Pages

Wednesday, October 8, 2014

Wisata Pembangkit Listrik, Kenapa Tidak?


Okelah PLN sebagai perusahaan penghasil listrik, namun apakah haram PLN punya bisnis sampingan sebagai pengelola wisata pembangkit listrik. Hah, wisata pembangkit listrik? Aneh-aneh saja.... Eits.. tunggu dulu, coba kita bahas satu persatu ide wisata pembangkit listrik ini.

1. Wisata Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Apa sih yang orang ingin lihat saat berwisata? Pastinya yang spektakuler, megah, unik, indah, ataupun banyak sarana hiburannya. Lalu apa yang menarik dari wisata pembangkit listrik tenaga bayu ini? Jawabannya adalah kincir-kincir angin raksasa yang menjulang tinggi seperti di Eropa yang pasti membuat banyak masyarakat Indonesia penasaran, kan bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang suka penasaran akan hal-hal baru.

Indonesia memang belum punya pembangkit listrik tenaga bayu dalam skala komersial yang mengharuskan adanya kincir-kincir raksasa  sebagai penggerak turbinnya, namun di Pantai Selatan Yogyakarta sudah terdapat kincir-kincir angin kecil yang digunakan sebagai tenaga listrik mandiri oleh masyarakat setempat. Kincir-kincir angin yang relatif biasa dan sederhana ini pun sudah membuat decak kagum sebagian masyarakat, dan menjadikan kincir-kincir angin sederhana itu menjadi objek wisata baru terutama wisata edukasi untuk anak-anak sekolah yang ingin tahu bagaimana energi angin diubah menjadi energi listrik. Bagaimana kalau sudah ada PLTB dalam skala komersial ya, bukan anak-anak sekolahan lagi yang datang melainkan orang awam pun penasaran dengan kincir-kincir raksasa-nya seperti di negera-negara Eropa, dan sudah dapat dipastikan aksi selanjutnya adalah ber-selfie ria dengan background kincir-kincir angin raksasa akan segera bermunculan di media sosial.

Pertanyaannya kenapa PLN tidak membangun PLTB skala komersial? Yang saya dengar sudah lebih dari setahun yang lalu, investor dari Amerika akan membuat PLTB skala komersial dengan kincir-kincir raksasanya di Kawasan Pantai Samas, Bantul dan berencana akan menjual listriknya ke PLN. Meskipun PLTB membutuhkan investasi awal yang sangat mahal dibandingkan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau dengan kata lain dengan nilai investasi yang sama, PLTU menghasilkan output listrik yang jauh lebih besar daripada PLTB. Namun, yang terpenting kan untuk jangka panjang PLTB sangat menguntungkan, karena tidak memerlukan pasokan bahan bakar seperti halnya PLTU.

Disamping menguntungkan secara jangka panjang baik dari segi biaya operasionalnya maupun dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup yang sangat minim, PLTB akan mengundang banyak wisatawan. Coba bayangkan, ada resort yang dibangun di sekitar PLTB, dimana selain pemandangan pantai sebagai daya tariknya juga sekaligus pengunjung bisa menikmati pemandangan kincir-kincir angin raksasa yang berdiri tegak menyangga langit. Saya sendiri membayangkan suatu ketika jika PLTB di Pantai samas sudah terbangun saya akan mengajak anak istri saya untuk melihatnya, bersantai menggelar tikar di pinggir pantai sambil memandang kincir-kincir angin raksasa itu berputar sepertinya sangat menyenangkan. Kincir-Kincir Angin Raksasa sudah dipastikan akan mengundang decak kagum siapa pun yang melihatnya, apalagi anak-anak kecil yang selalu ingin tahu hal baru. Tidak hanya saya sekeluarga yang berencana mengunjunginya, hampir bisa dipastikan banyak keluarga-keluarga muda dengan putra-putri mereka akan berbondong-bondong melihat kincir-kincir angin raksasa.

Nah, meskipun bukan PLN yang membangun PLTB-nya, paling tidak PLN melalui anak usahanya bisa mengembangkan resort ataupun taman bermain di sekitar PLTB itu. Ide ini memang tampaknya aneh, namun tidak ada salahnya PLN juga berbisnis wisata, malahan bisa membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar PLTB yang secara tidak langsung sebagai bagian dari aksi Corporate Social Responsibility (CSR)-nya PLN.

2. Wisata Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Mengapa PLN belum membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya skala besar? Memang sekarang PLN sudah punya beberapa PLTS di beberapa Wilayah Indonesia Tengah dan Timur, namun masih dalam skala yang relatif kecil. Coba bayangkan kalau PLN punya PLTS dengan skala yang sangat masif seperti yang ada di Negara-Negara Barat. Wow pastinya....! Lha terus bagaimana bisa masyarakat bisa tertarik berwisata di PLTS kalau ukurannya cuma secuil. Seandainya PLN punya PLTS yang sangat besar, canggih dan mempunyai menara pandang yang kira-kira setinggi Monas lah untuk melihat pemandangan panel surya yang terhampar luas di bawahnya. Dengan panel surya yang dapat diubah-ubah arahnya sesuai dengan arah datangnya sinar matahari pasti memukau setiap orang yang melihat dari menara pandang. Dengan hal-hal baru seperti itu, tentu masyarakat akan berbondong-bondong mendatanginya karena 'penasaran'.

Potensi-potensi inilah yang perlu jeli ditangkap oleh PLN agar investasi di bidang energi listrik tetap menguntungkan secara ekonomi maupun lingkungan hidup, salah satunya dengan memanfaatkan pembangkit listrik yang menarik secara visual dan ramah lingkungan sebagai sumber pendapatan tambahan bagi PLN ataupun masyarakat di sekitarnya. PLN tidak perlu ragu dan takut mengeluarkan investasi yang sangat besar untuk pembangunan PLTB ataupun PLTS karena jika PLN bisa memadukannya dengan skema bisnis wisata yang bagus akan mampu menghasilkan keuntungan yang bisa digunakan untuk ekspansi pembangunan pembangkit listrik-pembangkit listrik baru yang ramah lingkungan. Pada Akhirnya, tidak mustahil di seluruh Wilayah NKRI akan bebas pemadaman listrik.


Menangkap ide dari pelanggan melalui kompetisi blog adalah upaya yang cukup kreatif dari manajemen PLN. Maju terus PLN, teruslah kreatif dan berinovasi demi kepuasan pelangganmu!

No comments:

Post a Comment