjalan dengan smooth. Begitu pula kamera iphone dengan megapiksel yang sama atau lebih rendah daripada kompetitornya, tak jarang kualitasnya jepretannya lebih bagus.
Hampir lima tahun yang lalu aku membeli iPhone 3GS saat launching di Plasa Senayan. Rp7,2 juta kutebus untuk sebuah HP layar sentuh yang tercanggih di zamannya itu. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi aku memang tertarik dengan fiturnya yang memang benar-benar baru saat itu dan percaya akan kualitas produk Apple Inc.
Prosesornya tidak sampai 1GHz, RAM-nya jelas jauh dari smartphone zaman sekarang, Memorinya 16GB, kameranya 3 MP, layarnya 3,5 inch. Dengan spesifikasi yang seperti itu iPhone 3GS-ku masih berfungsi baik sampai sekarang ini.
Usia hampir 5 tahun untuk sebuah smartphone merupakan prestasi tersendiri. Apalagi sejak beli dari awal tahun 2010 sampai dengan sekarang tidak pernah terjadi masalah yang berarti dan tidak pernah opname di service center. Dalam kurun waktu tersebut mulai dari iOS 3 sampai dengan mengadopsi iOS 6 selalu ku-update sistem operasinya. Coba bandingkan dengan smartphone lain yang paling-paling hanya bisa di-update sistem operasinya satu versi di atasnya. Baru pada tahun 2013 saat launching iOS 7, si iPhone 3GS-ku sudah tidak bisa diupdate dengan sitem operasi yang baru. Tapi hal itu nggak masalah, toh tetap berjalan lancar dan smooth.
Performa baterainya pun masih cukup bagus sampai saat ini. Kualitas warna di layarnya pun masih prima. Padahal si iPhone juga sering banget berjam-jam kukantongi di celana yang seringkali suhunya terlalu panas untuk menyimpan smartphone.
Aku cukup puas dengan produk Apple sampai saat ini. Bahkan iPod nano 2nd generation yang kubeli tahun 2006 saat ini masih bisa muter musik dengan kualitas yang hampir tidak berubah, cuma baterainya saja yang sudah ngedrop. iPad 2 yang kubeli tahun 2011 juga performanya masih OK, tidak pernah ada masalah apalagi sampai ke service center. Begitu pula yang terakhir adalah iPad mini yang kubeli Bulan April kemarin sangat bagus performanya sampai saat ini.
Seringkali orang mencerca produk-produk Apple sebagai produk berspesifikasi biasa untuk gengsi semata yang dibanderol dengan harga selangit. Namun, aku melihatnya sebagai hal yang berbeda. Harga mahal sangat pantas untuk produk Apple, bukan hanya untuk kualitas hardware-nya, melainkan untuk keindahan desainnya dan tentunya yang utama adalah inovasinya. Pantas saja apapun cercaan terhadap produk Apple, para penggemar setianya tidak mempedulikan dan selalu penasaran dan menantikan produk-produk inovasi terbarunya.
No comments:
Post a Comment