Hampir tiga minggu di Jakarta aku benar-benar dimanjakan sama UBER. Gimana nggak, pergi ke kantorku di daerah Kebayoran Baru balik lagi ke rumahku di daerah Serua, Tangsel dengan jarak sekitar 30km, terasa nyaman dan tentunya nggak capek. Nah, kemarin hari minggu aku ada pengalaman unik dengan salah satu sopir UBER ketika aku mau balik ke Pontianak.
Minggu siang itu, abis dzuhur kupesanlah UBER dengan tujuan ke Bandara Cengkareng. Sempat muncul tarif tinggi UBER karena mungkin permintaan yang banyak, tapi kutunggu sekitar 3 menit tarifnya berubah normal. Agak lama aku mendapatkan UBER, dan akhirnya dapat juga, tapi kok estimasi kedatangan sopir UBER lebih dari 20 menit. "Ah nggak papa, malah aku bisa siap-siap dulu, nggak keburu-buru!", pikirku saat itu.
Penasaran berada dimana, kutelponlah si sopir UBER-nya, ternyata dia masih di daerah Bintaro Hill, Jalan Merpati Raya, kira-kira berjarak 3,5 km dari rumahku. Kutunggu-tunggu sampai jam 2 siang kok nggak datang-datang, padahal kulihat di aplikasi UBER, dia sudah masuk ke kompleksku, dan kemudian keberadaannya di layar iPad-ku hilang ting....! Kucoba telpon, tapi nggak nyambung-nyambung karena nggak aktif atau di luar jangkauan. Kucoba telpon terus akhirnya bisa dan ternyata benar dia sudah berada di depan kompleks dan memberitahuku kalau HP-nya error.
Lega juga rasanya, hampir aja aku pesan taksi konvensional karena rencananya take off jam 17.10 sore.
"Maaf Pak tadi HP saya ngedrop dan error, saya jadi bingung!", ujarnya.
"OK, nggak papa, kita langsung ke Bandara ya Mas Terminal 2F!", sahutku
Langsung lah kami jalan, tak beberapa keluar dari kompleks aku tanya ke si sopir,
"Mas, tahu jalan ke bandara ya yang nggak lewat tol?"
"Wah saya kurang tahu Pak!", jawabnya singkat
"Waduh, lha terus kalau nganter penumpang biasanya gimana?", tanyaku
"Ya saya lihat rute di HP saja Pak!"
"OK, silakan ikuti rute saja!"
Menjelang pintu tol BSD dia ngambil ke arah tol, nggak ambil lurus ke arah Kota Tangerang.
"O lewat tol ya mas?, tanyaku lagi
"O ini lewat tol ya Pak?", tanyanya balik
"Iya lewat tol, yo wis lewat tol aja, daripada susah-susah nyari njalan, ini kartu tol-nya!", sambil kusodorkan kartu indomaret yang sekaligus sebagai e-toll card (emoney Mandiri).
"Ini nggunainnya gimana Pak!", tanyanya lagi
"Whatttss.... mosok nggak tahu, mosok nggak pernah sekalipun masuk ke gerbang tol otomatis? Itu lho mas gerbang tol yang warnanya kuning oranye ada tulisannya GTO!", jelasku agak gregetan.
"Iya Pak sekalipun saya belum pernah lewat pintu tol yang pakai kartu!", jawabnya.
"Oalah kok bisa ya orang kayak gini jadi sopir UBER, nekat banget nih orang, untung orangnya ramah, kalau nggak udah kuomelin tuh orang!", pikirku saat itu.
Sampai di GTO Pondok Ranji, kuminta dia untuk menempelkan kartu di alat pembaca kartu tol sampai terbuka portalnya. Percobaan pertama ternyata lancar. Selama perjalanan aku lihat google maps sambil sesekali mengingatkan dia untuk siap-siap ambil arah kiri atau kanan dan selalu waspada dengan papan penunjuk arah. Waduh,...... Biasanya aku bisa tidur nyenyak, malah ini kayak jadi navigator.
Sesampainya di kawasan Bandara dia nanya lagi di mana letak Terminal 2
"Udah mas diikuti saja papan-papan penunjuk arahnya tuh, nanti kalau di keberangkatan itu yang lantai dua, naik flyover", jawabku.
Akhirnya sampai juga aku di bandara, kukasih lah tips Rp20ribu buat dia. Dari rumahku ke bandara eh cuma 75 ribu padahal seharusnya lebih dari itu, setelah kulihat histori jalurnya ternyata agak ngaco, lebih pendek alias motong jalur, mungkin karena HP-nya yang lagi error, kasihan juga masnya. Selama di perjalanan selain sebagai 'navigator, aku juga nanya-nanya tentang dia. Dia sebelumnya bekerja sebagai bartender di salah satu Hotel di Kemang, dan karena menikah dengan teman yang berkerja dalam satu hotel yang sama, diharuskan salah satu resign, dan dia yang milih resign. Dia pun katanya baru sekitar semingguan nyoba jadi soir UBER, itupun diajak kerjasama dengan temannya yang punya mobil. Dia juga jujur nekad menjalani profesi ini karena belum hafal jalanan ibukota. tapi salud aku dengan kenekatannya meskipun agak merepotkanku, coba bayangkan kalau penumpangnya nggak tahu jalan juga atau gagap teknologi google maps, haha.....
Ok, ternyata memang UBER selain memberikan kemudahan bagi para penumpangnya, juga memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.
Pengalamanku naik UBER selama ini cukup nyaman, dan aku merekomendasikan bagi teman-teman yang belum pernah mencobanya. Untuk bisa dapat voucher Rp75ribu bagi yang mau pertama kali nyoba UBER download aplikasinya di https://www.uber.com/invite/8vywygh8ue atau masukkan kode promo 8vywygh8ue di menu promotion UBER.
Selamat Mencoba!
No comments:
Post a Comment