Pages

Sunday, April 26, 2015

Kuliner Pontianak : Bebek Sangan Pak Ndut

Bebek Sangan Pak Ndut (dok. pribadi)
Bebek lagi Bebek lagi, kesukaanku akan bebek sejak kecil memang susah sekali luntur, asal huruf "B"-nya jangan diilangin ya, hehe.....

Nggak di Jakarta, nggak di Balikpapan, dan sekarang di Pontianak, kegemaranku menyantap unggas yang satu ini nggak berkurang sedikitpun. Masakan bebek goreng pertama kali yang kucoba di Pontianak adalah Bebek 'Slamet' yang sudah terkenal dimana-mana. Nah, berhubung aku belum puas dengan bebek Slamet, akhirnya beberapa hari yang lalu kesampaian lah aku nyobain masakan bebek lainnya.

Bebek Pak Ndut, yang berlokasi di Jalan Sultan Abdurrahman, Kota Baru Pontianak. Persis di pinggir jalan raya, rumah makan yang di depannya ditanami pagar hidup berupa bambu jepang ini lumayan luas bagian dalamnya. Di bagian depan di dekat pintu masuk, sebelah kiri terdapat beberapa meja lesehan, menginjak ke bagian tengah  tersedia meja-meja beserta kursinya bagi yang nggak suka makan sambil lesehan, dan terakhir di bagian belakang ada meja lesehan yang berbentuk letter U sepanjang tembok yang mengelilingi taman di tengahnya. Rumah makan ini sepertinya kecil tapi kalau dilihat dari meja dan bangku yang tersedia mampu memuat kurang lebih 100 orang. Nah, aku sendiri senang makan sambil lesehan di bagian belakang rumah makan sambil menikmati alunan musik dan bisa memandang taman yang menyejukkan mata sembari ngobrol menunggu sajian makanan datang.

Es Gula Asem (dok, pribadi)
Sajian bebeknya cukup lengkap, namun yang terkenal dan ciri khas di Bebek Pak Ndut adalah Bebek Sangan. Bebek sangan itu bebek goreng yang setelah digoreng tidak langsung disajikan melainkan digoreng sangan/sangrai (tanpa minyak) sehingga aroma dan rasanya sedikit berbeda dengan bebek goreng biasa, ada sedikit aroma asapnya, tambah sedap menurutku...

Selain sajian bebek, juga ada pilihan menu berbagai masakan ayam. Nah, untuk pilihan minumannya cukup lengkap, namun yang paling kusuka adalah es Gula Asam (Gulas) yang segar, pas untuk pendamping bebek yang Maknyosss......

Untuk harganya cukup terjangkau, Rp25ribu per potong. Biasanya aku memilih bagian dada yang ternyata potongannya lebih besar dari bebek Slamet. Daging bebeknya juga lembut tapi tidak menghilangkan rasa bebeknya, pintar yang masak. Soalnya memasak bebek itu gampang-gampang susah, kalau nggak bener bisa tertinggal bau amisnya, daging alot, ataupun terlalu empuk sehingga nggak terasa lagi sensasi dan rasa khas daging bebeknya.

Makan bebek memang sangat menggiurkan, tapi ingat kolesterol ya...... alias jangan kebanyakan dan terlalu sering makan bebeknya, tapi seringkali lidah ini nggak nahan...........Arghhh....
Lesehan di belakang dilengkapi taman (dok. pribadi)

No comments:

Post a Comment