Beli token listrik prabayar sekarang banyak pilihannya. Kalau dulu pertama-tama aku sering beli lewat internet banking mandiri ataupun CIMB Niaga. Nah, sekarang sudah semakin banyak platform online yang jualan token listrik. Mulai dari Tokopedia, Bukalapak, Blibli, sampai dengan Gojek pun sekarang ikut-ikutan jualan token listrik. Luar Biasa! Namun, ada satu lagi bukan toko online melainkan platform uang elektronik, yaitu Tcash besutan Telkomsel. Melalui aplikasi Twallet kita bisa menggunakan Tcash untuk membeli token listrik.
Asiknya lagi kalau biasanya kita harus membayar biaya admin untuk beli token listrik, saat ini sampai akhir desember nanti, Tcash membebaskan biaya admin, jadi kalau kita beli token nominal Rp100 ribu ya kita juga cukup membayarnya Rp100 ribu. Bahkan seringkali Tcash memberikan berbagai macam bonus. Dulu ada beli token nominal Rp20 ribu, dapat cashback Rp10 ribu, lumayan sama dengan diskon 50%. Saat artikel ini ditulis pun sedang ada promo, beli token listrik minimal Rp50 ribu, dapat cashback Rp10 ribu, lumayan lah sama dengan diskon 20%. Seringkali kalau ada promo seperti itu, kita sebagai pengguna Tcash akan mendapatkan notifikasi via SMS, jadi tidak melewatkan promo-promo yang worth it semacam itu.
Untuk membeli token listrik juga cukup mudah, kita tinggal masukkan nomor KWH meter ataupun ID Pelanggan PLN kita, pilih nominal token listriknya, lalu masukkan 6 digit PIN Tcash, selesai sudah transaksinya. Begitu transaksi selesai, 20 digit token listrik kita dikirimkan via SMS.
Tadi siang kebetulan aku beli token listrik memakai Tcash via aplikasi Twallet karena tertarik dengan promo yang beli token Rp50 ribu cashback Rp10 ribu. Nah, setelah kumasukkan PIN ternyata prosesnya nggak selesai-selesai dan akhirnya ada keterangan bahwa gagal tersambungkan dengan server, padahal saldo Tcash sudah terpotong. Namun, kekhawatiranku sirna, ketika aku melihat ada SMS dari Tcash yang berisikan 20 digit nomor token. Syukurlah, nggak jadi repot-repot komplain.
Oiya untuk mendapatkan cashback atau gratis biaya admin, pada saat pembayaran memang tidak langsung memotong, kita masih harus membayar sebesar nominal token plus biaya adminnya. Namun, begitu transaksi sukses dan token sudah diterima, kita akan langsung mendapatkan cashback yang Rp10 ribu dan cashback biaya admin, langsung dikreditkan ke saldo Tcash kita. Asyikkk....... So nggak perlu khawatir lah.
Pages
▼
Wednesday, November 29, 2017
Sunday, November 26, 2017
Belanja Pakai Voucher Belanja Elektronik Indomaret
Lebih dari seminggu yang lalu ketika Blibli menggelar flash sale, aku beli voucher belanja elektronik (VBE) Indomaret. Kubeli voucher nominal Rp20 ribu seharga Rp11.000. Sebenarnya iseng-iseng saja saja waktu itu, kan lumaya to, diskon hampir 50%, haha....
Transaksi saat itu kubayar dengan Sakuku BCA. Sesaat setelah transaksi dinyatakan sukses, aku mendapat email dari blibli berisikan 16 digit kode VBE Indomaret yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Maret 2018. VBE ini bisa digunakan di semua gerai indomaret dan ceriamart.
Nah, VBE Indomaret yang kudapat itu baru kugunakan siang tadi di gerai indomaret dekat rumah. Kugunakan sekarang biar nggak lupa, sayang kan kalau terlupa dan kadaluwarsa. Sebelum belanja aku memastikan dulu ke si kasir,
"Mas, di sini bisa pakai voucher belanja elektronik?"
"Bisa Mas!', jawabnya singkat.
Jadilah kubelanja Es Krim Magnum, Nu Green Tea, dan Twisco dengan total nominal Rp22.300. Sesampainya di kasir, si mas-nya menghitung dan agak sedikit bingung, dia pun bertanya kepada temannya, mungkin yang lebih senior bagaimana cara memasukkan VBE indomaret di sistem. Akhirnya, temannya tadi yang menggantikannya di kasir dan memproses transaksiku. Karena voucher belanja elektronikku cuma nominal Rp20.000, maka aku harus masih membayar tunai Rp2.300,-
Melihat masih kikuknya kasir indomaret menggunakan VBE indomaret, kesimpulanku bahwa masih jarang pembeli di indomaret yang menggunakan VBE, keberadaannya juga belum sepopuler voucher-voucher belanja department store atau hypermarket semacam MAP ataupun voucher Carrefour.
Friday, November 24, 2017
Praktis Beli Token Listrik Pakai Go Bills by Gojek
Menu Go Bills Gojek |
Bagaimana saldo gopayku nggak banyak, lha wong tiap minggu selama promo dari Digibank cashback 50% jika top up GoPay, jadilah tiap minggu ku-top up Rp100 ribu saldo GoPay-ku via Digibank. Lumayan beli Rp100 ribu, dapat cashback Rp50 ribu. Mumpung masih promo, nimbun saldo GoPay, hehe.....
Bingung mau kuapain saldo GoPay-ku, karena aku juga jarang-jarang juga pakai GoJek, jarang pula beli pulsa via Go Pulsa, pesan Go Food juga jarang-jarang. Eh, akhirnya sekarang GoPay bisa buat beli token listrik, jadilah sekarang nimbun listrik, haha.....
Dari menu Go Bills kita akan dihadapkan pada 2 pilihan, yaitu PLN atau BPJS. Nah, ketika kita pilih PLN, akan muncul pilihan Prabayar, Pascabayar, dan Non-Taglis. Kupilih Prabayar, dan kita diminta memasukkan nomor KWH meter atau ID Pelanggan kita. Ada pilihan nominal token yaitu 20.000, 50.000, 100.000, 200.000, 500.000, dan 1.000.000. Kupilihlah nominal Rp100 ribu, dikenakan biaya admin Rp1.500,-, jadi total yang harus kubayar Rp101.500,-. Begitu transaksi sukses, 20 digit nomor token langsung muncul dan siap kita inputkan ke KWH Meter. Cukup Praktis dan realtime! Good Job Gojek!
Wednesday, November 22, 2017
Gimana Beli iTunes Gifts Langsung dari iTunes Store?
Punya gadget Apple memang perlu 'modal'. Nggak hanya pas beli gadgetnya saja, tapi juga buat ngisi iPhone, iPad, Mac dengan lagu, film, games, ataupun aplikasi berbayar kita butuh 'modal'. iTunes Store dan App Store menyediakan berbagai lagu, games, film, video, dan aplikasi yang jumlahnya luar biasa banyak. Semuanya itu bisa kita beli dengan kartu kredit. Kalau kita tidak punya kartu kredit, kita bisa beli iTunes Gifts semacam voucher digital ya semacam saldo uang elektronik lah, tapi khusus untuk transaksi di iTunes Store dan Appstore Apple.
Kita bisa beli iTunes Gift yang banyak ditawarkan di berbagai marketplace online semacam Tokopedia dan Bukalapak, tapi biasanya harganya relatif lebih mahal, misalkan iTunes Gifts dengan nominal Rp150 ribu dijual dengan harga Rp160 ribu bahkan Rp170ribu. Nah, kalau tidak pengen kena harga mahal seperti yang kulakukan adalah beli langsung iTunes Gifts di iTunes Store menggunakan kartu kredit.
Kenapa aku tidak langsung menggunakan kartu kredit jika beli berbagai item di iTunes Store atau Appstore. Alasannya adalah keamanan, jika aku menggunakan langsung kartu kredit sebagai alat pembayarannya, maka aku harus selalu menyimpan nomor kartu kredit berikut CVV dan expired date-nya di database Apple. Meskipun menurut Apple dijamin keamanannya, tapi aku kok nggak sreg ya, hehe.... Jadilah mending aku beli iTunes Gifts saja, sehingga jika aku beli item-item di iTunes atau Appstore, saldo iTunes Gift-ku yang langsung kedebet.
Untuk membeli iTunes Gift menggunakan kartu kredit, aku perlu mengatur metode pembayaran di akunku. Apple menerima pembayaran kartu kredit VISA, MasterCard, dan American Express. Kucantumkan data kartu kreditku, kusimpan dan baru bisa kugunakan untuk beli iTunes Gifts. Kita tinggal memilih nominal berapa yang akan kita beli, kita kirim ke alamat email kita atau orang lain. Nanti kode voucher iTunes Gift dikirimkan ke email yang kita tuliskan tadi. Bisa langsung kita redeem dengan memasukkan kode vouchernya di menu redeem iTunes Store atau jika kita buka emailnya di gadget yang terhubung dengan akun Apple kita maka kita tinggal klik "Redeem" yang ada di email berisikan kode voucher tadi, langsung saldo iTunes Gift kita bertambah, bisa kita lihat di pojok kanan atas dari iTunes Store. Di tagihan kartu kredit kita nantinya cuma sebesar persis nominal iTunes Gifts yang kita beli, jadi nggak ada biaya tambahan.
Setelah sukses redeem dan Saldo iTunes Gifts-ku bertambah, langsung kuubah kembali metode pembayaran di akunku menjadi "None", alias tidak ada agar data kartu kreditku tidak selalu standby di database Apple. Ya untuk jaga-jaga aja, karena yang terbaru ada kabar di berita bahwa data sekitar 57 juta pengguna UBER sudah terkena hack, padahal aku menyimpan data kartu kreditku di akun UBER, semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan akun UBER-ku.
Kita bisa beli iTunes Gift yang banyak ditawarkan di berbagai marketplace online semacam Tokopedia dan Bukalapak, tapi biasanya harganya relatif lebih mahal, misalkan iTunes Gifts dengan nominal Rp150 ribu dijual dengan harga Rp160 ribu bahkan Rp170ribu. Nah, kalau tidak pengen kena harga mahal seperti yang kulakukan adalah beli langsung iTunes Gifts di iTunes Store menggunakan kartu kredit.
Kenapa aku tidak langsung menggunakan kartu kredit jika beli berbagai item di iTunes Store atau Appstore. Alasannya adalah keamanan, jika aku menggunakan langsung kartu kredit sebagai alat pembayarannya, maka aku harus selalu menyimpan nomor kartu kredit berikut CVV dan expired date-nya di database Apple. Meskipun menurut Apple dijamin keamanannya, tapi aku kok nggak sreg ya, hehe.... Jadilah mending aku beli iTunes Gifts saja, sehingga jika aku beli item-item di iTunes atau Appstore, saldo iTunes Gift-ku yang langsung kedebet.
Untuk membeli iTunes Gift menggunakan kartu kredit, aku perlu mengatur metode pembayaran di akunku. Apple menerima pembayaran kartu kredit VISA, MasterCard, dan American Express. Kucantumkan data kartu kreditku, kusimpan dan baru bisa kugunakan untuk beli iTunes Gifts. Kita tinggal memilih nominal berapa yang akan kita beli, kita kirim ke alamat email kita atau orang lain. Nanti kode voucher iTunes Gift dikirimkan ke email yang kita tuliskan tadi. Bisa langsung kita redeem dengan memasukkan kode vouchernya di menu redeem iTunes Store atau jika kita buka emailnya di gadget yang terhubung dengan akun Apple kita maka kita tinggal klik "Redeem" yang ada di email berisikan kode voucher tadi, langsung saldo iTunes Gift kita bertambah, bisa kita lihat di pojok kanan atas dari iTunes Store. Di tagihan kartu kredit kita nantinya cuma sebesar persis nominal iTunes Gifts yang kita beli, jadi nggak ada biaya tambahan.
Setelah sukses redeem dan Saldo iTunes Gifts-ku bertambah, langsung kuubah kembali metode pembayaran di akunku menjadi "None", alias tidak ada agar data kartu kreditku tidak selalu standby di database Apple. Ya untuk jaga-jaga aja, karena yang terbaru ada kabar di berita bahwa data sekitar 57 juta pengguna UBER sudah terkena hack, padahal aku menyimpan data kartu kreditku di akun UBER, semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan akun UBER-ku.
Tidak Semua Jenis Kartu Kredit disupport di Semua Merchant Online
Pernahkah kalian ketika melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit di toko online tapi mengalami kegagalan? Bisa jadi karena koneksi internetnya tidak stabil, sistem di toko online-nya mungkin lagi error dan sebab-sebab lainnya. Namun, ada satu penyebab lagi yang membuat kita jengkel, yaitu ternyata jenis kartu kredit yang kita miliki tidak di-support merchant online tersebut.
Saya punya kartu kredit jenis JCB dari salah satu bank ternama di negeri ini. Jenisnya platinum, limitnya juga cukup besar dan bisa kugunakan untuk gratis masuk lounge di berbagai bandara di Indonesia. Cukup menyenangkan sebetulnya, tapi ada satu kelemahannya, yaitu tidak semua merchant online mendukung pembayaran dengan kartu kredit jenis JCB. Sebagian besar Merchant online yang ada hanya mensupport pembayaran dengan jenis kartu kredit VISA atau MasterCard yang memang keberadaannya lebih banyak dan familier di masyarakat.
Beberapa merchant online besar yang tidak support semisal Traveloka, Tiket.com, Lazada, Zalora ataupun yang lainnya sangat disayangkan tidak mesupportnya, padahal mungkin saja pemegang kartu kredit JCB lebih royal dalam belanja online, haha..... Untungnya sku sendiri punya kartu kredit lainnya yaitu MasterCard ataupun kartu debit VISA yang bisa digunakan layaknya kartu kredit, so nggak masalah buatku, tapi sayang kan kalau kartu kredit JCB-ku itu nggak kugunakan.....
Aku kurang tahu apakah inisiatif kerja sama antara merchant online dengan penyedia platform kartu kredit itu biasanya datang dari si pemilik merchant atau dari penyedia platform-nya semacam VISA, Mastercard dan JCB yang menginisiasi? Saya pikir kok dari merchant-nya ya, mungkin situs semacam Tiket.com dan Traveloka menganggap bekerja sama dengan JCB kurang menguntungkan karena masih sedikitnya pemegang kartu kredit JCB di Indonesia. Entahlah..... semoga pihak JCB juga proaktif menawarkan platform pembayarannya ke merchant-merchant online besar itu, agar pemilik kartu kredit JCB lebih fleksibel dalam menggunakan kartunya, masak limit sudah besar dianggurin, sayang kan, hehe.....
Tetaplah Bijak dan Cerdas dalam Belanja Online!
Saya punya kartu kredit jenis JCB dari salah satu bank ternama di negeri ini. Jenisnya platinum, limitnya juga cukup besar dan bisa kugunakan untuk gratis masuk lounge di berbagai bandara di Indonesia. Cukup menyenangkan sebetulnya, tapi ada satu kelemahannya, yaitu tidak semua merchant online mendukung pembayaran dengan kartu kredit jenis JCB. Sebagian besar Merchant online yang ada hanya mensupport pembayaran dengan jenis kartu kredit VISA atau MasterCard yang memang keberadaannya lebih banyak dan familier di masyarakat.
Beberapa merchant online besar yang tidak support semisal Traveloka, Tiket.com, Lazada, Zalora ataupun yang lainnya sangat disayangkan tidak mesupportnya, padahal mungkin saja pemegang kartu kredit JCB lebih royal dalam belanja online, haha..... Untungnya sku sendiri punya kartu kredit lainnya yaitu MasterCard ataupun kartu debit VISA yang bisa digunakan layaknya kartu kredit, so nggak masalah buatku, tapi sayang kan kalau kartu kredit JCB-ku itu nggak kugunakan.....
Aku kurang tahu apakah inisiatif kerja sama antara merchant online dengan penyedia platform kartu kredit itu biasanya datang dari si pemilik merchant atau dari penyedia platform-nya semacam VISA, Mastercard dan JCB yang menginisiasi? Saya pikir kok dari merchant-nya ya, mungkin situs semacam Tiket.com dan Traveloka menganggap bekerja sama dengan JCB kurang menguntungkan karena masih sedikitnya pemegang kartu kredit JCB di Indonesia. Entahlah..... semoga pihak JCB juga proaktif menawarkan platform pembayarannya ke merchant-merchant online besar itu, agar pemilik kartu kredit JCB lebih fleksibel dalam menggunakan kartunya, masak limit sudah besar dianggurin, sayang kan, hehe.....
Tetaplah Bijak dan Cerdas dalam Belanja Online!
Sunday, November 19, 2017
Nyobain Nonton IMAX terbaru di The Breeze BSD
XXI dan IMAX The Breeze BSD |
Tidak hanya hanya membuka studio XXI, IMAX terbaru juga dibuka di sini. Meskipun layar IMAX-nya tidak sebesar dengan IMAX di mal-mal lainnya, tapi lumayan lah bagi warga BSD dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh pergi ke Sumarecon Serpong atau Gandaria City untuk sekedar nonton IMAX.
Suasana Hari Pertama Pembukaan IMAX The Breeze BSD |
Karena penasaran nonton di hari pertama pembukaan IMAX di The Breeze BSD, kubela-belain sepulang kantor aku berangkat ke BSD, untungnya jarak rumahku ke BSD cukup dekat, nggak sampai 15 menit aku sudah sampai the Breeze. Saat itu adalah hari perdana pula pemutaran film Superhero DC Comics yaitu Justice League. Jadilah aku beli tiket IMAX dan ternyata hampir semua kursi yang tersedia terisi penuh tinggal barisan kursi yang depan-depan. Untungnya aku datang sendiri jadi masih ada bangku kosong di pojok paling atas dan di baris keenam dari bawah. Kupilih yang bawah biar lebih dapet efek 3D-nya, karena kalau kejauhan kadang sensasinya kurang, apalagi di pojok.
Studionya cukup kecil, kalau nggak salah cuma mampu menampung 294 orang. Layarnya nggak terlalu lebar, tapi sudah cukuplah untuk studio sebesar itu. Menurutku teater IMAX-nya agak terlalu dipaksakan mengingat XXI dan IMAX ini berada di lantai dasar Green Office Park BSD yang sepengetahuanku tidak dirancang khusus untuk keberadaan cinema di lantai dasarnya, jadi ya itu sudah maksimal penyesuaian sana-sini. Tapi overall memuaskan baik itu kualitas 3D-nya, Sound-nya, ataupun kenyamanan kursinya. Baguslah, semakin banyak pilihan kalau mau nonton karena selama ini kalau nggak ke AEON Mall ya ke Bintaro Xchange atau Lottemall Bintaro yang semuanya tidak dilengkapi IMAX.
Saturday, November 18, 2017
Apa Pekerjaan Rumah yang Paling Menjengkelkan?
Jawabanya buka nyuci piring, ngepel lantai, ataupun nyuci pakaian melainkan Menyetrika! ya betul, pekerjaan rumah yang satu ini sangat menguras energi dan kesabaran. Panas, bikin pegal, dan tentunya boros listrik, kecuali kalau kalian masih pakai setrika arang listrik!
Mengapa bisa sangat membosankan dan menjengkelkan, alasannya sebagai berikut:
Mengapa bisa sangat membosankan dan menjengkelkan, alasannya sebagai berikut:
- Menyetrika cenderung bikin hawa di sekitarnya jadi panas, sehingga tak jarang pula peluh kita bercucuran ketika menyetrika, sesuatu yang sangat tidak nyaman tentunya.
- Posisi berdiri atau duduk yang relatif lama saat menyetrika dengan gerakan yang monoton dapat dengan sukses membuat tubuh kita pegal-pegal.
- Butuh kesabaran untuk menyetrika, karena tak jarang kita menjumpai baju yang sulit sekali disetrika meski sudah mengatur seting panas maksimal. Atau mungkin karena kepanasan tak jarang ada pakaian kita yang menempel di setrika karena bahannya yang merupakan campuran plastik. Pantas saja banyan keluarga meskipun mereka nggak nge-laundry, tapi tetap menyerahkan urusan setrika menyetrika ke orang lain/tentangga yang membuka jasa penyetrikaan.
- Belum tentu setrikaan kita bisa licin tanpa ada lecek di baju atau celana. Apalagi kalau kita tidak mempunyai trik cepat dalam menyetrika pastinya akan menyedot listrik yang besar, karena setrika termasuk elektronik yang nyedot listrik dalam jumlah yang besar, bisa setara mesin pompa air ataupun AC.
- Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menyetrika. Satu kemeja saja jika benar-benar licin bisa memakan waktu 3-5 menit. Bagaimana kalau kita buru-buru mau nggunain baju itu ya....
Lha terus biar menyetrika tidak menjengkelkan lagi apa yang harus kita lakukan?
- Kita serahkan saja pekerjaan menyetrika ke orang yang membuka jasa setrikaan, toh nggak terlalu mahal. Keluar sedikit uang, tapi kita kan tidak capek, dan yang penting tidak boros listrik!
- Beli setrika uap, karena menggunakan setrika uap membuat pakaian cepat licin, tanpa perlu berulang-ulang menyetrikanya dengan tekanan yang kuat sehingga kita menguras energi. Cukup gosok satu atau dua kali biasanya langsaung licin. Kalau menganggap setrika uap yang biasa tidak cukup praktis, kita bisa beli setrika uang yang punay semacam pipa kayak vakum cleaner, dima baju kita gantung dan cukup kita uapi bajunya langsung licin, seperti yang dipakai di department store, baju-baju yang lecek karena dipilah pilih oleh pembeli bisa kembali licin seketika dengan setrika upa modern model ini. Harganya memang agak mahal, biasanya lebih dari Rp1 juta.
- Jangan menimbun terlalu banyak pakaian yang belum disetrika, karena nanti butuh extra effort untuk menyetrikanya.Luangkan waktu paling tidak seminggu dua kali untuk menyetrika agar tidak menumpuk di akhir pekan. Namun, nggak perlu tiap hari menyetrika karena disamping akan membosankan meski sedikit yang disetrika tapi juga akan boros listrik.
Selamat menyetrika dengan enjoy, mimpi kali........!
Friday, November 17, 2017
Nyobain Es Krim Haagen Dazs di Bintaro Xchange
Haagen Dazs di Bintaro XChange |
Ngomong-ngomong soal es krim, kalau dulu waktu kecil es krim yang populer ada Mirota, Campina, Indo es krim Meiji, dan Walls. Ternyata karena sudah punya gaji sendiri, jadinya pengen nyoba es krim yang lebih elit alias mihillll.....!
Es Krim Double Scoop Haagen Dazs |
Tak puas pensaran dengan rasanya Baskin Robbins, aku pun nyobain es krim di Haagen Dazs. Siang tadi kebetulan aku mampir ke Bintaro Xchange untuk nukerin voucher Haagen Dazs yang kubeli di JD.id dari harga Rp300 ribu menjadi hanya Rp139 ribu. Kebetulan aku juga punya voucher es krim yang kuperoleh saat daftar aplikasi Haagen Dazs dan satunya lagi kubeli dengan uang elektronik Sakuku BCA Rp1,-. Jadi aku tadi siang selain nukerin voucer untuk dimasukkan saldonya ke Super Premium Card Haagen Dazs juga redeem voucher se krim single scoop. Lumayan..... jadinya aku dapat 2 scoop dari dua voucher berbeda. Kebetulan yang voucher karena download aplikasi hanya bisa ditukarkan dengan es krim varian strawberry, sedangkan satunya bebas maka kupilih rasa Caramel Biskuit. Perpaduan rasa Caramel dan Biskuit.
Sekilas nampak, varian caramel biskuit tidak se-eye catching es krim caramel miliknya Baskin Robbins. Setelah kucoba ternyata enak juga, meskipun kurang terasa lelehan caramelnya atau krenyes-krenyes semacam kacang arab manis. Ada rasa semacam biskuit tumbuk yang memang rasanya masih kalah dominan dengan karamelnya.
Untuk Es krim yang varian strawberry berwarna pink, dengan semacam gumpalan-gumplan kecil seperti saus strawberry beku. Rasanya agak asam khas rasa strawberry.
Asik buat nongkrong para pecinta es krim |
Kursinya nyaman |
Wednesday, November 15, 2017
Cek In Air Asia di Juanda Surabaya
Tidak seperti maskapai lainnya yang membuka cek in-nya sekitar 1-2 hari sebelum keberangkatan, Air Asia membuka layanan web cek in 14 hari sebelum keberangkatan sampai dengan 4 jam sebelum keberangkatan. Layanan web cek in-nya bisa diakses di sini.
Air Asia juga menerapkan kebijakan serupa dengan citilink yaitu menjual nomor kursi jika mau memilih kursi. Kalau pengen gratis berarti kita harus menerima nomor kursi yang sudah dipilihkan oleh sistem. Yah namanya saja maskapai Low Budget, masih untung bisa terbang murah dan aman, hehe.....
Menurutku sistem web check in di Air Asia lebih bagus daripada kepunyaan citilink. MEskipun sama-sama bisa diakses melalui website juga dapat diakses melalui aplikasi mobile. Namun, ketika kita menyelesaikan proses check in, ada opsi untuk mengirimkan boarding pass ke email kita, sehingga kalaupun nggak sempat ngeprint saat itu, bisa kapan-kapan toh sudah tersimpan di email. Adapula opsi mengirim notifikasi boarding pass ke SMS.
Sebenarnya dengan aplikasi mobile Air Asia kita tidak perlu mencetak boarding pass, melainkan bisa menggunakan e-boarding pass yang hanya bisa diperoleh jika kita check in melalui aplikasi. Namun, e-boarding pass ini setahuku belum berlaku di semua bandara, kalau tidak salah hanya berlaku di Soetta saja. jadi, kita perlu tetap nge-print boading pass.
Ketika di Juanda, saat aku mau nge-print boarding pass di mesin cek in mandiri (semacam mesin atm), ternyata setelah berkali-kali kucoba tetap nggak bisa, dan aku harus tetap ke counter, padahal saat itu counter belum buka dan sudah banyak penumpang yang antre di depan counter dengan bawaan bagasi mereka bertroli-troli. "Wah bisa lama nih, antrenya...!" gerutuku saat itu. bagaimana nggak menggerutu, karena aku nggak bawa bagasi dan harusnya bisa cepat cek innya tanpa harus antre dengan penumpang yang bawa banyak bagasi. Yo wis lah, berlatih sabar, hehe.....
Sesampainya di counter cek in, kutanyakan ke petugasnya mengapa nggak bisa digunakan mesin cek in mandiri sebanyak itu. Jawabannya cukup sederhana, lagi error sistemnya, wah wah wah......
Tapi Aku cukup puas dengan pelayanan Air Asia saat itu yang cukup on time. Mungkin lain kali aku perlu mencetak dulu boarding passnya di rumah biar gk antre lagi....
Air Asia juga menerapkan kebijakan serupa dengan citilink yaitu menjual nomor kursi jika mau memilih kursi. Kalau pengen gratis berarti kita harus menerima nomor kursi yang sudah dipilihkan oleh sistem. Yah namanya saja maskapai Low Budget, masih untung bisa terbang murah dan aman, hehe.....
Menurutku sistem web check in di Air Asia lebih bagus daripada kepunyaan citilink. MEskipun sama-sama bisa diakses melalui website juga dapat diakses melalui aplikasi mobile. Namun, ketika kita menyelesaikan proses check in, ada opsi untuk mengirimkan boarding pass ke email kita, sehingga kalaupun nggak sempat ngeprint saat itu, bisa kapan-kapan toh sudah tersimpan di email. Adapula opsi mengirim notifikasi boarding pass ke SMS.
Sebenarnya dengan aplikasi mobile Air Asia kita tidak perlu mencetak boarding pass, melainkan bisa menggunakan e-boarding pass yang hanya bisa diperoleh jika kita check in melalui aplikasi. Namun, e-boarding pass ini setahuku belum berlaku di semua bandara, kalau tidak salah hanya berlaku di Soetta saja. jadi, kita perlu tetap nge-print boading pass.
Ketika di Juanda, saat aku mau nge-print boarding pass di mesin cek in mandiri (semacam mesin atm), ternyata setelah berkali-kali kucoba tetap nggak bisa, dan aku harus tetap ke counter, padahal saat itu counter belum buka dan sudah banyak penumpang yang antre di depan counter dengan bawaan bagasi mereka bertroli-troli. "Wah bisa lama nih, antrenya...!" gerutuku saat itu. bagaimana nggak menggerutu, karena aku nggak bawa bagasi dan harusnya bisa cepat cek innya tanpa harus antre dengan penumpang yang bawa banyak bagasi. Yo wis lah, berlatih sabar, hehe.....
Sesampainya di counter cek in, kutanyakan ke petugasnya mengapa nggak bisa digunakan mesin cek in mandiri sebanyak itu. Jawabannya cukup sederhana, lagi error sistemnya, wah wah wah......
Tapi Aku cukup puas dengan pelayanan Air Asia saat itu yang cukup on time. Mungkin lain kali aku perlu mencetak dulu boarding passnya di rumah biar gk antre lagi....
Sunday, November 12, 2017
Lebih Tenang dengan Web Cek In Citilink
Dulu kita sering terburu-buru ke bandara agar tidak terlambat cek in. Namun, sekarang kita semakin dimudahkan dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh maskapai, salah satunya adalah web cek in yang bisa kita lakukan darimana pun asal ada akses internet.
Seperti halnya maskapai lain, citilink punya juga fasilitas web cek in. Mirip dengan maskapai lainnya, mungkin hanya dibeberapaprosedur dan kebijakan saja yang berbeda. Misalnya Citilink menerapkan bahwa web cek in baru bisa diakses 48 jam sampai dengan 2 jam 30 menit sebelum jadwal keberangkatan. Lumayan lah cukup memadai rentang waktunya, kebanyakan maskapai membuka web cek in 24 jam sebelum keberangkatan.
Oiya kita bisa melakukan web cek in Citilink melalui laman Web Cek In Citilink atau bisa juga melalui aplikasi mobile yang bisa didownload di Appstore Apple atau Playstore Android. Pilih saja menu Web Cek in di aplikasinya, dan ikuti saja langkah selanjutnya. Hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan kode booking dan nama belakang kita.
Tidak seperti web cek ini di Garuda ataupun Lion Air yang membebaskan kita untuk memilih tempat duduk, Citilink tidak menerapkan kebijakan serupa. Citilink mengenakan charge yang bervariasi untuk masing-masing posisi tempat duduk jika kita ingin memilihnya, tapi gratis jika kita tidak memilih tempat duduk alias dipilihkan otomatis oleh sistem Citilink, padahal beberapa waktu lalu sudah pernah digratiskan lho untuk memilih kursi, eh sekarang dikomersilkan lagi, haha.....
Kalau aku sendiri tidak pernah memilih tempat duduk kalau dikenakan charge seperti itu, lain halnya jika gratis. Kalau Anda berencana memilih kursi ketika web cek in, saya sarankan untuk mengaksesnya melalui komputer agar lebih nyaman navigasinya dibandingkan melalui aplikasi mobile.
Terakhir ketika kita sudah yakin dengan kursi yang kita pilih atau tidak memilih kursi, kita bisa melanjutkan untuk proses finalisasi web cek in. Kemudian akan muncul keterangan kalau kita sudah cek in dan boarding pass kita sudah bisa di print. Sayangnya tidak ada opsi untuk mengirim boarding pass ke email kita. Dulu setahuku ketika web cek in citilink, boarding pass akan langsung dikirimkan ke email kita, sesuai email yang kita cantumkan saat kita beli tiket di website citilink langsung. Namun, sekarang karena aku belum pernah lagi beli tiket ke website citilink langsung, dan seringnya lewat travel agent online seperti Traveloka, tiket.com dan lainnya, maka ketika web cek in citilink boarding passnya tidak terkirim otomatis ke emailku, mungkin terkirim ke email travel agent. Fitur ini sepertinya sepele, tapi sangat membantu ketika tersedia opsi untuk mengirimkan boarding pass melalui email ataupun via SMS seperti yang disediakan maskapai lain.
Sesampainya bandara, meskipun kita sudah web cek in, kalau kita bawa bagasi harus tetap ke counter. Namun, kalau kita tidak perlu bagasi kita bisa juga tidak mampir counter dengan berbekal boardingpass yang sudah kita pegang sebelumnya, tapi saya menyarankan untuk ke counter untuk mengetahui informasi mengenai gate mana yang harus dituju, atau mungkin ada informasi delay, dan bisa juga cetak ulang boarding pass yang sudah dilengkapi dengan keterangan Gate berapanya.
Seperti halnya maskapai lain, citilink punya juga fasilitas web cek in. Mirip dengan maskapai lainnya, mungkin hanya dibeberapaprosedur dan kebijakan saja yang berbeda. Misalnya Citilink menerapkan bahwa web cek in baru bisa diakses 48 jam sampai dengan 2 jam 30 menit sebelum jadwal keberangkatan. Lumayan lah cukup memadai rentang waktunya, kebanyakan maskapai membuka web cek in 24 jam sebelum keberangkatan.
Oiya kita bisa melakukan web cek in Citilink melalui laman Web Cek In Citilink atau bisa juga melalui aplikasi mobile yang bisa didownload di Appstore Apple atau Playstore Android. Pilih saja menu Web Cek in di aplikasinya, dan ikuti saja langkah selanjutnya. Hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan kode booking dan nama belakang kita.
Tidak seperti web cek ini di Garuda ataupun Lion Air yang membebaskan kita untuk memilih tempat duduk, Citilink tidak menerapkan kebijakan serupa. Citilink mengenakan charge yang bervariasi untuk masing-masing posisi tempat duduk jika kita ingin memilihnya, tapi gratis jika kita tidak memilih tempat duduk alias dipilihkan otomatis oleh sistem Citilink, padahal beberapa waktu lalu sudah pernah digratiskan lho untuk memilih kursi, eh sekarang dikomersilkan lagi, haha.....
Kalau aku sendiri tidak pernah memilih tempat duduk kalau dikenakan charge seperti itu, lain halnya jika gratis. Kalau Anda berencana memilih kursi ketika web cek in, saya sarankan untuk mengaksesnya melalui komputer agar lebih nyaman navigasinya dibandingkan melalui aplikasi mobile.
Terakhir ketika kita sudah yakin dengan kursi yang kita pilih atau tidak memilih kursi, kita bisa melanjutkan untuk proses finalisasi web cek in. Kemudian akan muncul keterangan kalau kita sudah cek in dan boarding pass kita sudah bisa di print. Sayangnya tidak ada opsi untuk mengirim boarding pass ke email kita. Dulu setahuku ketika web cek in citilink, boarding pass akan langsung dikirimkan ke email kita, sesuai email yang kita cantumkan saat kita beli tiket di website citilink langsung. Namun, sekarang karena aku belum pernah lagi beli tiket ke website citilink langsung, dan seringnya lewat travel agent online seperti Traveloka, tiket.com dan lainnya, maka ketika web cek in citilink boarding passnya tidak terkirim otomatis ke emailku, mungkin terkirim ke email travel agent. Fitur ini sepertinya sepele, tapi sangat membantu ketika tersedia opsi untuk mengirimkan boarding pass melalui email ataupun via SMS seperti yang disediakan maskapai lain.
Sesampainya bandara, meskipun kita sudah web cek in, kalau kita bawa bagasi harus tetap ke counter. Namun, kalau kita tidak perlu bagasi kita bisa juga tidak mampir counter dengan berbekal boardingpass yang sudah kita pegang sebelumnya, tapi saya menyarankan untuk ke counter untuk mengetahui informasi mengenai gate mana yang harus dituju, atau mungkin ada informasi delay, dan bisa juga cetak ulang boarding pass yang sudah dilengkapi dengan keterangan Gate berapanya.
Friday, November 10, 2017
Review Printer Epson L485 WiFi Indonesia
Printer Epson L485 (dok. pribadi) |
Pilihanku jatuh ke printer Epson tipe L485 yang selain bisa untuk printer juga bisa untuk scan dan copy. Namun, fitur kunci yang kucari adalah bisa pakai WiFi. Kebetulan kubeli di JD.id dengan harga hampir 3 juta. Salah satu pertimbanganku juga adalah printer ini masih menggunakan tinta isi ulang, jadi tidak perlu gonta-ganti catridge yang terkenal mahal itu. Cukup beli tintanya saja, isi sendiri. Dalam paket pembeliannya juga sudah disertakan 4 botol tinta asli warna hitam, merah, biru, dan kuning.
Setelah kuiisi dan kusetel macem-macem, akhirnya kucoba atur fitur WiFi-nya. Kucoba koneksikan dengan tethering di HP dan ternyata bisa. Kita juga bisa mensetting, alamat email printer ini melalui situs epson, sehingga dari jauh pun, ataupun kota lain kita bisa nge-print asal printernya nyambung internet dengan memasukkan alamat email printer ini, jadi berfungsi mirip mesin Fax.
Khusus untuk fitur scan, masih harus nyambung dengan kabel. Hanya ngeprint saja yang bisa wireless. Untuk mencetak foto di kerta foto hasilnya juga cukup bagus tak kalah dengan kualitas cetak foto studio. Untuk meng-copy dokumen juga hasilnya sangat bagus. bisa copy hitam putih ataupun berwarna. Saat kucoba meng-copy dokumen berwarna, hasilnya cukup memuaskan.
Oiya ternyata printer ini dilengkapi juga oleh WiFi Direct sehingga printer ini bisa tetap nge-print tanpa perlu terkoneksi langsung dengan hotspot WiFi, tetapi perangkat laptop ataupun smartphone bisa langsung koneksi dengan WiFi Direct Printer ini. Praktis....! Untuk lebih memudahkan koneksi smartphone atau tablet kita bisa mengunduh aplikasi Epson iPrint untuk iOS atau Android, cukup simpel.
Secara keseluruhan aku puas dengan performa printer Epson L485 ini. Bentuknya kompak, terlihat kokoh dengan warna hitamnya, dan mudah perawatannya. Semoga Awet.....
Thursday, November 9, 2017
Proses Panjang Berliku Komplain Gagal Top Up Flazz BCA
Ini mungkin proses terpanjang, ternjlimet, teruwet, dan tercapek yang harus kujalani untuk komplain ke BCA terkait kegagalan saat Top Up Saldo Flazz. Untuk soal komplain mengkomplain mungkin aku sudah cukup terlatif, entah sudah berapa puluh kali aku komplain ke toko online, marketplace, ataupun Bank terkait pelayanan mereka, dan hampir semua berakhir dengan manis. Semoga yang satu ini tidak berakhir pahit.
Kronologi kejadian sampai dengan proses komplainnya adalah seperti ini:
Kronologi kejadian sampai dengan proses komplainnya adalah seperti ini:
- Tanggal 27 September 2017 sekitar pukul 11.35 WIB aku top up Flazz melalui EDC di kasir Gramedia Boulevard Bintaro dengan debit kartu ATM-ku. Transaksiku dinyatakan gagal saat itu karena saldo flazzku tidak bertambah banyak. Kutanyakan ke Kasirnya, katanya uangnya akan segera kembali sekitar 1-2 hari kerja. Nomor kartu flazzku juga dicatat dan katanya mau dibantu melaporkannya ke BCA. Entahlah, itu pernah dilakukan atau tidak sampai saat ini.
- Malam harinya, kucoba untukk menghubungi customer care BCA melalui telepon. Namun, jawabannya relatif sama dengan si mbak kasir, yaitu dikatakan oleh CS-nya bahwa benar terjadi kegagalan dalam hal top up flazz, dikarenakan koneksi mati. Dijanjikan oleh si Mas CS itu uangku akan dikreditkan kembali keesokan harinya.
- Beberapa hari tidak ada uang masuk ke rekening BCA, kutulislah email: halobca@bca.co.id mendapatkan jawaban bahwa aku harus datang ke cabang BCA terdekat.
- Karena aku tidak sempat ke BCA terdekat, maka ketika aku pulang ke Tulungagung, tanggal 3 Oktober 2017 kudatangi kantor BCA Tulungagung. Aku berbicara panjang lebar dengan CS-nya (mbak cantik yang kulupa namanya), dia pun dengan sabar dan melayaniku dengan ramah. Dalam kesempatan itu aku juga dihubungkan kembali dengan petugas halo BCA. Akhirnya aku dijanjikan sampai 5 hari kerja untuk pembalian dananya.
- Lama kutunggu sampai kira-kira sebulan ternyata nggak ada juga refund yang masuk ke rekening BCA-ku. Akhirnya hari selasa 7 November 2017 kemarin kulayangkan komplain 'keras' ke email halo bca, bahwa jika masalahku tidak terselesaikan sampai jumat 10 November, maka terpaksa kutulis di surat pembaca.
- Sore harinya aku dihubungi oleh Kepala Layanan BCA Tulungagung, Pak Toni. Melalui SMS Beliau meminta kapan kesediaanku untuk ditelpon, karena kulihat beberapa kali ada telepon masuk yang nggak kujawab, mungkin karena aku lagi sibuk saat itu. Beliau juga minta untuk men-scan kartu flazz-ku untuk melihat mutasi transaksinya. Kujelaskan bahwa aku tidak berada di Tulungagung, dan aku pun spontan punya ide, ku-scan sendiri kartu flazz-ku dengan aplikasi Mobile BCA di android, terlihat mutasi transaksinya dan akhirnya ku screenshot dan kukirimkan gambarnya ke Pak Toni. Beliau berkata langsung segera memprosesnya dan mengirimkan data tersebut ke pusat.
- Tanggal 8 November 2017 tidak ada kabar apapun mengenai progress komplainku.
- Tanggal 9 November 2017 sore hari ini sekitar pukul 5 lebih ada 3 panggilan tak terjawab di HP-ku. Dari nomornya kelihatan telepon dari Jakarta. "Mungkin itu pihak BCA mau mengabarkan progress komplainku?", pikirku saat itu. Aku segera saja mengecek mutasi di rekening BCA-ku melalui klikbca, dan ternyata ada kredit dari BCA. Alhamdulillah.... aku tidak perlu menulis di surat pembaca esok hari. Ternyata mujarab juga ya kata 'Surat Pembaca'!
Akhirnya perjalanan panjang komplain ke BCA berakhir manis, meskipun telah menguras tenaga dan pikiran. Terima Kasih Pak Toni dan timnya yang telah membantu proses komplain saya.
Wednesday, November 8, 2017
Bunga Lidah Mertua Cocok untuk Tanaman Indoor
Lidah Mertua Mini cocok ditaruh di atas meja kerja (dok. pribadi) |
Meskipun bunga ini mempunyai nama yang 'kejam', tapi penampakan maupun manfaatnya cukup bagus. Tanaman dengan nama latinnya Sansevieria sp. ini secara fisik mempunyai bentuk daun yang meruncing, tebal dilapisi lapisan mirip lilin, dengan jenis yang bermacam-macam. Ada yang panjang, ada yang pendek, ada yang warnanya hija kelabu, hija belang-belang, hijau dengan pinggiran kuning, ada yang panjang adapula yang pendek, cukup variatif.
Lidah Mertua berwarna hijau agak kelabu (dok. pribadi) |
- Tidak memakan banyak tempat, tumbuhnya cenderung ke atas ramping
- Mampu membersihkan udara di ruangan
- Tidak perlu banyak sinar matahari
- Tidak butuh banyak air, cukup dua hari sekali saja menyiramnya.
- Tidak gampang busuk
- Tidak menggugurkan daun
- Bagus ditaruh di sudut-sudut ruangan, ataupun di meja (khusus yang jenisnya kecil)
- Tidak perlu perawatan yang intensif ataupun pemupukkan secara khusus.
Lidah MErtua Panjang cocok ditaruh di pojok ruang (dok. pribadi) |
Perbanyakan tanaman lidah mertua ini juga cukup mudah. Tinggal kita potong rimpang (semacam batang di dalam tanah dan berakar) yang ada anakkannya, lemudian kita pindahkan ke pot yang sudah diberi media tanam tanah. Bisa pula dicampur dengan kompos, pupuk kandang ataupun sekam, tapi tetap komposisi tanahnya yang paling banyak. Penyiraman bisa dilakukan sehari atau dua hari sekali, karena tanaman ini tidak butuh banyak air, tapi menyimpan air.
Tuesday, November 7, 2017
Digibank Benar-benar Gratis Tarik Tunai di Semua ATM Bersama dan Alto
Salah satu gimmick yang memikatku ketika membuka rekening Digibank adalah gratis tarik tunai di ATM Bank 'manapun' disamping transfer gratis antar bank. Memang cuma gratis di ATM Bank lain yang ada logonya ATM Bersama ataupun Alto, tapi kan hampir semua Bank mempunyai logo ATM Bersama di ATM-nya, kalau logo Alto mungkin lebih sedikit.
AKu sudah mencobanya di ATM bank Mandiri yang berlogo ATM Bersama ternyata benar gratis ketika tarik tunai. Namun, aku pernah mencoba mengambil di ATM CIMB Niaga yang ada logo ATM Bersama-nya, ternyata ada tulisan di layar ATM bahwa tarik tunai yang akan kulakukan akan dikenakan biaya oleh Bank Penerbit Kartu. Aku jadi bertanya-tanya saat itu, kok bisa begini ya, aneh. Daripada kepotong kena biaya tarik tunai, kuurungkan niatku untuk tarik tunai via ATM CIMB Niaga. Namun, aku tetap penasaran, mungkin itu standar di ATM CIMB Niaga, begitu kartu dari bank lain mau ambil tunai via ATM CIMB Niaga, mesin akan mengeluarkan notifikasi seperti itu, yang mengingatkan kita kalau tarik tunainya dikenakan biaya.
Nah, karena DBS sudah membebaskan biaya tarik tunai, maka notifikasi yang ditayangkan mesin ATM CIMB Niaga saat itu mungkin tidak berlaku. Itu pemikiranku saat itu. Nah, barusan aku bersama temanku mencoba tarik tunai di mesin ATM menggunakan kartu debit Digibank. KEbetulan temanku baru buka rekening dan baru dikirimi kartu debit Digibank, serta dapat cash reward Rp50 ribu. Kami pun menuju galeri ATM di komplek Pasar Modern Bintaro. ATM Mandiri ada yang pakai, sehingga kami pun memilih ATM CIMB Niaga yang saat itu kosong, toh ada logo ATM Bersama-nya juga.
Kartu dimasukkan, dan ternyata sama masih ada notifikasi kalau tarik tunai akan dikenakan biaya. Temanku kuminta mengabaikan notifikasi tersebut dan menarik saldo Rp50 ribu yang ada di rekening, toh kalaupun ada biaya pasti gk keluar uangnya karena saldonya di rekening cuma Rp50 ribu dan minimal penarikan juga Rp50 ribu. Dan ternyata....Bisa! Selembar uang Rp50ribu dari mesin ATM keluar. Ternyata yang kupikirkan selama ini tentang mesin ATM CIMB Niaga benar, DBS nggak bohong tentang gratis tarik tunai di semua jaringan ATM Bersama. Good Job!
AKu sudah mencobanya di ATM bank Mandiri yang berlogo ATM Bersama ternyata benar gratis ketika tarik tunai. Namun, aku pernah mencoba mengambil di ATM CIMB Niaga yang ada logo ATM Bersama-nya, ternyata ada tulisan di layar ATM bahwa tarik tunai yang akan kulakukan akan dikenakan biaya oleh Bank Penerbit Kartu. Aku jadi bertanya-tanya saat itu, kok bisa begini ya, aneh. Daripada kepotong kena biaya tarik tunai, kuurungkan niatku untuk tarik tunai via ATM CIMB Niaga. Namun, aku tetap penasaran, mungkin itu standar di ATM CIMB Niaga, begitu kartu dari bank lain mau ambil tunai via ATM CIMB Niaga, mesin akan mengeluarkan notifikasi seperti itu, yang mengingatkan kita kalau tarik tunainya dikenakan biaya.
Nah, karena DBS sudah membebaskan biaya tarik tunai, maka notifikasi yang ditayangkan mesin ATM CIMB Niaga saat itu mungkin tidak berlaku. Itu pemikiranku saat itu. Nah, barusan aku bersama temanku mencoba tarik tunai di mesin ATM menggunakan kartu debit Digibank. KEbetulan temanku baru buka rekening dan baru dikirimi kartu debit Digibank, serta dapat cash reward Rp50 ribu. Kami pun menuju galeri ATM di komplek Pasar Modern Bintaro. ATM Mandiri ada yang pakai, sehingga kami pun memilih ATM CIMB Niaga yang saat itu kosong, toh ada logo ATM Bersama-nya juga.
Kartu dimasukkan, dan ternyata sama masih ada notifikasi kalau tarik tunai akan dikenakan biaya. Temanku kuminta mengabaikan notifikasi tersebut dan menarik saldo Rp50 ribu yang ada di rekening, toh kalaupun ada biaya pasti gk keluar uangnya karena saldonya di rekening cuma Rp50 ribu dan minimal penarikan juga Rp50 ribu. Dan ternyata....Bisa! Selembar uang Rp50ribu dari mesin ATM keluar. Ternyata yang kupikirkan selama ini tentang mesin ATM CIMB Niaga benar, DBS nggak bohong tentang gratis tarik tunai di semua jaringan ATM Bersama. Good Job!
Monday, November 6, 2017
Damri Jurusan Bandara Soetta - WTC Serpong
Kemarin malam kebetulan aku landing di Soetta dari Juanda Surabaya. Karena naik Air Asia, jadinya turunnya di Terminal 2F. Dulu terminal 2F ini, dikhususkan untuk Garuda Indonesia, tapi setelah Garuda pindah ke Terminal 3, trminal ini jadi basecamp maskapai Sriwijaya Airlines dan Air Asia Indonesia.
Kalau dulu di zaman awal-awal taksi online, begitu turun di bandara, sebelum keluar dari area bagasi, aku segera memesan taksi online, seringnya UBER kala itu. Cukup murah dan cepat dapatnya. Namun, akhir-akhir ini aku lebih sering naik DAMRI selain jauh lebih murah, naik taksi online di bandara Soetta menurutku tidak worth it lagi. Gimana tidak, tarifnya bisa gila-gilaan, bahkan bisa lebih mahal daripada taksi biasa. Kemarin malam saja iseng-iseng aku coba buka pakai Go Car tarifnya kena Rp200 ribuan tujuan ke rumahku di Tangsel. Alasan lainnya, seringkali orderku dibatalkan oleh si driver, karena mentang-mentang aku bayarnya pakai kartu kredit yang biasa kulakukan jijka aku naik UBER. Sangat memakan waktu dan menguras pikiran. Kembalilah aku ke transportasi bandara idolaku dulu, yaitu DAMRI!
Lokasi rumahku di Tangerang Selatan, dekat dengan Kantor Walikota Tangsel. Cukup dekat pula dengan kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). Nah, untuk mencapai rumahku jika menggunakan transportasi umum bisa menggunakan travel Xtrans, nanti turun Giant BSD lanjut dengan ojek, atau dengan DAMRI nanti turun pas pemberhentian terakhir yaitu di WTC Serpong, sebelum memasuki kawasan BSD.
Di Terminal 2F ada shelter khusus DAMRI yang dapat kita akses begitu keluar pintu kedatangan langsung belok kiri lurus ikuti petunjuk kira-kira 100 meter lah jalan kaki. Tempatnya sekarang lumayan nyaman, tempat duduknya juga banyak, adapula berbagai gerai makanan cepat saji yang berjejer rapi di ruang tunggu. Di situ ada loket DAMRI ataupun loket-loket travel terutama jurusan Bandung.
Sampai di shelter DAMRI sekitar pukul 19.30 WIB. Aku pun menunggu dengan sabar Bus DAMRI yang akan mengantarku ke WTC Serpong. DAMRI ini rutenya adalah Bandara kemudian masuk Tol Bandara, kemudian masuk tol JORR, lanjut ke Tol Tangerang, dan keluar pintu Tol Alam Sutra. Jadi untuk yang berdomisili di Alam Sutra juga bisa naik DAMRI ini. Tarifnya cukup murah sebesar Rp40 ribu, kita sudah tidak lagi bayar tol.
Waktu menunjukkan pukul 20.20 WIB, berarti sudah 45 menit aku menunggunya, dan belum tiba juga DAMRI yang kutunggu. Aku pun bertanya ke petugas DAMRI yang biasanya meneriakkan jurusan bus DAMRI yang datang, dan memang bus jurusan WTC Serpong belum datang. Akhirnya penantian panjangku usai juga, sekitar pukul 20.40 Bus DAMRI jurusan WTC Serpong pun datang. Lega rasanya.....
Di dalam bus masih kosong, ternyata shelter di terminal 2F dihampiri DAMRI ini yang pertama kali. Kabar buruknya jelas, DAMRI ini nanti sebelum keluar bandara, nyari penumpang dulu ke Terminal 1A, 1B, 1C dan terakhir di Terminal 3. Kurang lebih 30 menit muter-muter dari terminal ke terminal. Ughh....
Waktu menunjukkan sekitar pukul 21.15 akhirnya Bus melaju keluar bandara menuju tol yang kondisinya lancar jaya. Namun, laju bus agak tersendat ketika memasuki Tol Tangerang. Kemacetan yang lumayan panjang, meskipun masih bisa terus jalan perlahan menyergap di bekas gerbang tol Karangtengah, sekitar 15 menit bus berjalan perlahan. Akhirnya sekitar pukul 22.10 kami pun sampai di WTC Serpong. Segera kupesan Gojek yang malam itu tarifnya cuma Rp11.000 kalau bayar pakai Go Pay atau Rp15.000 kalau bayar tunai. Untungnya langsung dapat dan sekitar 15 menit kemudian aku sudah sampai di rumah dengan selamat. Alhamdulillah.....
Dengan pengalamanku naik Bus DAMRI jurusan WTC Serpong yang susah dapatnya itu, aku jadi berpikir, pantesan bus ini setiap kali aku naik tidak pernah penuh, dan aku selalu duduk sendiri, mungkin warga Serpong dan sekitarnya malas pakai bus ini karena harus lama dan sabar menunggu. Bayangkan kemarin aku menunggu totalnya sampai keluar bandara lebih dari 1,5 jam. Meskipun murah, mungkin warga Serpong lebih memilih naik Xtrans atau Taksi. Mengapa aku tidak naik Xtrans dari bandara, karena jalur yang dilewatinya rawan macet, karena tidak masuk tol melainkan lewat Kota Tangerang.
Yo wis, yang penting selamat dan murah, haha..... Ono Rego Ono Rupo!
Kalau dulu di zaman awal-awal taksi online, begitu turun di bandara, sebelum keluar dari area bagasi, aku segera memesan taksi online, seringnya UBER kala itu. Cukup murah dan cepat dapatnya. Namun, akhir-akhir ini aku lebih sering naik DAMRI selain jauh lebih murah, naik taksi online di bandara Soetta menurutku tidak worth it lagi. Gimana tidak, tarifnya bisa gila-gilaan, bahkan bisa lebih mahal daripada taksi biasa. Kemarin malam saja iseng-iseng aku coba buka pakai Go Car tarifnya kena Rp200 ribuan tujuan ke rumahku di Tangsel. Alasan lainnya, seringkali orderku dibatalkan oleh si driver, karena mentang-mentang aku bayarnya pakai kartu kredit yang biasa kulakukan jijka aku naik UBER. Sangat memakan waktu dan menguras pikiran. Kembalilah aku ke transportasi bandara idolaku dulu, yaitu DAMRI!
Lokasi rumahku di Tangerang Selatan, dekat dengan Kantor Walikota Tangsel. Cukup dekat pula dengan kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). Nah, untuk mencapai rumahku jika menggunakan transportasi umum bisa menggunakan travel Xtrans, nanti turun Giant BSD lanjut dengan ojek, atau dengan DAMRI nanti turun pas pemberhentian terakhir yaitu di WTC Serpong, sebelum memasuki kawasan BSD.
Di Terminal 2F ada shelter khusus DAMRI yang dapat kita akses begitu keluar pintu kedatangan langsung belok kiri lurus ikuti petunjuk kira-kira 100 meter lah jalan kaki. Tempatnya sekarang lumayan nyaman, tempat duduknya juga banyak, adapula berbagai gerai makanan cepat saji yang berjejer rapi di ruang tunggu. Di situ ada loket DAMRI ataupun loket-loket travel terutama jurusan Bandung.
Sampai di shelter DAMRI sekitar pukul 19.30 WIB. Aku pun menunggu dengan sabar Bus DAMRI yang akan mengantarku ke WTC Serpong. DAMRI ini rutenya adalah Bandara kemudian masuk Tol Bandara, kemudian masuk tol JORR, lanjut ke Tol Tangerang, dan keluar pintu Tol Alam Sutra. Jadi untuk yang berdomisili di Alam Sutra juga bisa naik DAMRI ini. Tarifnya cukup murah sebesar Rp40 ribu, kita sudah tidak lagi bayar tol.
Waktu menunjukkan pukul 20.20 WIB, berarti sudah 45 menit aku menunggunya, dan belum tiba juga DAMRI yang kutunggu. Aku pun bertanya ke petugas DAMRI yang biasanya meneriakkan jurusan bus DAMRI yang datang, dan memang bus jurusan WTC Serpong belum datang. Akhirnya penantian panjangku usai juga, sekitar pukul 20.40 Bus DAMRI jurusan WTC Serpong pun datang. Lega rasanya.....
Di dalam bus masih kosong, ternyata shelter di terminal 2F dihampiri DAMRI ini yang pertama kali. Kabar buruknya jelas, DAMRI ini nanti sebelum keluar bandara, nyari penumpang dulu ke Terminal 1A, 1B, 1C dan terakhir di Terminal 3. Kurang lebih 30 menit muter-muter dari terminal ke terminal. Ughh....
Waktu menunjukkan sekitar pukul 21.15 akhirnya Bus melaju keluar bandara menuju tol yang kondisinya lancar jaya. Namun, laju bus agak tersendat ketika memasuki Tol Tangerang. Kemacetan yang lumayan panjang, meskipun masih bisa terus jalan perlahan menyergap di bekas gerbang tol Karangtengah, sekitar 15 menit bus berjalan perlahan. Akhirnya sekitar pukul 22.10 kami pun sampai di WTC Serpong. Segera kupesan Gojek yang malam itu tarifnya cuma Rp11.000 kalau bayar pakai Go Pay atau Rp15.000 kalau bayar tunai. Untungnya langsung dapat dan sekitar 15 menit kemudian aku sudah sampai di rumah dengan selamat. Alhamdulillah.....
Dengan pengalamanku naik Bus DAMRI jurusan WTC Serpong yang susah dapatnya itu, aku jadi berpikir, pantesan bus ini setiap kali aku naik tidak pernah penuh, dan aku selalu duduk sendiri, mungkin warga Serpong dan sekitarnya malas pakai bus ini karena harus lama dan sabar menunggu. Bayangkan kemarin aku menunggu totalnya sampai keluar bandara lebih dari 1,5 jam. Meskipun murah, mungkin warga Serpong lebih memilih naik Xtrans atau Taksi. Mengapa aku tidak naik Xtrans dari bandara, karena jalur yang dilewatinya rawan macet, karena tidak masuk tol melainkan lewat Kota Tangerang.
Yo wis, yang penting selamat dan murah, haha..... Ono Rego Ono Rupo!
Wednesday, November 1, 2017
Tiket Pesawat Harga Jujur ya Beli di Traveloka
Salah satu promo di laman Traveloka |
Ketika baru kenal Traveloka, aku kebetulan masih bertugas di Balikpapan, tetapi aku tidak membawa serta merta anak istriku ke sana, sehingga secara berkala, rata-rata dua bulan sekali aku pulang ke Jawa. Perjalananku ke Jawa tentunya tidak mungkin kulakukan dengan kapal laut, mengingat waktu libur atau cuti yang mepet, sehingga jalan satu-satunya ya naik pesawat. Begitu pula saat aku pindah tugas di Pontianak, juga mengharuskanku naik si burung besi entah sebulan atau dua bulan sekali. Sampai saat ini pun aku bertugas di daerah Tangerang Selatan, rata-rata sebulan sekali aku pulang ke Jawa, tepatnya ke Tulungagung, Jawa Timur bolak-balik naik pesawat via Surabaya. Dengan kondisiku seperti itu, mau tak mau aku harus pandai-pandai mengatur budget, agar masih mampu beli tiket pesawat. Salah satunya dengan mencari tiket pesawat yang menawarkan harga terbaik.
Setelah mengenal Traveloka, aku lebih sering pesan tiket pesawat melalui situs ini karena harganya itu lho, bahkan bisa lebih murah dari harga di situs resmi maskapai. Tanpa embel-embel diskon saja, tiketnya sudah murah, apalagi kalau ditambah promo diskon yang sedang berlangsung, wah lumayan signifikan perbedaannya. Sudah nggak terhitung berapa kali aku pesan tiket pesawat di Traveloka. Sampai-sampai karena aku puas dengan fitur dan pelayanan Traveloka, tak segan-segan situs ini kurekomendasikan kepada teman-temanku jika mereka mau beli tiket pesawat.
Yang kusuka pesan tiket di Traveloka adalah, harga yang ditawarkan merupakan harga jujur. Harga yang terlihat di awal, ya harga itulah yang akan kita bayar nantinya. Juga tidak ada komponen biaya lainnya yang tersembunyi, bahkan untuk transaksi menggunakan kartu kredit pun tidak dikenakan biaya sepeser pun. Luar Biasa..... pantesan saja Traveloka dalam waktu singkat menjadi raja online travel agent di Indonesia.
Harga jujur dan terjangkau yang ditawarkan Traveloka memang sangat cocok bagi masyarakat Indonesia yang sebagaian besar merupakan kalangan Price Sensitive termasuk diriku. Siapa yang nggak mau dengan iming-iming harga miring, haha.... Untuk masalah harga memang Traveloka tidak perlu diragukan lagi. Soal harga, tak pernah sekalipun aku dikecewakan oleh Traveloka. Bersyukur sekali di saat aku harus sering bolak-balik naik pesawat demi anak istri tercinta di kampung, sekarang ada Traveloka yang memberi kemudahan bagiku untuk bertemu mereka.
Selain kita mendapatkan harga yang terbaik di Traveloka, yang kusuka dari traveloka adalah navigasi situsnya yang user friendly, cepat loading-nya, proses transaksi tidak berbelit-belit. Itulah first impression terhadap Traveloka yang sampai saat ini masih melekat di pola pikirku. Langkah-langkah yang harus dilalui dalam transaksi pun cukup singkat dan sederhana, cocok buat para traveler yang tidak punya waktu berlama-lama untuk mengisi form ini itu.
Begitu juga dengan pilihan metode pembayarannya. Traveloka menyediakan berbagai macam platform pembayaran, dari transfer bank, internet banking, kartu kredit/debit, bahkan sampai dengan memfasilitasi pembayaran melalui jaringan toko retail Alfamart dan Indomaret. Dari semua metode pembayaran yang tersedia, aku paling sering menggunakan pembayaran kartu kredit karena bisa ngutang dulu, cocok buatku ketika harus pulang akhir bulan tapi sudah terkena 'kanker' alias kantong kering.
Pernah suatu ketika, tiket pesawat yang kupesan jadwalnya diubah secara sepihak oleh maskapai, tentu saja itu membuatku kecewa karena harus cari tiket lain dan mengurus refund yang seringkali berbelit-belit dan butuh waktu lama. Namun, sekarang Traveloka mempunyai fitur Refund, sehingga kita tidak perlu repot-repot menelpon CS, tinggal klik-klik-klik, submit, tunggu beberapa hari uang kembali. Mudah sekali dan sangat membantu.
Semua itulah yang membuatku menjatuhkan pilihan pertama ke Traveloka ketika mau beli tiket pesawat. Semoga Traveloka terus berinovasi dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. Mau Traveling, Cek Dulu Traveloka!
Gagal Daftar Ulang Kartu Prabayar
Pemerintah mewajibkan pendaftaran ulang bagi pengguna kartu prabayar dari operator seluler mulai 31 Oktober 2017 s.d. 28 Februari 2018. Kalau sampai dengan batas waktu yang ditentukan jika tidak melakukan daftar ulang ke 4444 maka nomor telepon akan diblokir secara bertahap.
Kemarin sore selepas kantor, aku mencoba untuk daftar ulang kartu prabayarku nomor IM3 dan Simpati. Pertama kucoba nomor IM3. Kuketik SMS: ULANG(spasi)NIK#Nomor Kartu Keluarga# dan kukirim ke 4444. Aku segera mendapat sms balasan dari 4444, ternyata format sms yang kumasukkan salah, antara kata ulang dengan nomor NIK bukan dipisahkan dengan spasi melainkan tanda pagar (#). Kuulangi dengan format yang benar; ULANG#NIK#Nomor KK# kirim ke 4444.
Apa yang terjadi kemudian, aku mendapat balasan dari 4444 dengan jawaban sebagai berikut:
"Maaf Data yg Anda masukkan tidak sesuai dgn Data Kependudukan. Pastikan data yg Anda masukkan benar (sesuai eKTP dan Kartu Keluarga). Silakan coba lagi."
Aneh benar, padahal sudah kuinput nomor eKTP dan KK yang benar. Masak data kependudukan di server Kemendagri masih belum update, waduh...... Atau jangan-jangan dataku yang terekam masih data di KK yang lama ya??
Kucoba registrasi ulang lagi, kali ini menggunakan nomor KK yang lama, pakai nomor Simpati, ternyata mendapat jawaban yang kurang lebih sama:
"Maaf, saat ini permintaan Anda tidak dapat diproses. Silakan hubungi call centre 188 untuk informasi lebih lanjut."
Sebelumnya aku juga mendaftarkan ulang kartu Simpatiku dengan nomor KK-ku yang baru, tapi jawabannya juga sama, tidak dapat diproses. Wah bagaimana ini, kalau terus-terusan begini terpaksa nanti harus datang ke Grapari atau Gerai Indosat untuk registrasi ulang.
Sebagai informasi tambahan, untuk format SMS registrasi ulang kartu prabayar masing-masing provider ternyata berbeda-beda, dengan mengirim SMS ke 4444 dengan format sebagai berikut:
Kemarin sore selepas kantor, aku mencoba untuk daftar ulang kartu prabayarku nomor IM3 dan Simpati. Pertama kucoba nomor IM3. Kuketik SMS: ULANG(spasi)NIK#Nomor Kartu Keluarga# dan kukirim ke 4444. Aku segera mendapat sms balasan dari 4444, ternyata format sms yang kumasukkan salah, antara kata ulang dengan nomor NIK bukan dipisahkan dengan spasi melainkan tanda pagar (#). Kuulangi dengan format yang benar; ULANG#NIK#Nomor KK# kirim ke 4444.
Apa yang terjadi kemudian, aku mendapat balasan dari 4444 dengan jawaban sebagai berikut:
"Maaf Data yg Anda masukkan tidak sesuai dgn Data Kependudukan. Pastikan data yg Anda masukkan benar (sesuai eKTP dan Kartu Keluarga). Silakan coba lagi."
Aneh benar, padahal sudah kuinput nomor eKTP dan KK yang benar. Masak data kependudukan di server Kemendagri masih belum update, waduh...... Atau jangan-jangan dataku yang terekam masih data di KK yang lama ya??
Kucoba registrasi ulang lagi, kali ini menggunakan nomor KK yang lama, pakai nomor Simpati, ternyata mendapat jawaban yang kurang lebih sama:
"Maaf, saat ini permintaan Anda tidak dapat diproses. Silakan hubungi call centre 188 untuk informasi lebih lanjut."
Sebelumnya aku juga mendaftarkan ulang kartu Simpatiku dengan nomor KK-ku yang baru, tapi jawabannya juga sama, tidak dapat diproses. Wah bagaimana ini, kalau terus-terusan begini terpaksa nanti harus datang ke Grapari atau Gerai Indosat untuk registrasi ulang.
Sebagai informasi tambahan, untuk format SMS registrasi ulang kartu prabayar masing-masing provider ternyata berbeda-beda, dengan mengirim SMS ke 4444 dengan format sebagai berikut:
- Indosat, Tri, dan Smartfren: ketik: ULANG#NIK#No.KK#
- XL : ketik: ULANG#NIK#No.KK
- Telkomsel: ULANG(spasi)NIK#No.KK#
Setelah kucoba dengan format masing-masing operator juga tidak bisa. Kucoba registrasi melalui website resmi operator juga tidak bisa. Yo wis lah....