Pemandangan Pantai Prigi (dok. pribadi) |
Oke, selama empat hari itu lebih banyak kuhabiskan di rumah
bermain dengan Manggala. Nah, hari Sabtu, tanggal 21 Februari tiba-tiba saja
aku kepikiran kepengen Ayam Lodho yang katanya cukup enak yang berada di
Kecamatan Bandung (Baca: Mbandung) Tulungagung. Kami bertiga pun merencanakan
untuk kesana mencicip kuliner asli Tulungagung ini.
Sekitar Pukul 10 pagi kami bertiga pun berangkat naik mobil
menuju Mbandung. Sudah lama nggak nyetir mobil rasanya kaku semua tangan dan
kaki ini. Sekitar setengah jam perjalanan dari rumah mertua di daerah Jepun
Tulungagung, kami pun sampai di rumah makan yang terkenal dengan Ayam Lodho-nya
itu. Tapi berhubung baru sekitar jam setengah sebelas kami sampai sana dan
perutku masih terasa kenyang karena pagi harinya aku makan banyak sekali, maka
kami pun melanjutkan perjalanan terus ke selatan menuju pantai Prigi, Trenggalek.
Sekitar 15 menit dari Mbandung jalanan mulai menanjak,
Jalanan berkelak-kelok naik turun gunung dengan tingkungan curam dan tanjakan
tajam mengiringi perjalanan wisata dadakan kami siang itu. Sepanjang perjalanan
kami disuguhi pemandangan khas perbukitan dengan banyak pohon durian yang
berbuah lebat dan siap panen. Benar, di
sepanjang tepi jalan, banyak pedagang Durian yang menggelar lapak seadaanya. “Wah
pasti murah-murah nih Duriannya, nanti pulangnya kita mampir ya cinta…”,
pintaku mesra ke istri, haha….
“Iya sayang ntar pulangnya aja…. Manggis juga banyak tuh, sayang
mau?”, balas istriku tak kalah mesra membuatku seolah menjadi pria tertampan di
dunia, wkwkwkwkwk…
Jalan yang kami lalui tergolong mulus beraspalkan hotmix
dengan lebar yang lumayan untuk jalan di perbukitan. Jalanan pun agak sepi,
tapi aku heran kok ada spanduk artis Arumi Bachsin dan suaminya yang anak
mantan wakil menteri PU itu si Dardak-dardak siapa tu namanya, lupa….. Sekitar
pukul 11 kami pun sampai di Pantai Prigi. Di portal retribusi obyek wisata,
kami ditarik karcis 15 ribu untuk dua orang dewasa, balita nggak dihitung, dan
5 ribu rupoiah untuk parker. Kami pun tak kesulitan mencari parkiran tepat di
pinggir pantai di bawah keteduhan pohon waru. Kebetulan kondisi saat itu pantainya
sedang sepi.
Bermain Air Bersama Manggala (dok. Pribadi) |
Kebetulan di dekat parkir mobil kami terdapat semacam
gazebo. Kami pun duduk di situ sambil menaruh barang-barang bawaan. Kukeluarkan
Tripod, kupasang kamera di atasnya kujeprat-jepret sekitar 180 derajat untuk
membuat foto panorama. Tak lupa kupotret aksi manggala saat duduk-duduk di
Gazebo. Kami pun berfoto bertiga dengan background Pantai Prigi yang bertepikan
perbukitan hijau yang mengelilinginya.
Deretan Penjaja Makanan dan Souvenir (Dok. Pribadi) |
Manggala Makan Duren (Dok. Pribadi) |
Kami pun makan siang di rumah makan Ayam Lodho (baca: Wisata Kuliner Ayam Lodho). Kami pesan ayam setengah ekor,
karena hanya boleh pesan ukuran setengah ekor atau satu ekor, nggak boleh milih
per potong. Kenyang dengan ayam Lodho, kami pun langsung melanjutkan perjalanan
pulang. Sampai di rumah sekitar pukul 3,
dan Durian yang kami beli pun kami pecah, dan Manggala pun tenyata suka sama
Durian padahal baru 2,5 tahun. Sebenarnya durian kurang baik sih untuk anak
sekecil Manggala, karena bisa menimbulkan panas di perut. Untungnya Manggala
nggak makan banyak-banyak, dia agak jijik dengan jemeknya durian, tapi suka
akan rasanya. Geli lihat manggala belepotan makan durian.
Update: Ternyata spanduk-spanduk bergambar Arumi Bachsin dan Suaminya (Emil Dardak) dalam rangka kedatangan Emil Dardak ke Festival Prigi keesokan harinya tanggal 22 Februari 2015. Si Emil Dardak rencananya mau maju sebagai calon Bupati Trenggalek (Tribunnews.com, 23-2-2015).
No comments:
Post a Comment