Pages

Sunday, August 23, 2015

Karnaval Khatulistiwa 2015 di Pontianak

Pamflet Festival Khatulistiwa (dok. pribadi)
Kemarin sore sekitar pukul 2 siang digelar hajat akbar dalam rangka HUT RI ke-70 yang dipusatkan di Kota POntianak, Kalimantan Barat. Gelaran dengan tajuk Karnaval Khatulistiwa 2015 ini terdiri dari karnaval darat dan air. Karnaval ini juga dimeriahkan dengan penampilan artis-artis nasional seperti Slank, Ello, dan Saykoji.

Karnaval darat sendiri dimulai dari Kompleks Rumah Radank (Rumah Adat Dayak) dengan puluhan Mobil Hias menuju ke Alun-alun Kapuas. Kemarin sore sekitar pukul 3 sore iring-iringan karnaval lewat depan kantorku di Jl. Sultan Abdurrahman. Di barisan paling depan ada Marching Band TNI yang menampilkan pertunjukan memukau dengan suara marching band yang membahana menghentak jantung para penontonnya.


Nah, setelah barisan Marching Band tibalah iring-iringan mobil hias. Mobil Hias pertama yang berhiaskan patung burung Enggang ternyata dinaiki oleh Jokowi yang didampingi dengan Gubernur Kalimantan Barat. Jokowi sambil melambaikan tangan dan mengumbar senyum ke masyarakat, juga membagi-bagi kaos dengan melemparnya.
Anis Baswedan Menyapa Masyarakat Pontianak (dok. pribadi)

Dibelakangnya ada mobil hias yang ternyata juga ada Anis Baswedan, yang duduk mengumbar senyum dan melambaikan tangan. dan setelahnya puluhan mobil mewah yyang mungkin di dalamnya berbagai pejabat negara.


Habis itu baru iring-iringan mobil hias dari masing-masing kabupaten di Kalimantan Barat, perwakilan beberapa propinsi di Indonesia, dan juga berbagai kantor dinas ataupun lembaga di Kalimantan Barat.

Mobil Hias perwakilan DKI Jakarta dengan Abang None-nya (dok. pribadi)
Jangan dibayangkan iring-iringan mobil hiasnya seperti Karnaval Mobil hias di Pasadena, AMerika serikat yang penuh bunga. Menurutku biasa saja, seperti karnaval pembangunan 17 agustusan yang ada di kota-kota kabupaten. Panitia yang mengatur jalannya karnaval juga sepertinya kurang siap, mengingat rangkaian karnaval tidak mulus tersambung menjadi satu melainkan seringkali terpisah jauh antara mobil hias yang satu dengan yang lain, bahkan jedanya cukup lama dan diselingi kendaraan umum yang lewat. Iring-iringan terakhir dari karnaval darat barisan penggemar Moge dan sepeda onthel kuno.
Mobil Hias Khas Dayak yang ditumpangi Anis Baswedan (dok pribadi)

Pengaturan iring-iringan pun kurang sistematis, campur aduk urutannya antara mobil hias dari perwakilan propinsi, perwakilan kabupaten, ataupun perwakilan instansi. Menurutku yang berkesan cuma Marching Band TNI yang all out.

Iring-iringan karnaval darat berakhir di Alun-alun Kapuas. Aku sendiri tidak ikut kesana, cuma nonton di tayangannya yang disiarkan langsung oleh Metro TV. Karnaval dilanjutkan dengan karnaval air yaitu karnaval perahu dan kapal hias di sepanjang sungai Kapuas.
Panser pun ikut Karnaval (dok. pribadi)

Sebenarnya event ini bisa di gelar tiap tahun dan menjadi event wisata bagi kota Pontianak jika direncanakan dan dikemas secara profesional. Lebih apik lagi jika dikombinasikan dengan karnaval manusia dengan kostum yang warna warni dan menarik seperti Jember Fashion Carnaval. Atau juga dikombinasikan dengan pawai adat dayak seperti saat gawai dayak Mei lalu dan dipadu dengan atraksi budaya berbagai etnis yang ada di Pontianak sehingga bisa lebih hidup, tidak sekedar berpose dari atas mobil hias. Mobil hiasnya juga bisa dipersyaratkan dengan standar tertentu, misalnya harus full bunga agar kelihatan lebih berkelas tidak sekedar seperti karnaval kampung dari papan triplek.
Mobil Hias Adat Minang (dok. pribadi)
Suku Dayak (dok. pribadi)
Mobil Hias Dayak (dok. pribadi)

Terlepas dari segala kelebihan dan keurangan karnaval kemarin, paling tidak masyarakat pontianak mendapatkan hiburan gratis dan mata masyarakat Indonesia tertuju ke Kota Pontianak. Untung kemarin tidak ada kabut asap, kalau ada bakal batuk-batuk tuh Jokowi, hehe.....


Saturday, August 22, 2015

Perbedaan Klik BCA dan Klikpay BCA

Screenshot Homepage Klik BCA
Seringkali kita bingung dengan istilah pembayaran di berbagai marketplace dengan metode klikpay BCA atau Klik BCA. Sekilas hampir sama, meskipun sama-sama merupakan layanan dari Bank Central Asia alias BCA ini dan juga langsung mendebet saldo rekening BCA, namun keduanya mempunyai banyak perbedaan.

1. Username dan Password
    Username dan password keduanya berbeda, tidak otomatis username dan password klik BCA bisa digunakan untuk klikpay BCA. Username Klik BCA otomatis diberikan oleh sistem saat awal mula pendaftaran, sedangkan passwordnya terdiri dari kombinasi angka-angka saja. sedangkan Username Klikpay BCA adalah berupa email yang kita daftarkan dan paswordnya merupakan kombinasi huruf dan angka.

2. Proses Verifikasi
Proses verifikasi terhadap setiap transaksi yang dilakukan juga berbeda. Jika Klik BCA menggunakan Key BCA (token fisik) untuk proses verifikasinya, berbeda halnya dengan klikpay BCA yang menggunakan One Time Password (OTP) yang akan langsung dikirimkan di nomor HP kita untuk kemudian diinputkan ke halaman klikpay BCA.
Screenshot Homepage Klikpay BCA

3. Fitur
Sebenarnya layanan Klikpay BCA merupakan bagian dari layanan Klik BCA yang khusus untuk memudahkan dalam pembayaran secara online. Sedangkan untuk Klik BCA lebih mencakup layanan perbankan yang bisa dilakukan secara online meliputi Transfer, Pembelian voucher seluler dsb, pembayaran berbagai macam tagihan, pembayaran e-commerce, melihat informasi rekening baik itu saldo, mutasi rekening, histori transaksi, dsb.

4. Akses
Untuk mengakses layanan Klik BCA harus login ke https://ibank.klikbca.com/ , sedangkan untuk mengakses Klikpay BCA tidak harus membuka halaman klikpay BCA melainkan biasanya ketika kita memilih pembayaran di toko online menggunakan klikpay BCA kita akan langsung di arahkan (redirect) ke halaman klikpay BCA.

5. Pendaftaran Layanan
Untuk bisa memiliki akses ke layanan Klik BCA kita harus mendaftar di ATN BCA atau cabang BCA terdekat dan mengambil Key BCA (token fisik) di bank cabang BCA yang kita pilih sebelumnya. Sedangkan untuk memiliki akses Klikpay BCA kita terlebih dahulu harus punya akun Klik BCA, dan jika sudah punya maka kita bisa segera mengaktivasi Klikpay BCA melalui halaman Klik BCA.

Keberadaan Klikpay BCA memang dirancang khusus untuk mempemudah pembayaran di berbagai toko online yang sedang menjamur saat ini, sehingga nasabah BCA tidak harus direpotkan untuk mengakses klik BCA yang terkenal ribet itu.

Sunday, August 2, 2015

Mudik ke Pati dari Tulungagung Lewat Jalur Alternatif Yang Mulus Lancar

Screenshot Rute Mudik Tulungagung - Pati di Google Maps (dok. pribadi)
Mudik Tahun ini terasa sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, perjalanan mudikku dari Tulungagung Jawa Timur menuju Pati Jawa Tengah, terasa nyaman, lancar, nyaris nggak ada macet.

Dari Tulungagung ke Pati tidak ada transportasi umum langsung. Jika terpaksa menggunakan kendaraan umum dari Tulungagung harus ke Surabaya dulu, baru ganti bus jurusan Semarang yang jelas lewat Pantura Pati Jawa Tengah. Namun waktu yang ditempuh bisa sampai 10 jam. Dari Tulungagung - Surabaya 4 jam, dan Surabaya - Pati 6 jam. Mudik pakai kendaraan umum dari Tulungagung ke Pati pastinya sangat merepotkan apalagi masih ada balita yang seringkali rewel jika kelamaan di bus karena tidak bisa bebas bergerak.

Solusinya? ya terpaksa pakai mobil pribadi. Sejak Manggala lahir 3 tahun yang lalu ini adalah tahun ke-4 kami mudik lebaran naik mobil pribadi. Ada beberapa rute yang kami tempuh menuju Pati. Rute pertama Tulungagung - Trenggalek - Ponorogo - Madiun - Ngawi - Cepu - Blora - Rembang - Pati. Rute kedua Tulungagung - Nganjuk - Ngawi - Cepu - Blora - Rembang - Pati. Dan rute ketiga yang kami peroleh terakhir dari Google Maps adalah Tulungagung - Nganjuk - Bojonegoro - Jatirogo (Tuban) - Rembang - Pati. Ketiga rute tersebut hampir sama jaraknya, cuma yang membedakan kualitas jalan dan kepadatan lalu lintasnya.

Tahun-tahun awal kami mudik ke Pati seringkali menggunakan rute 1 maupun 2, baru tahun lalu kami mulai menggunakan rute 3 yang ternyata relatif lebih cepat karena jalanannya yang lumayan lebih sepi meskipun banyak jalan yang rusak di ruas Bojonegoro - Rembang. Tapi tak masalah toh mobil kami cukup tinggi dengan roda yang relatif besar, lain perkaranya jika kami mudik pakai Jazz atau Yaris, bisa-bisa nyampai Pati rontok semua.

Tahun ini kami memilih kembali rute 3. Dari Tulungagung kami sengaja berangkat sekitar pukul 4 pagi agar tidak terkena imbas macet di ruas Kediri - Nganjuk yang relatif sempit jalannya karena pas lebaran hari kedua yang pastinya akan ramai lalu-lintas masyarakat yang mau silaturahmi. Sekitar pukul 5 pagi kami sampai Nganjuk dan berhenti di masjid menjelang masuk kota Ngajuk untuk sholat Subuh. Lumayan agak lama kami berhenti di masjid karena aku mendadak dapat 'panggilan alam' juga, haha......

Sekitar 40 menit kami di masjid, langsung melanjutkan perjalanan menuju Bojonegoro. Matahari pagi yang mulai bersinar dan suasana sejuk persawahan Nganjuk yang didominasi tanaman bawang merah yang kami lalui plus jalanan yang sepi sangat menyenangkan sekali. Nyetir jadi nggak kerasa capek. Untungnya lagi kita bisa lebih ngirit BBM, soalnya nggak perlu pakai AC, jendela kubuka lebar-lebar bisa menghirup udara pagi yang bersih dan sejuk.

Kira-kira 15 menit meninggalkan kota ngajuk, jalanan mulai menanjak dan pemandangan di kanan kiri jalan digantikan dengan hutan jati yang sedang meranggas karena kemarau. Kontur jalannya pun mulai naik turun berkelak-kelok dengan tikungan yang tajam. Tapi aku slow aja nyetirnya, nggak buru-buru, selain karena pertimbangan safety juga ingin menikmati juga suasana perbukitan. Sekitar 1 jam perjalanan di perbukitan yang lumayan menantang itu, untung jalannya lumayan bagus, meskipun ada beberapa ruas yang sedang ada pengerjaan perbaikan jembatan kecil.

Menjelang masuk kota Bojonegoro kami berhenti di Masjid Besar yang cukup megah di tepi jalan untuk sekedar mendinginkan mesin mobil, ke toilet dan sarapan pagi membuka bekal yang kami bawa, maklum baru sekitar pukul 7 pagi. Kami berhenti sekitar 20 menit dan melanjutkan perjalanan kembali.

Masuk kota Bojonegoro lumayan sepi lalu lintasnyanya. Cukup mudah menemukan 'jalan keluar' dari kota Bojonegoro menuju Rembang. Dari Alun-alun ke arah timur dan begitu ketemu jembatan Bengawan Solo berarti jalan kita sudah benar menuju Jatirogo (Tuban) ataupun Rembang.

Perjalanan sepanjang Bojonegoro - Rembang yang tahun kemarin didominasi jalan rusak, tahun ini kami sungguh tercengang. Ternyata jalanan menuju Rembang dari Bojonegoro sudah mulus dan lebar, hanya beberapa kilometer ruas jalan saja yang masih agak sempit, tapi overall menurutku ini adalah jalan alternatif paling mulus dan lancar jaya........, so kira-kira 1,5 jam dari Bojonegoro kami sudah sampai di perbatasan Jawa Tengah.

Kami pun berhenti di Pom Bensin antara Kecamatan Sale dan Pamotan Rembang yang tahun kemarin kami juga berhenti di situ untuk sekedar ke toilet. Kami pun melanjutkan perjalanan lagi sambil mencari kira-kira di pinggir jalan ada warung bakso, karena Manggala habis muntah. Mungkin perutnya kosong karena nggak mau sarapan ditambah jalanan yang naik turun berkelak-kelok. Akhirnya di kecamatan Pamotan Rembang, di dekat pertigaan yang arah Rembang, sedangkan yang satunya arah ke Lasem, ada warung bakso Solo. Kami pun mampir dan ternyata baksonya cukup enak, Manggala pun lahap menyantapnya.

Sekitar 2o menit kami berhenti di warung bakso dan bergegas kembali melanjutkan perjalanan yang kira-kira 1,5 jam lagi sampai kota Pati. Masuk kota Rembang lalu litas lumayan rame di dekat objek wisata Taman Kartini, dan aku pun mengalami insiden kecil. Bemper depan mobilku nyenggol sedikit motor di depanku, tapi untungnya pengendara motornya nggak jatuh, karena cuma sedikit sekali senggolannya. Alhamdulillah nggak papa......

Pantura siang itu lumayan sepi, aku pun masuk kota Pati sekitar pukul setengah 12 siang. Aku Mampir di Pom Bensin jalan Pati - Tayu untuk mengisi Pertamax. Kuisi Full Tank cuma habis kurang dari 250rb. Jarak rumah eyang Manggala dari Kota Pati sekitar 7 km, kami pun sampai di rumah kira-kira pukul 12. Jadi total perjalanan kami plus mampir-mampirnya sekitar 8 jam, dan anehnya aku tidak terlalu merasa capek, mungkin karena hepi kali ya, haha....