Pages

Monday, January 19, 2015

Kecanduan Belanja Online

Aku kecanduannnnn....... Arghh.......! Bukan kecanduan narkoba, rokok, ataupun kerjaan, tapi parahnya aku kecanduan belanja online! Busettt dah... Utang masih seabrek eh malah semakin kalap nggak bisa nahan lapar mata!

Diskon, voucher, promo dan seabrek gimmick2 yang ditawarkan oleh berbagai toko online selama dua bulan terakhir ini sukses membuat hasrat belanja ini semakin membuncah. Bagaimana tidak, iming-iming diskon super menarik tidak kuasa kutolak. Aku pun dalam dua bulan ini belanjaan online hampir sekitar 15jt! Weladalah son2.... Eling kamu tuh udah punya anak istri di kampung. Yah beginilah risiko jauh dari anak istri, tidak ada yang ngingetin, khilaf jadinya..... Hihihi....

Nggak cuma aku, ternyata kakakku sebulan ini juga sering banget belanja online meski tidak sebanyak diriku. Tak mau ketinggalan, ibuku juga ikut-ikutan pesan baju dan aksesoris busana muslim di toko online favoritnya Saqina.com. Ha ha... Sepertinya kegemaran belanja di keluarga kami diturunkan dari Sang Ibu, he he.....

Sebenarnya aku nggak belanja yang neko-neko sih hanya TV Ultra HD, Kamera Mirrorless, powerbank, parfum, tripod portabel, tripod mini, SD Card, Tas Kamera, dan terakhir tadi pagi aku belanja di Blibli.com sebuah penyimpan beras! What buat apa itu semua......???

Aku tahu benar prinsip yang sering didengungkan seorang perencana keuangan bagaimana kita seharusnya membeli apa yang kita butuhkan, bukan sekedar apa yang kita inginkan. Tapi persoalannya, promonya itu lho, nggak nahan, bikin tangan ini gatal mengklik-klik tombol konsumerisme di berbagai situs toko online.

Apalagi keberadaan tiga kartu kredit di dompetku yang tak kuasa kutahan agar tetap berada di dompet. Tidakkk...! Tagihanku bulan depan seabrek....! Meskipun sudah cukup terbantu dengan cicilan 0% selama 12 bulan, tetap aja akumulasinya banyak, karena yang kucicil juga banyak.... Alamak....! Ternyata kecanduan belanja tidak cuma merenggut kaum hawa, sialnya aku yang notabene nggak terlalu suka belanja offline, ternyata sangat menikmati belanja online.....

Fasilitas internet banking seperti Mandiri Clickpay, BCA Klikpay, ataupun Cimbclicks Niaga ada semua di genggamanku, yang membuatku semakin mudah tergoda untuk bertransaksi online. Apalagi jika sering ada promo dadakan yang menggiurkan jika bertrasaksi melalui berbagai fasilitas i-banking itu.

Ayo lekas sadar son, sadarrr.....! Aku harus mulai disiplin untuk mengelola keuanganku. Malu dong, punya sertifikasi Wakil Manajer Investasi, kok kecanduan belanja online....

Alhamdulillah, sampai sekarang ini, sekalap-kalapnya aku belanja online, masih bisa membayar tagihanku tepat waktu, kecuali aku pas lupa (pernah terjadi sekali). Semoga tulisan ini juga mampu mengingatkanku agar senantiasa bisa mengelola keuanganku dengan lebih baik.

Baca: Tips Memilih Penjual di Toko Online

Sunday, January 11, 2015

Pijat Refleksi di Ken Hermawan Bintaro



Ranjang-ranjang pijat yang dibatasi dengan Tirai (dok. pribadi)
Dipijat memang aktivitas yang mengasyikkan, apalagi tekanannya pas dan durasinya panjang, alamak nikmat banget.....!

Tidak semua orang suka dipijat, tapi aku termasuk orang yang seneng banget kalau dipijitin. Nah, ketika bertugas pertama kali di Jakarta aku kebingungan mencari tukang pijat, sampai dengan teman kantorku merekomendasikan Rumah Pijat Refleksi Ken Hermawan di Bintaro Sektor 5.

Pertama kali pijat di Ken Hermawan, rasa geli yang paling nggak terlupakan. Bagaimana tidak, sebelum dipijat, kaki kita direndam dengan air hangat yang sudah ditaburi semacam kristal garam, dan yang bikin geli saat telapak kaki kita disikat, ehmmmm mbayangin aja udah geli sendiri..... Tapi sekarang kesan geli itu sudah hilang, yang ada malah ketagihan....

Minyak Aroma Terapi yang dipanaskan dengan anglo kecil dalam ruang pijat (dok. pribadi)
Nah di Ken Hermawan Bintaro ini buka pukul 8 pagi s.d. 9 malam. Biasanya aku telpon dulu ke nomor (021) 7342154 untuk booking, soalnya seringkali aku langsung saja datang tanpa booking, ternyata penuh. Asiknya di Ken Hermawan ini tempatnya bersih, ada aroma terapinya, ber-AC, ada backsound instrumen yang membuat kita rileks. Ada dua lantai ruangan pijat yang berada di sebuah ruko depan kompleks STAN ini. Di setiap ruang ada sekitar 6 bilik pijat yang satu sama lain dibatasi tirai. Adapula ruang pijat VIP yang aku sendiri belum pernah masuk ke dalamnya. Yang pasti lebih privasi dan nyaman lah.... Dan tentunya lebih mahal.

Cahaya temaram ruangan juga menimbukan kesan rileks. Dilengkapi dengan ranjang pijat yang bisa direbahkan atau diatur kemiringannya. Spreinya poun langsung diganti setiap kali usai memijat setiap pelanggan. Selama pijat kita diberi air mineral gelas. Dan ketika usai kita ditawari minuman wedang jahe instan hangat.

Ranjang Pijat yang bisa direbahkan dan diatur kemiringannya (dok, pribadi)
Awal Desember tahun kemarin ketika aku bertugas ke Jakarta, kusempatkan mampir di Ken Hermawan Bintaro. Ternyata tarifnya masih sama. Kebetulan aku datang hari Minggu, yang berarti berlaku harga normal. Kalau gk salah hari Senin - Jumat saat jam kerja ada diskonnya, aku agak lupa tarifnya kalau jam 8 s.d. 12 cuma Rp35ribu. Kalau lagi nggak diskon seperti pas aku kesana Rp60rb untuk 90 menit pijat seluruh badan, dan Rp35rb untuk totok wajah 30 menit. Lain kali kalau aku kesana lagi ku-update lah tarifnya.... Lupa-lupa ingat soalnya.... lumayan murah untuk ukuran kota besar.

Baca juga: Tarif Pijat di Ken Hermawan Bintaro

Nah, kebetulan kemarin yang memijatku adalah Mas Kasan (kalau gk salah dengar). Dia sudah bekerja selama beberapa tahun di situ, sebelumnya dia bertugas di Ken Hermawan Kelapa Gading. Dia sudah berkeluarga dan mengontrak di belakang kawasan elit Bintaro Jaya alias di kampungnya sekitar Pondok Ranji situ.... Nah karena aku sukanya Kepo bingits, kutanyalah berapa gajinya setiap bulan. "Setiap bulan dapat gaji berapa Mas?"

"Sedikit Mas, cuma 4,5!", sahutnya lirih agak malu.

"4,5 juta ya?"' tanyaku setengah nggak percaya

"Empat Ratus Lima Puluh Ribu Mas"

Hah, di Jakarta cuma digaji 450 ribu per bulan, apa cukup? Beli susu untuk si kecil aja cukup nggak cukup. Ternyata selain gaji pokok, dia mendapatkan komisi, tergantung berapa orang yang dipijat setiap harinya. Kira-kira mungkin dia dapet sekitar Rp2 juta per bulan.


Tak terasa pijat 90 menit plus totok wajah 30 menit pun berlalu begitu cepat, mungkin karena akunya keenakan kali ya. Jadi pengen pijat nih.....

Sunday, January 4, 2015

Tempe Mendoan Mak Nyosss....

Mendoan Matang Panas (dok. pribadi)
Setahun terakhir ini jika aku kebetulan menengok rumah di Jakarta, hampir selalu kusempatkan untuk mampir menikmati kuliner yang sangat sederhana bagi masyarakat Indonesia, apa itu? MENDOAN

Weleh-weleh, ngapain nyari mendoan sampai ke Jakarta. Apalagi kalau bukan spesial rasanya. Mendoan yang satu ini berbeda jauh dengan mendoan yang dijual di tokang-tukang gorengan pinggir jalan.

Penjual gorengan ini memakai tempe khusus untuk mendoan, yang tidak pernah kutemui di pasar tradisional sekalipun. Usut punya usut tempe yang digunakan bukan tempe biasa melkainkan tempe yang dipesan khusus ke produsen tempe. Emangnya apa sih bedanya. Jelas beda, tempenya bentuknya kotak sangat tipis dan dibungkus pakai daun pisang. Jadi tidak perlu diiris lagi seperti mendoan yang dijual penjual gorengan pinggir jalan, melainkan langsung saja dimasukkan ke adonan tepung yang sudah dibumbui. Srengg..... Masuklah ke wajan yang penuh dengan minyak mendidih.

dok. pribadi
Tempe Khusus untuk Mendoan (dok. pribadi)
Kalau penjual gorengan pinggir jalan mendoannya kering, yang satu ini beda banget. Mendoannya kulitnya masih lembek dan agak tebal namun sudah matang, begitulah memang aslinya mendoan. Si penjual pun memberi sambal kecap, atau kita bisa minta cabe rawit saja.

Rasanya, maknyusss tenan.... Makan 2 biji aja sudah cukup kenyang karena ukurannya yang jumbo. Rasa tempe dan baluran kulit mendoannya terasa banget. Apalagi dinikmati dalam keadaan panas. Penjual mendoan langgananku ini baru menggireng mendoan jika ada yang memesan, jadi sudah bisa dipastikan 'fresh from the oven' dan yang penting panasss.... mak Nyos.....

Menggoreng Mendoan (dok. pribadi)
Penjual mendoan langgananku ini membanderol gorengannya Rp9000 / 4 biji. Agak mahal dibanding gorengan pinggir jalan, tapi dijamin puas! Dia berjualan di pinggir jalan utama Pamulang II, kalau dari bunderan Maruga kurang lebih 1 km ke arah pamulang sebelah kanan jaklan, ada gerobak kecil tulisannya mendoan di depan rumah warga, disampingnya ada penjual bakso. Dia khusus jualan mendoan saja.

Hujan-hujan gini enaknya makan mendoan panas.... Ehmmmm nikmatnya.....

Thursday, January 1, 2015

Malam Tahun Baru 2015 di Balikpapan

Ikan Trakulu Bakar (dok.pribadi)
Malam perayaan tahun baru kemarin malam berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini tidak kurayakan di Jawa bersama anak istriku melainkan kurayakan di Balikpapan bersama teman-teman kantor dan mahasiswa Prodip I Balikpapan yang tidak pulang liburan.

Kami di Balikpapan merayakan Tahun Baru dengan membuat acara bakar-bakar. Bakar Ikan, ayam, dan jagung. Untung ada Bapak-bapak security kantor yang jago-jago bakar ikan, kayaknya udah cocok jadi bikin usaha rumah makan ikan bakar....

Bakar-bakar ikan dan jagung (dok. pribadi)

Bakar Ikan dan Jagung dengan bantuan kipas angin (dok pribadi)

Menunggu dengan sabar (dok. pribadi)
Karpet yang sebelumnya digelar di halaman parkir pun harus dipindah ke aula karena hujan deras yang datang mendadak. Untungnya sudah hampir selesai bakar-bakarnya.

Hampir pukul 23.00 WITA, usai sudah bakar-bakarnya. Kami pun kira-kira sekitar 50 orang makan bareng di aula kantor dengan penuh kegembiraan. Rasa rindu akan keluarga yang jauh di Pulau Jawa pun larut dalam kebersamaan dengan kawan-kawan.

Hidangan disajikan di atas meja pingpong (dok. pribadi)

makan bersama pegawai dan mahasiswa (dok. pribadi)
Sekitar 15 menit menjelang tutup tahun 2014 aku dan temanku ingin melihat kembang api yang sudah mulai dinyalakan di berbagai sudut kota Balikpapan. Kami pun berkendara naik motor pinjaman dari teman yang kebetuan pulang kampung mencoba mencari spot terbaik untuk menyaksikan 'pesta' kembang api. Kami pun berhenti di pinggir jalan di dekat stadion tenis Balikpapan yang menurutku di situ spot yang lumayan bagus untuk melihat kembang api karena lokasinya lumayan tinggi dan bisa memandang 360 derajat di sekitarnya dengan halangan pepohonan yang relatif minim. Jadilah kami bisa melihat pesta kembang api dari berbagai sudut kota Balikpapan.

Sekitar setengah jam kami berdiri di situ sambil mengabadikannya dengan kamera HP menikmati riuh dan cantiknya letusan kembang api. Cuaca yang cerah usai hujan sebelumnya menambah kesemarakan Tahun Baru di Balikpapan. Yang aku agak heran, ternyata di sini tidak ramai orang meniup terompet, melainkan kembang apinya yang luar biasa banyak disulut.

Di tengah kemeriahan Malam Tahun Baru 2015, ada saudara-saudara kita yang sedang berduka ditinggal sanak keluarganya yang menjadi korban kecelakaan Air Asia. Semoga para korban segera ditemukan dan mendapat ketenangan di alam selanjutnya, dan bagi keluarga yang ditinggalkannya senantiasa diberi ketabahan oleh-Nya.

Semoga Tahun yang baru ini, Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih sejahtera, maju, hidup rukun dan damai. Amin.