Nah, awal September lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi Taman Nasional Komodo, khususnya di Pulau Padar dan Pulau Komodo. Kalau ke Pulau Padar tujuannya untuk naik ke Puncak Pulau untuk melihat pemadangan yang sangat memukau (Baca : Lihat Pemandangan Pantai dan Bukit Terbaik di Pulau Padar). Namun, di Pulau Komodo tujuan kami ya melihat Komodo, padahal Pantainya juga sangat jernih dan cantik, sayang untuk dilewatkan.
Pulau Komodo baru-baru ini ada wacana untuk ditutup, bahkan alternatif lainnya adalah dengan rencana dikenakannya tarif masuk yang sangat mahal yaitu Rp14 juta, WOW....! Pulau Komodo saat ini dikelola langsung oleh Balai Taman Nasional Komodo di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di Pulau Komodo dilengkapi dermaga yang cukup representatif untuk disinggahi speedboat, kapal-kapal layar, ataupun kapal pesiar berukuran kecil.
Berjalan sekitar 200 meter dari dermaga menuju Pulau, kita akan disambut gerbang bertuliskan Welcome to Komodo National Park. Terlihat bangunan-bangunan seperti gazebo besar, kantor administrasi, dan bangunan dengan berbagai pajangan poster yang menggambarkan profil Komodo.
Sebelum tracking ke hutan melihat komodo, kami diberi briefing terkait bagaimana sebaiknya perilaku kita ketika tracking dan berdekatan dengan Komodo oleh petugas taman nasional yang seringkali disebut Ranger yang akan mengawal kami untuk bertemu hewan prasejarah ini.
Saat itu kami sengaja memilih jalur tracking yang paling dekat karena keterbatasan waktu, sehingga kira-kira kami hanya berjalan 300 meter ke arah hutan sampai ketemu semacam restoran/cafe, nah di samping restoran itulah ada beberapa komodo yang sedang tidur-tiduran. Ranger menjelaskan kalau Komodo itu aktifnya pagi hari untuk mencari mangsa, dan ketika siang hari mereka cenderung malas-malasan ataupun menghangatkan badan karena mereka termasuk hewan berdarah dingin.
Yang berbahaya dari Komodo adalah air liurnya yang mengandung bakteri-bakteri mematikan. Komodo seringkali melumpuhkan mangsanya dengan menyerangnya dari arah belakang. Jadi ketika di Pulau Komodo kita perlu terus waspada dan jangan jauh-jauh dari para Ranger, apalagi ketika musim kemarau seperti sekarang ini, warna kulit komodo hampir menyerupai warna pohon-pohon ataupun rumput-rumput yang mengering atau menyerupai batu, sehingga berbahaya sekali jika kita lengah.
Lebih lengkap terkait cerita saya, bisa dilihat pada video di bawah ini:
No comments:
Post a Comment