Pages

Wednesday, September 27, 2017

Mudahnya Menguhubungi Customer Service BCA

Tadi siang aku mengalami kejadian yang kurang mengenakkan. Bagaimana tidak, ketika aku ke kasir Gramedia di Kawasan Boulevard Bintaro, aku minta kepada si kasir untuk men top up kartu Flazz BCA-ku. Sebelumnya aku mencoba top up di ATM BCA yang ada di toko gramedia, tapi sayangnya ATM BCA yang disitu tidak bisa digunakan untuk top up Flazz, jadilah ketika aku ke kasir kuminta sekalian si kasir untuk men-top up Flazz-ku menggunakan kartu paspor BCA-ku.

Nah, ternyata berkali-kali dicoba, tetap saja gagal, tapi sebelum aku meninggalkan kasir, kucoba cek saldo rekening BCA-ku via internet banking, dan ternyata rekeningku sudah kedebet, arghhhh....!

Aku pun spontan protes sama si kasir. Si Kasir yang nampaknya baru itu pun segera 'minta tolong' ke teman seniornya. Setelah dicek ternyata transaksinya gagal. Si Mbak Senior, menjelaskan kalau kejadian seperti ini disebut transaksi menggantung, dan biasanya kalau pakai BCA dalam kurun waktu 24 jam, dana kita akan kembali ke rekening.

Sesampainya di rumah kucek kembali saldo rekening BCA-ku ternyata masih seperti saldo yang terakhir kulihat, yaitu sudah kedebet Rp100 ribu. Masih penasaran dengan kejadian itu, aku pun langsung berusaha menelpon Hotline BCA di 1500888. Kucoba-berkali-kali menelpon 1500888 gagal terus. Akhirnya kucoba kasih kode area (021) 1500888 dan ternyata bisa, langsung dijawab oleh mesin IVR. Nah, si IVR menjelaskan angka-angka berapa saja yang sekiranya harus dipencet untuk mengatasi masing-masing topik permasalahan. Misalnya kita diminta untuk memencet angka 1 untuk pertanyaan seputar layanan perbankan, dan seterusnya sampai angka 0 jika kita ingin berbicara dengan customer service.

Kupencetlah angka 0, karena menurutku jawaban dari CS akan lebih komplit dan pas. Diikuti pula memasukkan nomor rekening kita diakhiri tanda bintang.si IVR lagi-lagi menjawab kalau semua CS sedang melayani pelanggan lain, dan kalau aku tidak keberatan menunggu diminta untuk memencet angka 1. Kebetulan CS yang menanggapiku orangnya cukup ramah dan responsif. Nadif kalau nggak salah nama CS itu. Si Nadif menanyakan tentang keluhanku.

Kujelaskan kasusku di atas tadi, dan dia pun dengan cepat tanggap merespon dengan mengecek di sistemnya apakah transaksiku berhasil atau tidak berhasil. Setelah dilakukan pencocokan data profil nasabah, akhirnya dia bisa membuka sistem dan terlihat bahwa transaksiku memang terbukti ada dan ternyata dinyatakan gagal karena koneksi terputus. Dia memberitahuku, hal tersebut tidak masalah, nanti keesokan paginya akan dikreditkan kembali ke rekeningku.

Aku percaya-percaya saja sih, masak bank sebesar BCA tidak konsisten. Aku kira nggak mungkin, karena berisiko sekali terhadap citra perusahaan. Ya semoga besok pagi uangku Rp100rb kembali dikreditkan lagi ke rekeningku, kan itu nominal yang cukup lumayan bagiku. Kalau untuk konglomerat mungkin nilai segitu bagaikan nilai sebuah permen kali ya, hehe.....

Kesimpulanku, kemudahan nasabah dalam menghubungi CS di BCA sudah berjalan cukup bagus dan layak diadopsi oleh perbankan lainnya. Karena semakin mudah dihubungi, maka nasabah akan semakin merasa dekat dengan si Bank. Bisnis perbankan adalah bisnis jasa yang tentunya harus mengutamakan kepuasan pelanggan, termasuk kepuasan dalam menghubungi CS-nya.

No comments:

Post a Comment