Pages

Friday, September 22, 2017

Nyobain Buka Rekening Digibank by DBS

Pertama dengar nama digibank, ketika nggak sengaja aku nonton vlog-nya si Kevin Hendrawan di Youtube yang membahas tentang aplikasi perencanaan keuangan yang katanya simple yang ternyata aplikasi mobile dari sebuah Bank terbesar di Singapura yaitu DBS. DBS mengeluarkan fitur perbankan digital-nya melalui aplikasi mobile DIGIBANK.

Melihat vlog itu, aku langsung tertarik dan langsung mengunduh aplikasinya di Appstore. Mudah dan simpel sekali pendaftarannya. Cuma ngisi beberapa biodata, email, nomor HP,  kemudian memfoto kartu NPWP yang kemudian diupload melalui aplikasi itu, dan terakhir kita tinggal buat janji dengan Agen Digibank yang akan mendatangi kita untuk verifikasi KTP. Verifikasi KTP hanya bisa dilakukan menggunakan KTP elektronik dan kita akan divalidasi biometrik sidik jari kita sesuai atau nggak dengan data di KTP elektronik kita.

Salah satu iming-iming mengapa aku mau buka rekening Digibank adalah bebas biaya administrasi bulanan, bebas biaya transfer ke bank lain, bebas tarik tunai di ATM Alto maupun Bersama, nggak ada saldo minimum (alias bisa sampai Rp0), dan terakhir dapat cash reward sebesar Rp50ribu setelah rekening aktif.

Keesokan harinya, aku membuat janji dengan Agen Digibank. Sebelum ketemuan, aku ditelpon oleh si agen,

"Selamat Pagi Pak, saya agen digibank....... ingin memastikan saja Pak, apakah Bapak ada e-KTP?"

Kujawab, "Wah Saya nggak ada e-KTP, tapi ada Surat Keterangan yang secara legal bisa menggantikan e-KTP. e-KTP saya belum jadi Mas, karena kehabisan blangko KTP!"

"Wah, maaf sekali Pak, kalau begitu kami nggak bisa memverifikasi secara biometrik, karena harus ada e-KTP yang nanti dibaca dengan alat khusus!" Mohon di aplikasi digibanknya dibatalkan ya Pak janjiannya, biar saya bisa melayani calon nasabah yang lain", jawabnya dengan sopan.

Aku pun memaklumi alasannya, dan aku pun agak kecewa karena gagal buka digibank, haha......

Selang sekitar 2 minggu, aku melihat iklan digibank wira-wiri di youtube yang diperankan oleh aktor Chiko Jerico. Aku cuma bisa membatin agak kesal, "yah, sayang e-KTP ku belum jadi, ini gara-gara huru hara kasus e-KTP pastinya, huh....!"

Mungkin sudah jalanku berjodoh dengan Digibank. Nggak disangka, aku menemukan e-KTP lawasku yang terselip di dompet, dengan fisik kartu yang sudah rusak dan lapisan plastik yang ada identitasnya sudah terkelupas dan terpotong, wah.....! Ternyata dulu saat aku mengurus kepindahanku ke Tulungagung, e-KTP ku tidak serta merta ditarik, karena yang kukumpulkan adalah KTP biasa yang masih plastik, haha......

Akhirnya kucoba lagi membuat janji dengan Agen Digibank, namun hasilnya selalu tidak bisa. Usut punya usut, ternyata kalau sudah lebih dari 14 hari sejak pendaftaran awal dan tidak bertemu dengan agen, maka proses pendaftaran harus diulangi dari awal.

Kuulangilah pendaftaranku mulai dari awal, dan sayangnya email ataupun no. HP yang sudah kudaftarkan sebelumnya tidak bisa dipakai lagi untuk mendaftar aplikasi baru. Untung alamat email dan nomor HP-ku lebih dari satu, so nope, haha...

Akhirnya tanggal 13 September 2017 aku berhasil membuat janji baru dengan agen digibank. Sekitar pukul setengah dua siang, si agen datang ke kantorku. e-KTP ku yang sudah jelek dan lecek ternyata masih bisa terbaca oleh alat yang dibawa oleh si agen, tapi dataku masih data alamat lama di Pati, Jawa Tengah, tapi kata si agen nggak masalah, so verifikasi terus berlanjut. Aku juga diminta fingerprint dengan jari telunjuk tangan yang dicocokkan dengan dengan data fingerprint di e-KTP-ku ternyata match dan akhirnya bisa diverifikasi.

Si Agen pun meminta kode referensi yang dikirimkan melalui sms di HP-ku saat aku berhasil membuat janji dengan agen untuk verifikasi ke sistem digibank. Akhirnya semuanya OK.

Aku diminta untuk Logout dan login lagi ke aplikasi digibank, tapi ternyata rekeningku belum aktif. Di aplikasi digibank tertera pesan bahwa rekeningku akan aktif maksimal dalam 2 hari. Tapi si agen bilang hal sering terjadi pada KTP-KTP yang alamatnya di Kabupaten, aku disarankan untuk secara berkala mengeceknya karena biasanya rekening akan aktif dalam beberapa jam, tidak sampai 2 hari. Tidak sampai 20 menit, si Agen pun sudah menyelesaikan tugasnya.

Beberapa jam setelahnya saat kucek rekeningku sudah aktif dan ada arahan untuk mengisi alamat pengiriman kartu debit DBS. Kuisi alamat kantor, dan aku pun bisa mengecek update progress pembuatan dan pengiriman kartu debitku. Awalnya di aplikasi digibank tertera bahwa tanggal 18 September, kartuku akan dikirimkan, tetapi hari berikutnya saat kucek, tanggal pengiriman berganti jadi tanggal 20 September. Ya sudahlah, toh nggak kupakai buru-buru..... Namun, ternyata pada hari Selasa, 19 September kemarin, kartu Debit DBS sudah sampai di kantorku. Aha.... bisa langsung nyobain fiturnya nih! Bersambung......

BACA juga: Nyobain Buka Rekening Digibank by DBS (part 2)



8 comments:

  1. Yah harus e-ktp yah, pengen bikin tapi e-ktp udah 1 taun ga jadi2 :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, soalnya e-KTP-nya harus di-scan datanya dengan alat yang dibawa si agen saat proses verifikasi. Tks

      Delete
  2. Saya kan masi kuliah. Jadi nulis perusahaan pake kampus gapapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepertinya gk papa, tidak punya NPWP juga masih bisa daftar. Tks

      Delete
  3. Kalau ektp sudah mati, sedangkan ektp baru blum jadi gimana mas

    ReplyDelete
  4. Saya jga udah bkin
    Cma lgi nunggu kartu nya
    He he

    ReplyDelete
  5. Halo, Perkenalkan saya Amelia Rena, mahasiswi FEB UI Jurusan Manajemen. Saat ini saya sedang melakukan penelitian skripsi dengan judul "Pengaruh kepercayaan, komitmen dan Manfaat yang dirasakan konsumen terhadap intensi penyebaran penilaian positif terhadap Aplikasi Digibank"

    Dimohon bantuannya untuk mengisi link berikut :
    bit.ly/SkripsiDigibank

    Segala informasi yang anda berikan dalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya. Atas perhatian dan waktunya saya ucapkan terimakasih.

    Salam,
    Amelia Rena

    ReplyDelete
  6. HATI HATI DENGAN DBS !!!
    Semoga ada karyawan DBS yang masih punya rasa malu baca trit ini. Kalo yg ga punya malu ke laut aja.
    Mengenai bank DBS karena saya sudah terlalu putus asa untuk menghubungi lewat telepon, email, live chat jadi saya tuliskan di sosmed untuk semua orang agar lebih berhati-hati dengan bank asing.
    masalah saya adalah kartu debit pengganti untuk saya sudah berbulan-bulan tidak dikirim atau tidak sampai ke tangan saya.
    Sebagai pelengkap keterangan saya :
    Nama Erwin Anthony R.
    No Rek DBS : 1702299802
    No Kiriman kartu : 000000368125
    Sudah berkali-kali saya minta kartu pengganti, terakhir lapor pada tanggal 30 April 2019.
    Status di aplikasi ke 3Xnya jadi awal laporan di bulan february tahun 2018:
    1 Mei pembuatan kartu debit
    3 Mei Kartu siap di antar.
    Yang saya tanyakan adalah tanggal 1 mei tahun berapa kartu debit akan di buat? dan tanggal 3 Mei tahun berapa kartu siap di antar. Nanti sampainya di tempat saya tahun berapa?
    semoga saja tidak menunggu hingga pergantian millenium baru sampai.

    Di perhatikan atau tidak di diperhatikan oleh admin DBS, saya tidak perduli. Cuma nama baik dan kepercayaan nasabah DBS yang harus di perhatikan.

    Hati – hati dengan bank DBS tabungan maupun kartu kredit:
    1. Data nasabah bisa di gunakan pihak lain (menawarkan asuransi).
    2. Pencatatan data nasabah tidak beres (pengajuan pindah alamat bisa berkali-kali dan berbulan-bulan.
    3. Kartu kredit tambahan yang sudah di minta tutup dan blokir, dari tahun lalu, annual feenya masih di tagih. Padahal sudah lebih dari 3x konfirmasi minta tutup dan blokir. Kalo sudah minta tutup baru di kasih free.
    4. Kartu debit pengganti sudah 9 bulan lebih tidak pernah dikirimkan dengan berbagai alasan alamat salah. Padahal rekening koran terkirim dengan baik tiap bulan. Lha kartu debit pertama kok bisa terkirim? padahal alamat masih tetap. Malah belakangan ini di mintai uang Rp. 100.000 untuk TIAP permohonan kartu debit, tidak perduli kartu sampai atau tidak, pokoknya minta kartu bayar Rp. 100.000.

    ReplyDelete