Ramadhan kali ini adalah Ramadhan pertama kalinya aku di Pontianak, dan sekaligus ketiga kalinya di Borneo (sebelumnya 2 kali Ramadhan di Balikpapan). Beda Balikpapan, beda pula di Pontianak. Banyak macam yang beda di kedua kota besar di Pulau Kalimantan ini, namun kali ini saya akan membahas yang unik di Pontianak selama Bulan Ramadhan.
Aneka jajanan untuk takjil, aneka minuman, dan masakan khas Pontianak banyak dijajakan di pinggir-pinggir jalan selama bulan ramadhan ini. Nah yang menarik perhatianku salah satunya adalah penjual Es Tebu. Iya benar, es dari sari tebu hasil perasan tebu yang merupakan bahan baku pembuatan gula pasir itu. Kalau di kota-kota lain banyak dijajakan es buah ataupun es kelapa muda, namun di Pontianak
Di pinggir-pinggir jalan banyak penjual es tebu, apalagi menjelang waktu berbuka puasa. Es tebu yang disajikan dengan es batu per bungkus plastiknya dihargai Rp2000 s.d. Rp3000, murah meriah. Sedangkan yang berisikan full sari tebu setiap bungkus plastiknya tanpa es dijajakan Rp5000,-. Manis dan segar rasanya, membuat tenggorokan yang kering ini menjadi langsung segar, mak nyesss.....
Yang menjadi keherananku adalah, di Pontianak kan tidak ada pabrik gula pasir, kok banyak penjual es tebu ya? Iseng-iseng kutanya sama si penjual, "Pak ini tebu-tebunya yang ditanam di halaman-halaman rumah itu ya?".
"O bukan Dik,... ini tebunya dari ladang, kalau yang ditanam di pekarangan rumah itu nggak manis!", ujar si penjual.
Berbuka dengan minum Es Tebu memang segar sekali disaat cuaca di Pontianak sangat panas Ramadhan kali ini.
No comments:
Post a Comment