Nggak penting banget sih judul di atas, kayak ekspresi anak SD yang tiba-tiba dapat angpao dari Pamannya, haha..... Memang ekspresi anak kecil itu ekspresi jujur yang luar biasa, yang semakin luntur seiring bertambahnya usia.
Mungkin ekspresi seperti anak SD itulah yang kurasakan ketika mendapat cash reward dari Digibank. Cash Reward yang diberikan Digibank bukan nilai yang fantastis, melainkan sebesar Rp50 ribu, yang untuk sebagian dari kita, uang sebesar itu hanya kita tukarkan dengan secangkir kopi starbucks, tapi buat masyarakat lainnya uang segitu bisa untuk makan sekeluarga satu hari. Ohhh......
Bukan nominalnya yang membuatku cheers melainkan 'perjuangan' mendapatkan Rp50 ribu itu yang membuatku lebih menghargai uang. Selama ini gaji bulananku yang sudah cukup besar menurutku, seringkali menguap begitu saja, numpang lewat, hanya karena memenuhi nafsu sesaat. Dapat Rp50 ribu, ya Alhamdulillah......
Ngomong-ngomong soal cash reward Rp50 ribu, sebenarnya bukan tujuan utamaku mendapatkannya, aku menganggapnya sebagai bonus karena berbagi informasi menarik kepada teman-temanku. Ngomong-ngomong soal reward ini, aku peroleh dari Digibank karena aku iseng-iseng ikut program member get member. Jadi kita merekomendasikan teman kita untuk membuka rekening di Digibank, dan setiap yang berhasil membuka rekening kita dapat cash reward Rp50ribu, yang menurutku tidak perlu banyak effort, karena pada dasarnya aku senang bercerita, dan menurut teman-temanku, kalau aku sudah bercerita mereka seolah-olah hanyut dalam ceritaku karena begitu meyakinkan, haha.... kayak bakat tukang obat keliling! Aku bisa bercerita dengan sangat meyakinkan kalau cerita itu adalah sebuah fakta atau pengalaman pribadiku karena secara pribadi aku termasuk orang yang tidak pandai berbohong. Hix
Aku mau mengikuti program member get member ini karena aku puas dengan layanan Digibank, dan banyak mendapatkan benefit dari Digibank yang jarang kudapatkan dari bank lain. Namun, kalau aku memperoleh pengalaman buruk dari penggunaan aplikasi Digibank, tentunya aku tidak mau ikut program ini, gila aja tega-teganya menjerumuskan teman hanya karena iming-iming Rp50ribu. Tapi ternyata Digibank memberikan pengalaman bertransaksi yang luar biasa dan patut kurekomendasikan ke teman-temanku agar mereka juga mencicipi benefit yang kurasakan, terlepas nanti aku dapat cash reward atau tidak ketika mereka membuka rekening Digibank. Kalaupun nggak ada program member get member pun aku juga akan merekomendasikan aplikasi ini.
Sudah beberapa kali aku mendapatkan cash reward dari Digibank karena beberapa temanku bahkan kakakku sendiri buka rekening Digibank. Cash reward biasanya langsung dikreditkan ke rekening Digibank kita sehari setelah proses pembukaan rekening teman kita (yang kita rekomendasikan) dinyatakan berhasil. Lumayan.....
Oiya program member get member Digibank ini berlangsung sampai dengan 31 Desember 2017, masih ada kesempatan cari 'mangsa' baru nih, haha.......
Tuesday, October 31, 2017
Monday, October 30, 2017
Aplikasi Digibank Masih ada Masalah (Bug)
Hampir 2 bulan aku menggunakan aplikasi Digibank. Overall aku merasa cukup puas dengan aplikasi ini. Selain cukup mudah dan user friendly pengoperasiannya, fitur-fitur yang ada juga cukup membantu dalam aktivitas sehari-hari. Mulai fitur transfer antar bank, isi ulang pulsa, token listrik, ataupun uang elektronik, sampai dengan daftar promo yang sedang berlangsung juga bisa langsung diakses melalui aplikasi ini.
Di balik semua keunggulannya ternyata aplikasi Digibank masih ada beberapa bug, sementara ini paling tidak masalahnya masih muncul sampai artikel ini ditulis, diantaranya adalah sebagai berikut:
Di balik semua keunggulannya ternyata aplikasi Digibank masih ada beberapa bug, sementara ini paling tidak masalahnya masih muncul sampai artikel ini ditulis, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Transfer ke Rekening Bank Lain sangat mudah dilakukan melalui aplikasi ini, tapi ada satu bank yang tidak bisa kulakukan transfer melalui aplikasi ini, yaitu Transfer ke Bank Syariah Mandiri. Nggak tahu kenapa kok nggak bisa, aku sudah berkali-kali menuliskan keluhanku soal ini ke CS DBS, dan sudah berkali-kali dihubungi CS-nya, tapi ternyata sampai saat ini aku tidak bisa melakukan transfer ke Mandiri Syariah. Aneh....
- Ketika kita melakukan transfer dan akan menuliskan nomor rekening, ternyata tidak bisa langsung memasukkan nomor-nomor. Untuk mengatasi masalah itu, aku biasanya memancingnya dengan meng-klik Virtual Assistant "Ada yang bisa saya bantu?", tapi segera kututup kembali, dan mencoba kembali memasukkan nomor rekening, ternyata bisa. Aneh ya, atau kejadian itu hanya terjadi di aplikasi android saja, atau bahkan hanya terjadi di HP-ku saja? Entahlah.....
- Ketika kita melakukan Live Chat dengan CS Digibank, ketika kita mengetikkan pertanyaan atau keluhan, di layar HP tidak muncul huruf/kata/kalimat yang kita ketikkan sebelum kita menekan tombol send, sehingga ketika pesan terkirim kadangkala kata yang kita ketikkan salah, tapi kesalahan itu tidak bisa kita ketahui saat mengetiknya dan baru bisa diketahui setelah terkirim. Unik ya....
Baru tiga masalah di atas yang kutemukan selama aku menggunakan aplikasi Digibank selama hampir 2 bulan ini. Semoga DBS segera memperbaiki aplikasi Digibank, sehingga nasabah Digibank akan lebih nyaman dan puas dalam menggunakan aplikasi ini.
Sunday, October 29, 2017
Uniknya Transaksi menggunakan Sakuku BCA
Tidak seperti uang elektronik lainnya semacam eCash Mandiri ataupun Rekening Ponsel, Sakuku mempunyai cara yang unik untuk transaksi. Jika yang lain pakai OTP (One Time Password), Sakuku menggunakan otorisasi dengan cara men-scan QR Code yang tampil di halaman pembayaran. Kita perlu men-scan QR Code di layar komputer untuk dengan HP kita dan mengkonfirmasinya dengan memasukkan PIN Sakuku.
Unik memang, tapi agak merepotkan. Misalkan belanja di Blibli, pembayaran dengan Sakuku baru support untuk pembayaran melalui komputer desktop, belum bisa digunakan untuk membayar menggunakan aplikasi Blibli di HP. Aneh ya, pakai uang elektronik itu agar lebih mudah dan gampang diakses, eh ini malah agak ribet. Ini adalah PR besar untuk tim pengembang aplikasi Sakuku BCA, bagaimana mau populer sebagai metode pembayaran jika penggunaannya belum support semua platform, bahkan di Blibli sendiri yang notabene sama pemiliknya.
Scan QR Code juga menurutku kurang praktis, soalnya kita harus mengarahkan ke layar dan mencoba beberapa kali menggeser-geser posisi HP agar QR Code di layar komputer bisa ter-scan sempurna. Berbeda dengan uang elektronik lainnya seperti eCash Mandiri, yangmana kita hanya diminta memasukkan nomor HP dan password eCash Mandiri, kemudian kita mendapatkan OTP dan langsung memasukkannya ke halaman pembayaran. Kalau pakai Sakuku, kita perlu membuka dulu aplikasi Sakuku, memasukkan nomor HP di halaman pembayaran di desktop, kemudian kita buka menu bayar belanja dan men-scan kode QR yang muncul di layar, kemudian kita mengkonfirmasinya dengan memasukkan PIN Sakuku, baru selesai. Lebih banyak tahapan yang harus dilakukan.
Tapi dengan tahapan yang agak ribet itu, aku yakin keamanannya cukup bagus. Semoga tim pengembangan aplikasi Sakuku BCA terus berinovasi dan membuat transaksi dengan Sakuku lebih mudah dan praktis.
Baca juga : Pengalaman Belanja di Blibli Bayar Pakai Sakuku BCA
Unik memang, tapi agak merepotkan. Misalkan belanja di Blibli, pembayaran dengan Sakuku baru support untuk pembayaran melalui komputer desktop, belum bisa digunakan untuk membayar menggunakan aplikasi Blibli di HP. Aneh ya, pakai uang elektronik itu agar lebih mudah dan gampang diakses, eh ini malah agak ribet. Ini adalah PR besar untuk tim pengembang aplikasi Sakuku BCA, bagaimana mau populer sebagai metode pembayaran jika penggunaannya belum support semua platform, bahkan di Blibli sendiri yang notabene sama pemiliknya.
Scan QR Code juga menurutku kurang praktis, soalnya kita harus mengarahkan ke layar dan mencoba beberapa kali menggeser-geser posisi HP agar QR Code di layar komputer bisa ter-scan sempurna. Berbeda dengan uang elektronik lainnya seperti eCash Mandiri, yangmana kita hanya diminta memasukkan nomor HP dan password eCash Mandiri, kemudian kita mendapatkan OTP dan langsung memasukkannya ke halaman pembayaran. Kalau pakai Sakuku, kita perlu membuka dulu aplikasi Sakuku, memasukkan nomor HP di halaman pembayaran di desktop, kemudian kita buka menu bayar belanja dan men-scan kode QR yang muncul di layar, kemudian kita mengkonfirmasinya dengan memasukkan PIN Sakuku, baru selesai. Lebih banyak tahapan yang harus dilakukan.
Tapi dengan tahapan yang agak ribet itu, aku yakin keamanannya cukup bagus. Semoga tim pengembangan aplikasi Sakuku BCA terus berinovasi dan membuat transaksi dengan Sakuku lebih mudah dan praktis.
Baca juga : Pengalaman Belanja di Blibli Bayar Pakai Sakuku BCA
Saturday, October 28, 2017
PayPro Uang Elektronik Metamorfosis Indosat Dompetku
PayPro, aku baru mendengarnya beberapa bulan ini. Penasaran dengan PayPro, beberapa hari lalu kuunduh aplikasi dengan background warna janda ini, alias warna ungu. Usut punya usut ternyata PayPro ini adalah metamorfosis dari Indosat Dompetku, layanan uang elektronik yang diselenggarakan oleh operator seluler Indosat.
Sejak beberapa bulan lalu, Indosat Dompetku sudah dihentikan layanannya, tapi tidak benar-benar disuntuk mati melainkan bermetamorfosis menjadi PayPro. Saldo nasabah Dompetku dialihkan ke PayPro. Penyelenggaraan layanan uang elektronik PayPro jelas menggunakan lisensi Indosat Dompetku yang telah mengantongi izin dari regulator dalam hal ini Bank Indonesia, jadi termonitor oleh Bank Indonesia jadi lebih aman.
PayPro mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh penyelenggara layanan uang elektronik lainnya semacam BCA Sakuku, Mandiri eCash, Tcash, XL Tunai, ataupun Rekening Ponsel CIMB Niaga. Mereka mengklaim bahwa mereka mempunyai izin sebagai penyelenggara uang elektronik yang lebih fleksibel, dalam artian tidak terbatas bisa digunakan oleh pengguna operator seluler tertentu atau nasabah bank tertentu. Namun, sekarang sepertinya penyelenggara uang elektronik lainnya akan atau ada yang sudah menuju kesana. Nanti para penyelenggara uang elektronik tersebut harus bersaing dalam hal kemudahan, kepraktisan, biaya layanan, ataupun promo menarik dengan merchant mitra.
PayPro bisa diisi ulang melalui jaringan Alfamart/Alfamidi/DanDan, Indomaret ataupun transfer Bank. Nah, kemarin kucoba mengisi ulang melalui transfer bank. Sebenarnya top up melalui transfer bank ini jauh lebih mahal daripda top up melalui alfamart ataupun indomaret, yaitu dikenakan biaya Rp6500, sekali transfer. Tapi aku bisa mendapatkannya gratis karena transfer lewat Digibank.
Untuk transfer cukup mudah, transfer ke Bank Lain dengan kode 789 diikuti nomor HP akun PayPro. Saat transfer menggunakan Digibank, aku tidak bisa memasukkan kode bank 789, tapi harus memilih nama bank-nya apa. Karena aku tidak tahu nama bank-nya, jadi kugoogling di internet, ternyata kode 789 dalam transfer online itu bukan nama bank tertentu melainkan namanya 'INDOSAT DOMPETKU', jadilah kupilih Indosat Dompetku baru kumasukkan nomor HP. Begitu transfer sukses, otomatis saldo PayPro bertambah dan siap digunakan. Nanti kita akan bahas lebih banyak lagi fitur-fitur PayPro dalam artikel selanjutnya.
Baca juga: Transfer dan Tarik Tunai Gratis pakai Digibank
Sejak beberapa bulan lalu, Indosat Dompetku sudah dihentikan layanannya, tapi tidak benar-benar disuntuk mati melainkan bermetamorfosis menjadi PayPro. Saldo nasabah Dompetku dialihkan ke PayPro. Penyelenggaraan layanan uang elektronik PayPro jelas menggunakan lisensi Indosat Dompetku yang telah mengantongi izin dari regulator dalam hal ini Bank Indonesia, jadi termonitor oleh Bank Indonesia jadi lebih aman.
PayPro mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh penyelenggara layanan uang elektronik lainnya semacam BCA Sakuku, Mandiri eCash, Tcash, XL Tunai, ataupun Rekening Ponsel CIMB Niaga. Mereka mengklaim bahwa mereka mempunyai izin sebagai penyelenggara uang elektronik yang lebih fleksibel, dalam artian tidak terbatas bisa digunakan oleh pengguna operator seluler tertentu atau nasabah bank tertentu. Namun, sekarang sepertinya penyelenggara uang elektronik lainnya akan atau ada yang sudah menuju kesana. Nanti para penyelenggara uang elektronik tersebut harus bersaing dalam hal kemudahan, kepraktisan, biaya layanan, ataupun promo menarik dengan merchant mitra.
PayPro bisa diisi ulang melalui jaringan Alfamart/Alfamidi/DanDan, Indomaret ataupun transfer Bank. Nah, kemarin kucoba mengisi ulang melalui transfer bank. Sebenarnya top up melalui transfer bank ini jauh lebih mahal daripda top up melalui alfamart ataupun indomaret, yaitu dikenakan biaya Rp6500, sekali transfer. Tapi aku bisa mendapatkannya gratis karena transfer lewat Digibank.
Untuk transfer cukup mudah, transfer ke Bank Lain dengan kode 789 diikuti nomor HP akun PayPro. Saat transfer menggunakan Digibank, aku tidak bisa memasukkan kode bank 789, tapi harus memilih nama bank-nya apa. Karena aku tidak tahu nama bank-nya, jadi kugoogling di internet, ternyata kode 789 dalam transfer online itu bukan nama bank tertentu melainkan namanya 'INDOSAT DOMPETKU', jadilah kupilih Indosat Dompetku baru kumasukkan nomor HP. Begitu transfer sukses, otomatis saldo PayPro bertambah dan siap digunakan. Nanti kita akan bahas lebih banyak lagi fitur-fitur PayPro dalam artikel selanjutnya.
Baca juga: Transfer dan Tarik Tunai Gratis pakai Digibank
Friday, October 27, 2017
Pengalaman 1 Bulan Menggunakan Kartu Debit Digibank by DBS
Sudah lebih dari sebualn ini aku menjadi nasabah Digibank, produk digital banking dari DBS. Seperti halnya bank-bank lainnya, nasabah Digibank juga mendapatkan kartu debit, yang katanya bisa digunakan layaknya kartu kredit, mungkin lebih tepatnya semacam kartu debit online.
Kartu Debit Digibank dikirimkan beberapa hari setelah kuberhasil membuka rekening Digibank. Kartu ATM yang dilengkapi chip ini didominasi warna oranye, khas logo DBS dengan nama kita tertera di kartunya. Nah, seperti dalam promosi digibank, bahwa kartu debitnya itu bisa berfungsi layaknya kartu kredit dan tentunya fiturnya yang paling asik adalah bisa digunakan untuk tarik tunai di semua jaringan ATM Bersama maupun Alto. Gratis tis tis tis..... dan aku pun sudah berkali-kali membuktikannya.
Ketika kupakai bertransaksi di merchant online juga bisa diperlakukan layaknya kartu kredit kecuali untuk pembayaran cicilan. Ketika kita akan menggunakan kartu debit DBS ini untuk pembayaran, maka kita pilih metode pembayaran kartu kredit, tinggalmemaeukkan nomor kartu debit digibank, tanggal kadaluwarsa dan CVV, seperti halnya kartu kredit. Kemudian kita akan mendapatkan OTP untuk otorisasi. Mudah, aman, dan praktis. Cocoklah untuk anak muda!
Overall aku cukup puas dengan kartu debit digibank ini, semoga nanti akan bertambah lagi fiturnya dan terus dijaga serta ditingkatkan keamanannya agar nasabah menjadi semakin tenang dalam bertransaksi.
Kartu Debit Digibank dikirimkan beberapa hari setelah kuberhasil membuka rekening Digibank. Kartu ATM yang dilengkapi chip ini didominasi warna oranye, khas logo DBS dengan nama kita tertera di kartunya. Nah, seperti dalam promosi digibank, bahwa kartu debitnya itu bisa berfungsi layaknya kartu kredit dan tentunya fiturnya yang paling asik adalah bisa digunakan untuk tarik tunai di semua jaringan ATM Bersama maupun Alto. Gratis tis tis tis..... dan aku pun sudah berkali-kali membuktikannya.
Ketika kupakai bertransaksi di merchant online juga bisa diperlakukan layaknya kartu kredit kecuali untuk pembayaran cicilan. Ketika kita akan menggunakan kartu debit DBS ini untuk pembayaran, maka kita pilih metode pembayaran kartu kredit, tinggalmemaeukkan nomor kartu debit digibank, tanggal kadaluwarsa dan CVV, seperti halnya kartu kredit. Kemudian kita akan mendapatkan OTP untuk otorisasi. Mudah, aman, dan praktis. Cocoklah untuk anak muda!
Overall aku cukup puas dengan kartu debit digibank ini, semoga nanti akan bertambah lagi fiturnya dan terus dijaga serta ditingkatkan keamanannya agar nasabah menjadi semakin tenang dalam bertransaksi.
Thursday, October 26, 2017
Mencoba Beli Pulsa Pakai Go Pay
Beberapa waktu lalu, tida-tiba ada notifikasi di HP, ada voucher Rp15.000 untuk pembelian pulsa melalui aplikasi Gojek di sub menu Go Pulsa, tentunya dengan pembayaran memakai Go Pay. Daripada vouchernya kulewatkan saja, jadilah kupakai untuk beli pulsa IM3 denominasi 25ribu. Untuk denominasi segitu, Go Pulsa meenjualnya dengan harga Rp26.000,- Nggak papa lah toh dapat diskon 15ribu, jadinya cuma bayar Rp11.000, daripada saldo Go Pay-nya nganggur ya mending dibeliin pulsa saja, hehe......
Sangat mudah membeli pulsa di Go Pulsa, tidak perlu lagi repot-repot transfer, ataupun klik-klik internet banking dengan menggunakan token, cukup pakai Go Pay semua terasa mudah. Kita tinggal masukkan nomor telepon, otomatis Go Pulsa mendeteksi nomor kita termasuk operator mana. Ada dua pilihan jenis pembelian yang ada, yaitu Pulsa dan Paket Data. Tinggal kita pilih denominasi pulsa atau pilihan paket datanya. Sangat mudah, real time, dan tentunya praktis.
Go Pulsa tentunya harus bersaing dengan berbagai macam aplikasi uang elektronik yang ada seperti Mandiri eCash, Sakuku BCA, bahkan Tokopedia, Bukalapak, dan berbagai mal online raksasa yang sekarang ini juga berlomba-lomba jualan pulsa dan paket data. Kasihan ya, penjual pulsa di pinggir jalan sekarang tentunya merosot tajam omzetnya karena pemain-pemain kelas kakap sudah masuk ke bisnis ini. tapi ya itulah teknologi, di satu sisi memudahkan kita, di sisi lain menggilas atau meniadakan pekerjaan, bisnis yang kurang efisien.
Sangat mudah membeli pulsa di Go Pulsa, tidak perlu lagi repot-repot transfer, ataupun klik-klik internet banking dengan menggunakan token, cukup pakai Go Pay semua terasa mudah. Kita tinggal masukkan nomor telepon, otomatis Go Pulsa mendeteksi nomor kita termasuk operator mana. Ada dua pilihan jenis pembelian yang ada, yaitu Pulsa dan Paket Data. Tinggal kita pilih denominasi pulsa atau pilihan paket datanya. Sangat mudah, real time, dan tentunya praktis.
Go Pulsa tentunya harus bersaing dengan berbagai macam aplikasi uang elektronik yang ada seperti Mandiri eCash, Sakuku BCA, bahkan Tokopedia, Bukalapak, dan berbagai mal online raksasa yang sekarang ini juga berlomba-lomba jualan pulsa dan paket data. Kasihan ya, penjual pulsa di pinggir jalan sekarang tentunya merosot tajam omzetnya karena pemain-pemain kelas kakap sudah masuk ke bisnis ini. tapi ya itulah teknologi, di satu sisi memudahkan kita, di sisi lain menggilas atau meniadakan pekerjaan, bisnis yang kurang efisien.
Wednesday, October 25, 2017
Mencoba Tarik Tunai Sakuku di ATM BCA
Mungkin diantara pembaca pernah lihat semacam stiker di pojok kanan atas mesin ATM BCA yang disitu tertera, "Di sini bisa tarik tunai Sakuku". Mungkin dari nasabah BCA sendiri belum tahu apa itu Sakuku. Sakuku adalah uang elektronik yang dikeluarkan oleh BCA, seperti halnya Mandiri dengan eCash-nya, CIMB Niaga dengan Rekening Ponselnya, ataupun Telkomsel dengan Tcash-nya, dan masih banyak lagi lainnya.
Salah satu fitur dari Sakuku adalah bisa tarik tunai di ATM BCA. Karena penasaran bagaimana cara tarik tunai SAKUKU di ATM BCA tanpa menggunakan kartu ATM aku pun mencobanya. Saat itu kebetulan selesai belanja di Superindo di kawasan Pamulang II, di dekat kasir ada ATM BCA. Nah, pada awalnya aku bingung harus bagaimana karena tidak pakai kartu ATM. Setelah kulihat lebih seksama, ternyata di layar bagian kanan bawah ada menu Tarik Tunai Tanpa ATM, langsung saja kutekan tombol menunya.
Aku diminta memasukkan nomor HP ku yang terhubung dengan rekening Sakuku. Oiya sebelum pencet sana sini di mesin ATM, kubuka terlebih dahulu aplikasi Sakuku. Kupilih nominal yang akan kutarik tunai, minimal Rp50 ribu. Kemudian aku dapat dapat Kode, yang nantinya kuinputkan ke mesin ATM.
Setelah memasukkan nomor HP ke mesin ATM, aku pun diminta memasukkan kode yang kuperoleh dari aplikasi Sakuku. Tidak perlu menunggu lama, uang pun keluar sesuai nominal yang kupilih di aplikasi Sakuku. Lumayan, sangat membantu ketika kita kebetulan tidak bawa kartu ATM. Oiya layanan ini tidak dikenakan biaya karena hanya bisa dilakukan di ATM BCA.
Sebenarnya tarik tunai di ATM bukan kali ini saja kulakukan. Dulu beberapa tahun yang lalu saat masih awal-awalnya Rekening Ponsel CIMB Niaga, aku juga pernah melakukan hal serupa, caranya pun mirip. Mungkin nanti lama-kelamaan kartu ATM akan menjadi barang kuno juga ya....
Baca juga: Nyobain Sakuku: Uang Elektronik BCA
Baca juga: Nyobain Sakuku: Uang Elektronik BCA
Tuesday, October 24, 2017
Mencoba Fitur Tcash Full Service
Perbedaan Fitur Layanan Tcash Basic Service vs Full Service |
Sudah sekitar setahun ini aku menjadi pengguna Tcash Telkomsel. Dulu aku buka rekening Tcash, motif pertamaku adalah karena sempat ada promo diskon 50% untuk nonton di XXI jika bayar pakai Tcash setiap hari senin, sayang sekarang promo itu sudah lama berakhir.
Nah, tempo hari aku iseng-iseng buka-buka fitur Tcash di aplikasi Twallet Telkomsel, ternyata ada fitur KIRIM yang mana fitur ini merupakan fitur transfer saldo Tcash ke sesama nomor Tcash ataupun ke Rekening Bank. Untuk bisa menggunakan fitur ini, pengguna Tcash harus meng-upgrade dulu layanan Tcash Basic Service yang kumiliki menjadi Tcash Full Service. Dengan Tcash Full service ini, selain bisa transfr uang, saldo maksimal yang bisa mengendap juga bisa naik dari semula Rp1juta untuk pengguna Basic Service, menjadi Rp10 juta untuk pengguna Full Service.
Beberapa hari yang lalu kucoba untuk melakukan transfer saldo Tcash ke nomor Tcash lainnya, kebetulan kemarin ke nomor kakakku. Cukup mudah dan cepat prosesnya. Tinggal kita buka menu KIRIM (ikonnya berbentuk dompet), kemudian kita memilih tipe transfer apakah transfer ke nomor HP atau ke Rekening Bank. Kebetulan saat itu aku mau transfer ke nomor Tcash, jadi kupilih nomor HP. Kemudian kita inputkan nomor HP penerima atau kita bisa langsung mencari nomor HP yang akan kita inputkan di kontak HP. Tahap selanjutnya adalah mengisi nominal yang akan kita transfer. Minimal transfer ke nomor Tcash lainnya adalah Rp10.000,-. Tahap terakhir adalah mengisi PIN Tcash. Sukses! Untuk transfer ke nomor Tcash lainnya tentu saja tidak dikenakan biaya transfer, tetapi jika kita transfer ke rekening bank akan terkena biaya transfer Rp6.500,-
Tcash Full Service juga mempunyai fitur tarik tunai. Namun, fasilitas tarik tunai ini menurutku kurang flexibel, karena hanya bisa dilakukan di Grapari, Indomaret dan beberapa merchant partner lainnya. Tidak bisa dilakukan di ATM. Untuk tarik tunai di Grapari juga dilakukan secara manual dengan memberitahukan ke kasir sejumlah dana yang mau ditarik, tidak ada mesin semacam ATM tersendiri yang bisa melayani penarikan tunai secara mandiri. Tarik Tunai di Grapari tidak dikenakan biaya, hal ini berbeda jika tarik tunai dilakukan di Indomaret atau merchant mitra lainnya akan dikenakan biaya Rp5.000,- Lumayan besar juga ya, sayang juga biaya adminnya jika tarik tunainya dalam nominal yang kecil.
Untuk pelanggan kartu halo jika menjadi pengguna Tcash akan langsung mendapatkan layanan Tcash Full Service. Lain halnya jika pengguna Simpati atau Kartu AS, maka perlu datang ke Grapari terdekat untuk mengupgrade layanannya seperti yang kulakukan beberapa hari lalu.
Monday, October 23, 2017
Mencoba Fitur Transfer Go Pay
Uang Elektronik milik Gojek ini memang sudah semakin familier di masyarakat, bahkan keberadaannya sudah menjadi rival berat dari uang elektronik yang dikeluarkan oleh perbankan ataupun operator seluler. Penggunaannya yang cukup masif karena sebagian besar pengguna Gojek menggunakan Go Pay sebagai alat pembayaran berbagai macam layanan yang disediakan oleh Gojek.
Nah, selain untuk alat pembayaran Go Ride, Go Food, dan Go Go yang lain, Go Pay juga mempunyai menu transfer, yaitu saldo Go Pay bisa ditransfer ke Saldo Go Pay orang lain. Tapi sebelum bisa menggunakan fitur transfer, ada beberapa langkah pendaftaran yang harus kita lalui.
Ketika kita masuk ke menu transfer di aplikasi Gojek, kita tidak bisa langsung mentransfer saldo GoPay melainkan kita harus registrasi dulu agar bisa memanfaatkan layanan itu. Kita langsung diarahkan untuk registrasi yaitu dengan mengupload foto wajah kita dan mengupload identitas kita bisa KTP, SIM ataupun Paspor.
Aku pun langsung mengupload foto selfie-ku saat itu juga. Kulanjutkan mengupload foto KTP yang masih dalam bentuk Surat Keterangan resmi dari Disdukcapil karena blangko e-KTP habis. Sesudah upload keduanya, kita diminta menunggu dalam waktu 2x24 jam untuk proses verifikasi apakah aplikasi kita ditolak atau diterima.
Setelah beberapa jam, ada notifikasi bahwa aplikasiku ditolak. Mungkin saja penolakan itu karena yang kuupload adalah surat keterangan pengganti KTP, meskipun legal punya status yang sama dengan KTP, tapi beberapa pihak masih belum bisa menerimanya, termasuk Gojek.
Tidak mau menunda-nunda, langsung kucoba yang kedua kalinya. Kali ini dengan mengupload SIM, dan keesokan harinya ternyata aplikasiku diterima dan aku pun bisa transfer saldo Go Pay. Lumayan, daripada saldoku kebanyakan dan jarang kupakai mending kutransfer ke istriku atau kugunakan untuk membayar patungan makan dengan mentransfer ke temanku yang tentunya punya akun Gojek.
Go Pay sudah bisa digunakan untuk membeli pulsa ataupun paket data. Ke depan sebentar lagi pasti akan banyak layanan yang bisa dibayar dengan Go Pay misalkan saja, token listrik, PDAM, BPJS, tiket pesawat/kereta api. ataupun bisa juga nanti Go Pay bisa transfer langsung ke rekening bank ataupun tarik tunai di ATM manapun.
Teruslah berinovasi Gojek, saya bangga kamu menjadi Unicorn asal Indonesia yang menjadi salah satu perusahaan yang mengubah dunia (peringkat 17) versi Majalah Fortune. Maju terus karya Anak Bangsa Indonesia!
Nah, selain untuk alat pembayaran Go Ride, Go Food, dan Go Go yang lain, Go Pay juga mempunyai menu transfer, yaitu saldo Go Pay bisa ditransfer ke Saldo Go Pay orang lain. Tapi sebelum bisa menggunakan fitur transfer, ada beberapa langkah pendaftaran yang harus kita lalui.
Ketika kita masuk ke menu transfer di aplikasi Gojek, kita tidak bisa langsung mentransfer saldo GoPay melainkan kita harus registrasi dulu agar bisa memanfaatkan layanan itu. Kita langsung diarahkan untuk registrasi yaitu dengan mengupload foto wajah kita dan mengupload identitas kita bisa KTP, SIM ataupun Paspor.
Aku pun langsung mengupload foto selfie-ku saat itu juga. Kulanjutkan mengupload foto KTP yang masih dalam bentuk Surat Keterangan resmi dari Disdukcapil karena blangko e-KTP habis. Sesudah upload keduanya, kita diminta menunggu dalam waktu 2x24 jam untuk proses verifikasi apakah aplikasi kita ditolak atau diterima.
Setelah beberapa jam, ada notifikasi bahwa aplikasiku ditolak. Mungkin saja penolakan itu karena yang kuupload adalah surat keterangan pengganti KTP, meskipun legal punya status yang sama dengan KTP, tapi beberapa pihak masih belum bisa menerimanya, termasuk Gojek.
Tidak mau menunda-nunda, langsung kucoba yang kedua kalinya. Kali ini dengan mengupload SIM, dan keesokan harinya ternyata aplikasiku diterima dan aku pun bisa transfer saldo Go Pay. Lumayan, daripada saldoku kebanyakan dan jarang kupakai mending kutransfer ke istriku atau kugunakan untuk membayar patungan makan dengan mentransfer ke temanku yang tentunya punya akun Gojek.
Go Pay sudah bisa digunakan untuk membeli pulsa ataupun paket data. Ke depan sebentar lagi pasti akan banyak layanan yang bisa dibayar dengan Go Pay misalkan saja, token listrik, PDAM, BPJS, tiket pesawat/kereta api. ataupun bisa juga nanti Go Pay bisa transfer langsung ke rekening bank ataupun tarik tunai di ATM manapun.
Teruslah berinovasi Gojek, saya bangga kamu menjadi Unicorn asal Indonesia yang menjadi salah satu perusahaan yang mengubah dunia (peringkat 17) versi Majalah Fortune. Maju terus karya Anak Bangsa Indonesia!
Sunday, October 22, 2017
Nyobain Sakuku : Uang Elektronik BCA
Sakuku, nama yang tidak begitu populer jika dibandingkan uang elektronik berbasis nomor HP milik Bank Swasta nasional terbesar di Indonesia yaitu BCA. Keberadaannya kurang se-populer uang elektronik berbasis nomor HP lainnya semisal Tcash Telkomsel, eCash Mandiri, bahkan sama Rekening Ponsel CIMB Niaga. Sepengamatanku BCA kurang begitu gencar melakukan promosi Sakuku, uang elektronik berbasis kartu mereka yaitu Flazz lebih familier di masyarakat.
Sakuku memang lahir belakangan dibandingkan uang elektronik berbasis nomor ponsel lainnya seperti Rekening Ponsel, Tcash, ataupun eCash Mandiri, tapi ternyata Sakuku mempunyai berbagai macam fitur yang tak kalah menarik uang elektronik lainnya.
Kemarin baru saja kucoba menginstal aplikasi Sakuku. Sesaat setelah aplikasi dibuka, ponsel kita akan mengirimkan SMS verifikasi, kemudian kita diarahkan untuk mengisi identitas dan membuat password. Sakuku pun siap digunakan.
Salah satu motifku saat membuka Sakuku disamping penasaran dan pengen mencoba fiturnya, juga karena promo-promonya yang cukup menarik. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, akhirnya segera kuisi saldo sakuku melalui internet banking BCA. Saat ini lagi ada promo bayar Rp1,- untuk pembelian es krim scoop di aplikasi mobile Haagen Dazs jika bayar pakai Sakuku. Lumayan kan....
Layaknya uang elektronik lainnya, Sakuku juga mempunyai fitur transfer ke rekening Sakuku lainnya atau rekening bank, tarik tunai di ATM, dan fitur menarik yang tidak dipunyai uang elektronik lainnya yaitu Split Bill atau fitur berbagi tagihan. Misalnya jika kita sedang makan bareng-bareng sama teman, dan kita yang membayar tagihan, maka kita bisa berbagi tagihan tanpa sungkan, syaratnya teman-teman kita juga punya rekening Sakuku dan terdeteksi di kontak kita. Fitur ini sangat berguna jika kita sering hangout bareng teman agar tidak sungkan ketika menagih uang patungannya.
Nah untuk bisa menggunakan fitur itu, akun Sakuku yang reguler harus di-upgrade menjadi akun Sakuku Plus. Untuk nasabah BCA tinggal memasukkan nomor kartu ATM BCA dan akan diverifikasi otomatis oleh sistem. Untuk nasabah non BCA jika ingin meningkatkan fitur dari Sakuku menjadi Sakuku Plus perlu mendatangi kantor cabang BCA terdekat dengan membawa identitas diri.
Setiap login aplikasi Sakuku kita diminta memasukkan PIN/Password yang terdiri dari 6 digit angka. Di Halaman awal aplikasi ada info promo yang sedang berlangsung, juga ada info mutasi transaksi, ikon Menu, Info, dan Inbox. Ketika kita klik ikon Menu akan muncul pilihan Bayar Belanja, isi Pulsa, Transfer, Split Bill, Tarik Tunai, dan Kontak. Nah, untuk kontak sendiri cukup unik, jika kita mengkliknya akan muncul daftar kontak teman kita yang mempunyai rekening Sakuku ataupun Sakuku Plus.
Meskipun bisa m=punya akun Sakuku tanpa punya rekening BCA, tapi menurutku untuk praktisnya perlu punya rekening BCA karena untuk Top Up akan sangat mudah jika punya rekening BCA, bisa top up melalui internet banking, m-banking, ataupun ATM, bahkan lebih mudah daripada top up kartu Flazz BCA. Top up sebenarnya bisa juga dilakukan di merchat-merchat partner dari Sakuku, namun menurutku itu kurang praktis.
Baca juga: Mencoba Tarik Tunai Sakuku di ATM BCA
Sakuku memang lahir belakangan dibandingkan uang elektronik berbasis nomor ponsel lainnya seperti Rekening Ponsel, Tcash, ataupun eCash Mandiri, tapi ternyata Sakuku mempunyai berbagai macam fitur yang tak kalah menarik uang elektronik lainnya.
Kemarin baru saja kucoba menginstal aplikasi Sakuku. Sesaat setelah aplikasi dibuka, ponsel kita akan mengirimkan SMS verifikasi, kemudian kita diarahkan untuk mengisi identitas dan membuat password. Sakuku pun siap digunakan.
Salah satu motifku saat membuka Sakuku disamping penasaran dan pengen mencoba fiturnya, juga karena promo-promonya yang cukup menarik. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, akhirnya segera kuisi saldo sakuku melalui internet banking BCA. Saat ini lagi ada promo bayar Rp1,- untuk pembelian es krim scoop di aplikasi mobile Haagen Dazs jika bayar pakai Sakuku. Lumayan kan....
Layaknya uang elektronik lainnya, Sakuku juga mempunyai fitur transfer ke rekening Sakuku lainnya atau rekening bank, tarik tunai di ATM, dan fitur menarik yang tidak dipunyai uang elektronik lainnya yaitu Split Bill atau fitur berbagi tagihan. Misalnya jika kita sedang makan bareng-bareng sama teman, dan kita yang membayar tagihan, maka kita bisa berbagi tagihan tanpa sungkan, syaratnya teman-teman kita juga punya rekening Sakuku dan terdeteksi di kontak kita. Fitur ini sangat berguna jika kita sering hangout bareng teman agar tidak sungkan ketika menagih uang patungannya.
Nah untuk bisa menggunakan fitur itu, akun Sakuku yang reguler harus di-upgrade menjadi akun Sakuku Plus. Untuk nasabah BCA tinggal memasukkan nomor kartu ATM BCA dan akan diverifikasi otomatis oleh sistem. Untuk nasabah non BCA jika ingin meningkatkan fitur dari Sakuku menjadi Sakuku Plus perlu mendatangi kantor cabang BCA terdekat dengan membawa identitas diri.
Setiap login aplikasi Sakuku kita diminta memasukkan PIN/Password yang terdiri dari 6 digit angka. Di Halaman awal aplikasi ada info promo yang sedang berlangsung, juga ada info mutasi transaksi, ikon Menu, Info, dan Inbox. Ketika kita klik ikon Menu akan muncul pilihan Bayar Belanja, isi Pulsa, Transfer, Split Bill, Tarik Tunai, dan Kontak. Nah, untuk kontak sendiri cukup unik, jika kita mengkliknya akan muncul daftar kontak teman kita yang mempunyai rekening Sakuku ataupun Sakuku Plus.
Meskipun bisa m=punya akun Sakuku tanpa punya rekening BCA, tapi menurutku untuk praktisnya perlu punya rekening BCA karena untuk Top Up akan sangat mudah jika punya rekening BCA, bisa top up melalui internet banking, m-banking, ataupun ATM, bahkan lebih mudah daripada top up kartu Flazz BCA. Top up sebenarnya bisa juga dilakukan di merchat-merchat partner dari Sakuku, namun menurutku itu kurang praktis.
Baca juga: Mencoba Tarik Tunai Sakuku di ATM BCA
Saturday, October 21, 2017
Digibank kok Bisa Serba Gratis Transfer dan Tarik Tunai ya?
Pertanyaan ini dulu muncul dalam benakku tatkala melihat promo digibank untuk pertama kalinya. Pertanyaan serupa juga muncul ketika aku memberitahukan ke teman-temanku bahwa ada produk digital banking dari DBS alias Digibank yang serba gratis tarik tunai maupun transfer. Mereka juga ragu apakah serba gratis itu cuma dalam masa promosi atau selamanya.
Menjawab keraguanku dan teman-teman, kucoba menganalisis dengan pengetahuan awam masyarakat:
Pertama, Digibank yang notabene adalah produk digital banking yang revolusioner tidak punya banyak ATM yang tersebar di seluruh Indonesia, meskipun dia adalah perbankan dengan aset terbesar se-ASEAN, DBS hanya mempunyai beberapa cabang di kota besar Indonesia, bahkan di ibukota Jakarta pun sangat jarang dijumpai. Bank-nya saja sulit dijumpai apalagi ATM-nya. Tapi itu mungkin strategi dari Digibank untuk efisiensi operasional. Bagaimana tidak investasi untuk satu mesin ATM saja bisa ratusan juta beserta dengan bangunan atau sewa tempatnya. Belum lagi biaya operasionalnya untuk listrik dan AC yang luar biaya besar, biaya sewa satelit yang tentunya luar biasa besar, biaya maintenance ATM, sampai dengan biaya jasa pengisian uang ATM, bahkan juga risiko ATM dibobol atau digondol maling juga harus diperhitungkan (mungkin diasuransikan dengan biaya yang tidak sedikit tentunya).
Biaya yang cukup besar untuk mempunyai, merawat, dan mengelola mesin ATM dirasakan semakin tidak efisien pada era digital banking dan cashless society seperti sekarang ini. Para pakar memprediksikan bahwa beberapa tahun ke depan, ATM-ATM yang ada hanya akan menjadi mesin usang seiring penggunaan uang tunai yang semakin jarang dan semakin mudahnya masyarakat mengakses fasilitas perbankan dari genggamannya , padahal biaya investasinya luar biasa besar. Nah, biaya yang besar itu serta prediksi ke depan dimana mesin ATM semakin tidak dibutuhkan, maka biaya-biaya yang pada bank konvensional digunakan untuk operasional ATM, oleh DBS dengan inovatifnya bisa dialihkan untuk menggratiskan layanan tarik tunai dan transfer, dan gratis transfer ke semua bank dan tarik tunai di semua jaringan ATM Bersama dan Alto merupakan gimmick yang ampuh untuk menggaet nasabah baru, di tengah-tengah persaingan bisnis perbankan di Indonesia yang sangat ketat.
DBS kemungkinan besar telah bekerjasama dengan provider ATM Bersama maupun Alto dengan tarif yang tentunya lebih murah daripada yang harus dibayarkan nasabah individu. Tidak punya ATM, bukan berarti tidak bisa menguasai ATM di seluruh Indonesia, ternyata DBS bisa melakukannya. Smart Bussiness Strategy!
Kedua, Dalam praktek digital banking, keberadaan sebuah kantor cabang tidaklah menjadi suatu kemutlakan, bahkan sebisa mungkin keberadaan kantor cabang (kantor fisik) seminimal mungkin. Biaya operasional sebuah kantor cabang tentunya lumayan besar. Biaya sewa atau bangun gedung, biaya listrik, air, perawatan gedung tentunya membutuhkan cost yang cukup besar. Digital banking sangat membantu biaya operasional sebuah bank menjadi jauh lebih efisien. Efisiensi biaya inilah yang dipakai DBS untuk mensubsidi biaya transfer dan tarik tunai nasabahnya. Tidak hanya kantor cabang, keberadaan jumlah SDM pun bisa jauh lebih sedikit, dan tentunnya beban gaji, tunjangan, asuransi kesehatan pegawai, dan lain-lain yang berhubungan dengan pegawai bisa jauh berkurang. Contohnya saja, pada era digital banking, keberadaan seorang teller tidak diperlukan lagi, padahal jumlah teller di sebuah bank saja berapa, kalikan dengan semua cabang bank tersebut. Beberapa Bank nasional saat ini juga terang-terangan untuk memberikan opsi kepada pegawainya untuk mengajukan pensiun dini demi efisiensi.
Di era digital banking saat ini, bank yang benar-benar fokus pada digital banking tentunya pengeluaran terbesarnya bukan lagi sisi gaji pegawai, ekspansi dan operasional ATM ataupun kantor cabang, melainkan pengeluaran di sisi pengembangan IT agar lebih stabil dan aman sistemnya dan semakin mudah diakses nasabahnya dengan menawarkan fitur-fitur yang inovatif.
Ketiga, dengan gimmick-gimmick yang menarik dari gratis tarik tunai, gratis transfer, ataupun berbagai macam promo diskon ataupun cashback dengan berbagai merchant ditambah lagi iming-iming bunga deposito yang menarik, tentunya DBS berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang tertarik menjadi nasabah Digibank sehingga endapan dana nasabah bisa diputar DBS dalam bentuk investasi lainnya yang tentunya jauh lebih menguntungkan.
Bagaimana ini dengan Bank nasional kita, kok sepertinya adem ayem dalam situasi gerilya maut DBS dengan produk digibank-nya yang inovatif. Jangan sampai, perbankan nasional kita nanti baru menyadarinya ketika DBS sudah menggurita dengan Digibank-nya. Sebenarnya ada perbankan nasional yang sudah mempunyai fitur digital banking mirip-mirip dengan DBS yaitu BTPN dengan produk Jenius-nya, tapi sepertinya promo Jenius tidak semasif Digibank, jadi banyak yang tidak tahu. Coba lihat iklan Digibank di Youtube dan media online lainnya, cukup masif dengan menggaet endorser si Aktor Chico Jerico. Ayo Mandiri, BRI, BNI, BCA kok masih terlena zona nyaman sih, jangan sampai kalian telat menyadari semua ini. Ayo keluarkan produk digital banking kalian yang inovatif dan revolusioner!
Menjawab keraguanku dan teman-teman, kucoba menganalisis dengan pengetahuan awam masyarakat:
Pertama, Digibank yang notabene adalah produk digital banking yang revolusioner tidak punya banyak ATM yang tersebar di seluruh Indonesia, meskipun dia adalah perbankan dengan aset terbesar se-ASEAN, DBS hanya mempunyai beberapa cabang di kota besar Indonesia, bahkan di ibukota Jakarta pun sangat jarang dijumpai. Bank-nya saja sulit dijumpai apalagi ATM-nya. Tapi itu mungkin strategi dari Digibank untuk efisiensi operasional. Bagaimana tidak investasi untuk satu mesin ATM saja bisa ratusan juta beserta dengan bangunan atau sewa tempatnya. Belum lagi biaya operasionalnya untuk listrik dan AC yang luar biaya besar, biaya sewa satelit yang tentunya luar biasa besar, biaya maintenance ATM, sampai dengan biaya jasa pengisian uang ATM, bahkan juga risiko ATM dibobol atau digondol maling juga harus diperhitungkan (mungkin diasuransikan dengan biaya yang tidak sedikit tentunya).
Biaya yang cukup besar untuk mempunyai, merawat, dan mengelola mesin ATM dirasakan semakin tidak efisien pada era digital banking dan cashless society seperti sekarang ini. Para pakar memprediksikan bahwa beberapa tahun ke depan, ATM-ATM yang ada hanya akan menjadi mesin usang seiring penggunaan uang tunai yang semakin jarang dan semakin mudahnya masyarakat mengakses fasilitas perbankan dari genggamannya , padahal biaya investasinya luar biasa besar. Nah, biaya yang besar itu serta prediksi ke depan dimana mesin ATM semakin tidak dibutuhkan, maka biaya-biaya yang pada bank konvensional digunakan untuk operasional ATM, oleh DBS dengan inovatifnya bisa dialihkan untuk menggratiskan layanan tarik tunai dan transfer, dan gratis transfer ke semua bank dan tarik tunai di semua jaringan ATM Bersama dan Alto merupakan gimmick yang ampuh untuk menggaet nasabah baru, di tengah-tengah persaingan bisnis perbankan di Indonesia yang sangat ketat.
DBS kemungkinan besar telah bekerjasama dengan provider ATM Bersama maupun Alto dengan tarif yang tentunya lebih murah daripada yang harus dibayarkan nasabah individu. Tidak punya ATM, bukan berarti tidak bisa menguasai ATM di seluruh Indonesia, ternyata DBS bisa melakukannya. Smart Bussiness Strategy!
Kedua, Dalam praktek digital banking, keberadaan sebuah kantor cabang tidaklah menjadi suatu kemutlakan, bahkan sebisa mungkin keberadaan kantor cabang (kantor fisik) seminimal mungkin. Biaya operasional sebuah kantor cabang tentunya lumayan besar. Biaya sewa atau bangun gedung, biaya listrik, air, perawatan gedung tentunya membutuhkan cost yang cukup besar. Digital banking sangat membantu biaya operasional sebuah bank menjadi jauh lebih efisien. Efisiensi biaya inilah yang dipakai DBS untuk mensubsidi biaya transfer dan tarik tunai nasabahnya. Tidak hanya kantor cabang, keberadaan jumlah SDM pun bisa jauh lebih sedikit, dan tentunnya beban gaji, tunjangan, asuransi kesehatan pegawai, dan lain-lain yang berhubungan dengan pegawai bisa jauh berkurang. Contohnya saja, pada era digital banking, keberadaan seorang teller tidak diperlukan lagi, padahal jumlah teller di sebuah bank saja berapa, kalikan dengan semua cabang bank tersebut. Beberapa Bank nasional saat ini juga terang-terangan untuk memberikan opsi kepada pegawainya untuk mengajukan pensiun dini demi efisiensi.
Di era digital banking saat ini, bank yang benar-benar fokus pada digital banking tentunya pengeluaran terbesarnya bukan lagi sisi gaji pegawai, ekspansi dan operasional ATM ataupun kantor cabang, melainkan pengeluaran di sisi pengembangan IT agar lebih stabil dan aman sistemnya dan semakin mudah diakses nasabahnya dengan menawarkan fitur-fitur yang inovatif.
Ketiga, dengan gimmick-gimmick yang menarik dari gratis tarik tunai, gratis transfer, ataupun berbagai macam promo diskon ataupun cashback dengan berbagai merchant ditambah lagi iming-iming bunga deposito yang menarik, tentunya DBS berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang tertarik menjadi nasabah Digibank sehingga endapan dana nasabah bisa diputar DBS dalam bentuk investasi lainnya yang tentunya jauh lebih menguntungkan.
Bagaimana ini dengan Bank nasional kita, kok sepertinya adem ayem dalam situasi gerilya maut DBS dengan produk digibank-nya yang inovatif. Jangan sampai, perbankan nasional kita nanti baru menyadarinya ketika DBS sudah menggurita dengan Digibank-nya. Sebenarnya ada perbankan nasional yang sudah mempunyai fitur digital banking mirip-mirip dengan DBS yaitu BTPN dengan produk Jenius-nya, tapi sepertinya promo Jenius tidak semasif Digibank, jadi banyak yang tidak tahu. Coba lihat iklan Digibank di Youtube dan media online lainnya, cukup masif dengan menggaet endorser si Aktor Chico Jerico. Ayo Mandiri, BRI, BNI, BCA kok masih terlena zona nyaman sih, jangan sampai kalian telat menyadari semua ini. Ayo keluarkan produk digital banking kalian yang inovatif dan revolusioner!
Masakan Ayam Lodho Khas Tulungagung
Ayam Lodho Tulungagung |
Selain terkenal sebagai penghasil marmer, Tulungagung juga mempunyai berbagai macam kuliner yang menggoyang lidah, salah satu kuliner yang terkenal adalah Ayam Lodho. Masakan ini mirip dengan opor yang membedakan adalah perlakuan terhadap daging ayamnya. Kalau opor daging ayam mentah langsung dimasak bersama santan dan rempah lainnya, kalau memasak ayam Lodho dengan proses yang lebih panjang, yaitu sebelum dimasak dengan santan dan rempah, daging ayam dibakar terlebih dahulu sehingga ada sedikit rasa dan aroma sangit-sangit-nya (aroma asap).
Yang membedakannya lagi adalah kalau opor biasanya tidak dimasak pedas, kalau ayam lodho dimasak pedas dengan cabe rawit utuh yang lumayan banyak. Ayam Lodho juga sering disajikan bersama semacam lalapan matang ataupun urap dari rebusan daun ketela ataupun tauge rebus lengkap dengan bumbu urap dari kelapa parut.
Ayam Lodho lengkap dengan Urap dan Ketimun |
Kalau lewat Tulungagung jangan lupa mampir di rumah makan Ayam Lodho ya.....
Friday, October 20, 2017
Main Ke Kantor Pusat PT Unilever Indonesia Tbk di BSD
Graha Unilever BSD |
Nggak heran gedung itu sangat bagus, ternyata Gedung baru Kantor Pusat PT Unilever Indonesia Tbk. Jadi Unilever mulai tahun ini telah mengalihkan semua operasi kantor pusatnya dari Jakarta Pusat ke kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang.
Dari dulu aku penasaran melihat secara langsung bagaimana isi dari dalam kantor pusat Unilever Indonesia itu, yang selama ini interiornya hanya bisa kulihat di youtube dari vlog-vlog para Youtuber. Dari kesanku melihatnya di Youtube, Interior dan fasilitas gedung ini sangat bagus. Ada semacam atrium dengan ceiling-nya yang cetar seperti halnya di mal-mal, mungkin malah lebih bagus. Di Atrium utama ada tangga besar yang menurutku menjadi point of interest dari Atrium ini yang bisa difungsikan juga sebagai Tribun 'penonton' ketika digelar acara di atriumnya. Keberadaan Gym, Salon, Kafetaria, Ruang entertainment (nonton ataupun nge-game) pun ada, bahkan ruang untuk pijat juga ada. Sangat lengkap ditambah lagi ada Magnum Cafe dan semacam toko yang memanjang barang-barang produksi dari Unilever yang bisa dibeli oleh pegawainya ataupun tamu.
Nah, hari Rabu kemarin aku berkesempatan main ke Gedung Unilever. Kebetulan ada acara RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Luar Biasa dari PT Unilever Indonesia Tbk, dan aku saat itu menemani kakakku yang mewakili perusahaannya sebagai salah satu pemegang saham Unilever. Kebetulan saat itu aku sedang tidak pegang saham Unilever, jadi aku jadi pendamping kakakku saja, hehe....
Datang ke Unilever pakai Vespa, kami masuk melalui pintu barat dan tas rangsel kami pun diperiksa oleh satpam dengan metal detector. Kami pun langsung diarahkan parkir di tempat parkir terbuka di sisi barat gedung. Cuaca saat itu terik banget, dan buru-buru kami menuju ruang RUPS di pintu masuk utama gedung di sebelah timur. Kami diarahkan melalui pedestrian berkanopi dari kaca bening yang terlihat modern elegan, tapi tidak mampu melindungi kepalaku dari sengatan Sang Matahari.
Berjalan sekitar 100 meter kami pun sampai di depan Lobby Utama. Sebelum masuk, barang bawaan kami harus masuk ke scanner seperti yang di bandara-bandara itu. Usai registrasi dan diberi tanda pengenal, kami pun masuk ke ruang RUPS yang ternyata tidak melewati Atrium utama. Ruangannya berada di sisi depan sebelah kanan dari Lobby utama, padahal aku pengen liat bagaimana ambience dari Atrium Unilever yang kayaknya keren itu. Dari kejauhan aku cuma liat tangganya yang ikonik itu.
Sebelum RUPS dimulai ditayangkan peraturan umum mengenai tata cara yang harus dipatuhi setiap pegawai ataupun tamu yang berada di lingkungan gedung Unilever demi terciptanya keamanan, kenyamanan dan keselamatan seluruh orang yang ada di kawasan Gedung Unilever. Menurutku tayangan itu cukup bagus dan patut ditiru institusi-institusi lainnya. Terlihat sangat profesional.
RUPS cuma berlangsung sekitar 30 menit, kami pun segera pulang dengan membawa souvenir RUPS, tak lupa kusempatkan berfoto di tulisan Unilever di depan Lobby. Aku kira usai RUPS ada sesi office Tour, eh ternyata tidak..... huh... sudah panas-panas ke situ, eh malah nggak kesampaian liat-liat isi gedungnya. Yo wis lah...mungkin lain kali, dasar Wong Ndeso pengen liat gedung keren dibela-belain panas-panasan, haha......
Usai ngambil Vespa, kami pun meluncur keluar meninggalkan Kantor 'Terkeren' se Indonesia itu dengan perasaan kurang puas. Sebelum benar-benar meninggalkan kompleks Unilever, kami harus melewati pemeriksaan petugas di pintu keluar parkir, si Satpam meminta kami membuka bagasi Vespa. Sesuatu yang aneh dilakukan ketika meninggalkan suatu gedung. Kalau mau masuk diperiksa gitu wajarlah karena untuk menjaga dari kemungkinan terorisme dsb, tapi kalau mau keluar diperiksa juga, itu menurutku kebangetan, kekhawatiran yang berlebihan dan cenderung fobia dan kurang menghormati terhadap tamu, itu saja yang merusak kesanku terhadap Kantor Unilever. Entah itu diberlakukan kepada semua tamu termasuk yang pakai mobil atau yang pakai motor saja, atau malah cuma terhadap orang-orang yang dicurigai saja? Mosok ya aku ngutil pot bunga di Gedung Unilever, kan nggak banget to.... Memang sih bagasi Vespaku itu lumayan besar tapi disitu cuma ada tas berisikan Souvenir RUPS tadi, hah.... sangat merepotkan. Aku tidak menyalahkan si Satpam, toh dia cuma menjalankan SOP, yang kusayangkan SOP pemeriksaan saat keluar itu menurutku nggak wajar, kecurigaan yang berlebihan, dan memberikan kesan yang kurang sopan terhadap tamu. Semoga pihak manajemen segera meninjau ulang SOP yang nggak banget itu....
Thursday, October 19, 2017
Konsep Baru Grapari Telkomsel Grha Telkom BSD
Mengisi Layar Sentuh untuk dapat nomor antrean di Lobby Grapari Telkomsel BSD |
Sebenarnya yang mau ke Grapari adalah kakakku yang mau mengurus langganan kartu halonya, tetapi mumpung di grapari sekalian saja aku upgrade layanan Tcash basic service milikku menjadi Tcash Full Service biar bisa berbagi uang dengan pengguna Tcash lainya ataupun ke rekening bank dan juga tarik tunai melalui ATM. Oiya saldo maksimum Tcash basic hanya Rp1 juta seperti halnya emoney dari berbagai bank, sedangkan yang full service bisa sampai Rp10 juta. Selain itu fiturnya sama saja.
Di sini aku tidak membahas keunggulan Tcash beserta fitur-fiturnya melainkan aku lebih tertarik membahas tentang konsep baru pelayanan Grapari Telkomsel yang baru kurasakan di Grapari BSD ini. Ketika memasuki lobi Grapari BSD, kita langsung siap dihadapkan pada mesin dengan layar sentuh lebarnya semacam alat pencetak nomor antrean dengan fitur yang jauh lebih canggih. Jadi di layar sentuh alat tadi kita diminta memasukkan nomor HP (telkomsel) kita, kemudian ada petugas yang menanyakan maksud keperluan kita dan akan menekan menu pelayanan yang sekiranya relevan dengan keperluan kita. Si petugas juga meminta kita untuk menghadap kamera yang berada di pojok kiri atas mesin untuk difoto. Setelah itu kita akan mendapatkan notifikasi nomor antrean yang akan langsung dikirimkan nomor HP kita.
Sambil menunggu antrean, kita diminta masuk ke ruang tunggu. Di sinilah kebaruan itu berawal. Kesanku terhadap ruang tunggu atau ruang pelayanan pelanggan ini benar-benar menarik perhatian. Dengan dominasi warna merah, dengan layout minimalis modern, dengan banyak sofa dan meja-meja yang terkesan santai layaknya di Lounge, dengan perempuan-perempuan berpakaian merah yang mondar-mandir membawa laptop, ada pula yang sedang melayani pelanggan terlihat dari mimik wajah mereka yang sepertinya sedang mekakukan pembicaraan hangat.
Duduklah kami di sofa yang kosong. Kami memperhatikan sekeliling, banyak monitor yang dipasang menunjukkan nomor-nomor antrean yang sedang dilayani. Kami perhatikan ternyata nanti customer service-nya akan berkeliling mencari kita sambil melihat foto kita pada laptop yang mereka bawa kesana-kemari, yang direkam alat pencetak antrean saat kita datang tadi. Tidak menunggu terlalu lama kakakku akhirnya dipanggil, dan sesaat kemudian pun aku juga dipanggil. Kami pun duduk di sofa yang sekiranya kosong. Dengan hangat dan ramah, mbak-mbak CS-nya melayaniku dengan sabar dan tentunya profesional. Sekiranya sekitar 25 menit mereka melayaniku dengan bolak-balik ke back office untuk memfotokopi KTP, mengambil formulir yang harus kutandatangani, dan keperluankuakhirnya terselesaikan dengan munculnya notifikasi SMS kalau akun Tcash-ku sudah sukses berubah ke layanan full service.
Sangat bagus konsep pelayanan terbaru dari Grapari BSD ini. Pelanggan jadinya tidak merasa menunggu dalam antrean yang penuh kebosanan seperti dulu. Bahkan CS-nya yang akan mencari kita, bukan layaknya pelayanan konvensional dimana kita yang menghampiri CS-nya. Dengan layout ruangan yang bagus, hangat, santai dan good interior appearance semakin membuat kita betah berlama-lama di situ.
Oiya kalau mau ke Grapari Telkomsel BSD, jangan keliru masuk ke Gedung yang ada tulisannya Telkomsel gede, tetapi masuklah ke Gedung yang bernama Grha Telkom yang letaknya berseberangan dengan Gedung Telkomsel.
Wednesday, October 18, 2017
Keuntungan Menjadi Member Informa
Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan member-memberan dari suatu toko. Namun, karena sesuatu hal yang 'terpaksa' maka aku ikut dalam program member Informa, sebuah toko ritel besar berisikan berbagai macam furnitur ataupun berbagai perlengkapan interior rumah yang juga masih 'saudara kandung' dari ACE Hardware dan sama-sama merupakan toko ritel milik Kawan Lama Group.
Mengapa aku terpaksa menjadi member Informa, tak lain karena aku ingin mendapatkan benefit dari keanggotaan member informa. Ceritanya ketika aku belanja furnitur di Informa, ternyata untuk pengiriman furnitur ada biaya pengiriman dan perakitannya sendiri. Kalau menjadi member informa untuk pembelian minimal 4 juta maka akan gratis pengiriman, jika diatas 5 juta maka tidak hanya gratis pengiriman namun juga gratis biaya perakitan, sesuatu yang tidak pernah dikenakan jika kita membeli di toko mebel konvensional.
Jika tidak member maka akan dikenakan biaya pengiriman Rp250 ribu, sedangkan biaya perakitan Rp150 ribu jadi totalnya Rp400 ribu untuk ongkos antar dan pasang. Namun, non member bisa juga mendapatkan gratis ongkir jika pembeliannya minimal Rp8 juta, dan membayar 5% dari nilai barang untuk biaya instalasinya jika transaksinya minimal Rp8 juta, kurang dari itu maka akan tetap dikenakan biaya normal.
Nah, kebetulan transaksiku saat itu Rp6 juta lebih, maka aku harus tetap membayar ongkir dan biaya instalasi karena aku bukan member. Agar gratis maka aku harus jadi member, tetapi untuk menjadi member Informa dikenakan biaya Rp100 ribu dan berlaku untuk selamanya. Nggak papa lah, daripada aku harus bayar Rp400 ribu, mending aku bayar Rp100 ribu dan dapat member informa plus beberapa potensi benefit darinya.
Ketika kita transaksi di Informa maka jika kita member darinya akan mendapat poin dari transaksi kita, satu poin per kelipatan Rp100ribu. Jadi kala itu karena transaksiku sekitar 6,3 juta maka aku dapat 63 poin. Asiknya lagi jika kita mempunyai minimal 40 poin maka bisa ditukar voucher belanja dengan nominal Rp100 ribu, maka secara tidak langsung keanggotaanku di informa itu gratis, lha wong aku dapat 63 poin yang bisa kutukar voucher Rp100 ribu berlaku untuk semua barang di informa. Lumayan.....
Mengapa aku terpaksa menjadi member Informa, tak lain karena aku ingin mendapatkan benefit dari keanggotaan member informa. Ceritanya ketika aku belanja furnitur di Informa, ternyata untuk pengiriman furnitur ada biaya pengiriman dan perakitannya sendiri. Kalau menjadi member informa untuk pembelian minimal 4 juta maka akan gratis pengiriman, jika diatas 5 juta maka tidak hanya gratis pengiriman namun juga gratis biaya perakitan, sesuatu yang tidak pernah dikenakan jika kita membeli di toko mebel konvensional.
Jika tidak member maka akan dikenakan biaya pengiriman Rp250 ribu, sedangkan biaya perakitan Rp150 ribu jadi totalnya Rp400 ribu untuk ongkos antar dan pasang. Namun, non member bisa juga mendapatkan gratis ongkir jika pembeliannya minimal Rp8 juta, dan membayar 5% dari nilai barang untuk biaya instalasinya jika transaksinya minimal Rp8 juta, kurang dari itu maka akan tetap dikenakan biaya normal.
Nah, kebetulan transaksiku saat itu Rp6 juta lebih, maka aku harus tetap membayar ongkir dan biaya instalasi karena aku bukan member. Agar gratis maka aku harus jadi member, tetapi untuk menjadi member Informa dikenakan biaya Rp100 ribu dan berlaku untuk selamanya. Nggak papa lah, daripada aku harus bayar Rp400 ribu, mending aku bayar Rp100 ribu dan dapat member informa plus beberapa potensi benefit darinya.
Ketika kita transaksi di Informa maka jika kita member darinya akan mendapat poin dari transaksi kita, satu poin per kelipatan Rp100ribu. Jadi kala itu karena transaksiku sekitar 6,3 juta maka aku dapat 63 poin. Asiknya lagi jika kita mempunyai minimal 40 poin maka bisa ditukar voucher belanja dengan nominal Rp100 ribu, maka secara tidak langsung keanggotaanku di informa itu gratis, lha wong aku dapat 63 poin yang bisa kutukar voucher Rp100 ribu berlaku untuk semua barang di informa. Lumayan.....
Tuesday, October 17, 2017
Review Lego 21307 Indonesia : Caterham Seven 620R
Sebenarnya tak pernah membeli Lego jenis ini, tapi entah mengapa ketika aku browsing berbagai jenis Lego di Tokopedia aku tertarik dengan Lego seri ini. Seri Lego Idea yang dirilis sekitar setahun yang lalu ini mempunyai bentuk yang menurutku luar biasa detailnya, hampir mirip dengan mobil aslinya. Untuk memantapkanku membelinya, kulihat juga reviewnya di youtube, dan ternyata bagus banget, jadilah khilaf beli Lego ini, haha......
Lego dengan dominasi warna kuning ini, dibungkus dalam kardus yang cukup elegan dengan dominasi warna hitam dan kuning yangmana dikardusnya juga tertera bahwa Lego ini cocoknya dimainkan untuk anak umur 12 tahun ke atas. Dimensinya kardusnya lumayan gede kira-kira sebesar laptop 14 inch.
Lego ini kubeli di Tokopedia awal tahun ini, kalau tidak salah ingat seharga 1 jutaan, seingatku aku mendapatkan harga miring saat itu. Kubeli sejak awal tahun, tetapi baru kesampaian membukanya dan merakitnya minggu kemarin. Tibalah saatnya unboxing dan tada....... ternyata ada 6 kantong plastik lego, 3 kantong besar, dan 3 kantong kecil. Di dalam masing-masing kantong besar juga masih ada beberapa kantong plastik kecil. Buanyak sekali jumlah keping legonya, entah berapa jumlahnya nggak sempat kuhitung, tapi coba kulihat di laman resmi Lego ternyata ada 773 keping Lego. Selain keping lego ada pula buku manualnya yang pada halaman-halaman awal dilengkapi profil mengenai mobil Caterham Seven 620R yang asli dan tentunya berisikan ratusan langkah prakitan Lego... Di dalam kemasan lego ini juga dilengkapi semacam pengungkit untuk melepaskan lego-lego yang mungkin terlanjur terpasang satu sama lain tapi ternyata salah pemasangannya. Pengungkit berwarna oranye ini cukup membantu karena kadangkala kita sulit melepaskan keping lego yang sudah tertancap dengan keping lego lainnya.
Rencana awalku usai unboxing akan segera kurakit Lego-nnya, tetapi melihat sekian banyak lego dengan keping-keping yang kecil terlintas di benakku untuk mengurungkannya. Namun, nggak asik kalau setelah dibuka dionggokan begitu saja, justru keasikan memainkan Lego adalah semakin banyak kepingnya, semakin menantang proses perakitannya. Akhirnya kuputuskan untuk merakitnya saat itu juga.
Tahap demi tahap kurakit berdasarkan buku manual. Selama perakitan, aku memang tidak terus menerus merakitnya tanpa jeda. Seringkali aku berjam-jam jeda mengerjakannya. Pada akhirnya dari pagi sampai sore belum kelar juga aku merakitnya. Aku memang tidak ngoyo dalam merakitnya, alon-alon waton kelakon, itulah asiknya, haha.....
Karena tidak selesai sampai sore hari, akhirnya baru sempat lagi melanjutkan pada esok lusa-nya. Akhirnya setelah perjuangan panjang, si Lego Caterham Seven 620R jadi sudah. Ternyata setelah jadi dimensinya lumayan besar, panjangnya hampir 30 cm (tepatnya 28cm), Wow....sangat cocok kujadikan pajangan di lemari kacaku.
Si Desainer lego ini memang patut diacungi dua jempol. Luar biasa detailnya, dari mesin, knalpotnya, kap mesinnyam tempat duduknyam bagasinya, dashboard dan setirnya, bahkan sampai kaca spion pun cukup detail dan terlihat cantik. Roda-rodanya terkesan kokoh dengan velg racing-nya yang berwarna hitam, semakin menambah garang mobil ini. Menurutku cukup worth it membeli mobil ini, terutama jika diukur dalam hal kepuasan batin, haha.......
Di bawah ini video ketika aku unboxing Lego 21307 Caterham Seven 620R
Lego dengan dominasi warna kuning ini, dibungkus dalam kardus yang cukup elegan dengan dominasi warna hitam dan kuning yangmana dikardusnya juga tertera bahwa Lego ini cocoknya dimainkan untuk anak umur 12 tahun ke atas. Dimensinya kardusnya lumayan gede kira-kira sebesar laptop 14 inch.
Lego ini kubeli di Tokopedia awal tahun ini, kalau tidak salah ingat seharga 1 jutaan, seingatku aku mendapatkan harga miring saat itu. Kubeli sejak awal tahun, tetapi baru kesampaian membukanya dan merakitnya minggu kemarin. Tibalah saatnya unboxing dan tada....... ternyata ada 6 kantong plastik lego, 3 kantong besar, dan 3 kantong kecil. Di dalam masing-masing kantong besar juga masih ada beberapa kantong plastik kecil. Buanyak sekali jumlah keping legonya, entah berapa jumlahnya nggak sempat kuhitung, tapi coba kulihat di laman resmi Lego ternyata ada 773 keping Lego. Selain keping lego ada pula buku manualnya yang pada halaman-halaman awal dilengkapi profil mengenai mobil Caterham Seven 620R yang asli dan tentunya berisikan ratusan langkah prakitan Lego... Di dalam kemasan lego ini juga dilengkapi semacam pengungkit untuk melepaskan lego-lego yang mungkin terlanjur terpasang satu sama lain tapi ternyata salah pemasangannya. Pengungkit berwarna oranye ini cukup membantu karena kadangkala kita sulit melepaskan keping lego yang sudah tertancap dengan keping lego lainnya.
Rencana awalku usai unboxing akan segera kurakit Lego-nnya, tetapi melihat sekian banyak lego dengan keping-keping yang kecil terlintas di benakku untuk mengurungkannya. Namun, nggak asik kalau setelah dibuka dionggokan begitu saja, justru keasikan memainkan Lego adalah semakin banyak kepingnya, semakin menantang proses perakitannya. Akhirnya kuputuskan untuk merakitnya saat itu juga.
Tahap demi tahap kurakit berdasarkan buku manual. Selama perakitan, aku memang tidak terus menerus merakitnya tanpa jeda. Seringkali aku berjam-jam jeda mengerjakannya. Pada akhirnya dari pagi sampai sore belum kelar juga aku merakitnya. Aku memang tidak ngoyo dalam merakitnya, alon-alon waton kelakon, itulah asiknya, haha.....
Karena tidak selesai sampai sore hari, akhirnya baru sempat lagi melanjutkan pada esok lusa-nya. Akhirnya setelah perjuangan panjang, si Lego Caterham Seven 620R jadi sudah. Ternyata setelah jadi dimensinya lumayan besar, panjangnya hampir 30 cm (tepatnya 28cm), Wow....sangat cocok kujadikan pajangan di lemari kacaku.
Si Desainer lego ini memang patut diacungi dua jempol. Luar biasa detailnya, dari mesin, knalpotnya, kap mesinnyam tempat duduknyam bagasinya, dashboard dan setirnya, bahkan sampai kaca spion pun cukup detail dan terlihat cantik. Roda-rodanya terkesan kokoh dengan velg racing-nya yang berwarna hitam, semakin menambah garang mobil ini. Menurutku cukup worth it membeli mobil ini, terutama jika diukur dalam hal kepuasan batin, haha.......
Di bawah ini video ketika aku unboxing Lego 21307 Caterham Seven 620R
Sunday, October 15, 2017
Review Lego 21015 Indonesia : The Leaning Tower of Pisa
Lego seri arsitektur yang satu ini menurutku mempunyai bentuk yang paling mirip dengan bangunan aslinya dibandingkan dengan seri lego arsitektur lainnya. Aku membeli lego ini juga karena penasaran, bagaimana Lego mensiasati pondasi menara agar bisa miring seperti aslinya. Keunikan itulah yang semakin memantapkanku untuk membelinya, disamping nanti akan kujadikan pajangan di lemari kaca di ruang kantorku.
Lagi-lagi aku memperoleh lego ini dengan harga yang termasuk paling murah diantara penjual-penjual lainnya di Tokopedia. Kalau tidak salah ingat harganya Rp600 ribu. Kardusnya cukup tebal dengan dominasi warna hitam yang terkesan elegan.Di kardusnya tertera bahwa lego ini diperuntukkan untuk anak usia 12 tahun ke atas.
Saat kubuka ada beberapa kantong keping-keping lego dengan dominasi warna putih, karena memang warna menara Pisa kan didominasi warna putih juga. Dilengkapi pula dengan buku manual yang didalamnya juga ada deskripsi profil Menara Pisa.
Kususun satu demin satu keping lego yang tergolong kecil-kecil itu dengan panduan manual book. Proses merakit lego inilah yang 'kunikmati'. Pertama-tama menyusun kolom utama menara, yang ternyata tidak dibuat langsung miring. Uniknya, pondasi menara dibuat pada tahapan yang terakhir, ternyata rasa penasaranku terjawab ketika proses pembuatan pondasi. Kunci kemiringan Menara Pisa dari Lego ini ada di pondasinya yaitu ada semacam engsel yang bisa membuat menara yang tadinya tegak lurus, ketika disatukan dengan pondasi menaranya akan berubah menjadi miring. Akhirnya setelah sekitar 1 jam menara pun jadi dan ternyata nggak terlalu besar. Tingginya mungkin nggak sampai 30 cm, cukup cocok ditaruh di lemari kaca sebagai pajangan. Lego ini menurutku salah satu lego arsitektur yang tercantik dan memang cocok sebagai pajangan di meja kerja atau lemari kaca.
Ini adalah video saat ku-unboxing Lego 21015:
Lagi-lagi aku memperoleh lego ini dengan harga yang termasuk paling murah diantara penjual-penjual lainnya di Tokopedia. Kalau tidak salah ingat harganya Rp600 ribu. Kardusnya cukup tebal dengan dominasi warna hitam yang terkesan elegan.Di kardusnya tertera bahwa lego ini diperuntukkan untuk anak usia 12 tahun ke atas.
Saat kubuka ada beberapa kantong keping-keping lego dengan dominasi warna putih, karena memang warna menara Pisa kan didominasi warna putih juga. Dilengkapi pula dengan buku manual yang didalamnya juga ada deskripsi profil Menara Pisa.
Kususun satu demin satu keping lego yang tergolong kecil-kecil itu dengan panduan manual book. Proses merakit lego inilah yang 'kunikmati'. Pertama-tama menyusun kolom utama menara, yang ternyata tidak dibuat langsung miring. Uniknya, pondasi menara dibuat pada tahapan yang terakhir, ternyata rasa penasaranku terjawab ketika proses pembuatan pondasi. Kunci kemiringan Menara Pisa dari Lego ini ada di pondasinya yaitu ada semacam engsel yang bisa membuat menara yang tadinya tegak lurus, ketika disatukan dengan pondasi menaranya akan berubah menjadi miring. Akhirnya setelah sekitar 1 jam menara pun jadi dan ternyata nggak terlalu besar. Tingginya mungkin nggak sampai 30 cm, cukup cocok ditaruh di lemari kaca sebagai pajangan. Lego ini menurutku salah satu lego arsitektur yang tercantik dan memang cocok sebagai pajangan di meja kerja atau lemari kaca.
Ini adalah video saat ku-unboxing Lego 21015:
Saturday, October 14, 2017
Review Airpods Indonesia
Kemarin, airpods pesananku sampai juga. Wireless headset dari Apple ini memang produk yang luar biasa di kelasnya. Bersamaan dengan dilaunching-nya iPhone 7 setahun yang lalu, dilaunching pula Airpods, karena iPhone 7 sudah tidak lagi menyematkan port 3,5 mm untuk colokan headset dan menyarankan pelanggannya untuk pakai wireless headset, dan Airpods sebagai salah satu alternatif solusinya.
Melihat Airpods untuk pertama kalinya memang keren banget cara kerjanya. Didesain khusus agar mudah tersambung dengan perangkat Apple. Memanfaatkan teknologi Bluetooth, Airpods juga bisa disambungkan dengan perangkat android, meskipun beberapa fitur ajaibnya tidak bisa digunakan.
Usai ku-unboxing langsung saja kucoba dengan mendekatkanAirpods dengan iPad dalam jarak sekitar 5 cm. Kubuka kotak chargernya, dan voila....langsung muncul pop up gambar di iPad tentang kondisi baterai airpods dan kotaknya serta ada menu connect. Langsung kutekan tombol connect dan kupasangkan airpods di kedua telingaku.
Kucoba putar lagu dan suaranya jernih banget, bass-nya kerasa mantap. Ketika salah satu airpod kucopot dari telinga, otomatis lagu yang sedang diputar akan berhenti. Saat kupsangkan kembali ke telinga, lagu pun kembali berputar melanjutkan lirik yang sempat terputus tadi.
Ada kecanggihan lainnya juga, ketika kita melakukan double tap pada airpods, seketika bisa memanggil SIRI ataupun fungsi-fungsi lain seperti next track, previous track, play/pause, ataupun off yang semuanya bisa kita atur melalui opsi pengaturan bluetooth airpods di iPhone, iPad, ataupun Mac. Kalau dulu sebelum update OS 11 ataupun High Sierra, fungsi double tap di Airpods hanya untuk memanggil Siri, sekarang kita bisa mengaturnya untuk fungsi yang berbeda-beda bahkan antara airpod yang kiri dan yang kanan. Bisa saja kita atur, yang kiri ketika double tap bisa memanggil Siri sedangkan yang kanan ketika double tap bisa memutar lagu berikutnya, ataupun berbagai macam kombinasi fungsi lainnya, tergantung preferensi kita.
Ketika Airpods kita gunakan sebagai perekam suara juga bisa kita atur airpod bagian mana yang akan merekam suara, bisa yang kiri atau yang kanan, atau malahan kita bisa pilih opsi otomatis dimana airpods secara otomatis bisa berubah-ubah untuk bagian mana yang merekam suara. Namun, saya setelah kucoba-coba lebih baik kita mengatur untuk salah satu bagian airpods saja yang berfungsi merekam, jangan memilih opsi keduanya.
Untuk Double Tap sendiri terkadang mengalami lag, bahkan berkali kali tidak merespon, entah karena posisinya di telingaku, atau mungkin software-nya perlu diupdate, entahlah..... Nggak begitu maslah toh, aku jarang memakai fitur double tap, fitur itu menurutku untuk keren-kerenan saja.
Yang paling menarik dari Airpods ini sendiri adalah kotak chargernya. Kotak chargernya begitu mungil seperti kotak permen, tetapi sangat canggih. Begitu dibuka dan didekatkan dengan perangkat Apple yang kompatibel (iPhone/iPad dengan OS 10 ke atas) atau Mac dengan Mac OS Sierra ke atas akan langsung konek, kecuali saat pertama kali mencoba untuk mengkoneksikan, cukup mudah dan praktis. Padahal kendala headset ataupun speaker bluetooth adalah agak sulitnya melakukan pairing/koneksi, kadang perlu diulang berkali-kali sampai berhasil terhubung, dan itu tidak terjadi di Airpods!
Daya tahan baterainya menurutku cukup bagus, banyak yang telah mereview-nya internet. Cara nge-charge-nya pun unik. tinggal dimasukkan di kotaknya, akan otomatis nge-charge. Kotaknya berfungsi sebagai kotak penyimpanan sekaligus charger. Ketika masuk di kotak juga cukup keren, ada magnet yang menariknya sehingga tidak mudah terlepas dari kotak. Kotaknya sendiri bisa dicharge dengan kabel lightening yang disertakan pada paket penjualannya dan bisa dicolokkan ke power outlet melalui USB.
Untuk merekam menurutku suaranya cukup jelas dan tidak banyak noise yang masuk dari lingkungan sekitar, tetapi perasaanku kok hasil suaranya terdengar lebih rendah dibandingkan jika kita merekam suara kita di headset konvensional ataupun langsung menggunakan microphone internal macbook. Atau itu mungkin perasaanku saja ya, hehe.....
Secara keseluruhan aku puas dengan performa Airpods, cuma entah mengapa kalau agak lama memakainya, telingaku kok terasa kurang nyaman ya.... mungkin aku salah posisi ketika meletakkan ke dalam telinga atau mungkin belum terbiasa saja.
Oiya kalau mau melihat unboxing-nya bisa dilihat pada video di bawah ini.
Melihat Airpods untuk pertama kalinya memang keren banget cara kerjanya. Didesain khusus agar mudah tersambung dengan perangkat Apple. Memanfaatkan teknologi Bluetooth, Airpods juga bisa disambungkan dengan perangkat android, meskipun beberapa fitur ajaibnya tidak bisa digunakan.
Usai ku-unboxing langsung saja kucoba dengan mendekatkanAirpods dengan iPad dalam jarak sekitar 5 cm. Kubuka kotak chargernya, dan voila....langsung muncul pop up gambar di iPad tentang kondisi baterai airpods dan kotaknya serta ada menu connect. Langsung kutekan tombol connect dan kupasangkan airpods di kedua telingaku.
Kucoba putar lagu dan suaranya jernih banget, bass-nya kerasa mantap. Ketika salah satu airpod kucopot dari telinga, otomatis lagu yang sedang diputar akan berhenti. Saat kupsangkan kembali ke telinga, lagu pun kembali berputar melanjutkan lirik yang sempat terputus tadi.
Ada kecanggihan lainnya juga, ketika kita melakukan double tap pada airpods, seketika bisa memanggil SIRI ataupun fungsi-fungsi lain seperti next track, previous track, play/pause, ataupun off yang semuanya bisa kita atur melalui opsi pengaturan bluetooth airpods di iPhone, iPad, ataupun Mac. Kalau dulu sebelum update OS 11 ataupun High Sierra, fungsi double tap di Airpods hanya untuk memanggil Siri, sekarang kita bisa mengaturnya untuk fungsi yang berbeda-beda bahkan antara airpod yang kiri dan yang kanan. Bisa saja kita atur, yang kiri ketika double tap bisa memanggil Siri sedangkan yang kanan ketika double tap bisa memutar lagu berikutnya, ataupun berbagai macam kombinasi fungsi lainnya, tergantung preferensi kita.
Ketika Airpods kita gunakan sebagai perekam suara juga bisa kita atur airpod bagian mana yang akan merekam suara, bisa yang kiri atau yang kanan, atau malahan kita bisa pilih opsi otomatis dimana airpods secara otomatis bisa berubah-ubah untuk bagian mana yang merekam suara. Namun, saya setelah kucoba-coba lebih baik kita mengatur untuk salah satu bagian airpods saja yang berfungsi merekam, jangan memilih opsi keduanya.
Untuk Double Tap sendiri terkadang mengalami lag, bahkan berkali kali tidak merespon, entah karena posisinya di telingaku, atau mungkin software-nya perlu diupdate, entahlah..... Nggak begitu maslah toh, aku jarang memakai fitur double tap, fitur itu menurutku untuk keren-kerenan saja.
Yang paling menarik dari Airpods ini sendiri adalah kotak chargernya. Kotak chargernya begitu mungil seperti kotak permen, tetapi sangat canggih. Begitu dibuka dan didekatkan dengan perangkat Apple yang kompatibel (iPhone/iPad dengan OS 10 ke atas) atau Mac dengan Mac OS Sierra ke atas akan langsung konek, kecuali saat pertama kali mencoba untuk mengkoneksikan, cukup mudah dan praktis. Padahal kendala headset ataupun speaker bluetooth adalah agak sulitnya melakukan pairing/koneksi, kadang perlu diulang berkali-kali sampai berhasil terhubung, dan itu tidak terjadi di Airpods!
Daya tahan baterainya menurutku cukup bagus, banyak yang telah mereview-nya internet. Cara nge-charge-nya pun unik. tinggal dimasukkan di kotaknya, akan otomatis nge-charge. Kotaknya berfungsi sebagai kotak penyimpanan sekaligus charger. Ketika masuk di kotak juga cukup keren, ada magnet yang menariknya sehingga tidak mudah terlepas dari kotak. Kotaknya sendiri bisa dicharge dengan kabel lightening yang disertakan pada paket penjualannya dan bisa dicolokkan ke power outlet melalui USB.
Untuk merekam menurutku suaranya cukup jelas dan tidak banyak noise yang masuk dari lingkungan sekitar, tetapi perasaanku kok hasil suaranya terdengar lebih rendah dibandingkan jika kita merekam suara kita di headset konvensional ataupun langsung menggunakan microphone internal macbook. Atau itu mungkin perasaanku saja ya, hehe.....
Secara keseluruhan aku puas dengan performa Airpods, cuma entah mengapa kalau agak lama memakainya, telingaku kok terasa kurang nyaman ya.... mungkin aku salah posisi ketika meletakkan ke dalam telinga atau mungkin belum terbiasa saja.
Oiya kalau mau melihat unboxing-nya bisa dilihat pada video di bawah ini.
Friday, October 13, 2017
Tips Membeli Token Listrik Prabayar Lebih Murah
Sebagian besar rumah baru yang sekarang ini dibangun, listrik yang digunakan kebanyakan tipe prabayar. Listrik jenis ini perlu diisi ulang 'pulsanya' dalam bentuk token yang nanti dikonversi menjadi sejumlah kwh. Kita bisa melakukan pembelian token listrik prabayar di berbagai merchant yang ada. Nah, ada beberapa tips agar kita mendapatkan token listrik dengan harga yang termurah sebagai berikut:
- Agar tidak terkena biaya Materai sebaiknya kita membeli voucher listrik dengan nominal dibawah Rp250 ribu, karena kalau lebih dari Rp205rb akan terkena biaya materai Rp3000, lumayan kan Rp3000 setara sekitar 2 kwh. Kalau lebih dari Rp1 juta malah bisa terkena biaya materai Rp6000,- , tapi sepertinya maksimal pembelian token listrik oleh PLN dibatasi sampai satu juta rupiah saja dalam sekali transaksi.
- Sekarang token listrik tidak hanya dijual melalui ATM, internet banking, mobile banking, ataupun merchant-merchat mitra PLN dan para penjual pulsa, sekarang banyak marketplace (mall online) semacam Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Lazada, dll yang berlomba-lomba menjual token listrik dengan diskon yang cukup lumayan. Jadi pilihlah salah satu yang memberikan diskon terbesar.
- Bisa juga kalaupun nggak ada diskon, pilihlah merchant yang membebaskan biaya admin.
- Kalaupun ingin beli token listrik dalam jumlah yang besar, lebih baik dilakukan dengan nominal yang kecil-kecil (tidak dalam sekali transaksi) agar tidak terkena biaya materai, tapi perlu dipastikan dulu merchant tempat kita membeli tidak membebankan biaya administrasi, syukur-syukur ada diskon atau cashbacknya.
- Terakhir yaitu update dengan tarif dasar listrik (TDL) PLN, ketika PLN berencana menaikkan TDL lebih baik kita membeli token listrik terlebih dahulu dalam jumlah yang relatif banyak jika tidak mau terkena tarif baru.
Yang paling penting adalah kita perlu menghemat penggunaan listrik, dengan sendirinya nanti biaya untuk listrik rumah tangga kita pun akan berkurang, kalaupun ada kenaikkan TDL juga dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap kita, karena kita sudah memulainya dengan hemat listrik.
Thursday, October 12, 2017
Bayar Tagihan Kartu Kredit melalui Aplikasi Digibank
Iklan Digibank |
Saat awal-awal menggunakan aplikasi Digibank, aku pikir tidak ada fitur pembayaran tagihan kartu kredit melalui aplikasi ini, padahal kalau kita menggunakan internet banking dari berbagai bank, ada fitur pembayaran tagihan kartu kredit. di Fitur pembayaran di aplikasi Digibank hanya ada pilihan pembayaran tagihan beberapa provider TV Kabel/Internet, telepon, ataupun PAM. Belum ada menu pembayaran kartu kredit.
Karena penasaran, kutanyakan terntang menu pembayran kartu kredit melalui Live Chat dengan Agen DBS di Aplikasi Digibank. Semula si Agen menjawab memang tidak ada fitur pembayaran tagihan kartu kredit, tapi beberapa saat kemudian dia mengoreksi bahwa pembayaran kartu kredit melalui Digibank bisa dilakukan dengan cara mirip transfer online. Asiikkk......
Kita cukup memilih menu transfer. Kemudian kita pilih bank penerbit kartu kredit kita. Setelah itu masukkan 16 digit nomor kartu kredit kita ke kolom nomor rekening. Masukkan nominal yang mau dibayar, pilih RTOL (transfer online), akan muncul nama penerima (dalam hal ini nama sesuai pemilik kartu kredit). Setelah kita memastikan kebenaran datanya langsung saja kita masukkan password, mudah sekali dan yang paling penting gratis-tis-tis tis.......!
Tuesday, October 10, 2017
Kartu Debit Digibank by DBS Layaknya Kartu Kredit
Hampir sekitar satu bulan ini aku membuka rekening tabungan Digibank. Layanan perbankan digital yang merupakan produk dari DBS, salah satu bank terbesar di Asia Tenggara. Selain tertarik dengan gimmick bebas biaya transfer antar bank ataupun gratis tarik tunai di ATM manapun (berlogo ATM Bersama atau Alto), aku juga tertarik dengan fitur kartu debitnya yang layaknya seperti kartu kredit. Meskipun aku sudah punya beberapa kartu kredit, aku jadi penasaran untuk mencoba fitur yang satu ini.
Kebetulan dalam promonya, Digibank menggelar promo cashback 50% (maksimal Rp50 ribu per minggu) jika kita belanja online di Bukalapak menggunakan kartu debit DBS. Siapa yang tertarik coba, misal beli token listrik prabayar senilai Rp100 ribu, dapat cashback Rp50 ribu, haha..... jadinya kumanfaatkan benar-benar promo itu yang hanya berlangsung sampai akhir oktober ini dengan membeli token listrik nominal 100ribu per minggunya, jadi per minggu aku bisa dapat cashback Rp50ribu yang langsung dikreditkan ke rekening digibankku pada minggu berikutnya.
Bagaimana sih menggunakan kartu debit Digibank saat belanja online, kan di metode pembayaran toko online tidak ada pilihan memakai kartu digibank. Ternyata cukup mudah, dengan promosinya yang mengatakan kartu debit DBS layaknya sebagai kartu kredit, maka ketika kita memilih opsi metode pembayaran, kita pilih saja pembayaran menggunakan kartu kredit, dengan memasukkan nomor Kartu, tanggal expired, CVV dan nama kita. Kemudian kita akan diarahkan ke halaman otorisasi dimana kita wajib memasukkan OTP yang dikirimkan via sms ke nomor HP kita yang sudah terdaftar di DIgibank sebelumnya.
Selain kugunakan untuk beli token listrik di Bukalapak, barusan (malam ini) aku baru bertransaksi di Blibli.com karena saat ini tanggal 10-10-'17 Blibli menggelar diskon yang lumayan untuk berbagai produknya. Aku tertarik untuk membeli suatu barang seharga hampir Rp500 ribu.
Dalam metode pembayaran yang ada di blibli, tidak ada metode bayar menggunakan kartu kredit atau debit DBS, padahal bank-bank lain sangat spesifik disebut dalam metode pembayaran itu. namun, ada opsi terakhir yaitu bayar pakai kartu kredit/debit semua bank. Sama seperti pembayaran menggunakan kartu DBS di Bukalapak, di Blibli juga mengharuskan kita mencantumkan 16 digit nomor kartu, tanggal kadaluwarsa, serta CVV ditambah dengan mencantumkan nama pemegang kartu dan alamat penagihan. Ketika kuklik bayar, seketika itu halaman website diarahkan ke halaman verifikasi yang mewajibkan kita memasukkan OTP yang dikirimkan ke nomor HP kita. Klik-klik-klik, berhasil sudah transaksinya, tinggal nunggu barangnya saja dikirim.
Oiya meskipun kartu DBS mirip dengan kartu kredit, tentu saja ada yang beda. Ketika pembayaran menggunakan metode kartu kredit, maka opsi yang ada hanya pembayaran penuh (bukan cicilan) dan saldo di rekening kita akan langsung didebet sebesar nilai transaksi. Berbeda halnya dengan kartu kredit yang mana kita bisa ngutang dulu, bayar bulan depan, hehe.....Digi
Kebetulan dalam promonya, Digibank menggelar promo cashback 50% (maksimal Rp50 ribu per minggu) jika kita belanja online di Bukalapak menggunakan kartu debit DBS. Siapa yang tertarik coba, misal beli token listrik prabayar senilai Rp100 ribu, dapat cashback Rp50 ribu, haha..... jadinya kumanfaatkan benar-benar promo itu yang hanya berlangsung sampai akhir oktober ini dengan membeli token listrik nominal 100ribu per minggunya, jadi per minggu aku bisa dapat cashback Rp50ribu yang langsung dikreditkan ke rekening digibankku pada minggu berikutnya.
Bagaimana sih menggunakan kartu debit Digibank saat belanja online, kan di metode pembayaran toko online tidak ada pilihan memakai kartu digibank. Ternyata cukup mudah, dengan promosinya yang mengatakan kartu debit DBS layaknya sebagai kartu kredit, maka ketika kita memilih opsi metode pembayaran, kita pilih saja pembayaran menggunakan kartu kredit, dengan memasukkan nomor Kartu, tanggal expired, CVV dan nama kita. Kemudian kita akan diarahkan ke halaman otorisasi dimana kita wajib memasukkan OTP yang dikirimkan via sms ke nomor HP kita yang sudah terdaftar di DIgibank sebelumnya.
Selain kugunakan untuk beli token listrik di Bukalapak, barusan (malam ini) aku baru bertransaksi di Blibli.com karena saat ini tanggal 10-10-'17 Blibli menggelar diskon yang lumayan untuk berbagai produknya. Aku tertarik untuk membeli suatu barang seharga hampir Rp500 ribu.
Dalam metode pembayaran yang ada di blibli, tidak ada metode bayar menggunakan kartu kredit atau debit DBS, padahal bank-bank lain sangat spesifik disebut dalam metode pembayaran itu. namun, ada opsi terakhir yaitu bayar pakai kartu kredit/debit semua bank. Sama seperti pembayaran menggunakan kartu DBS di Bukalapak, di Blibli juga mengharuskan kita mencantumkan 16 digit nomor kartu, tanggal kadaluwarsa, serta CVV ditambah dengan mencantumkan nama pemegang kartu dan alamat penagihan. Ketika kuklik bayar, seketika itu halaman website diarahkan ke halaman verifikasi yang mewajibkan kita memasukkan OTP yang dikirimkan ke nomor HP kita. Klik-klik-klik, berhasil sudah transaksinya, tinggal nunggu barangnya saja dikirim.
Oiya meskipun kartu DBS mirip dengan kartu kredit, tentu saja ada yang beda. Ketika pembayaran menggunakan metode kartu kredit, maka opsi yang ada hanya pembayaran penuh (bukan cicilan) dan saldo di rekening kita akan langsung didebet sebesar nilai transaksi. Berbeda halnya dengan kartu kredit yang mana kita bisa ngutang dulu, bayar bulan depan, hehe.....Digi
Monday, October 9, 2017
Transport dari Bandara Soetta ke Serpong
Tadi malam sekitar pukul 19.04 WIB aku landing di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Usai mengambil bagasi, waktu menunjukkan sekitar pukul 19.30. Bergegas kutinggalkan area kedatangan menuju shelter Bus di Terminal 2F.
Tidak seperti biasanya ketika tiba di Soetta yang langsung memesan taksi online semacam Uber ataupun Grab dan Go Car, kemarin malam kuputuskan untuk naik bus DAMRI saja menuju rumahku di daerah Serpong. Beberapa tempo lalu semakin lama saja menemukan taksi online yang mau dibayar dengan kartu kredit, berkali-kali pernah orderku ditolak. Aku juga maklum karena para sopir taksi online itu, ketika pembayarannya menggunakan kartu kredit harus menunggu pencairan dananya selama beberapa hari atau bahkan lebih dari seminggu, padahal mereka juga rakyat kecil yang harus nalangin dulu beli bensin atau untuk keperluan hidup sehari-hari, makanya mereka lebih senang jika si penumpang membayarnya dengan uang tunai. Pembayaran dengan uang elektronik penyedia aplikasi semacam Grabpay, GoPay juga seringkali ditolak oleh driver taksi online bandara, apalagi kalau si pelanggan menggunakan kode voucher diskon, bakal siap-siap nggak dapat driver meskipun order diulang beberapa kali.
Nah, karena kejadian-kejadian itu, aku sekarang di Soetta agak males kalau pakai taksi online, dan akhirnya kembali lagi ke DAMRI. Kebetulan untuk jurusan Serpong ada bus DAMRI tujuan WTC Serpong, jadi destinasi terakhir adalah Mal WTC Serpong di Jalan raya Serpong.
Sebenarnya disamping bus DAMRI ada pula angkutan lain untuk menuju Serpong yaitu travel Xtrans yang dulu sering kutumpangi, tapi karena tadi malam jadwal yang paling dekat adalah pukul 20.30 dan waktu yang kuperkirakan untuk menuju Serpong lebih lama daripada jika naik DAMRI, maka kuurungkan niatku naik Xtrans.
Mengapa bisa lebih cepat naik DAMRI daripada Xtrans untuk menuju Serpong, hal itu dikarenakan jika kita naik Xtrans maka rutenya adalah melalui jalur Perimeter kemudian melalui Kota Tangerang, tembus jalan raya Serpong, dan di beberapa ruas jalan kita akan mengalami kemacetan. Sebaliknya jika kita naik DAMRI jurusan WTC Serpong, kita akan langsung lewat Tol Bandara, nyambung tol JORR kemudian nyambung lagi Tol Tangerang, dan keluar di pintu tol Alam Sutra. Alhasil dari Bandara ke WTC Serpong hanya sekitar 30 menit, itu saja jalannya sudah santai. DAMRI ini juga banyak dimanfaatkan oleh warga Graha Raya yang letaknya bersebelahan dengan Alam Sutra dengan turun di Giant Alam Sutra.
Sebenarnya naik Travel Xtrans juga ada kelebihannya meskipun tarifnya sedikit lebih mahal daripada DAMRI (mungkin selisih Rp10 ribu). Xtrans bisa masuk sampai kawasan BSD, mampir di agen Xtrans di Ruko-ruko kawasan ITC BSD, bisa lewat juga Mal Teraskota ataupun Giant BSD, sebelum masuk tol menuju Bintaro. Dulu ketika naik Xtrans aku sering turun di Teraskota atau di halte bus seberang Giant Bintaro.
Tarif Damri Bandara memang cukup murah, cuma Rp40ribu saja. Coba bandingkan jika kita naik taksi konvensional ataupun taksi online yang harus bayar tol yang tidak murah tentunya. Cukup ngirit, hehe.....
Sesampainya di WTC Serpong segera kupesan Gojek dengan tujuan ke rumahku dekat dengan kantor Walikota Tangsel di daerah Serua, Tangsel. Cuma Rp11 ribu kalau pakai Gopay atau Rp15 ribu jika bayar tunai dengan jarak tempuh lebih dari 9 km. Coba kubandingkan jika aku pakai taksi online rata-rata habis sekitar Rp130 ribu (termasuk tol) atau kalau pakai taksi konvensional bisa habis sekitar Rp200rb. Lumayan ekonomis to.....
Subscribe to:
Posts (Atom)