Aku kecanduannnnn....... Arghh.......! Bukan kecanduan narkoba, rokok, ataupun kerjaan, tapi parahnya aku kecanduan belanja online! Busettt dah... Utang masih seabrek eh malah semakin kalap nggak bisa nahan lapar mata!
Diskon, voucher, promo dan seabrek gimmick2 yang ditawarkan oleh berbagai toko online selama dua bulan terakhir ini sukses membuat hasrat belanja ini semakin membuncah. Bagaimana tidak, iming-iming diskon super menarik tidak kuasa kutolak. Aku pun dalam dua bulan ini belanjaan online hampir sekitar 15jt! Weladalah son2.... Eling kamu tuh udah punya anak istri di kampung. Yah beginilah risiko jauh dari anak istri, tidak ada yang ngingetin, khilaf jadinya..... Hihihi....
Nggak cuma aku, ternyata kakakku sebulan ini juga sering banget belanja online meski tidak sebanyak diriku. Tak mau ketinggalan, ibuku juga ikut-ikutan pesan baju dan aksesoris busana muslim di toko online favoritnya Saqina.com. Ha ha... Sepertinya kegemaran belanja di keluarga kami diturunkan dari Sang Ibu, he he.....
Sebenarnya aku nggak belanja yang neko-neko sih hanya TV Ultra HD, Kamera Mirrorless, powerbank, parfum, tripod portabel, tripod mini, SD Card, Tas Kamera, dan terakhir tadi pagi aku belanja di Blibli.com sebuah penyimpan beras! What buat apa itu semua......???
Aku tahu benar prinsip yang sering didengungkan seorang perencana keuangan bagaimana kita seharusnya membeli apa yang kita butuhkan, bukan sekedar apa yang kita inginkan. Tapi persoalannya, promonya itu lho, nggak nahan, bikin tangan ini gatal mengklik-klik tombol konsumerisme di berbagai situs toko online.
Apalagi keberadaan tiga kartu kredit di dompetku yang tak kuasa kutahan agar tetap berada di dompet. Tidakkk...! Tagihanku bulan depan seabrek....! Meskipun sudah cukup terbantu dengan cicilan 0% selama 12 bulan, tetap aja akumulasinya banyak, karena yang kucicil juga banyak.... Alamak....! Ternyata kecanduan belanja tidak cuma merenggut kaum hawa, sialnya aku yang notabene nggak terlalu suka belanja offline, ternyata sangat menikmati belanja online.....
Fasilitas internet banking seperti Mandiri Clickpay, BCA Klikpay, ataupun Cimbclicks Niaga ada semua di genggamanku, yang membuatku semakin mudah tergoda untuk bertransaksi online. Apalagi jika sering ada promo dadakan yang menggiurkan jika bertrasaksi melalui berbagai fasilitas i-banking itu.
Ayo lekas sadar son, sadarrr.....! Aku harus mulai disiplin untuk mengelola keuanganku. Malu dong, punya sertifikasi Wakil Manajer Investasi, kok kecanduan belanja online....
Alhamdulillah, sampai sekarang ini, sekalap-kalapnya aku belanja online, masih bisa membayar tagihanku tepat waktu, kecuali aku pas lupa (pernah terjadi sekali). Semoga tulisan ini juga mampu mengingatkanku agar senantiasa bisa mengelola keuanganku dengan lebih baik.
Baca: Tips Memilih Penjual di Toko Online
Pages
▼
Monday, January 19, 2015
Sunday, January 11, 2015
Pijat Refleksi di Ken Hermawan Bintaro
Ranjang-ranjang pijat yang dibatasi dengan Tirai (dok. pribadi) |
Tidak semua orang suka dipijat, tapi aku termasuk orang yang seneng banget kalau dipijitin. Nah, ketika bertugas pertama kali di Jakarta aku kebingungan mencari tukang pijat, sampai dengan teman kantorku merekomendasikan Rumah Pijat Refleksi Ken Hermawan di Bintaro Sektor 5.
Pertama kali pijat di Ken Hermawan, rasa geli yang paling nggak terlupakan. Bagaimana tidak, sebelum dipijat, kaki kita direndam dengan air hangat yang sudah ditaburi semacam kristal garam, dan yang bikin geli saat telapak kaki kita disikat, ehmmmm mbayangin aja udah geli sendiri..... Tapi sekarang kesan geli itu sudah hilang, yang ada malah ketagihan....
Minyak Aroma Terapi yang dipanaskan dengan anglo kecil dalam ruang pijat (dok. pribadi) |
Cahaya temaram ruangan juga menimbukan kesan rileks. Dilengkapi dengan ranjang pijat yang bisa direbahkan atau diatur kemiringannya. Spreinya poun langsung diganti setiap kali usai memijat setiap pelanggan. Selama pijat kita diberi air mineral gelas. Dan ketika usai kita ditawari minuman wedang jahe instan hangat.
Ranjang Pijat yang bisa direbahkan dan diatur kemiringannya (dok, pribadi) |
Baca juga: Tarif Pijat di Ken Hermawan Bintaro
Nah, kebetulan kemarin yang memijatku adalah Mas Kasan (kalau gk salah dengar). Dia sudah bekerja selama beberapa tahun di situ, sebelumnya dia bertugas di Ken Hermawan Kelapa Gading. Dia sudah berkeluarga dan mengontrak di belakang kawasan elit Bintaro Jaya alias di kampungnya sekitar Pondok Ranji situ.... Nah karena aku sukanya Kepo bingits, kutanyalah berapa gajinya setiap bulan. "Setiap bulan dapat gaji berapa Mas?"
"Sedikit Mas, cuma 4,5!", sahutnya lirih agak malu.
"4,5 juta ya?"' tanyaku setengah nggak percaya
"Empat Ratus Lima Puluh Ribu Mas"
Hah, di Jakarta cuma digaji 450 ribu per bulan, apa cukup? Beli susu untuk si kecil aja cukup nggak cukup. Ternyata selain gaji pokok, dia mendapatkan komisi, tergantung berapa orang yang dipijat setiap harinya. Kira-kira mungkin dia dapet sekitar Rp2 juta per bulan.
Tak terasa pijat 90 menit plus totok wajah 30 menit pun berlalu begitu cepat, mungkin karena akunya keenakan kali ya. Jadi pengen pijat nih.....
Sunday, January 4, 2015
Tempe Mendoan Mak Nyosss....
Mendoan Matang Panas (dok. pribadi) |
Weleh-weleh, ngapain nyari mendoan sampai ke Jakarta. Apalagi kalau bukan spesial rasanya. Mendoan yang satu ini berbeda jauh dengan mendoan yang dijual di tokang-tukang gorengan pinggir jalan.
Penjual gorengan ini memakai tempe khusus untuk mendoan, yang tidak pernah kutemui di pasar tradisional sekalipun. Usut punya usut tempe yang digunakan bukan tempe biasa melkainkan tempe yang dipesan khusus ke produsen tempe. Emangnya apa sih bedanya. Jelas beda, tempenya bentuknya kotak sangat tipis dan dibungkus pakai daun pisang. Jadi tidak perlu diiris lagi seperti mendoan yang dijual penjual gorengan pinggir jalan, melainkan langsung saja dimasukkan ke adonan tepung yang sudah dibumbui. Srengg..... Masuklah ke wajan yang penuh dengan minyak mendidih.
dok. pribadi |
Tempe Khusus untuk Mendoan (dok. pribadi) |
Rasanya, maknyusss tenan.... Makan 2 biji aja sudah cukup kenyang karena ukurannya yang jumbo. Rasa tempe dan baluran kulit mendoannya terasa banget. Apalagi dinikmati dalam keadaan panas. Penjual mendoan langgananku ini baru menggireng mendoan jika ada yang memesan, jadi sudah bisa dipastikan 'fresh from the oven' dan yang penting panasss.... mak Nyos.....
Menggoreng Mendoan (dok. pribadi) |
Hujan-hujan gini enaknya makan mendoan panas.... Ehmmmm nikmatnya.....
Thursday, January 1, 2015
Malam Tahun Baru 2015 di Balikpapan
Ikan Trakulu Bakar (dok.pribadi) |
Kami di Balikpapan merayakan Tahun Baru dengan membuat acara bakar-bakar. Bakar Ikan, ayam, dan jagung. Untung ada Bapak-bapak security kantor yang jago-jago bakar ikan, kayaknya udah cocok jadi bikin usaha rumah makan ikan bakar....
Bakar-bakar ikan dan jagung (dok. pribadi) |
Bakar Ikan dan Jagung dengan bantuan kipas angin (dok pribadi) |
Menunggu dengan sabar (dok. pribadi) |
Hampir pukul 23.00 WITA, usai sudah bakar-bakarnya. Kami pun kira-kira sekitar 50 orang makan bareng di aula kantor dengan penuh kegembiraan. Rasa rindu akan keluarga yang jauh di Pulau Jawa pun larut dalam kebersamaan dengan kawan-kawan.
Hidangan disajikan di atas meja pingpong (dok. pribadi) |
makan bersama pegawai dan mahasiswa (dok. pribadi) |
Sekitar setengah jam kami berdiri di situ sambil mengabadikannya dengan kamera HP menikmati riuh dan cantiknya letusan kembang api. Cuaca yang cerah usai hujan sebelumnya menambah kesemarakan Tahun Baru di Balikpapan. Yang aku agak heran, ternyata di sini tidak ramai orang meniup terompet, melainkan kembang apinya yang luar biasa banyak disulut.
Di tengah kemeriahan Malam Tahun Baru 2015, ada saudara-saudara kita yang sedang berduka ditinggal sanak keluarganya yang menjadi korban kecelakaan Air Asia. Semoga para korban segera ditemukan dan mendapat ketenangan di alam selanjutnya, dan bagi keluarga yang ditinggalkannya senantiasa diberi ketabahan oleh-Nya.
Semoga Tahun yang baru ini, Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih sejahtera, maju, hidup rukun dan damai. Amin.