Bed single ukuran (100x200)cm |
Kami tidak langsung keluar bandara untuk mencari taksi menuju ke hotel, karena kami belum tahu hotel mana yang kami tuju alias belum booking hotel! Jadilah kami masih di dalam bandara sambil googling kesana kemari mencari hotel yang masih kosong. Mulai dari website maupun aplikasi travel Agoda, Wego, Traveloka, Tiket.com, pegipegi.com dan lain-lain, kami upyek-upyek ternyata hasilnya Nihil. Semua hotel full booked.
"Ada acara apa ini di Palangkaraya kok penuh semua hotelnya saat ini", pikir kami saat itu. Tak mau menyerah, kami pun mencoba menelpon satu-persatu hotel demi hotel mulai hotel bintang empat sampai dengan hotel bintang dua, semua penuh. Ada hotel melati yang masih ada kamar kosong dan hanya menyisakan kamar dengan kamar mandi luar, Oh no......
Tapi mau nggak mau kami pun membooking tiga kamar hotel melati itu dengan tarif sekitar 150rb per malam. Akhirnya setelah berjibaku selama satu jam lebih di dalam bandara mencari hotel akhirnya kami memutuskan keluar untuk naik taksi.
Sesampainya di selasar bandara, kami pun menuju loket taksi bandara dengan tarif Rp80ribu ke pusat kota. Karena terlihat dari gelagat kami yang kebingungan nyari hotel akhirnya, si sopir pun bertanya, "Nyari hotel ya Pak?
"Iya nih, dari tadi nyari hotel penuh semua!"
"OK Pak, nanti kita cari hotel. Mau guest house baru?", tanya si sopir dengan penuh percaya dirinya menawarkan.
"Asalkan bersih, Ok aja lah, yang penting bisa tidur malam ini!"
Sambil naik taksi, kami berbincang dengan sopir taksi yang cukup ramah, kalau nggak salah namanya Bang Udin. Sekitar 20 menit perjalanan dari bandara, kami pun sampai di guest house baru yang dimaksud Ban Udin.
Kamar Mandi Dalam |
Ternyata Guest House-nya nggak ada papan namanya. Kami pun mengecek dulu kondisi kamar yang ada sebelum memutuskan untuk menginap di sana. Meskipun kamarnya relatif sempit, namun relatif lengkap fasilitasnya, mulai dengan dengan AC, TV, Kamar Mandi dalam, spring bed ukuran single (100x200)cm dan tentunya cukup bersih karena masih baru. Tarif per kamarnya cuma Rp100rb per malam. Wow......
Lebih hebatnya lagi, kunci kamarnya sudah memakai kunci dengan kartu RFID kayak di hotel-hotel berbintang! Kami pun memutuskan untuk booking semalam dulu, nanti kalau cocok akan kami perpanjang satu malam lagi.... jadi, hotel melati yang sudah kami booking sebelumnya di bandara tidak jadi kami datangi, hehe....
Guest House tanpa nama itu juga dilengkapi dengan akses internet WiFI berkecepatan tinggi, apalagi router wifinya ada persis di depan kamarku, so wushh wush wushhh...... cepet banget internetnya!
Tibalah saatnya sarapan pagi, jam 06.30 sarapan sudah ready. Oiya kebetulan ruang makannya berada tepat di depan kamarku. Menu pagi itu adalah Nasi Putih dengan lauk udang goreng tepung, oseng-oseng kacang panjang, mie goreng. Untuk minumannya kita bisa bikin teh ataupun kopi hangat sendiri. Meskipun cuma satu macam menunya, tapi enak banget menurutku, kayak masakan rumahan.
Fasilitas TV layar datar dan meja kursi kecil |
Karena puas dengan rekomendasi guest housenya, saat kami check out kami menggunakan jasa taksi Bang Udin lagi untuk mengantarkan kami ke Bandara Tjilik Riwut. Ternyata nggak semua harga murah menyajikan kualitas seadanya, tapi nggak tahu juga ya nanti kalau guest housenya sudah bernama alias keluar izinnya apakah masih memasang tarif murah...?
Salam,
ReplyDeletePak boleh sy tau No telp Guest house tsb.
Mksh.
Sakarang guest house nya sdh punya nama, nama nya MESS BC, harga kamarnya pun sekarang seh naik.. Tapi kebersihan dan pelayanan tetap oke..
ReplyDeleteiya dulu pernah liat nama "MESS BC" jadi nama WiFi-nya, eh ternyata sekarang dijadikan nama guest house-nya ya. Masih penasaran MESS BC itu singkatan apa ya?
Delete