Pages

Tuesday, March 17, 2015

Pengalaman Kelebihan Bagasi Garuda Indonesia

Salah satu hal yang menjengkelkan dari pindah tempat tugas adalah memindah barang-barang dari tempat tinggal lama ke tempat baru. Nah, Bulan Maret ini aku mendapat kabar yang sempat membuatku galau karena nggak sesuai prediksiku yang 'harusnya' pindah ke Jakarta, ternyata pindahnya masih dalam satu pulau, sekarang di Timur Bulan depan di Barat, alias sekarang masih di Balikpapan, Bulan depan pindah ke Pontianak, arghhh.......!

Tapi dinikmati saja lah, toh mumpung aku masih muda, biar banyak pengalaman. Nah, kembali lagi soal mindah-mindahin barang. Untungnya aku nggak bawa keluarga di Balikpapan jadinya barang-barang pribadiku sendiri yang kubawa pindah. Ya, besok pagi ada pelantikan di Jakarta, kemarin malam aku terbang ke Jakarta sekalian membawa sebagian barangku mau kutaruh di rumah Tangerang Selatan. Nah, berhubung kartu GFF-ku yang selama 3 tahun terakhir ini berwarna Silver yang dalam hal ini dapat tambahan bagasi 5 kg menjadi 25 kg, per Maret ini kartu GFF-ku downgrade berubah jadi biru, soalnya selama setahun kemarin aku hanya sembilan kali terbang dengan Garuda Indonesia di bawah batas minimum sepuluh kali terbang jika ingin tetap Silver kartunya.

OK, saatnya menimbang bagasi. Kebetulan kemarin aku membawa TV 19 inch, Tas rangsel kecil, Tas  rangsel besar (tas gunung), dan kardus dengan dimensi sekitar (35x35x35)cm. Yang kubawa ke kabin ya tas rangsel kecil plus TV yang kukemas dalam kardusnya. Praktis yang jumbo-jumbo nggak bisa kubawa ke kabin dan harus di bagasi. di timbangan ternyata berat keduanya 23,8 kg. Oh no..... melebihi batas maksimal 20 kg untuk penumpang ekonomi atau pemegang GFF Biru. "Wah bisa kena charge biaya lagi nih!", pikirku saat itu.

Ternyata di luar dugaanku, si mbaknya nggak mengenakan charge untuk kelebihan bagasiku. Aku jadi ingat kejadian sekitar 10 tahun yang lalu ketika aku di Aceh membawa bagasi yang overload dengan pesawat Lion dan tidak dikenakan charge. Mungkin petugasnya saat itu kasihan dengan wajahku yang memelas dengan tubuh yang masih cungkring kala itu, apalagi saat itu aku memang sudah hampir kehabisan uang saku, hix!

Ah, Lega rasanya nggak jadi tambah bayar kelebihan bagasi. Diberilah aku dua tanda semacam karcis yang menunjukkan nomor bagasi yang ditempel ke boardingpass-ku. Ini yang namanya pelayanan dalam tingkat surprise dalam tangga kepuasan konsumen. o iya ternyata di sepinggan, untuk bagasi yang bentuknya kardus harus melewati x-ray tersendiri, aku belum tahu alasannya, kenapa yang tas nggak ya..???

Sesampainya di Cengkareng, usai membuang 'panggilan alam' langsung kumenuju conveyor belt untuk penerbangan GA 575 dari Balikpapan.Ternyata barang-barangku termasuk kloter pertama yang diturunkan. Kubawa ke troli sambil menuju keluar untuk mencari taksi. Tapi ada yang aneh, kok ini dari petugas Garuda kok nggak ada yang ngecek 'karcis' bagasi penumpangnya ya.... Sampai aku clingak-clinguk sepanjak jalan keluar, dan tak satupun petugas yang menghampiriku, padahal sudah kusiapkan 'karcis' bagasiku.

Wah nggak bener nih, bisa-bisa bagasi diambil bukan pemiliknya, wah ini koreksi besar untuk manajemen Garuda!

No comments:

Post a Comment