Sudah 2 tahun lebih aku meninggalkan tempat tugasku di Balikpapan, rasanya pengen nostalgia dengan kota yang menemaniku selama 2,5 tahun antara periode 2012 - 2015. Kesempatan untuk mengunjungi kota minyak pun datang lagi. Kebetulan aku ditugaskan untuk selama 3 hari di Balikpapan. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan. "Asyik bisa ketemu teman-teman lamaku lagi.....!", teriak kegiranganku dalam hati.
Bertugas di Balikpapan selama 3 hari, mengharuskanku untuk menginap selama 2 malam di sana. Untuk soal urusan inap menginap, sekarang lagi bukan masalah. Tidak perlu repot-repot menelpon resepsionis hotel untuk booking kamar, ataupun meminta bantuan teman untuk nge-booking-in kamar. Sekarang ada berbagai macam aplikasi online untuk beli voucher hotel dengan berbagai varian jenis hotel maupun kamar yang tinggal klik-klik saja langsung deal. Ada Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, reservasi.com, inap.com, agoda, trivago, wego, dll yang tentunya membuat urusan pesan memesan kamar hotel jadi jauh lebih praktis.
Nah, diantara aplikasi-aplikasi tadi, aku memilih Traveloka, karena saat itu Traveloka memberikan gimmick diskon paling besar, haha..... dasar kaum price sensitive! Setelah kuubek-ubek berbagai macam hotel di Balikpapan, kupilihlah Swiss Bel Hotel Balikpapan di pusat kota Balikpapan, bersebelahan dengan Plaza Balikpapan plus lokasinya yang tepat di tepi pantai. Kupilih tipe kamar Superior Deluxe seharga kalau nggak salah Rp758 ribu per malam. Aku booking 2 malam, untungnya dapat diskon tambahan 10%, lumayan lah daripada kagak, hehe.....
Setelah kupesan sempat menyesal juga ternyata setelah kulihat-liha lagi varian kamar yang ditawarkan, ada tipe kamar deluxe yang lebih murah dengan pilihan tambahan free menu dinner di samping breakfast yang memang sudah standar dari layanan. Adapula kamar yang menawarkan free tiket nonton bioskop untuk dua orang. Dalam pesananku kutambahkan catatan untuk dipilihkan kamar yang single bed, non smoking room, dan menghadap ke pantai.
Check in tanggal 16 sore, aku pun menuju resepsionis dan bilang kalau aku sudah booking melalui Traveloka. Langsung lah si mbak-mbak resepsionis memberikanku kartu ber-chip RFiD sebagai kunci kamar sekaligus untuk menghidupkan lampu kamar. Aku mendapat kamar 1227 di lantai 12 langsung menghadap pantai lepas. Sebelum memasuki kamar aku melewati lorong hotel yang menurutku relatif gelap dan terkesan suram apalgi dengan beberapa bagian plafon yang bocor dan kurang terawat, dengan noda-noda basahan air di karpet lorong. Ah masa bodo lah, yang penting kamarnya bersih dan pemandangannya bagus.
Begitu kubuka pintu kamar ternyata lampu dan AC sudah hidup. Kamarnya lumayan luas dengan Springbed ukuran King Size, aku lupa mengintip mereknya, mungkin King Koil, Spring Air atau Serta. Ada lemari pakaian lengkap dengan hanger dan deposit box. Ada pula mini bar yang dilengkapi dengan teh, kopi, gula, krim dan air mineral serta heater untuk merebus air. Kulkas kecil di bawah mini bar dalam keadaan kosong tapi tetap hidup, cukuplah kalau kita pengen menyimpan makanan atau miniman tetap dingin.
Adapula meja kerja menghadap jendela luar, dan dua buah kursi santai dan meja kecil untuk menaruh kopi atau teh. TV LCD tergantung di dinding dengan usia yang mungkin udah lebih dari 5 tahun keihatan dengan fisik TV-nya yang agak tebal. AC-nya buka AC Split melainkan AC central. AKu kurang suka dengan jenis AC ini, meskipun bisa diatur juga, seringkali AC jenis ini potensi erornya lebih tinggi. Terbukti saat malam pertama aku menginap, hawa dinginnya tidak begitu terasa, sampai-sampai mukaku berminyak semua, padahal di luar saat itu sedang hujan. Keesokan harinya aku mendapat edaran yang diselipkan di pintu kamar yang menginformasikan kalau AC memang dalam perbaikan sehingga potensi AC-nya tidak dingin pada saat-saat tertentu itu wajar.
Untuk kondisi kamar mandi menurutku OK banget, bersih, dilengkapi dengan hairdryer (meskipun nggak kupakai). Toiletriesnya cukup lengkap ada sabun cair, sabun batangan, shampo, conditioner, handbody, cutton bud, sisir, sikat gigi dan pasta gigi. Air panasnya juga lancar, nggak bikin emosi karena kadangkala hotel yang kuinapi bermasalah dalam fasilitas air panas, entah itu lama keluarnya, nggak keluar sama sekali air panasnya, ataupun seting kran air panasnya yang ribet harus ngepasin dalam posisi dan putaran tertentu.
Kamar ini dilengkapi dengan balkon yang menghadap ke pantai, bisa diakses melalui pintu kaca geser yang kebetulan saat itu di kamarku pintu kacanya meskipun sudah dikunci dari dalam tetap saja bisa digeser, mungkin karena sudah longgar terkena korosi angin laut yang mengandung garam selama bertahun-tahun. Pemandangannya bagus, udara pantainya itu lho yang bikin pernafasan segar, nggak rugi lah ngeluarin duit sebanyak itu hanya untuk menginap. Karena aku takut ketinggian, aku tidak berani berlama-lama di balkon karena seolah-olah ada yang 'memanggil-manggil'-ku untuk terjun bebas, hiiii ngeri...... Pemandangan di kanan balkon kamar ada pembangunan superblok Borneo Bay milik si pengembang kakap Agung Podomoro Group yang luar biasa besar ada apartemen, kondotel, dan pusat perbelanjaan.
Untuk breakfast di Swiss Bel Hotel tergolong cukup lengkap variannya. Kata temanku yang orang asli sini, sajian menu sarapan di hotel ini adalah yang paling variatif dan enak diantara kotel-hotel lain di Balikpapan, entahlah benar atau nggaknya karena aku juga belum pernah mencicip semua menu sarapan di berbagai hotel di Balikpapan. Yang pasti aku puas dengan menu sarapannya.
Overall menginap di Swiss Bel Hotel Balikpapan cukup sebanding dengan harga kamarnya. Oiya jika kita diantar jemput oleh kolega kita, mending kita minta voucher parkir gratis, karena parkir di hotel ini terintegrasi dengan parkir pusat perbelanjaan Balcony City. Oiya ngomong-ngomong fasilitas kolam renang, aku tidak sempat mencobanya, karena waktu yang mepet, terlebih lagi aku kurang sreg dengan kolam renangnya yang kecil dan bisa dikatakan mini. Namun, aku sempat menengok kolam renang yang berada di lantai 2 bersama fitnes centernya yang dua-duanya sepi pengunjung bahkan saat aku ke situ tidak ada seorang pun yang sedang berenang. Mungkin karena kebanyakan yang menginap di situ adalah pebisnis-pebisnis yang tidak punya banyak waktu untuk sekedar berolahraga, tak terkecuali berenang.
Pages
▼
Tuesday, May 23, 2017
Monday, May 22, 2017
Nyobain Es Krim Baskin Robbins
Baskin Robbins Value Scoop Rasa Karamel |
"Belum...", jawabnya singkat.
"Nyobain Baskin Robbins yuk, mumpung pakai Tcash dapat diskon!
Kami pun langsung menuju ke outlet Baskin Robbins yang ternyata setelah kami tanya ke satpam berada di lantai paling atas, di samping food court, di atasnya Centro Department Store. Dari kejauhan nampak outlet Baskin Robbins dengan awrna mencolok perpaduan pink dan biru.
Sesampainya di sana, langsung kuhampiri mas-mas penjaga outletnya. Langsung saja kutanya kalau pakai Tcash dapat diskon nggak. Masnya ngasih tahu, dapat diskon 15% jika pakai Tcash. Masnya yang sangat ramah, menawariku untuk mencoba berbagai varian es krim. Tentu saja kumanfaatkan momen coba rasa gratis, hehe..... Pertama kurasakan rasa caramel. "Lumayan enak nih!", seruku dalam hati. Yang kedua kucoba rasa kopi yang ada semacam choco chipnya. Dan yang terakhir kucoba rasa Mint, yang katanya paling populer dan sering dipesan yang ternyata rasanya kayak odol, haha..... Masnya menawariku untuk mencoba varian lainnya yang lebih berwarna seperti yang berwarna ungu, mungkin varian blueberry, tapi aku urungkan untuk mencobanya, udah kebanyakan, mungkin lain waktu kalau mau coba lagi.
Langsung saja kupesan dua cup rasa caramel yang per cup-nya dibanderol dengan harga yang lumayan sih, Rp60 ribu, dua jadi Rp120 ribu, dipotong 15% pakai Tcash jadinya 'cuma' Rp102 ribu, arghhhh.... mahal bingits, coba dibelikan es krim walls yang sekotak itu dapat berapa kotak ya, haha..... Ternyata kata si masnya, kalau pakai Tcash hari Senin s.d. Kamis dapat diskon 15%, hari jumat diskon 50%, dan Sabtu Minggu dapat cashback 30%. Wah, kok aneh juga ya promonya malah weekdays yang diskonnya kecil, padahal biasanya merchat-merchant lain memberikan diskon yang lebih besar pada weekdays untuk iming-iming calon pembeli.
Mengapa aku pilih yang cup, agar bisa kumakan sambil duduk-duduk di food court sambil lihat orang main ice skating di bawahnya. Setelah kubaca struknya ternyata es krim yang kubeli itu paket Value Scoop yang memang per buahnya seharga Rp60ribu. Dibelikan Magnum bisa dapat 4 masih susuk (dapat kembalian), haha.....
Saatnya mencicipi rasanya. Cess.... mak tlenyer..... begitu manis legit meleleh ada krenyes-kresnyes karamelnya yang tidak lengket di gigi. Es krimnya tidak cepat meleleh, tetap padat pada suhu ruang, jadi nggak perlu buru-buru untuk menghabiskannya. Pas banget aku milih rasa karamel, yang ternyata dalam versi utuhnya lebih enak daripada saat sesi icip-icip. Wah, nanti-nanti kalau mau beli lagi, aku pilih varian rasa caramel, kayaknya mulai jatuh hati dengan Baskin Robbins nih, khususnya es krim rasa karamel. Manisnya itu pas, nggak eneg, susunya juga tidak begitu terasa, jadi lumayan segar lah..... cocok buatku untuk yang nggak terlalu suka susu.
Pengalaman pertama mencicip Baskin Robbins sangat memuaskan, nggak sia-sia ngeluarin duit segitu hanya untuk satu scoop es krim, haha..... Worth it banget dengan rasanya. Es Krim terenak yang pernah kurasakan. Dulu pernah makan es krim mahal juga di es krim legendaris Toko Oen di Malang, tapi menurutku lebih enakan si karamel yang satu ini, haha...... beda orang-beda preferensi kali ya, namanya saja manusia. Satu bilang enak, satunya lagi bilang tidak atau kurang, manusiawi sekali.
Untuk masalah es krim, aku masih penasaran dengan satu merek lagi, tak lain tak buka adalah Haagen Dazs, yang membranding dirinya dengan konsep es krim mewah premium, yang entahlah berapa harganya, kayaknya lebih mahal dari Baskin Robbins. Eits... di Bintaro Xchange juga ada cafe khusus Haagen Dazs loh, yang tadi saat aku ke sana kelihatan kosong melompong, kemahalan kali ya, hehe..... namanya juga premium, kalau rame tuh berarti kelas rakyat dong, hiks.
Thursday, May 11, 2017
Pesan Pizza Online via PHD
Homepage PHD |
Dalam situs order PHD terdapat banyak pilihan pizza dengan berbagai macam kombinasi sesuai selera kita. Untuk order secara online kita perlu mendaftar akun PHD dengan mencantumkan nomor HP, alamat rumah ataupun metode pembayaran. Khusus untuk metode pembayaran online baru bisa dengan Mandiri Debit online, Mandiri Clickpay, Kartu Kredit, dan Doku Wallet. Nah, kalau kita tidak punya salah satu diantaranya, kita tidak perlu memilih metode pembayarannya, nanti otomatis akan tersetting pembayaran secara cash.
Metode Pembayaran Online di PHD.co.id |
Pilihan Debit Mandiri dan Clickpay Mandiri |
Pesanan biasanya dijanjikan sudah ready dalam rentang waktu 30 menit sejak proses order dinyatakan berhasil. Kita akan mendapatkan notifikasi di email ataupun melalui SMS. Terkadang juga ada konfirmasi via telepon dari PHD. Kalau sudah jadi pesanan kita mendapatkan telepon dari PHD, kadangkala juga tidak. Meskipun kita dalam order dijanjikan dalam waktu 30 menit sudah ready, biasanya kurang lebih 15-20 menit setelah order pesanan kita sudah jadi.
Saya sendiri biasanya pesan layanan takeaway, pernah juga diantar dengan tambahan biaya antar kalau nggak salah Rp15000. Mengapa saya lebih sering takeaway, karena lokasi PHD cukup dekat dari rumah, paling sekitar 250m, lebih cepat dan lebih irit, hehe.....
Pilih Furnitur Kayu atau Partikel Board
Inilah yang sering kita pertimbangkan dalam memilih sebuah furnitur atau mebel. Entah itu lemari, rak buku, meja TV, dan yang lain. Tentunya kita juga mempertimbangkan faktor harga ataupun daya tahannya.
Keberadaan kayu untuk furnitur saat ini tidaklah semelimpah 2 atau tiga dekade lalu, apalagi zaman ayah ibu kakek nenek kita, keberadaannya luar biasa banyaknya. Kayu Jati, snokeling, mahoni, meranti, bengkirai sangat mudah dijumpai saat itu. Sekarang keadaanya jauh berbeda, harga kayu semakin mahal, kalaupun ada yang murah kualitasnya patut dipertanyakan.
Saat ini penggunaan kayu untuk konstruksi mulai dikurangi. Dulu kerangka atap yang lazim menggunakan kayu, sekarang sebagian besar sudah digantikan dengan baja ringan. Dulu kusen-kusen pintu ataupun jendela yang menggunakan kayu sekarang lazim digunakan aluminium sebagai penggantinya. Tidak hanya konstruksi, furnitur kayu sekarang ini juga tidak mendominasi ruang pamer di toko-toko furnitur. Keberadaannya semakin terpinggirkan oleh furnitur dari Partikel Board.
Lalu mending kita pilih mana, furnitur kayu atau dari partikel board saja? jawabannya ya tergantung preferensi kita masing-masing. Keduanya mempunyai keuunggulan dan kelemahan masing-masing.
Furnitur Kayu
1. Lebih terlihat natural unik dengan variasi serat kayunya.
2. Modelnya bisa lebih variatif karena bisa diukir
3. Lebih kokoh, mantap, dan awet (jika kualitas kayunya bagus)
4. Lebih berat dan tentunya lebih mahal
5. Kesan lebih mewah
Furnitur Partikel Board
1. Terlihat lebih modern
2. Tidak bisa diukir, bentuknya lebihkaku dan tegas
3. Partikel board yang berkualitas tinggi juga bisa tahan rayap ataupun lembab
4. Lebih ringan dan rata-rata lebih murah dari furnitur kayu
5. Kesannya kurang mewah
Tidak semua jenis furnitur kayu lebih awet daripada partkel board. Misalnya furnitur dari kayu kelapa tentunya tidak memiliki sifat alami tahan rayap, padahal partikel board yang kualitasnya bagus rayap nggak mau karena banyak dicampuri bahan kimia. Misalnya lagi kita ditawari furnitur dari kayu jati yang tentunya harganya jauh lebih mahal daripada partikel board. Dalam perspektif masyarakat awam, segala susatu yang terbuat dari kayu jati pasti kualitasnya bagus. jawabannya belum tentu, karena jika furnitur dibuat dari jati muda ketahanannya terhadap cuaca tidak lebih bagus daripada partikel board. Bisa saja mengemmbang menyusutnya terlalu besar, sehingga tak jarang kita jumpai misal daun pintu lemari jati yang melengkung, atau mudah retak.
Kayu jati berumur 20 tahun pun masih tergolong jati muda, karena sebenarnya jati yang bagus itu kisaran umurnya 70-80 tahun. Hah..... tuir bingitsss..... namanya saja pohon jati alias pohon sejati, hehe..... Jadi perlu hati-hati yang kalau belu furnitur kayu jati, pastikan kayu jati tua sehingga nggak menyesal di kemudian hari.
Furnitur partikel board sekarang ini kualitasnya juga semakin lebih bagus. Apalagi menggunakan teknologi pemrosesan terkini sehingga akan lebih awet, tahan lama, tahan cuaca, ataupun tahan terhadap serangan rayap. Biasanya partikel board yang jenis ini lebih mahal daripada harga pasaran furnitur partikel board sejenis. Ono Rego Ono Rupo! Ada harga ya ada kualitas
Keberadaan kayu untuk furnitur saat ini tidaklah semelimpah 2 atau tiga dekade lalu, apalagi zaman ayah ibu kakek nenek kita, keberadaannya luar biasa banyaknya. Kayu Jati, snokeling, mahoni, meranti, bengkirai sangat mudah dijumpai saat itu. Sekarang keadaanya jauh berbeda, harga kayu semakin mahal, kalaupun ada yang murah kualitasnya patut dipertanyakan.
Saat ini penggunaan kayu untuk konstruksi mulai dikurangi. Dulu kerangka atap yang lazim menggunakan kayu, sekarang sebagian besar sudah digantikan dengan baja ringan. Dulu kusen-kusen pintu ataupun jendela yang menggunakan kayu sekarang lazim digunakan aluminium sebagai penggantinya. Tidak hanya konstruksi, furnitur kayu sekarang ini juga tidak mendominasi ruang pamer di toko-toko furnitur. Keberadaannya semakin terpinggirkan oleh furnitur dari Partikel Board.
Lalu mending kita pilih mana, furnitur kayu atau dari partikel board saja? jawabannya ya tergantung preferensi kita masing-masing. Keduanya mempunyai keuunggulan dan kelemahan masing-masing.
Furnitur Kayu
1. Lebih terlihat natural unik dengan variasi serat kayunya.
2. Modelnya bisa lebih variatif karena bisa diukir
3. Lebih kokoh, mantap, dan awet (jika kualitas kayunya bagus)
4. Lebih berat dan tentunya lebih mahal
5. Kesan lebih mewah
Furnitur Partikel Board
1. Terlihat lebih modern
2. Tidak bisa diukir, bentuknya lebihkaku dan tegas
3. Partikel board yang berkualitas tinggi juga bisa tahan rayap ataupun lembab
4. Lebih ringan dan rata-rata lebih murah dari furnitur kayu
5. Kesannya kurang mewah
Tidak semua jenis furnitur kayu lebih awet daripada partkel board. Misalnya furnitur dari kayu kelapa tentunya tidak memiliki sifat alami tahan rayap, padahal partikel board yang kualitasnya bagus rayap nggak mau karena banyak dicampuri bahan kimia. Misalnya lagi kita ditawari furnitur dari kayu jati yang tentunya harganya jauh lebih mahal daripada partikel board. Dalam perspektif masyarakat awam, segala susatu yang terbuat dari kayu jati pasti kualitasnya bagus. jawabannya belum tentu, karena jika furnitur dibuat dari jati muda ketahanannya terhadap cuaca tidak lebih bagus daripada partikel board. Bisa saja mengemmbang menyusutnya terlalu besar, sehingga tak jarang kita jumpai misal daun pintu lemari jati yang melengkung, atau mudah retak.
Kayu jati berumur 20 tahun pun masih tergolong jati muda, karena sebenarnya jati yang bagus itu kisaran umurnya 70-80 tahun. Hah..... tuir bingitsss..... namanya saja pohon jati alias pohon sejati, hehe..... Jadi perlu hati-hati yang kalau belu furnitur kayu jati, pastikan kayu jati tua sehingga nggak menyesal di kemudian hari.
Furnitur partikel board sekarang ini kualitasnya juga semakin lebih bagus. Apalagi menggunakan teknologi pemrosesan terkini sehingga akan lebih awet, tahan lama, tahan cuaca, ataupun tahan terhadap serangan rayap. Biasanya partikel board yang jenis ini lebih mahal daripada harga pasaran furnitur partikel board sejenis. Ono Rego Ono Rupo! Ada harga ya ada kualitas
Monday, May 8, 2017
Isi Ulang TCASH Telkomsel di Grapari
Uang elektronik dari Telkomsel ini akhir-akhir ini memang fenomenal. Banyak promo yang diberikannya, hasil kerja sama dengan berbagai merchant seperti Jaringan Bioskop XXI, Alfamart, Indomaret, KFC, McDonalds, Baskin Robbins,Chatime, Sevel dan masih banyak lagi. Dari promo-promo yang diberikannya terlihat kalau TCASH ini menyasar generasi muda sebagai targetnya. Generasi milenial terkenal lebih royal dalam membelanjakan uangnya alias konsumtif. Nah, fenomena inilah yang ingin ditangkap oleh Telkomsel agar generasi muda beralih kembali ke Tekomsel, karena dengan program-program promo yang menggiurkan dan cocok anak muda zaman sekarang, maka tak heran Telkomsel berharap agar anak muda zaman sekarang punya mindset 'Hanya Telkomsel yang Tahu Apa yang Kau Mau'
Nah, promo yang bejibun itu (yang bisa kita cek di aplikasi Twallet telkomsel atau di website TCASH) jadi lucu rasanya jika kita sampai kehabisan saldo TCASH-nya di saat kita mau membeli sesuatu dari partner merchant. Untuk menghindari kehabisan saldo, sebaiiknya secara berkala kita cek saldonya . Kalau saldonya tinggal di bawah Rp50ribu lebih baik langsung kita Top Up.
Ada beberapa cara untuk bisa melakukan top up. Tidak seperti Mandiri e-cash ataupun rekening ponsel dari CIMB Niaga yang bisa diisi langsung melalui rekening Bank yang sama tanpa biaya, TCASH menawarkan aternatif yang berbeda.
1. Isi Ulang TCASH di Grapari Telkomsel
Nah, promo yang bejibun itu (yang bisa kita cek di aplikasi Twallet telkomsel atau di website TCASH) jadi lucu rasanya jika kita sampai kehabisan saldo TCASH-nya di saat kita mau membeli sesuatu dari partner merchant. Untuk menghindari kehabisan saldo, sebaiiknya secara berkala kita cek saldonya . Kalau saldonya tinggal di bawah Rp50ribu lebih baik langsung kita Top Up.
Ada beberapa cara untuk bisa melakukan top up. Tidak seperti Mandiri e-cash ataupun rekening ponsel dari CIMB Niaga yang bisa diisi langsung melalui rekening Bank yang sama tanpa biaya, TCASH menawarkan aternatif yang berbeda.
1. Isi Ulang TCASH di Grapari Telkomsel
Untuk isi ulang yang satu ini, kita hanya perlu untuk datang di grapari terdekat. Begitu sampai, langsung sajamenuju kasir untuk top up, nggak peru ambil antrean, kalau antreannya nggak banyak. Asyiknya lagi top up melalui Grapari tidak dikenakan biaya sama sekali.
2. Isi Ulang TCASH di Indomaret
Kalau kita nggak punya banyak waktu untuk datang ke Grapari, kita cukup saja mendatangi Indomaret terdekat dengan rumah kita. Top up di Indomaret dikenakan biaya Rp1000,0
3. Isi Ulang TCASH melalui Transfer via jaringan ATM Bersama
Cara ini cukup praktis tetapi biayanya paling mahal. Kita bisa transfer melalui internet banking ataupun melalui ATM. Dikenakan biaya transfer Rp6.500,-
Sunday, May 7, 2017
Nonton Bioskop di XXI Praktis Bayar Pakai TCASH
Promo Nonton di Jaringan Bioskop XXI |
Tadi ketika aku berangkat dari rumah, mendung sudah menggelayut seakan sudah tidak tahan lagi untuk runtuh membasahi bumi. Bergegas aku meninggalkan rumah dan eits..... hujan tiba-tiba turun dan semakin deras. Kutepikan motorku langsung kupakai jas hujan. Eh, baru beberapa ratus meter jalan lagi, sudah mulai terang bahkan jalannya pun masih kering.
Mengapa tadi siang kubela-belain ke Aeon Mall untuk nonton bioskop? tak lain tak bukan ini gara-gara promo TCASH Telkomsel yang beberapa hari lalu mengirimiku sms promo khusus untuk nomor HP-ku (simpati) yang terdaftar pada layanan TCASH akan mendapatkan cashback sebesar 50% jika aku bertransaksi di sembarang merchant (yang menerima pembayaran dengan TCASH) dengan maksimal diskon Rp30ribu sampai dengan tanggal 7 Mei 2017. Kebetulan hari ini tanggal 7 Mei 2017 dan Bioskop XXI menerima pembayaran dengan TCASH maka langsung saja aku ngacir ke sana.
Sesampainya di AEON Mall, aku langsung menuju lantai 3 lokasi bioskop XXI. Sebelumnya untuk memastikan bisa pakai TCASH kutanya ke mbak kasirnya,
"Bisa pakai TCASH Mbak?
"Bisa Mas", jawabnya ramah.
Setelah kupilih filmnya (Guardians of The Galaxy Vol.2) dan tempat duduknya, langsung aku diminta si mbaknya untuk Tap Stiker TCASH-ku yang kutempelkan di belakang HP ke EDC yang support TCASH. Setelah tap, aku pun diminta memasukkan password TCASH-ku ke EDC. Dan berhasilll......
Sempat kutanya terkai cashback TCASH ke mbaknya, tapi dia nggak tahu promo itu.
"Paling-paling nanti cashbacknya otomatis dikreditkan ke saldo TCASH-ku ketika transaksi dinyataka berhasil", pikirku sat itu.
Oiya harga tiket yang harus kubayar Rp60 ribu, maklum weekend, agak mahalan daripada hari biasa. Itung-itunganku kalau harga tiketnya Rp60 ribu berharti aku akan dapat cashback senilaiRp30 ribu. Asyik, itung-itung cuma bayar Rp30ribu. Tapi teryata tidak persis seperti itu yang terjadi. Setelah transaksi berhasil, langsung ada notifikasi melalui SMS bahwa aku dapat cashback 10% yang berarti Rp6000,- saja.
"Kok nggak 50% ya seperti promo yang kuterima lewat sms tempo hari, wah payah nih", gerutuku dalam hati.
Eh, tunggu dulu ternyata hanya selisih beberapa detik aku mendapat SMS lagi yang isinya aku dapat cashback Rp30ribu. Asyik, jadi malah di luar ekspeksiku yang akan hanya dapat Rp30ribu saja dari cashback, ternyata dapat Rp36 ribu, lumayan bisa buat sekali dua kali makan. Kita bisa ngecek saldo tcash, promo yang sedang berlangsung, dan transaksi lainnya melalui aplikasi T-Wallet atau Dial *800# OK.
Tampilan Saldo TCASH di aplikasi T-Wallet |
Sebelum menggunakan Tcash Tap yang jenis stiker, dulu aku pernah mencoba sekali TCASH untuk membeli tiket bioskop XXI juga, tapi menggunakan aplikasi T-Wallet pada ponselku yang ada fitur NFC-nya. Caranya juga sama aja, tinggal tempelkan HP pada EDC sampai ada bunyi/getar, yang menandakan keberhasilan dilanjutkan memasukkan password. Praktis
Ada promo menarik juga dari XXI setiap hari SENIN, yaitu untuk pengguna TCASH dapat membeli tiket seharga Rp25ribu. Tapi Promo tersebut hanya berlangsung sampai dengan tanggal 26 Juni 2017. Banyak merchant-merchant yang sudah menerima pembayaran dengan TCASH Telkomsel. Yang kurasakan masih kurang simpel/praktis dalam menggunakan TCASH adalah adanya biaya top up saldo, atau kalau mau gratis bisa datang ke grapari terdekat. Kalau top up TCASH di grapari, nggak perlu antre, langsung saja kamu menuju Kasir dan bilang mau Top Up TCASH, nanti akan segera dilayani.
Promo dan marketing TCASH Telkomsel yang begitu masif, saya yakin TCASH nanti akan semakin menjadi solusi pembayaran ataupun Branchless Banking yang semakin diperhitungkan dan memudahkan transaksi masyarakat.
Saturday, May 6, 2017
Angkutan Dari Bandara Juanda Surabaya ke Terminal Purabaya (Bungurasih) pp
Sudah hampir 6 tahun ini aku sering bolak-balik terbang dari dan ke Bandara Juanda Surabaya, maklum anak istriku masih tinggal di Tulungagung Jawa Timur. Sejak dulu pertama bertugas di Jakarta, kemudian di Balikpapan, selanjutnya di Pontianak, dan sekarang sudah di Jakarta lagi sudah nggak terhitung lagi berapa kali aku mondar-mandir melalui bandara Juanda Surabaya.
Nah, karena tujuan akhirku ke Tulungagung, kota kecil di Jawa Timur bagian selatan diantara KEdiri dan Blitar, maka aku harus menempuhnya dengan bus dari Terminal Bungurasih kurang lebih 4-5 jam lamanya. Ada beberapa angkutan untuk menuju Terminal Bungurasih, diantaranya taksi, ojek, maupun DAMRI. Angkutan yang terakhir inilah yang menawarkan tarif termurah.
Bus DAMRI yang ada di Bandara Juanda Surabaya berupa Bus mini dengan satu pintu. Bus ini biasanya standby di seberang pintu area kedatangan. Tidak seperti di Jakarta yang Bus DAMRI bandaranya banyak jurusannya dan harus menunggu agak lama, di Surabaya hanya ada dua jurusan Bus DAMRI bandara yaitu ke Gresik dan Bungurasih, jangan sampai keliru masuk ya..... kalau nggak yakin bisa tanya petugasnya, karena dua bus dengan jurusan yang berbeda itu biasanya berdampingan depan belakang.
Bus DAMRI jurusan Terminal Bungurasih tarifnya cukup terjangkau yaitu Rp25.000,- saja, masih jauh lebih murah daripada Taksi. Bus DAMRI ini ketersediaannya kalau nggak salah sampai pukul 22.00WIB. Nah, kalau lewat dari jam 10 malam maka tidak ada pilihan lain kita bisa naik Taksi ataupun ojek. Kalau taksi online semacam Uber sepertinya masih mendapatkan resistensi yang cukup besar di Bandara Juanda. Kalau saya sendiri karena sudah malam dan ingin buru-buru ke terminal lebih prefer ojek saja yang tarifnya sekitar Rp30ribu, bisa lebih murah kalau kita tega nawarnya, hehe.... Tapi kalau hujan ya naik taksi aja lah, tarifnya juga masih terjangkau sekitar Rp50ribu-an.
Jarak Bandara ke Terminal Bungurasih tidak terlalu jauh sekitar 10 km dengan lama tempuh jika naik DAMRI hanya sekitar 30 menit dengan lalu lintas normal. Kalau naik ojek bisa lebih cepet lagi, paling 15 menit sudah sampai terminal.
Rute sebaliknya jika kita dari dari Terminal Bungurasih mau ke Bandara Juanda bisa juga menggunakan DAMRI. Biasanya busnya ngetem di area kedatangan Bus Antar Kota. Nah, disini kita jangan sampai keliru masuk bus DAMRI, ada yang jurusannya ke Terminal 1 Juanda adapula yang ke Terminal 2 Juanda. Terminal 1 untuk yang berangkat menggunakan Lion Air, Batik Air, Wings Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Citilink. Terminal 2 jika Anda menggunakan maskapai Garuda Indonesia, Air Asia, ataupun penerbangan internasional. Untuk DAMRI jurusan terminal 1 biasanya berada di posisi belakang, sedangkan yang jurusan terminal 2 berada di depannya dengan posisi melintang. Kalau nggak yakin, lebih baik tanya petugasnya ya, daripada keliru. Namun, kalau sudah terlanjur salah masuk bus, nggak usah khawatir, ada Shuttle Bus yang melayani pergerakan penumpang dari Terminal 1 ke Terminal 2 dan sebaliknya. Lain ceritanya kalau penerbangannya jadwalnya sudah mepet baru berabe jadinya, hehe.... Oiya, tarifnya juga sama Rp25.000,-
Sebaiknya kita menyiapkan uang pas untuk membayar sejumlah Rp25ribu biar si sopir sekaligus yang narik uang tiketnya bisa cepet selesai dan cus....berangkat. Coba kalau bisa pakai uang elektronik ya, kan nggak perlu sudah kembaliannya. Yang pasti keberadaan layanan Bus DAMRI bandara ini sangat membantuku selama ini.
Nah, karena tujuan akhirku ke Tulungagung, kota kecil di Jawa Timur bagian selatan diantara KEdiri dan Blitar, maka aku harus menempuhnya dengan bus dari Terminal Bungurasih kurang lebih 4-5 jam lamanya. Ada beberapa angkutan untuk menuju Terminal Bungurasih, diantaranya taksi, ojek, maupun DAMRI. Angkutan yang terakhir inilah yang menawarkan tarif termurah.
Bus DAMRI yang ada di Bandara Juanda Surabaya berupa Bus mini dengan satu pintu. Bus ini biasanya standby di seberang pintu area kedatangan. Tidak seperti di Jakarta yang Bus DAMRI bandaranya banyak jurusannya dan harus menunggu agak lama, di Surabaya hanya ada dua jurusan Bus DAMRI bandara yaitu ke Gresik dan Bungurasih, jangan sampai keliru masuk ya..... kalau nggak yakin bisa tanya petugasnya, karena dua bus dengan jurusan yang berbeda itu biasanya berdampingan depan belakang.
Bus DAMRI jurusan Terminal Bungurasih tarifnya cukup terjangkau yaitu Rp25.000,- saja, masih jauh lebih murah daripada Taksi. Bus DAMRI ini ketersediaannya kalau nggak salah sampai pukul 22.00WIB. Nah, kalau lewat dari jam 10 malam maka tidak ada pilihan lain kita bisa naik Taksi ataupun ojek. Kalau taksi online semacam Uber sepertinya masih mendapatkan resistensi yang cukup besar di Bandara Juanda. Kalau saya sendiri karena sudah malam dan ingin buru-buru ke terminal lebih prefer ojek saja yang tarifnya sekitar Rp30ribu, bisa lebih murah kalau kita tega nawarnya, hehe.... Tapi kalau hujan ya naik taksi aja lah, tarifnya juga masih terjangkau sekitar Rp50ribu-an.
Jarak Bandara ke Terminal Bungurasih tidak terlalu jauh sekitar 10 km dengan lama tempuh jika naik DAMRI hanya sekitar 30 menit dengan lalu lintas normal. Kalau naik ojek bisa lebih cepet lagi, paling 15 menit sudah sampai terminal.
Rute sebaliknya jika kita dari dari Terminal Bungurasih mau ke Bandara Juanda bisa juga menggunakan DAMRI. Biasanya busnya ngetem di area kedatangan Bus Antar Kota. Nah, disini kita jangan sampai keliru masuk bus DAMRI, ada yang jurusannya ke Terminal 1 Juanda adapula yang ke Terminal 2 Juanda. Terminal 1 untuk yang berangkat menggunakan Lion Air, Batik Air, Wings Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Citilink. Terminal 2 jika Anda menggunakan maskapai Garuda Indonesia, Air Asia, ataupun penerbangan internasional. Untuk DAMRI jurusan terminal 1 biasanya berada di posisi belakang, sedangkan yang jurusan terminal 2 berada di depannya dengan posisi melintang. Kalau nggak yakin, lebih baik tanya petugasnya ya, daripada keliru. Namun, kalau sudah terlanjur salah masuk bus, nggak usah khawatir, ada Shuttle Bus yang melayani pergerakan penumpang dari Terminal 1 ke Terminal 2 dan sebaliknya. Lain ceritanya kalau penerbangannya jadwalnya sudah mepet baru berabe jadinya, hehe.... Oiya, tarifnya juga sama Rp25.000,-
Sebaiknya kita menyiapkan uang pas untuk membayar sejumlah Rp25ribu biar si sopir sekaligus yang narik uang tiketnya bisa cepet selesai dan cus....berangkat. Coba kalau bisa pakai uang elektronik ya, kan nggak perlu sudah kembaliannya. Yang pasti keberadaan layanan Bus DAMRI bandara ini sangat membantuku selama ini.
Wednesday, May 3, 2017
Berlangganan Internet First Media
Sejak sekitar Bulan September Tahun lalu aku mulai berlangganan internet First Media. Ternyata kalau langganan internet dari provider First Media, tidak ditawarkan paket yang murni internet saja, tapi sudah sekaligus dapat layanan TV Kabel. Sebenarnya aku tidak begitu perlu langganan TV kabel biasanya juga nggak ditonton karena nggak sempat nonton. Jadilah aku langganan paket yang paling murah, sekaligus mau nyoba cukup stabil nggak koneksinya. Paket termurahnya seharga Rp240.900,- Nett
Di kompleks perumahanku sebenarnya sebelum First Media masuk, sudah ada terlebih dahulu jaringan Telkom dengan speedy-nya ataupun layanan indihome, tetapi karena kumerasa terlalu mahal biaya langganannya serta tidak terlalu butuh fasilitas telepon rumahnya, jadinya kuurungkan niatku untuk berlangganan indihome dari Telkom.
Pemasangannya cukup cepat, kabel sudah disediakan, tidak ada biaya pemasangan, dan sudah dilengkapi dengan berbagai piranti koneksinya seperti router wifi, modem, dll. Meskipun kecepatan paket yang kupilih paling rendah berkisar 4 Mbps dan saat tiga bulan pertama dapat bonus kecepatan 6 Mbps, saat kucoba untuk streaming di Netflix cukup lancar, begitupula dengan Youtube.
Beberapa bulan berjalan, aku merasakan kecepatan internetnya semakin lambat dan kadangkala eror seharian. Penggunaan internetku di rumah juga nggak masif karena aku juga masih punya dua koneksi internet mobile yang kuotanya berlebihan (nggak habis sampai masa berlaku paket hampir berakhir). Karena kondisi tersebut aku bermaksud untuk memutuskan langganan First Media.
Kuhubungi customer care First Media, kuutarakan maksudku untuk pemutusan layanan. Teleponku kemudian diarahkan ke bagian pemutusan layanan. Di bagian pemutusan layanan, aku ditanya motivasiku ingin berhenti berlangganan. si Mbak-nya menawarkan untuk diskon harga langganan selama satu tahun hanya menjadi Rp179.000 (belum termasuk pajak 10%). Aku pun tetap pada pendirianku untuk berhenti berlangganan. Belum patah semangat si Mbaknya menawarkan untuk memutuskan sementara saja, agar kalau nanti saya berubah pikiran bisa mengaktifkannya lagi, karena paketku yang sekarang ini termasuk yang paling murah dan tidak ditawarkan lagi sekarang ini. Aku pun tetap keukeuh untuk berhenti berlangganan. Akhirnya si Mbaknya pun menyerah dan berjanji nanti akan menghubungiku lagi jika teknisinya ada jadwal longgar untuk memutus layanan.
Setelah kututup telepon, aku pun jadi berpikir, "tadi si Mbaknya nawarin untuk diskon langganan ya selama setahun, kayaknya worth it juga tuh, mana ada provider lain semurah itu sudah plus layanan TV kabelnya, kuotanya unlimited, dan aku pun nggak usah repot-repot nyalain personal hotspot di HP kalau butuh layanan internet. Setelah kupikir-pikir selama beberapa jam, akhirnya aku pun memutuskan untuk tetap berlangganan dengan menerima tawaran si Mbaknya diskon langganan selama setahun. Jadinya sekarang aku hanya membayar biaya langganan Rp196.500 nett per bulan (sudah termasuk pajak).
Oiya untuk Pelanggan First Media yang akan memutuskan langganan lebih baik dilakukan sebelum tanggal 15 pada setiap bulannya, karena misal jika kita ingin memutus pada tanggal 16 maka sudah akan ada tagihan baru, dan kita diwajibkan untuk membayar tagihan tersebut sebelum memutus. Nggak nyangka mau berhenti langganan, eh malah dikasih diskon, hehe.....
Di kompleks perumahanku sebenarnya sebelum First Media masuk, sudah ada terlebih dahulu jaringan Telkom dengan speedy-nya ataupun layanan indihome, tetapi karena kumerasa terlalu mahal biaya langganannya serta tidak terlalu butuh fasilitas telepon rumahnya, jadinya kuurungkan niatku untuk berlangganan indihome dari Telkom.
Pemasangannya cukup cepat, kabel sudah disediakan, tidak ada biaya pemasangan, dan sudah dilengkapi dengan berbagai piranti koneksinya seperti router wifi, modem, dll. Meskipun kecepatan paket yang kupilih paling rendah berkisar 4 Mbps dan saat tiga bulan pertama dapat bonus kecepatan 6 Mbps, saat kucoba untuk streaming di Netflix cukup lancar, begitupula dengan Youtube.
Test kecepatan internet First Media melalui speedtest.net |
Kuhubungi customer care First Media, kuutarakan maksudku untuk pemutusan layanan. Teleponku kemudian diarahkan ke bagian pemutusan layanan. Di bagian pemutusan layanan, aku ditanya motivasiku ingin berhenti berlangganan. si Mbak-nya menawarkan untuk diskon harga langganan selama satu tahun hanya menjadi Rp179.000 (belum termasuk pajak 10%). Aku pun tetap pada pendirianku untuk berhenti berlangganan. Belum patah semangat si Mbaknya menawarkan untuk memutuskan sementara saja, agar kalau nanti saya berubah pikiran bisa mengaktifkannya lagi, karena paketku yang sekarang ini termasuk yang paling murah dan tidak ditawarkan lagi sekarang ini. Aku pun tetap keukeuh untuk berhenti berlangganan. Akhirnya si Mbaknya pun menyerah dan berjanji nanti akan menghubungiku lagi jika teknisinya ada jadwal longgar untuk memutus layanan.
Setelah kututup telepon, aku pun jadi berpikir, "tadi si Mbaknya nawarin untuk diskon langganan ya selama setahun, kayaknya worth it juga tuh, mana ada provider lain semurah itu sudah plus layanan TV kabelnya, kuotanya unlimited, dan aku pun nggak usah repot-repot nyalain personal hotspot di HP kalau butuh layanan internet. Setelah kupikir-pikir selama beberapa jam, akhirnya aku pun memutuskan untuk tetap berlangganan dengan menerima tawaran si Mbaknya diskon langganan selama setahun. Jadinya sekarang aku hanya membayar biaya langganan Rp196.500 nett per bulan (sudah termasuk pajak).
Oiya untuk Pelanggan First Media yang akan memutuskan langganan lebih baik dilakukan sebelum tanggal 15 pada setiap bulannya, karena misal jika kita ingin memutus pada tanggal 16 maka sudah akan ada tagihan baru, dan kita diwajibkan untuk membayar tagihan tersebut sebelum memutus. Nggak nyangka mau berhenti langganan, eh malah dikasih diskon, hehe.....
Membayar PBB Tangsel 2017
Kemarin usai kubayar kewajibanku atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) melalui internet banking BCA alias Klik BCA. Untuk tahun 2017 ini ternyata Pemerintah Kota Tangerang Selatan memberikan tambahan kemudahan dalam membayar PBB, yang semula hanya bisa melalui Bank Jabar Banten, sekarang sudah bisa lagi membayar melalui Bank Mandiri ataupun Bank BCA seperti beberapa tahun silam.
Hal ini sangat membantuku karena aku tidak punya rekening Bank Jabar Banten (BJB) yang mana dulu aku harus datang langsung meluangkan waktu ke teller BJB hanya untuk membayar PBB, sungguh aktivitas yang menyita waktu. Kalau sekarang praktis sekali, tidak harus ke ATM, aku bisa langsung membayarnya melalui layanan internet banking BCA. Tinggal klik-klik-klik, beres semua.
Di Klik BCA kita hanya perlu mengakses Menu PEMBAYARAN, kemudian pilih PAJAK. Setelah itu, pilih PBB, masukkan 18 digit nomor objek pajak (NOP) yang tertera di Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB dan tahun pajak (saat ini). Halaman website akan menunjukkan data seperti yang tercantum pada SPPT PBB kita, pastikan nominalnya, NOP, nama pemilik rumah sesuai dengan yang tertera di SPPT PBB.
Untuk Wilayah Kota tangerang Selatan, PBB tahun ini paling lambat harus dibayar pada tanggal 31 Agustus 2017. Jadi masih ada waktu sekitar 4 bulan dari sekarang. Jika Anda warga Tangerang Selatan belum mendapatkan SPPT PBB bisa segera ditanyakan ke Kelurahan setempat. Atau kalau sudah tahu NOP-nya (nggak pernah berubah), bisa langsung mencoba pembayaran secara online. Semoga dengan kita membayar PBB tepat waktu bisa semakin melancarkan pembangunan di daerah kita. Kita pun berharap pemerintah daerah amanah dan bijak dalam mengelola pajak daerah seperti PBB ini.
Warga Bijak, Taat Pajak
Hal ini sangat membantuku karena aku tidak punya rekening Bank Jabar Banten (BJB) yang mana dulu aku harus datang langsung meluangkan waktu ke teller BJB hanya untuk membayar PBB, sungguh aktivitas yang menyita waktu. Kalau sekarang praktis sekali, tidak harus ke ATM, aku bisa langsung membayarnya melalui layanan internet banking BCA. Tinggal klik-klik-klik, beres semua.
Di Klik BCA kita hanya perlu mengakses Menu PEMBAYARAN, kemudian pilih PAJAK. Setelah itu, pilih PBB, masukkan 18 digit nomor objek pajak (NOP) yang tertera di Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB dan tahun pajak (saat ini). Halaman website akan menunjukkan data seperti yang tercantum pada SPPT PBB kita, pastikan nominalnya, NOP, nama pemilik rumah sesuai dengan yang tertera di SPPT PBB.
Untuk Wilayah Kota tangerang Selatan, PBB tahun ini paling lambat harus dibayar pada tanggal 31 Agustus 2017. Jadi masih ada waktu sekitar 4 bulan dari sekarang. Jika Anda warga Tangerang Selatan belum mendapatkan SPPT PBB bisa segera ditanyakan ke Kelurahan setempat. Atau kalau sudah tahu NOP-nya (nggak pernah berubah), bisa langsung mencoba pembayaran secara online. Semoga dengan kita membayar PBB tepat waktu bisa semakin melancarkan pembangunan di daerah kita. Kita pun berharap pemerintah daerah amanah dan bijak dalam mengelola pajak daerah seperti PBB ini.
Warga Bijak, Taat Pajak