Minggu 22 Maret 2015 Kebetulan aku masih di Tulungagung, melepas rindu dengan anak istri di kampung sebelum aku pindah tugas ke Pontianak Jumat ini. Minggu pagi setelah dari pasar mengantar istri belanja, dan mengajak Manggala jalan-jalan ke Alun-alun kota, kami sekeluarga besar mertuaku berencana berwisata ke lereng Gunung Wilis, tepatnya di Candi Penampihan.
Gunung Wilis dari Tulungagung berada di Barat Laut. Sebelum ke Candi Penampihan kami mampir di Pesanggrahan Gunung Wilis. Di Pesanggrahan Gunung Wilis yang terletak di Kecamatan Sendang, tersedia bungalow, taman bermain anak-anak, dan adapula gua pertapaan. Manggala senang sekali bermain jungkat-jungkit dengan Pak Dhe-nya. Dia senang sekali naik turun tangga bangunan yang mirip punden berundak yang kondisinya kurang terawat dan tidak aman untuk anak sekecil Manggala. Jadi yang membawa balita perlu diperhatikan terus karena juga terdapat jurang yang lumayan dalam di tepi taman.
Banyak buah-buahan di taman itu, ada pohon durian yang sangat menggoda buahnya, adapula pohon manggis yang baru berbuah, kebetulan mobil kami di parkir di bawah pohon manggis. Seumur-umur baru kali itu aku melihat langsung pohon manggis yang sedang berbuah, biasanya cuma pohonnya atau bibitnya saja. Hawa udara di taman kurang begitu sejuk, dengan pengunjung yang relatif sedikit. Mobil hanya ditarik parkir Rp5000 saja, dan tidak ada tiket masuk, seperti dikelola seadanya.
Setelah sekitar setengah jam puas menikmati suasana taman sambil berfoto bersama plus selfie-selfie pakai tongsis adik ipar, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Candi Penampihan. Dari Pesanggrahan Gunung Wilis masih sekitar 30 menit perjalanan dengan medan yang relatif menanjak dan jalan yang semakin menyempit.
Setelah berbelok ke arah kanan dari jalan utama, jalanan berganti dengan medan yang lebih berat dengan aspal yang sudah terkelupas berubah menjadi jalan makadam yang terjal. setelah sekitar 10 menit menyusuri jalan terjal kami pun sampai di pelataran parkir Candi Penampihan dengan perjuangan bertanya kesana kesini dengan orang yang kebetulan berpapasan di jalan.
Ternyata kami satu-satunya pengunjung Candi yang memakai mobil, yang lainnya mayoritas anak-anak muda yang mengendarai sepeda motor. Ya maklum saja medannya yang relatif berat untuk wisata, jadinya sepi pengunjung terutama kalangan keluarga.
Udara segar dan sejuk menyeruak menyambut kami ketika pintu mobil dibuka. "Ah segarnya....!" ujarku sambil menghirup dalam-dalam udara pegunungan yang sejuk dan segar. Di situ terlihat Kebun Teh Mini yang luasnya paling hanya beberapa ratus meter persegi, tapi entahlah kalau dibalik bukit masih ada kebun the lagi. "Dimana ya letak candinya?", pikirku sambil tengok kanan kiri. Ternyata candinya ada di bawah pohon besar.
Kami pun bergegas menuju kompleks Candi yang kebetulan saat itu ditutup pintu pagarnya, namun Ibu penjaganya dengan ramah membukakan pintunya sehingga kami pun bisa masuk dengan leluasa. Manggala senang sekali berlari kesana-kemari, dan naik turun tangga candi yang hanya tersisa reruntuhannya saja seperti punden berundak dan sebuah prasasti di dekat pintu masuk yang kutak tahu apa artinya, mungkin ditulis dengan huruf Palawa berbahasa Sanskerta.
Candi Penampihan adalah Candi Hindu, bisa dilihat dengan adanya simbol siwa berupa Lingga yang berada sebelum pintu masuk yang sekarang tinggal replikanya saja, yang asli mungkin sudah diamankan di museum.
Asik berfoto ria di kompleks Candi dan mengabadikan momen-momen dengan video, kami pun beranjak ke spot lainnya, yaitu sumber air TIRTA AMERTA. Sumber air ini sangat jernih, segar, dan dingin. kubasuh muka dan tanganku, tak lupa juga kuminum langsung airnya tiga teguk meskipun belum dimasak. Manggala pun tak mau kalah, dia mandi di sumber air yang dingin itu dan tentunya menggigil kedinginan.
Tak komplit jika belum berfoto ria dengan background sumber air yang setingnya mirip seperti suasana di Bali itu, karena ada semacam patung yang disarungi atau dikeramatkan. Puas berfoto ria dengan background sumber air, kami pun menuju parkiran untuk bergegas pulang. Namun, sebelum kami pulang, tak lupa berfoto ria lagi di tengah-tengah kebun teh. Haha....serasa di Puncak Pass!
Ternyata Tulungagung selain mempunyai wisata Pantai yang menarik, juga mempunyai objek wisata di Lereng Gunung Wilis yang potensial untuk dikembangkan.
No comments:
Post a Comment